ANALISA SECARA TEORI PERBANDINGAN HASIL

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 ANALISA SECARA TEORI

Menurut Nursuhud, 2008 konstanta gas untuk udara R = 287 Jkg.K pada tekanan 1 atm = 1,01325 x 10 5 Pa. Maka massa jenis udara ρ adalah : ............................................................................................ 4.1 Luas sapuan turbin dimana tinggi turbin h 900 mm dan lebar l 1050 mm: ........................................................................................ 4.2 Besarnya energi total aliran angin ̇ dengan kecepatan angin yang melewati luasan area turbin A 0.95 m 2 dengan persamaan 2.4 adalah : ̇ ̇ ̇ Tabel berikut menunjukkan daya maksimum yang dapat diekstraksi oleh rotor dengan luasan area sapuan turbin dengan asumsi tidak ada loses, tidak terjadi efek Universitas Sumatera Utara wake, tidak ada turbulensi, dengan menggunakan persamaan 2.4 pada setiap variasi kecepatan pengujian adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Daya Maksimum Angin u ms ̇ Wm 2 6 116.64 5.4 85.03 4.8 59.72 4 34.56 3.2 17.69

4.2 DATA HASIL PENGUJIAN

Setelah prototype turbin angin Savonius selesai maka dengan prosedur pengujian yang telah direncanakan maka didapatkan data pengujian sebagai berikut :

4.2.1 PENGUJIAN TANPA BEBAN

Tabel 4.2 Data Pengujian untuk 3 tiga Sudu Tegangan listrik terbesar untuk turbin dengan jumlah sudu tiga buah dengan pengujian tanpa beban adalah 30.23 V, pada putaran 57.40 rpm dengan kecepatan angin 6 ms. 1 2 3 Avg 6 30.3 29.5 30.9 30.23 57.40 5.4 25.5 25.4 25.4 25.43 46.53 4.8 20.2 20.9 20 20.37 35.37 4 9.8 9.7 9.5 9.67 20.30 3.2 2.1 2 2.1 2.07 5.10 n rpm Uo ms V volt I ampere Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Data Pengujian untuk 4 empat Sudu Tegangan listrik terbesar untuk turbin dengan jumlah sudu empat buah dengan pengujian tanpa beban adalah 31 V, pada putaran 58.53 rpm dengan kecepatan angin 6 ms. Tabel 4.4 Data Pengujian untuk 6 enam Sudu Tegangan listrik terbesar untuk turbin dengan jumlah sudu enam buah dengan pengujian tanpa beban adalah 35.07 V, pada putaran 65.27 rpm dengan kecepatan angin 6 ms. Dari hasil pengujian tanpa beban jika dibandingkan dengan generator pada pengujian oleh Tambunan 2008, generator yang digunakan belum maksimal. Generator yang baik digunakan untuk pembangkit listrik pada turbin angin adalah generator low rpm atau generator yang dapat menghasilkan listrik yang besar dalam putaran yang rendah. 1 2 3 Avg 6 31.8 31.2 30 31.00 58.53 5.4 28.2 28 29.1 28.43 47.83 4.8 20.3 20.3 20.8 20.47 36.10 4 10.9 9.8 10.8 10.50 20.47 3.2 3.4 3.4 3.3 3.37 6.07 n rpm V volt Uo ms I ampere 1 2 3 Avg 6 35.2 34.7 35.3 35.07 65.27 5.4 29.7 30.1 29.6 29.80 51.33 4.8 20.9 21 20.9 20.93 37.77 4 11.4 11.2 11.3 11.30 22.13 3.2 6.8 6.7 6.6 6.70 9.57 nrpm V volt Uo ms I ampere Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Tabel hasil pengujian generator tanpa beban Sumber : Tambunan, 2008 Dari data – data hasil pengujian tanpa beban diatas, didapatlah tiga buah grafik hubungan antara : - Kecepatan angin Uo dengan tegangan listrik V Gambar 4.2 Grafik hubungan kecepatan angin dan tegangan listrik Universitas Sumatera Utara - Kecepatan angin Uo dengan putaran turbin n Gambar 4.3 Grafik hubungan kecepatan angin dan putaran poros turbin - Putaran Poros Turbin n dengan Tegangan Listrik V Gambar 4.4 Grafik hubungan putaran poros turbin dan tegangan listrik Universitas Sumatera Utara

