BAB IV PANDUAN REFLEKSI SEBAGI UPAYA
UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN RELIGIOSITAS SISWA
DI SMP KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA
Pengembangan religiositas siswa di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta sudah dilaksanakan, yaitu meliputi aspek religiositas
belief,
aspek religiositas
practice,
aspek religiositas
feeling,
aspek religiositas
knowledge,
dan aspek religiositas
effect
, tetapi ternyata dirasa masih perlu ditingkatkan. Maka pada bab IV ini memberikan
usulan untuk meningkatkatkan pelaksanaan pengembangan religiositas siswa, sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian pada bab III, usulan itu membuat tentang panduan
refleksi siswa. Usulan menyusun panduan refleksi tersebut akan dijabarkan dengan rincian meliputi latar belakang penyusunan panduan refleksi, tujuan penyusunan
panduan refleksi, materi pokok panduan refleksi, petunjuk penggunaan panduan refleksi, dan contoh-contoh panduan refleksi.
A. Latar Belakang Penyusunan Panduan Refleksi
SMP Kanisius Kalasan sebagai sekolah Katolik sudah melaksanakan pengembangan religiositas siswa dari berbagai aspek, meliputi, aspek religiositas
belief,
aspek religiositas
practice,
aspek religiositas
feeling,
aspek religiositas
knowledge,
dan aspek religiositas
effect
. Tetapi tidak semua siswa dapat mengembangkan secara penuh dalam 5 lima aspek tersebut, sehingga pelaksanaan
untuk meningkatkan religiositas siswa di sekolah agar dapat berkembang secara utuh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masih belum terjadi secara penuh, salah satu faktor adalah kurangnya kesadaran siswa dalam mengikuti pelaksanaan pengembangan religiositas di SMP Kanisius
Kalasan Yogyakarta. Sejalan dengan itu semua, siswa juga dirasa masih kurang mendalam dalam melakukan refleksi, maka diperlukan alat bantu yang dapat
memicu munculnya keinginan siswa yang sunguh datang dari dalam diri, supaya mendukung pengembangan religiositas secara utuh.
Panduan refleksi juga dapat dikatakan sebagai latihan-latihan atau sarana bagi siswa agar mampu berefleksi untuk meningkatkan pengembangan religiositas secara
utuh. Refleksi merupakan tindakan yang menentukan untuk bergerak dari pengalaman ke perubahan IKAPI, 2012: 36. Maka dapat dikatakan refleksi adalah
salah satu cara yang dapat membantu proses pengembangan religiositas siswa, dan sekaligus mendorong untuk bergerak dalam pengalaman sampai menuju pada aksi
dalam hidup sehari-hari. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pengembangan religiositas, maka diusulkan membuat panduan refleksi, dengan
adanya panduan refleksi, siswa dapat memperoleh pemahaman diri dan sekaligus bisa melakukan intropeksi diri serta mampu belajar untuk meningkatkan keterlibatan
pelaksanaan pengembangan religiositas siswa secara utuh. Disamping itu meski guru tidak memiliki latar belakang pendidikan Kateketik, guru tersebut tetap dapat
melaksanakan atau ikut ambil bagian dalam membimbing pengembangan religiositas siswa.
B. Tujuan Penyusunan Panduan Refleksi