ekonomi yang berbeda-beda. Berdasarkan praobservasi yang telah dilakukan keadaan siswa SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta cukup rapi, cukup sopan, cukup rajin,
cukup disiplin, meski begitu tetap saja ada siswa kurang memiliki religiositas, misal membawa rokok, HP, sepeda motor, suka mengejek teman, berantem, mencontek,
membolos sekolah dan tidak mengerjakan tugas atau kurangnya minat dalam belajar khususnya pendidikan religiositas. Siswa mempunyai anggapan bahwa hanya mata
pelajaran yang diajukan di ujian nasional saja yang menjadi perhatian mereka dalam belajar. Padahal siswa SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta mempunyai potensi dalam
mengembangkan religiositas di sekolah, karena sekolah menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai macam aspek religiositas misal,
pendidikan religiositas,
doa sebelum
dan sesudah
pelajaran, rekoleksi,
ekstrakurikuler. Siswa SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta juga diminta untuk menciptakan
budaya senyum, sapa dan salam kepada seluruh warga sekolah, sehingga dapat menciptakan situasi sekolah yang sungguh nyaman, aman dan tentram bagi
semuanya, maka dengan begitu siswa dapat mengembangkan pendidikan IQ dan sekaligus pengembangan religiositas yang baik. Harapan dari sekolah, siswa lulusan
SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta adalah pibadi yang beriman tangguh, jujur, peduli sesama, tanggung jawab dan bermoral.
B. Metodologi Penelitian
Pada bagian ini penulis akan mengangkat berbagai hal yang berkenaan dengan penelitian tentang pelaksanaan pengembangan religiositas siswa di SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta sebagai sekolah Katolik. Sebelum masuk dalam penguraian tentang penelitian, penulis akan menguraikan terlebih dahulu tentang
permasalahan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pengembangan religiositas siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengembangan religiositas
siswa, dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan pengembangan religiositas siswa di sekolah, oleh sebab itu ada tujuan penelitian,
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, pembahasan dan hasil penelitian.
1. Permasalahan
a. Sejauh mana pelaksanaan pengembangan religiositas di SMP Kanisius Kalasan
Yogyakarta sebagai sekolah Katolik telah mendukung sikap religiositas siswa? b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengembangan religiositas siswa di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta?
c. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengembangan religiositas
siswa di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta?
2. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pengembangan religiositas di SMP
Kanisius Kalasan Yogyakarta sebagai sekolah Katolik telah mendukung sikap religiositas siswa.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengembangan
religiositas siswa di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengembangan
religiositas siswa di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta.
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan motode deskriptif dan analisis data. Metode penelitian
kualitatif sebagai mana yang diungkapkan Bogan dan Taylor dalam Moleong, 2012: 4 sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian kualitatif juga sering disebut sebagai metode etnografi karena pada awalnya metode
penelitian ini lebih banyak digunakan untuk penelitian di bidang antropologi budaya. Penelitian kualitatif di lakukan pada objek yang alamiah, yaitu objek yang
berkembang apa adanya tidak di manipulasi oleh peneliti Sugiyono, 2010: 14-15. Penelitian menggunakan pendekatan metodologi kualitatif dan kuantitatif, namun
pendekatan kualitatif dipilih sebagai pendekatan utama. Penggunaan dua pendekatan ini tidak saling bertentangan. Menurut Moleong 2012: 38
, “kedua pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya adalah memanfaatkan satu paradigma
sedangkan paradigma lainnya hanya sebagai pelengkap saja”. Kedua pendekatan
tersebut digunakan sebagaimana mestinya untuk keperluan menyusun skripsi. Penelitian ini, diajukan untuk menganalisis dan mengungkapkan fenomena
nilai-nilai religiositas di tengah masyarakat yang mulai luntur akhir-akhir ini, terutama yang menyangkut aktivitas remaja. Maka penelitian kualitatif yang peneliti
gunakan lebih menekankan analisis data pada proses peyimpulan data deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap yang tertuju pada suatu keadaan objektif atau
peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan berdasarkan fakta-
fakta
historis
tersebut. Penulis juga mendukung data tersebut dengan metode penelitian kuantitatif melalui analisis tabel berisi hasil penelitian beserta
persentasenya berupa angka. Penulis memilih jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan angket
karena peneliti ingin menekankan pada kualitas dari hasil yang diperoleh dari responden. Melalui penelitian kualitatif ini penulis dapat terlibat secara langsung
dalam proses penelitian. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi penulis untuk terjun langsung, serta terlibat secara langsung dalam berproses bersama responden di
mana penelitian diadakan, dengan menyesuaikan diri pada kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 s.d. 27 Agustus 2016 di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta.