4.2.2 PENGUJIAN DENGAN VARIASI KENAIKAN BEBAN

Untuk mendapatkan daya aktual yang dapat dihasilkan oleh turbin angin maka dilakukan pengujian dengan menggunakan beban. Variasi beban terus dinaikkan hingga didapatkan daya maksimal turbin ̇ . Tabel 4.5 Data pengujian untuk 3 tiga sudu dengan beban 5 watt Pada kecepatan angin Uo 5.4 ms dan 6 ms, daya yang dihasilkan telah melebihi pembebanan sehingga menyebabkan bola lampu putus. Oleh sebab itu beban dinaikkan untuk pengujian berikutnya. Tabel 4.6 Data pengujian untuk 3 tiga sudu dengan beban 10 watt Pada kecepatan angin Uo 3.2 ms dan 4 ms, daya yang dihasilkan sama dengan nol, ini dikarenakan pembebanan yang bertambah sehingga daya untuk memutar generator juga semakin besar. Sehingga pada kecepatan ini turbin tidak dapat berputar sehingga daya listrik yang dihasilkan sama dengan nol. 1 2 3 Avg 6 0.00 0.00 0.00 5.4 11.98 11.93 11.97 11.96 0.4 4.79 35.62 4.8 9.48 9.46 9.56 9.50 0.16 1.52 13.21 4 3.27 3.31 3.23 3.27 0.11 0.36 8.65 3.2 0.00 0.00 0.00 Uo ms V volt I A w watt n rpm 1 2 3 Avg 6 9.18 9.28 9.23 9.23 0.73 6.74 22.73 5.4 5.38 5.21 5.36 5.32 0.46 2.45 11.86 4.8 3.16 3.21 3.19 3.19 0.17 0.54 5.42 4 0.00 0.00 0.00 3.2 0.00 0.00 0.00 Uo ms V volt I A w watt n rpm Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Data pengujian untuk 4 empat sudu dengan beban 5 watt Tabel 4.8 Data pengujian untuk 4 empat sudu dengan beban 10 watt Tabel 4.9 Data pengujian untuk 4 empat sudu dengan beban 15 watt Tabel 4.10 Data pengujian untuk 6 enam sudu dengan beban 5 watt 1 2 3 Avg 6 0.00 0.00 0.00 5.4 0.00 0.00 0.00 4.8 9.64 9.6 9.53 9.59 0.39 3.74 34.72 4 7.17 7.19 7.23 7.20 0.17 1.22 14.31 3.2 1.09 1.09 1.14 1.11 0.08 0.09 6.43 Uo ms V volt I A w watt n rpm 1 2 3 Avg 6 11.43 11.41 11.45 11.43 0.81 9.26 33.67 5.4 7.39 7.36 7.41 7.39 0.64 4.73 20.68 4.8 4.29 4.26 4.31 4.29 0.49 2.10 13.52 4 3.02 3.09 2.94 3.02 0.38 1.15 9.37 3.2 1.34 1.32 1.35 1.34 0.18 0.24 4.30 Uo ms V volt I A w watt n rpm 1 2 3 Avg 6 9.47 9.45 9.36 9.43 0.97 9.14 17.61 5.4 6.7 6.72 6.67 6.70 0.71 4.75 8.47 4.8 3.19 3.21 3.15 3.18 0.64 2.04 3.40 4 0.00 0.00 0.00 3.2 0.00 0.00 0.00 Uo ms V volt I A w watt n rpm 1 2 3 Avg 6 0.00 0.00 0.00 5.4 0.00 0.00 0.00 4.8 10.67 10.89 10.83 10.80 0.38 4.10 34.00 4 8.66 8.68 8.56 8.63 0.27 2.33 19.00 3.2 3.9 3.89 4.21 4.00 0.15 0.60 8.10 Uo ms V volt w watt I A n rpm Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Data pengujian untuk 6 enam sudu dengan beban 10 watt Tabel 4.12 Data pengujian untuk 6 enam sudu dengan beban 15 watt Setelah semua pengujian dilakukan maka untuk melihat kesimpulan dari semua pengujian, seluruh data pegujian digabungkan menjadi satu tabel dan grafik. Daya aktual ̇ yang dihasilkan oleh turbin selanjutnya dibagi dengan daya maksimal angin ̇ pada tabel 4.1 untuk menghitung seberapa besar effisiensi teoritis atau ideal yang disebut juga dengan power coefficient Cp dari turbin tersebut. Untuk menghitung effisiensi teoritis Cp dengan menggunakan persamaan 2.19 sebagai berikut : - Pada