GAYA AERODINAMIK PADA ROTOR

Betz‟. Daya ekstraksi dari drag ma chine dapat ditingkatkan dengan penggabungan flap atau dengan memperbaiki konsentrasi aliran angin. Cara memperbaiki drag machine memiliki hal yang sama dengan rotor turbin Savonius.

2.7 GAYA AERODINAMIK PADA ROTOR

Ada dua macam gaya yang menggerakan rotor pada turbin angin, yaitu gaya lift dan drag. Gaya lift adalah gaya pada arah tegak lurus arah aliran yang dihasilkan ketika fluida bergerak melalui benda yang berpenampang airfoil. Jika penampang airfoil menyapu udara dengan kecepatan tertentu maka tekanan udara pada bagian atas sayap akan lebih kecil dari bagian bawah sayap, hal ini menyebabkan adanya gaya angkat pada sayap tersebut yang disebut gaya lift. Sedangkan gaya drag adalah gaya hambat yang arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Turbin angin jenis drag umumnya memiliki koefisien daya yang relatif rendah karena banyak terjadi rugi-rugi yang ditimbulkan oleh turbulensi yang terjadi. Kecepatan putar rotornya juga relatif rendah. Turbin angin jenis lift memiliki koefisien daya yang relatif besar dan kecepatan sudut rotor yang relatif tinggi dibandingkan dengan turbin angin jenis drag. Menurut Streeter 1996, hambatan atau drag adalah komponen gaya yang sejajar dengan kecepatan mendekati relatif yang dilakukan terhadap benda oleh fluida yang bergerak. Koefisien hambat berdefinisi : ........................................................................................... 2.33 dimana : D = gaya drag N = massa jenis udara ⁄ A = luas penampang u = kecepatan udara ⁄ Cd = koefisien hambat Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Koefisien – koefisien Hambat yang Khas Bagi Berbagai Silinder Dalam Aliran Dua Dimensi Sumber : Streeter, 1996 Menurut Reksoatmodjo 2005, untuk penerapan teori Betz pada turbine angin Savonius perlu memperhatikan penyimpangan – penyimpangan dari asumsi – asumsi yang digunakan oleh Betz. Pertama, Betz mengansumsikan jumlah sudu – sudu turbin tak terhingga, sedangkan pada turbin Savonius jumlah sudu – sudu hanya dua. Kedua, Betz mengasumsikan aliran udara laminar, sedangkan dalam kenyataannya terutama pada kecepatan angin pada bilangan Beaufort Bn 10 atau 26 ms aliran udara diperkirakan tidak sepenuhnya laminar sehingga pengaruh bilangan Reynold akan menentukan besar-kecilnya koefisien hambatan Cd . Jika sudu – sudu berbentuk setengah bola Cd = 1.42 kalau angin berhembus pada sisi cekung dan Cd = 0.34 jika angin berhembus pada sisi cembung bilangan Reynold 10 4 N R 10 6 Hughes dan Brighton, 1967:85 dalam Reksoatmodjo, 2005. Untuk sudu – sudu berbentuk Universitas Sumatera Utara setengah silinder harga – harga itu sama dengan 2.3 dan 1.2 bilangan Reynold 4 x 10 4 Streeter, 1996. Karena adanya perbedaan koefisien hambatan pada sudu – sudu, maka penerapan teori Betz dilakukan dengan asumsi U = U 1 dan U 2 = C = R kecepatan rotor. Gaya aerodinamik yang bekerja pada sudu – sudu proporsional dengan U + C 2 pada arah melawan hembusan angin dan U – C 2 pada arah hembusan angin. Dengan demikian daya yang dihasilkan dapat dinyatakan dengan persamaan : [ ] ............... 2.34 disederhanakan menjadi : [ ] .......................................... 2.35 tanda minus pada awal persamaan 2.34 dan 2.35 menunjukkan bahwa, daya yang dihasilkan merupakan reaksi terhadap daya angin. Penyelesaian persamaan 2.35 menghasilkan : [ ] [ ] [ ] ..... 2.36

2.8 GENERATOR