5. Sampel Penelitian
Siswa kelas VIII dan kelas IX SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta periode tahun ajaran 20152016 seluruhnya berjumlah 170 siswa, yang terbagi menjadi 6
kelas yakni mulai dari kelas VIII-A, VIII-B, VIII-C dan IX-A, IX-B, IX-C. Jumlah siswa masing-masing kelas VIII-A ada 27 siswa, VIII-B ada 26 siswa, VIII-C ada 26
siswa dan IX-A ada 31 siswa, IX-B ada 30 siswa, IX-C ada 30 siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam hal ini penulis mengambil tiga kelas sebagai responden penelitian, yaitu kelas VIII-A, VIII-C, IX-B, yang keseluruhannya berjumlah 83 siswa.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
purposive sample.
Teknik
purposive sample,
yaitu menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul, teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu Moleong, 2012: 224-225.
6. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang hendak diteliti yakni pengembangan religiositas di sekolah Katolik.
Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Aspek yang diungkap
No item Jumlah Pemahaman
pengembangan religiositas
di sekolah Katolik
Pelaksanaan pengembangan
religiositas di
sekolah Katolik a.
Tujuan keberadaan sekolah Katolik b.
Ciri-ciri sekolah Katolik c.
Pengertian religiositas d.
Alasan pengembangan religiositas di sekolah Katolik
e. Tujuan pengembangan religiositas di
sekolah Katolik
a. Pengembangan dalam religiositas
belief
. b.
Pengembangan dalam religiositas
practice
. c.
Pengembangan dalam religiositas
feeling
. d.
Pengembangan dalam religiositas 1
2 3
4
5
6,7,8
9,10,11
12,13
14,15 1
1 1
1
1
3
3
2
2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
knowledge
. e.
Pengembangan dalam religiositas
effect
. 16,17,18
3
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan
pengembangan religiositas
di sekolah Katolik
a. Keluarga
b. Masyarakat
c. Gereja
d. Siswa
19 20
21 22
1 1
1 1
Upaya untuk
meningkatkan pengembangan
religiositas siswa di SMP
Kanisius Kalasan
Yogyakarta a.
Usaha pengembangan religiositas siswa dalam aspek
belief.
b. Usaha pengembangan religiositas
siswa dalam aspek
practice.
c. Usaha pengembangan religiositas
siswa dalam aspek
feeling.
d. Usaha pengembangan religiositas
siswa dalam aspek
knowledge.
e. Usaha pengembangan religiositas
siswa dalam aspek
effect.
23
24
25
26,27
28 1
1
1
2
1
Tabel 2. Kisi-Kisi Wawancara
Variabel Aspek yang diungkap
No item Jumlah
Pemahaman pengembangan
religiositas di
sekolah Katolik a.
Apa yang menjadi kekhasan SMP Kanisius Kalasan dengan sekolah
pada umumnya? 2
1
Pelaksanaan b.
Sejauh mana
pelaksanaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengembangan religiositas
di sekolah Katolik
pengembangan religiositas siswa di
SMP Kanisius
Kalasan Yogyakarta?
c. Mengapa
religiositas perlu
dilaksanakan di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta?
3
4 1
1 Faktor-faktor
yang mempengaruhi
pelaksanaan pengembangan
religiositas di
sekolah Katolik d.
Faktor-faktor apa saja yang mendukung
dan menghambat
pelaksanaan pengembangan
religiositas di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta?