pengujian turbin angin dengan jumlah sudu 3 tiga buah pada kecepatan angin Uo 3.2 ms didapatkan daya turbin ̇ sebesar 0.36 watt. Sedangkan energi maksimal angin ̇ pada kecepatan Uo 3.2 ms adalah 34.56 watt maka effisiensi teoritis Cp adalah sebesar : ̇ ̇ 1 2 3 Avg 6 0.00 0.00 0.00 5.4 11.4 11.37 11.42 11.40 0.8 9.12 37.00 4.8 7.19 7.12 7.31 7.21 0.66 4.76 21.00 4 3.68 3.78 3.52 3.66 0.57 2.09 10.20 3.2 1.12 1.08 1.15 1.12 0.13 0.15 5.80 Uo ms V volt I A w watt n rpm 1 2 3 Avg 6 14.93 14.88 14.9 14.90 0.96 14.31 27.73 5.4 11.57 11.34 11.67 11.53 0.7 8.07 16.80 4.8 7.17 7.15 7.12 7.15 0.6 4.29 7.90 4 2.98 3.04 3.11 3.04 0.59 1.80 4.60 3.2 0.00 0.00 0.00 Uo ms V volt I A w watt n rpm Universitas Sumatera Utara - Dengan rumus yang sama maka setiap daya turbin ̇ dihitung nilai effisiensi teoritisnya di setiap kecepatan angin Uo . - Selanjutnya besarnya putaran n yang didapat dari hasil pengujian juga dihitung nilai tip speed ratio λ nya. Dengan menggunakan persamaan 2.24 pada kecepatan angin Uo 4 ms, jari – jari turbin r 0.5 mm dan besarnya putaran poros turbin n yang didapat adalah 8.65 rpm. Maka nilai tip speed rationya adalah : - Dengan rumus yang sama maka setiap putaran n hasil pengujian dihiutng nilai tip speed ratio nya di setiap kecepatan angin Uo . Tabel 4.13 Data gabungan nilai daya aktual turbin W , putaran pada poros turbin n , koefisien daya Cp dan nilai tip speed ratio λ untuk jumlah sudu 3 buah pada setiap kondisi kecepatan angin Uo 4.00 0.36 8.65 0.01 0.11 4.80 1.52 13.21 0.03 0.14 4.80 0.54 5.42 0.01 0.06 5.40 2.45 11.86 0.03 0.11 5.40 4.79 35.62 0.06 0.35 6.00 6.74 22.73 0.06 0.20 w watt n rpm Uo ms Cp λ Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Data gabungan nilai daya aktual turbin W , putaran pada poros turbin n , koefisien daya Cp dan nilai tip speed ratio λ untuk jumlah sudu 4 buah pada setiap kondisi kecepatan angin Uo Tabel 4.15 Data gabungan nilai daya aktual turbin W , putaran pada poros turbin n , koefisien daya Cp dan nilai tip speed ratio λ untuk jumlah sudu 6 buah pada setiap kondisi kecepatan angin Uo Dari data – data gabungan diatas pada setiap variasi kenaikan jumlah sudu, kenaikan beban dan kecepatan angin Uo , dapat digambarkan melalui grafik – grafik berikut : 3.20 0.09 6.43 0.01 0.11 3.20 0.24 4.30 0.01 0.07 4.00 1.22 14.31 0.04 0.19 4.00 1.15 9.37 0.03 0.12 4.80 3.74 34.72 0.06 0.38 4.80 2.10 13.52 0.04 0.15 4.80 2.04 3.40 0.03 0.04 5.40 4.73 20.68 0.06 0.20 5.40 4.75 8.47 0.06 0.08 6.00 9.14 17.61 0.08 0.15 6.00 9.26 33.67 0.08 0.29 Cp λ w watt n rpm Uo ms 3.20 0.60 8.10 0.03 0.13 3.20 0.15 5.80 0.01 0.09 4.00 2.33 19.00 0.07 0.25 4.00 1.80 4.60 0.05 0.06 4.00 2.09 10.20 0.06 0.13 4.80 4.10 34.00 0.07 0.37 4.80 4.76 21.00 0.08 0.23 4.80 4.29 7.90 0.07 0.09 5.40 8.07 16.80 0.09 0.16 5.40 9.12 37.00 0.11 0.36 6.00 14.31 27.73 0.12 0.24 Uo ms w watt n rpm Cp λ Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Grafik kecepatan angin dan daya turbin dengan variasi kenaikan beban dan jumlah sudu Dari grafik terlihat bahwa daya paling maksimum Wmaks sebesar 14.31 watt didapatkan pada jumlah sudu turbin sebanyak 6 buah dengan kecepatan angin Uo 6 ms. Gambar 4.7 Grafik kecepatan angin dan putaran turbin dengan variasi kenaikan