benda yang mereka coba sebutkan yaitu, membentuk gambaran mental dari benda itu.
Pasien stroke yang dapat membaca, menulis, dan memahami perkataan orang lain, tetapi kesulitan untuk mengutarakan kata-kata dengan jelas pasien
dengan disartria dapat memperoleh manfaat dari melakukan latihan lidah dan bibir dua kali sehari seperti berikut ini.
2.3.12. Latihan Bibir Dan Lidah
Ulangi setiap gerakan sepuluh kali selama satu sesi. 1.
Bentuklah bibir Anda menjadi seperti huruf “O”. 2.
Tersenyumlah. 3.
Berganti-ganti membentuk bibir seperti huruf “O” dan tersenyumlah, seolah- olah Anda mengucapkan
“
oo-ee”. 4.
Bukalah mulut lebar-lebar, kemudian gerakkan bibir seolah-olah Anda hendak mencium.
5. Lemparkan ciuman.
6. Tutuplah bibir erat-erat seakan Anda berkata “mm”.
7. Ucapkan “ma ma ma ma” secepat mungkin.
8. Ucapkan “mi mi mi mi” secepat mungkin.
9. Katuplah bibir Anda rapat-rapat dan gembungkan pipi dengan udara; tahanlah
udara di dalam pipi selama lima detik, dan kemudian keluarkan. 10.
Cobalah sentuh dagu Anda dengan ujung lidah. 11.
Cobalah sentuh hidung Anda dengan ujung lidah. 12.
Julurkan lidah Anda sejauh mungkin, tahanlah selama tiga detik, dan kemudian tariklah kembali ke dalam mulut.
13. Sentuhlah sudut-sudut mulut Anda dengan lidah, gerakkan lidah Anda dengan
cepat dari kanan ke kiri, dan kembali lagi. 14.
Usapkan lidah Anda mengelilingi bibir Anda. 15.
Ucapkan suara “ta ta ta” dengan kecepatan yang semakin meningkat. 16.
Tekanlah lidah Anda ke gusi bagian atas, kemudian ke gusi bagian bawah. 17.
“Sikat”-lah gigi Anda dengan lidah. 18.
Doronglah lidah Anda sekuat mungkin ke pipi kanan dan kemudian pipi kiri.
Ketika berbicara dengan pasien, duduklah berhadapan secara langsung. Cobalah berbicara secara perlahan dan gunakan kalimat-kalimat pendek sederhana.
Sikap dan ekspresi wajah yang suportif dapat membantu pasien. Ulangi perkataan Anda jika diperlukan dan hindari kesan tidak sabar atau terganggu. Matikan semua
kebisingan yang mengganggu seperti radio, stereo, atau televisi. Pasien juga akan merasa lebih mudah jika orang lain yang ada di ruangan tidak berbicara secara
bersamaan. Jangan berpura-pura memahami perkataan pasien jika sebenarnya tidak, dan jangan pernah menghina pasien dengan membicarakan mereka seolah-
olah mereka tidak ada. Sesi-sesi ini harus dilakukan sesering mungkin, tetapi juga jangan terlalu
lama karena pasien dengan masalah bahasa mudah lelah. Ahli terapi wicara kadang merujuk orang yang mengalami masalah komunikasi untuk mengikuti sesi
perorangan atau kelompok khusus, dan kadang-kadang seseorang yang pernah mengalami stroke dipasangkan dengan seorang relawan atau dapat ikut serta dalam
suatu kelompok komunikasi.
2.3.13. Pengendalian Buang Air Kecil dan Besar