belerang  dan  asam  sulfat  yang  sangat  korosif  terhadap  logam.  Kandungan  H
2
S mencapai  200  ppm  dapat  menyebabkan  kematian  dalam  waktu  30  menit.  Standar
keamanan  dan  kesehatan  memberikan  ijin  maksimum  pada  tingkat  20  ppm.  Gas hidrogen  sulfida  H
2
S  yang  terkandung  dalam  gas  hasil  fermentasi  mengurangi umur pakai dari system pemipaan pada instalasi yang menggunakan biogas. Gas ini
juga beracun dan sangat  korosif untuk sebagian besar jenis logam  yang terbuat dari besi.  Jika  Hidrogen  sulfida  yang  terkandung  dalam  biogas  terbakar  maka  akan
berubah  menjadi  sulphur  oksida  yang  akan  menyebabkan  korosi  pada  komponen yang  terbuat  dari  logam  dan  membuat  minyak  pelumas  mesin  menjadi  asam  jika
digunakan  misalnya  pada  mesin  CHP  combines  heat  and  power  generation.  Agar dapat  mencegah  kerusakan  yang  ditimbulkan  oleh  hidrogen  sulfida  maka  gas  ini
harus dihilangkan atau minimal dikurangi kandungannya Metty dkk., 2012.
2.4 Metana
Gas  metana  merupakan  senyawa  hidrokarbon  paling  sederhana  yang berbentuk gas yang tidak berwarna dan juga tidak berbau dengan rumus kimia CH
4
. Selain tidak berwarna dan tidak berbau, sifat-sifat lain gas metana antara lain dapat
terbakar pada kadar antara 5- 15 , mempunyai berat molekul 16,04 grammol dan berat  jenis  0,703  Nm
3
specific  gravity  0,554.  Dibandingkan  dengan  gas  karbon dioksida CO
2
, gas metana dapat menimbulkan pemanasan global yang lebih besar. Selain menimbulkan efek pemanasan  yang lebih besar, gas metana juga tidak dapat
terserap oleh klorofil tumbuh-tumbuhan sehingga lebih setabil di atmosfir dibanding gas CO
2
yang dapat terserap tanaman melalui proses fotosintesis. Jumlah emisi gas metana ke atmosfer yang berasal dari sumber-sumber alamiah pada
saat  ini diperkirakan mencapai  208 juta ton  pertahunnya. Dari keseluruhan sumber- sumber  alamiah  yang  ada,  sumber  dari  lahan  basah  wetland  merupakan  sumber
yang  terbesar  yang  jumlahnya  diperkirakan  sebanyak  170  juta  ton  pertahunnya Juriko, 2013.
1.5 Karbondioksida
CO
2
adalah zat asam arang yang tidak berwarna, tidak berbau, dan lebih berat dari  udara.  CO
2
merupakan  gas  yang  sedikit  beracun.  Konsentrasi  CO
2
yang  lebih tinggi  dalam  biogas  menghasilkan  biogas  dengan  nilai  kalori  yang  rendah  Arslan,
2008. Karbon dioksida memiliki berat molekul  44,1 grammol dan berat jenis 1,98 Nm
3
specific  gravity  sebesar  1,53  dimana  berat  jenis  udara    1,293  Nm
3
specific gravity sebesar 1 sehingga bisa dikatakan karbon dioksida memiliki berat jenis lebih
besar dari udara. Juriko, 2013.
2.6 Kalsium hidroksida
Kalsium  hidroksida  adalah  senyawa  dengan  rumus  kimia  CaOH
2
.  Kalsium hidroksida  dapat  berupa  kristal  tak  berwarna  atau  bubuk  putih.  Kalsium  hidroksida
dihasilkan melalui reaksi kalsium  oksida CaO dengan air  H
2
O. CaOH
2
disebut juga  air  kapur  dan  merupakan  basa  dengan  kekuatan  sedang.  Larutan  ini  akan
menjadi  keruh  bila  dilewatkan  karbondioksida  CO
2
.  Hal  ini  disebakan  karena mengendapnya kalsium karbonat CaCO
3
sebagai hasil reaksi larutan kapur dengan karbondioksida.  Kalsium  oksida  CaO  itu  sendiri  lebih  dikenal  dengan  sebutan
kapur.  Senyawa  kimia  ini  berwarna  putih  dan  bersifat  basa  kristal  solid  pada  suhu. Kapur biasanya dibuat dari dekomposisi thermal bahan baku seperti Kapur Gamping
yang  mengandung  kalsium  karbonat  CaCO3,  yaitu  suatu  proses  yang  disebut dengan proses mengapur atau kapur burning, untuk membebaskan kalsium karbonat
dari  sebuah  molekul  karbondioksida  CO
2
menjadi  kalsium  oksida  CaO Risnojatiningsih, 2009.
Menurut  Risnojatiningsih,  2009  pembentukan  CaOH2  mengikuti  persamaan sebagai berikut :
CaO + H
2
O CaOH
2
....................................................... 2.1