beban dan jumlah sudu Universitas Sumatera Utara Dari grafik terlihat bahwa putaran turbin n paling maksimum adalah 37 rpm didapatkan pada jumlah sudu turbin sebanyak 6 buah dengan kecepatan angin Uo 5.4 ms. Gambar 4.8 Grafik putaran turbin dan daya turbin dengan variasi kenaikan beban dan jumlah sudu Dari grafik terlihat bahwa daya turbin Wmaks paling maksimum adalah 14.31 watt didapatkan pada jumlah sudu turbin sebanyak 6 buah dengan putaran poros n sebesar 27.73 watt. Gambar 4.9 Grafik tip speed ratio dan koefisien daya turbin dengan variasi kenaikan beban dan jumlah sudu Universitas Sumatera Utara Dari grafik terlihat bahwa koefisien daya Cp paling maksimum adalah 0.12 didapatkan pada jumlah sudu turbin sebanyak 6 buah pada nilai cut in speed λ sebesar 0.24.

4.3 PERBANDINGAN HASIL

Hasil penelitian yang telah dilakukan ini akan dibandingkan dengan tipe turbin angin Savonius lainnya yang telah di uji coba sebelumnya. Perbedaannya terletak pada bentuk profil dan jumlah dari sudu rotor turbin angin tersebut. Perbandingan ini dilakukan untuk melihat karakteristik dari bentuk sudu rotor yang telah dirancang. Perbandingan dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien daya Cp dan tip speed ratio nya. Diantaranya yang dilakukan oleh Patuh Priyanto mahasiswa program studi Teknik Fisika UGM Yogyakarta pada tahun 2008 dalam skripsi nya ia melakukan penelitian terhadap turbin angin savonius dengan variasi bentuk sudu plat dan airfoil . Jumlah sudu yang digunakan yaitu empat buah seperti pada gambar 4.10. Cerobong penyearah angin ditempatkan diantara sumber angin dan turbin angin untuk mengurangi faktor turbulensi. Kecepatan angin yang digunakan terdapat empat variasi yaitu 2,05 ms , 2,55 ms , 2,97 ms dan 5,63 ms . a Universitas Sumatera Utara b Gambar 4.10 Bentuk sudu rotor yang dilakukan oleh Patuh a Turbin Savonius sudu airfoil b Turbin Savonius sudu plat Sumber: Hermawan, 2010 Hasil penelitian ditampilkan dalam sebuah kurva karakteristik Cp- λ untuk setiap variasi bentuk sudu dan kecepatan angin. Turbin angin savonius sudu plat meiliki nilai Cpma x dan daya yang lebih baik dibanding dengan turbin angin savonius sudu airfoil . Turbin Angin savonius sudu plat dan sudu airfoil bekerja optimum pada kecepatan yang sama yaitu 2,97 ms , dengan Cpmax untuk sudu plat sebesar 0,12 pada tip speed ratio 0,357 dan Cpmax untuk sudu airfoil sebesar 0,075 pada tip speed ratio 0,296. Gambar 4.11 Grafik koefisien daya dan tip speed ratio hasil penelitian oleh patuh Sumber: Hermawan, 2010 Universitas Sumatera Utara Percobaan berikutnya yaitu yang dilakukan oleh Hermawan dalam jurnal pada Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin SNTTM ke-9 di Palembang pada tanggal 13 sampai 15 Oktober 2010. Ia melakukan penelitian melakukan variasi kecepatan angin yaitu pada kecepatan 4,92 ms , 5,81 ms , dan 6,35 ms , variasi jumlah sudu yaitu dua dan tiga buah, dan juga variasi sudut turbin pada turbin angin tipe savonius S tiga tingkat. Gambar 4.12 Turbin savonius U dua sudu dan posisi ketiga turbin sejajar Sumber : Hermawan, 2010 Gambar 4.13 Turbin savonius U dua sudu dan posisi ketiga turbin dengan sudut 60 o Sumber : Hermawan, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.14 