5 1
Upaya untuk
meningkatkan pengembangan
religiositas siswa di SMP Kanisius
Kalasan Yogyakarta
e. Menurut bapakibu hal-hal apa
yang dapat dilakukan untuk
pelaksanaan pengembangan
religiositas siswa ? 6
1
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data yang relevan, berkaitan dan mengena. Data penelitian dikumpulkan baik lewat instrumen pengumpulan data dengan angket, wawancara,
maupun lewat data dokumentasi Marzuki, 1982: 55. Dalam pengumpulan data penulis melakukan reduksi, dengan menganalisis data secara keseluruhan, kemudian
bagian terkecil dalam data yang memiliki makna dikaitkan dengan masalah penelitian. Dalam pengumpulan data yang utama penulis menggunakan metode
angket sedangkan untuk metode wawancara hanya untuk melengkapi data-data yang hendak dikumpulkan. Moleong, 2012: 288 mengatakan bahwa “data yang diperoleh
dikelompokkan berdasarkan pertannyaan yang telah disiapkan. Pengelompokkan ini bertujuan untuk menemukan arti data dengan cara menarik hubungan-hubungan
sesuai dengan permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian”. Teknik angket dapat disebut
mail survey,
karena hubungan dengan responden dilakukan melalui daftar pertanyaan yang dikirim kepadanya. Dibedakan dua jenis
angket, ada angket langsung, yaitu daftar pertanyaan yang dikirim kepada orang yang diminta keterangan tentang dirinya, sedangkan angket tidak langsung, yaitu daftar
pertanyaan dikirim untuk menceritakan tentang keadaan diri orang lain Marzuki, 1982: 65. Instrument atau alat pengumpulan data yang berisi sejumlah pertannyaan-
pertannyaan harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Dalam
penelitian ini penulis mengambil data dengan cara membagikan angket kepada para siswa. Dalam pengisian angket penulis juga mendampingi secara intensif jika ada
siswa yang kurang jelas dalam pengisian angket, penulis dapat membantu siswa dengan menerangkan cara-cara yang baik dan benar kepada siswa. Penelitian yang
penulis lakukan dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar upaya pengembangan religiositas yang dilakukan di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta sebagai sekolah
Katolik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Teknik observasi dalam istilah sederhana adalah proses penelitian dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas
yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan
terstruktur. Alat yang bisa dugunakan adalah lembar pengamatan dan catatan kejadian Moleong, 2012: 176.
Teknik wawancara merupakan alat
rechecking
atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam
in-depth interview
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya-jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
guide
wawancara Marzuki, 1982: 62-64. Wawancara dalam penelitian ini hanya dilakukan untuk melengkapi data, dan wawancara dilakukan kepada
responden yang mempunyai peran dalam upaya pengembangan religiositas siswa, seperti guru di sekolah. Yang dilakukan dengan cara wawancara bebas atau tidak
terstruktur, yaitu penulis menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang akan digali
dari responden. Beberapa buku dapat membantu penulis dalam membangun teori. Pertama,
karya dari Paloutzian,
Invitation to the Psychology Of Religion,
yang menyatakan bahwa religiositas itu mempunyai 5 lima aspek, yang terdiri dari aspek religiositas
belief
, mengacu pada apa yang diyakini sebagai bagian dari agama, seberapa kuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keyakinan diadakan, dasar untuk persetujuan intelektual, dan bagaimana menonjol bahwa kepercayaan dalam kehidupan seseorang. Misalnya, keyakinan akan
keberadaan Tuhan adalah ideologi agama, dengan kata lain aspek religiositas
belief
merupakan dimensi ideology, memberikan gambaran sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang
dogmatik
dalam ajaran agamanya. Aspek religiositas
practice
dapat disebut sebagai dimensi ritual, yakni sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual agamanya. Misalnya: mengikuti Misa Kudus pada hari
minggu. Aspek religiositas
feeling
, berkaitan dengan jiwa dan dunia emosional individu. Selain pengalaman peristiwa yang orang mungkin memberi label
pengalaman religiositas, dimensi perasaan meliputi hal seperti keinginan untuk percaya pada suatu agama, rasa takut tentang tidak religiositas, rasa kesejahteraan
yang berasal dari keyakinan, dan sejenisnya merupakan dimensi perasaan, memberikan gambaran tentang perasaan-perasaan keagamaan yang dialami individu.
