b. Kesalahan urutan unsur kalimat
Dalam buku Bahasa Indonsia: untuk Kelas VI SDMI karangan Sukini Iskandar tidak ditemukan kesalahan urutan unsur kalimat. Ada beberapa kalimat
yang terasa janggal dan tidak benar susunan unsur-unsurnya. Berikut diberikan contoh kalimat tersebut.
27 Halte atau dermaga penumpang itu saat ini tengah dibangun. 88
S K
P 28
Memungut sampah sekilas merupakan kegiatan sepele. hlm. 128 S
K P
Kalimat 27 tersusun atas unsur subjek, keterangan, dan predikat. Sekilas, kalimat di atas terasa janggal karena susunan unsur-unsurnya tak lazim, yaitu
adanya unsur keterangan di antara subjek dan predikat. Sebenarnya, penyusunan kalimat dengan urutan unsur seperti itu dibenarkan secara gramatikal. Namun,
agar tidak menimbulkan salah penafsiran, sebaiknya keterangan tersebut dipisahkan dari bagian kalimat lainnya dengan tanda koma ,. Kalimatnya
menjadi seperti berikut. 27a Halte atau dermaga penumpang itu, saat ini, tengah dibangun.
S K
P Selain itu dapat pula keterangan saat ini diletakkan di awal atau di akhir kalimat.
27b Saat ini, halte atau dermaga penumpang itu tengah dibangun. K
S P
27c Halte atau dermaga penumpang itu tengah dibangun saat ini. S
P K
Kalimat 28 tersusun atas unsur subjek, keterangan, dan predikat. Sama dengan kalimat 27. Letak keterangan yang berada di antara unsur subjek dan
predikat terasa janggal. Namun, agar tidak menimbulkan salah baca dan penafsiran, keterangan tersebut harus diapit dengan tanda koma ,. Selain itu,
dapat pula unsur keterangannya ditempatkan di awal kalimat. Kalimatnya menjadi seperti berikut.
28a Memungut sampah, sekilas merupakan kegiatan sepele. S
K P
28b Sekilas, memungut sampah merupakan kegiatan sepele. K
S P
c. Kalimat yang tidak logis
Contoh kesalahan kalimat yang berupa kalimat yang tidak logis adalah sebagai berikut.
29 Seperti mematikan lampu saat tidak digunakan sehingga
menggunakan listrik secara bijak saat memainkan playstation maupun televisi. hlm. 23
30 Minyak bumi dapat dibakar untuk mengeluarkan energi panas
dengan cara yang sama seperti batu bara. hlm. 24 31
Sedikitnya 40 kepala keluarga di desa tersebut kini tidak bisa ke luar rumah. hlm. 68
32 PT Kereta api Indonesia KAI saat ini tengah mengkaji rencana
penghapusan kereta api kelas ekonomi menjadi kereta api lokal ber-AC. hlm. 91
33 Setiap operator transportasi akan diberikan waktu transisi selama
enam bulan. hlm. 92 Kalimat 29 termasuk kalimat yang tidak logis. Mengapa? Karena antara
klausa satu dengan klausa yang lain tidak ada hubungannya. Kata penghubung sehingga
menjadi ciri adanya hubungan sebab akibat antara dua klausa dalam kalimat tersebut. Namun, hal itu tidak terlihat dalam kalimat di atas. Kedua
klausa dalam kalimat tersebut tidak menjadi penyebab maupun akibat dari klausa yang lain. Kalimat 29 dapat dibetulkan menjadi sebagai berikut.
29a Mematikan lampu saat tidak digunakan merupakan contoh penggunaan listrik secara bijak.
Kalimat 30 adalah kalimat yang tidak logis. Kalimat di atas menunjukkan bahwa yang sama antara pembakaran minyak bumi dan batu bara
adalah sama. Sementara kita tahu bahwa minyak bumi itu berbentuk cair, sedangkan batu bara itu berbentuk padat. Jadi keduanya memiliki cara berbeda
dalam pembakarannya. Yang sama antara keduanya adalah minyak bumi dan batu bara sama-sama dapat dibakar dan mengeluarkan energi panas, bukan cara
pembakarannya. Pembetulan kalimatnya adalah sebagai berikut. 30a Minyak bumi dapat dibakar untuk mengeluarkan energi panas sama
seperti batu bara. Kalimat 31 termasuk kalimat yang tidak logis. Ketidaklogisan kalimat
31 terdapat pada frasa 40 kepala keluarga. Jika diperhatikan, kalimat tersebut hanya mengatakan bahwa hanya kepala keluarga tidak bisa keluar rumah,
sedangkan yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah seluruh anggota keluarga
. Kalimat yang benar adalah sebagai berikut. 31a Sedikitnya 40 keluarga di desa tersebut, kini tidak bisa keluar rumah.
Dengan dihilangkannya kata kepala, kalimat tersebut menjadi jelas bahwa yang tidak dapat keluar dari rumah
sebanyak 40 keluarga. Kalimat 32 juga merupakan kalimat yang tidak logis. Ketidaklogisannya
terdapat pada kata penghapusan dan menjadi. Kata penghapusan mengandung arti bahwa kebijakan yang ada sudah tidak akan digunakan lagi. Akan tetapi, di
bagian lain kalimat itu menggunakan kata menjadi yang mengandung makna bahwa kebijakan itu tidak dihapus hanya diganti saja. Untuk itu, kalimat 32
perlu diperbaiki agar maksud yang diinginkan dapat diterima oleh pembaca dengan jelas. Pembetulan kalimatnya adalah sebagai berikut.
32a PT Kereta api Indonesia KAI saat ini tengah mengkaji rencana penghapusan kereta api kelas ekonomi.
32b PT Kereta api Indonesia KAI saat ini tengah mengkaji rencana pengubahan kereta api kelas ekonomi menjadi kereta api lokal ber-
AC. Kalimat 33 merupakan kalimat yang tidak logis. Ketidaklogisan kalimat
33 dapat dilihat dari predikatnya, yaitu diberikan. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa hal yang diberikan adalah operator. Hal itu tidak logis
karena yang bisa diberikan adalah sesuatu, bukan seseorang. Kalimatnya menjadi logis apabila akhiran –kan pada kata diberikan dihilangkan. Kalimatnya
akan menjadi sebagai berikut. 33a Setiap operator transportasi akan diberi waktu transisi selama enam
bulan. Dengan dihilangkannya akhiran –kan pada kata diberikan, kalimat menjadi
logis. Yang diberikan adalah waktu transisi, sedangkan yang diberi adalah operator. Selain dengan menghilangkan akhiran –kan pada kata diberikan,
kalimat dapat diperbaiki dengan menukarkan posisi antara setiap operator transportasi
dan waktu transisi selama enam bulan. 33b Waktu transisi selama enam bulan akan diberikan kepada setiap
operator transportasi
d. Kalimat yang ambigu