Turbin savonius U dua sudu dan posisi ketiga turbin dengan sudut 90 o Sumber : Hermawan, 2010 Gambar 4.15 Turbin savonius U tiga sudu dan posisi ketiga turbin sejajar Sumber : Hermawan, 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.16 Turbin savonius U tiga sudu dan posisi ketiga turbin dengan sudut 40 o Sumber : Hermawan, 2010 Gambar 4.17 Turbin savonius U tiga sudu dan posisi ketiga turbin dengan sudut 60 o Sumber : Hermawan, 2010 Penelitian dilakukan dengan ketiga kecepatan angin tersebut dan digunakan untuk memutar turbin angin dengan beberapa variasi yang telah digambarkan diatas. Dari kesimpulannya, Turbin angin savonius U tiga tingkat dengan dua sudu yang memiliki rata-rata Cp paling tinggi adalah model 1 masing-masing tingkat sejajar, sedangkan nilai Cp maksimum yang dicapai untuk turbin angin adalah model 3 masing-masing tingkat turbin membentuk sudut 900 sebesar 0,1016 atau 10,16 diperoleh pada saat tip speed ratio sebesar 0,2474 dengan kecepatan angin 4,92 ms. Universitas Sumatera Utara Kesimpulan kedua dari percobaan oleh Hermawan adalah turbin angin savonius U tiga tingkat dengan tiga sudu yang memiliki rata-rata Cp paling tinggi adalah model 6 masing-masing tingkat turbin membentuk sudut 60 , nilai Cp maksimum yang dicapai untuk turbin angin dengan tiga sudu adalah model 6 sebesar 0,0755 atau 7,55 diperoleh pada saat tip speed ratio sebesar 0,2113 dengan kecepatan angin 4,92 ms. Gambar 4.18 Grafik Cp terhad ap λ dari pengujian semua model untuk kecepatan 4,92 ms Sumber : Hermawan, 2010 Dari hasil percobaan tersebut bila dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan turbin angin Savonius enam sudu dengan profil sudu lengkung U dengan jari-jari 198 mm, mencapai nilai koefisien daya Cp maksimum sebesar 0,12 atau 12 diperoleh pada saat tip speed ratio sebesar 0.24 seperti pada gambar 4.9. Maka bentuk profil sudu rotor yang dirancang ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu mempunyai nilai koefisien daya yang tinggi yaitu 0.12 dibandingkan dengan percobaan Hermawan yaitu sebesar 0.1016 pada nilai tip speed ratio yang sama yaitu 0.24 dan 0.2474. Ini berarti profil sudu rotor yang dirancang dapat menghasilkan daya yang lebih besar pada kecepatan angin yang sama pada perbandingan luas sapuan Universitas Sumatera Utara rotor yang sama. Sedangkan bila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Priyanto Patuh nilai koefisien daya yang dicapai sama yaitu 0,12 namun nilai tip speed ratio yang dicapai berbeda yaitu pada tip speed ratio 0,357 dan 0.24. Ini menyatakan bahwa bentuk sudu rotor yang telah dirancang bisa menghasilkan daya yang maksimal pada kecepatan angin yang lebih rendah dibandingkan dengan bentuk sudu rotor u berjumlah empat buah seperti yang dilakukan oleh Priyanto Patuh. Perbandingan karakteristik rancangan dengan salah satu bentuk optimalisasi sudu pada penelitian yang dilakukan oleh Dr.Ing. Mohamed Hassan Ahmed Mohamed pada tahun 2010. Dr. Mohamed melakukan penelitian dengan cara mengubah titik optimum pada sudu silinder pada titik koordinatnya. Gambar 4.19 menunjukkan bahwa untuk mencapai optimalisasi geometri memang sangat dipengaruhi oleh dua parameter bebas, X dan Y pada nilai jari-jari R desain asli yang tetap. Secara keseluruhan, 140 bentuk yang berbeda dengan pengaturan geometris telah dievaluasi dengan menggunakan CFD. Gambar 4.19 Optimalisasi titik koordinat pada sudu dengan memesukkan data X, Y, dan R sumber : Mohamed, 2010 Pada titik desain optimum ini sangat terasa perbedaannya dengan desain aslinya sesuai dengan titik koordinat x1R = 0.6315 dan y1R = 0.0521 dan menghasilkan bentuk yang lebih baik seperti pada gambaar 4.20. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.20 Bentuk optimalisasi sudu sumber : Mohamed, 2010 Pada kondisi optimal ini koefisien daya bernilai Cp 0.1638 pada λ 0,7. Kinerja dari optimalisasi bentuk ini dikomputasikan pada setiap interval λ. Dan hasilnya terlihat pada gambar 4.21, peningkatan nilai koefisien daya keluaran terjadi pada interval λ 0,7 sampai 1,1. Nilai tertinggi pada bentuk optimalisasi sudu terjadi pada λ = 1 yaitu sebesar 15. Gambar 4.21 Grafik koefisien daya dengan tip speed ratio setelah optimalisasi bentuk sudu sumber : Mohamed, 2010 Jika dibandingkan dengan karakteristik bentuk sudu yang diteliti oleh Dr. Mohamed dengan bentuk sudu yang telah dirancang maka bentuk sudu optimalisasi Dr. Mohamed memiliki nilai koefisien daya yang besar yaitu 0,15 atau 15 dibandingkan denga nilai koefisien sudu yang dirancang yaitu sebesar 0,12 atau 12. Namun koefisien daya maksimum dapat dicapai sudu yang telah dirancang pada nilai Universitas Sumatera Utara tip speed ratio 0.24 sedangkan sudu optimalisasi pada λ=1 yang berarti memerlukan kecepatan angin yang lebih rendah untuk menghasilkan daya maksimum. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai Cp ma x turbin angin Savonius dengan enam sudu lebih baik dibanding nilai Cp ma x turbin angin tiga dan empat sudu. 2. Turbin angin Savonius tiga sudu mencapai nilai koefisien daya Cp maksimum sebesar 0,06 atau 6 diperoleh pada saat tip spedd ratio sebesar 0,20. 3. Turbin angin Savonius empat sudu mencapai nilai koefisien daya Cp maksimum sebesar 0,08 atau 8 diperoleh pada saat tip speed ratio sebesar 0,29. 4. Turbin angin Savonius enam sudu mencapai nilai koefisien daya Cp maksimum sebesar 0,12 atau 12 diperoleh pada saat tip speed ratio sebesar 0.24 5. Daya maksimum yang dapat dicapai turbin angin Savonius adalah pada turbin enam sudu dengan daya listrik maksimum 14,31 W pada putaran poros turbin 27,73 rpm diperoleh pada saat kecepatan angin 6 ms. Dibanding dengan turbin angin Savonius empat sudu, daya listrik maksimum 9,26 W pada putaran poros 33,67 rpm diperoleh pada kecepatan angin 6 ms. Dan turbin Savonius tiga sudu daya listrik maksimum yang dicapai 6,74 W pada putaran poros turbin 22,73 rpm diperoleh pada saat kecepatan angin 6 ms. 6. Setelah dilakukan perbandingan dengan pengujian yang telah dilakukan sebelumnya dengan bentuk sudu rotor berbeda maka bentuk profil sudu tipe U mempunyai keunggulan yaitu mempunyai nilai koefisien daya yang lebih tinggi dibandingkan dengan profil sudu tipe S pada kondisi kecepatan angin yang sama dan luas sapuan rotor yang sama. 7. Variasi jumlah sudu pada bentuk sudu tipe U akan berpengaruh pada nilai tip speed ratio , yaitu sudu tipe U dengan jumlah enam buah dapat mencapai daya Universitas Sumatera Utara