Aspek religiositas
knowledge
, merupakan dimensi intelektual, yaitu seberapa jauh pengetahuan seseorang terhadap ajaran agama yang dianutnya, terutama yang
terdapat dalam Kitab Suci ataupun karya tulis lain yang berpedoman pada Kitab Suci. Aspek religiositas
effect
, mengacu pada perilaku, tetapi tidak perilaku yang merupakan bagian resmi dari praktik keagamaan itu sendiri. Sebaliknya, referensi di
sini adalah untuk efek agama seseorang memiliki di sisi lain non religiositas segi kehidupan seseorang. Yakni mengungkapkan sejauh mana perilaku seseorang
dimotivasi oleh ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Karya berikutnya adalah karya Y.B. Mangunwijaya,
Sastra dan Religiositas,
Religiositas: Bagian Terdalam dari Pribadi Manusia. Menurutnya, religiositas dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diungkapkan melalui ritus agama maupun tidak, maksudnya religiositas itu dapat diungkapkan melalui kegiatan yang berciri agama maupun bukan. Kegiatan yang
berciri agama itu misalnya seperti membaca Kitab Suci, ibadat dan lain sebagainya. Religiositas yang diungkapkan dalam bahasa non agama misalnya kegiatan
kemanusiaan, menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan, berbagi berkat dari Allah yang sudah diterima untuk dibagikan kepada sesama waktu,
tenaga, ekonomi dll. Pandangan Moedjanto ini sungguh mencerminkan makna religiositas yang
sesungguhnya, bahwa religiositas itu melintasi agama-agama dan sekaligus melintasi rasionalisasi. Menurutnya, religiositas: melintasi agama-agama, karena religiositas
sangat sulit untuk diukur atau dinilai dari gejala-gejala lahir. Religiositas merupakan isi, dasar dari agama atau hidup keagamaan manusia. Maka jika tanpa religiositas
hidup keagamaan jadi tanpa arti, sebab religiositas yang menentukan kualitas hidup beragama. Orang yang rajin mengikuti peraturan keagamaan, belum tentu manusia itu
religiositas. Maka dapat disimpukan bahwa religiositas dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang ada di dalam diri seseorang yang mendorongnya bertingkah laku,
bersikap, dan bertidak sesuai dengan ajarannya. Selain itu juga, menurut Moedjanto religiositas itu melintasi rasionalisasi, sebab hati mempunyai rasionya sendiri. Maka
religiositas mengembangkan segi terdalam dari diri manusia, meskipun religiositas itu melintasi rasionalisasi, namun tidak pernah bisa ada satu pertentangan
sesungguhnya antara religiositas dan rasionalisasi, tetapi justru yang utama rasionalisasi orang merupakan akal budi menghadapi setiap persoalan, karena Allah
yang mewahyukan rahasia-rahasia dan mencurahkan iman telah menempatkan di dalam roh manusia cahaya akal budi.
Romo Sewaka di dalam bukunya,
Ajaran dan Pedoman Gereja Tentang Pendidikan Katolik,
mengatakan bahwa, apa yang dapat disumbangkan sekolah Katolik untuk masyarakat? Seperti dikemukakan dalam deklarasi tentang pendidikan
Kisten, Konsili Vatikan II
Gravissimum Educationis
, sekolah Katolik ikut mengusahakan terwujudnya cita-cita budaya dan perkembangan remaja. Dalam
mengejar tujuan itu, sekolah Katolik menekankan empat bidang yang merupakan dimensi pendidikannya: a suasana pendidikan; b perkembangan pribadi masing-
masing siswa; c hubungan yang terjalin antara kebudayaan dan Injil, sumber inspirasi pendidikan; dan d penerangan segala pengetahuan yang dipelajari oleh
cahaya iman. Keempat dimensi itulah yang menjadi pokok permenungan sekolah Katolik. Maksud dari penerbitan keempat dokumen Gereja tentang pendidikan dan
sekolah Katolik secara serentak dalam satu buku ialah untuk mempermudah siapapun yang berminat atau berkepentingan untuk mencari dan mempelajari ajaran dan
pedoman Gereja tentang pendidikan pada umumnya serta pendidikan Katolik pada khususnya, dan lebih istimewa lagi tentang sekolah Katolik.
8. Analisis Data
Pengolahan data dalam penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan penelitian setelah peneliti mengumpulkan data. Dimulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber atau data yang masih mentah perlu diolah sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk
menjawab tujuan dari penelitian Moleong, 2012: 176. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah data selesai diolah maka langkah selanjutnya ialah data dianalistis. Data mentah yang sudah dikumpulkan dari responden dianalisis untuk mengetahui
jawaban dari penelitian tersebut. Analisis data merupakan kegiatan yang penting dalam suatu penelitian, karena dengan manganalisis data, peneliti dapat mengetahui
jawaban yang benar dari masalah yang telah diteliti. Analisis data bertujuan untuk memperoleh gambaran dari variabel, menguji teori atau konsep dengan informasi
yang ditentukan, menemukan adanya konsep baru dari data yang dikumpulkan dan mencari penjelasan apakah konsep baru yang diuji berlaku umum atau hanya pada
kondisi tertentu.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan