Latar Belakang Pengembangan religiositas siswa di Sekolah Menengah Pertama Kanisius Kalasan Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Religiositas mempunyai peran yang penting dalam menentukan arah kehidupan dan perilaku seseorang. Religiositas adalah relasi antara pribadi dengan Allah yang diwujudnyatakan dalam hidup di tengah masyarakat. Dengan memiliki religiositas, seseorang bisa mengendalikan tingkah laku mereka dalam menghadapi setiap persoalan hidup serta mampu mengambil keputusan yang tidak merugikan pihak manapun, dan yang terpenting tidak bertentangan dengan ajaran Injil. Seorang religiositas akan mampu secara kritis menilai perbuatan apa yang baik dan perlu dilakukan, serta mengetahui perbuatan yang dinilai buruk dan tidak perlu dilakukan Sarwono, 1989: 91. Bagi remaja, religiositas juga sangat penting dalam membantu pembentukan konsep diri. Remaja yang memiliki religiositas akan secara kritis mengambil sikap dan keputusan yang tidak bertentangan dengan pandangan masyarakat, sehingga remaja yang religiositas, tidak akan mudah untuk terjerumus dalam tindakan yang dapat merugikan pribadinya atau orang lain. Dengan religiositas remaja akan berkembang menjadi pribadi yang utuh, karena remaja akan menyadari apa tanggung jawab dan tugas-tugas mereka sebagai remaja. Remaja akan melakukan tindakan yang mengembangkan pribadi dan mengembangkan masyarakat luas. Mereka melakukan semua itu tanpa ada paksaan dari manapun, karena religiositas menggerakkan hati yang terdalam remaja, sehingga remaja terdorong untuk melakukan tindakan –tindakan baik yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mereka sebagai remaja, baik itu saat ketika berada di sekolah atau ketika berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat Sarwono, 1989: 71-91. Religiositas remaja perlu dikembangkan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis antara pribadi dengan Allah dan sesama. Pada masa remaja, mereka mengalami perubahan dalam minat religiositas. Masa remaja mengalami masa keraguan religiositas, remaja banyak yang bersikap skeptis dalam menjalankan ajaran atau perintah agamanya, bila ajarannya tidak sesuai dengan keinginannya, remaja akan mencari kepercayaan baru dari orang terdekat mereka, baik itu teman, tetangga dll. Di berbagai negara peristiwa seperti ini sering terjadi kepada remaja yang kurang memiliki ikatan religiositas. Oleh sebab itu, sering remaja menjadi mangsa baru bagi mereka kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk mempengaruhi remaja mengikuti kultur baru yang belum tentu baik. Maka perlu bagi remaja untuk memiliki religiositas yang kuat agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh budaya baru yang dapat merugikan pribadi remaja dan orang di sekitar remaja yaitu masyarakat Hurlock, 1980: 222 Realitas yang terjadi bila religiositas tidak dikembangkan adalah semakin bertambah banyak remaja dengan begitu mudah mengambil tindakan atau tingkah laku nekat, yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Seperti berita akhir- akhir ini, banyak kasus kenakalan usia remaja yang sudah sangat memprihatinkan, terlihat semakin bertambah setiap tahunnya remaja SMP yang kecanduan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Data yang dikeluarkan oleh BNN Badan Narkotika Nasional tercatat pada tahun 2014 pelajar tingkat SD dan SMP yang kecanduan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya berjumlah lebih dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44.768 jiwa dan mengalami peningkatan pecandu dari tahun ke tahun Sumber: bnn.go.id. Kenakalan remaja lainnya adalah begitu mudahnya remaja sekarang untuk terpancing emosi dengan hal-hal kecil dan nekat menghabisi lawannya melalui berbagai cara, salah satunya menggunakan zat kimia untuk melumpuhkan musuh mereka yang sebenarnya masih berusia remaja Sumber: kompas.com. Kasus remaja lainnya adalah remaja sekarang semakin nekat untuk memperoleh apa yang mereka inginkan, di Jakarta 4 remaja merampok sepeda motor teman sendiri sumber: merdeka.com. Di dunia dewasa ini remaja mempunyai intelektual yang baik, tetapi kebanyakan dari mereka tidak diimbangi oleh moral yang baik pula, maka begitu banyak remaja putri yang hamil di luar nikah dan jumlah kasus kelahiran remaja di luar nikah setiap tahunnya semakin bertambah sumber: liputan6.com Sekolah Katolik sebagai wujud kehadiran Gereja di dunia persekolahan mempunyai peran penting untuk memberikan pertolongan dalam upaya pengembangan religiositas, supaya para remaja mempunyai prinsip-prinsip moral religiositas. Maka sekolah Katolik sungguh dapat mengembangkan pribadi siswa secara utuh. Selain itu, sekolah Katolik juga perlu menciptakan suasana lingkungan hidup bersama di sekolah untuk mendorong siswa agar memiliki religiositas, serta sesuai dengan semangat Injil. Sehingga sebagai sekolah Katolik mampu mengembangkan kepribadian siswa sebagai ciptaan baru yang cerdas dalam IQ dan sekaligus memiliki religiositas sebagai pegangan dan pedoman siswa, supaya siswa ketika mengambil keputusan dan tindakan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, serta yang terpenting tidak bertentangan dengan semangat Injil dan pandangan masyarakat GE, art. 7-8. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SMP Kanisius Kalasan sebagai sekolah Katolik sudah berupaya memberikan sarana bagi siswa untuk mengembangkan religiositas mereka, yaitu dengan adanya pendidikan religiositas, misa pelajar yang diikuti oleh seluruh siswa se-kecamatan Kalasan dan rekoleksi siswa SMP Kanisius Kalasan yang diadakan sebulan sekali. Selain itu juga setiap sebelum dan sesudah pelajaran diawali dengan doa. Di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta juga selalu mendoakan doa Malaikat Tuhan Angelus dengan speaker yang dipimpin oleh salah satu siswa yang bertugas, serta setiap ada lomba SMP Kanisius Kalasan selalu mengadakan lomba yang menumbuhkan religiositas, misal seperti lomba CCA Cerdas Cermat Alkitab, lector, dan Mazmur. SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta memiliki letak geografis yang strategis dalam pengembangan religiositas siswa, karena letaknya yang bersebelahan dengan Gereja Paroki Kalasan, setiap sebulan sekali di awal bulan selalu diadakan refleksi bersama, yang dituliskan pada buku khusus, untuk mengetahui pergulatan siswa, dari refleksi tersebut tentu sangat beragam ada siswa yang kuat religiositasnya, tapi ada juga siswa yang kurang religiositasnya. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui sejauh mana upaya SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta sebagai sekolah Katolik dalam mengembangkan religiositas siswa. Dalam rangka ini penulis memberi judul skripsi yakni “PENGEMBANGAN RELIGIOSITAS SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA.” Melalui penulisan skripsi ini, penulis ingin mengajak para pendidik khususnya para pendidik yang berada di sekolah Katolik untuk semakin mengembangkan iklim religiositas di sekolah melalui berbagai macam metode yang membantu siswa untuk mengembangkan religiositas agar menjadi pribadi yang utuh.

B. Rumusan Permasalahan