Implementasi Software Aplikasi pelayanan Farmasi Peranannya Dalam Meningkatkan Kepausaan User Di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

(1)

applications, especially for new users who first used coupled with the absence of operation of the software documentation is uneven causing capability and expertise possessed by the user in understanding the use of the Software Application Services Pharmacy, resulting in difficulty them in operating the software application. The purpose of this study was to determine the role of Application Software Implementation of Pharmacy Services In Improving User Satisfaction in RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

The method used in this research is descriptive quantitative. To determine the Implementation of Software Application Services that runs using Context Diagrams (DK) and Data Flow Diagrams (DFD) Pharmacy. Data collection techniques using observation techniques, interviews, and questionnaires. For the analysis of data using the Pearson Product Moment Correlation Analysis, Regression Testing, Coefficient of Determination, and t test To analyze the importance of variables using the User Satisfaction Performance analysis (IPA) whereas the processing of data using application of SPSS 17.0 For Windows.

The results of the 34 respondents in the sample of the total population of 51 interviewed with the method of determining the sample stratified random sampling, show that software applications pharmacy service plays a role in the improvement of customer satisfaction in RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 32,98%. The level of the categories of response of respondents in the quality of services of 76,56% applications software products expressed satisfaction and perception of respondents with regard to the implementation of software applications for the user of the pharmacy services are still not satisfied.


(2)

ABSTRAK

Permasalahan yang ditemukan yaitu tidak adanya pelatihan-pelatihan khusus untuk menggunakan software aplikasi terutama untuk user yang baru pertama kali menggunakannya ditambah dengan tidak adanya dokumentasi pengoperasiansoftwaremenyebabkan tidak meratanya kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh user dalam pemahaman pemakaian Software Aplikasi Pelayanan Farmasi sehingga mengakibatkan mereka kesulitan dalam mengoperasikan software aplikasi tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi Peranannya Dalam Meningkatkan KepuasanUserdi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Untuk mengetahui Implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi yang berjalan menggunakan Diagram Konteks (DK) dan Data Flow Diagram (DFD). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner. Untuk analisis data menggunakan Analisis Korelasi Pearson Product Moment, Uji Regresi, Koefisien Determinasi, dan uji t .Untuk menganalisis variabel Kepuasan User menggunakan Importance Performance Analisys(IPA) sedangkan pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS 17.0 For Windows.

Hasil penelitian terhadap 34 responden sebagai sampel dari jumlah populasi sebanyak 51 responden dengan metode penentuan sampel stratified random sampling, menunjukkan bahwa Software Aplikasi Pelayanan Farmasi berperan dalam meningkatkan Kepuasan User di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebesar 32,98%. Adapun tingkat kategori untuk tanggapan responden terhadap kualitas Software Aplikasi Pelayanan Farmasi sebesar 76.56% dinyatakan baik dan anggapan responden mengenai Kepuasan User setelah ImplementasiSoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi masih belum puas.


(3)

1 1.1.Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat pada saat ini dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk menunjang kehidupan agar menjadi lebih baik. Salah satu contoh teknologi informasi yang mengalami perkembangan pesat sejak ditemukan pada tahun 1940-an ialah teknologi komputer.

Komputer dengan segala kelengkapannya merupakan suatu alternatif yang sangat tepat untuk dijadikan sebagai sebuah alat yang dapat membantu dan mendukung kelancaran seperti melakukan penyimpanan data, pengolahan data, melakukan perhitungan dengan akurat, dan membuat laporan yang cepat dan tepat. Pada zaman sekarang ini hampir di segala bidang aspek kehidupan sudah memanfaatkan teknologi komputer mulai dari bidang pendidikan, ekonomi, hiburan, keamanan, kesehatan dan pemanfaatan dibidang lainnya.

Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan keberadaan suatu teknologi komputer yang akurat dan handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan terkait lainnya. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan rumah sakit.


(4)

2

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan salah satu rumah sakit yang sudah menggunakan teknologi komputer sejak tahun 1996. Salah satu pelayanan yang sangat penting dimiliki oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah pelayanan farmasi. Pelayanan farmasi di rumah sakit adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Demi memenuhi pelayanan kepada pasien yang semakin hari semakin meningkat maka dibangunlah suatu software aplikasi pelayanan farmasi yang terintegrasi sehingga proses pelayanan dapat menjadi lebih cepat. Sebelum menggunakansoftwareaplikasi proses pelayanan farmasi dilakukan secara manual .

Adapun perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan software aplikasi pelayanan farmasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung seperti pada tabel 1.1. di bawah ini:

Tabel 1.1.

Perbandingan antara sebelum dan sesudah menggunakanSoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi

Sebelum menggunakanSoftware Aplikasi Pelayanan Farmasi

Sesudah menggunakanSoftware Aplikasi Pelayanan Farmasi Menghitung harga obat secara manual Penghitungan harga obat sudah

terkomputerisasi

Menulis aturan pakai, bukti pembayaran Aturan pakai dan bukti pembayaran dicetak dari fasilitas komputer

Berdasarkan tabel 1.1. di atas, dapat dilihat perbedaan sebelum dan sesudah menggunakansoftware aplikasi pelayanan farmasi. Secara garis besar yang menjadi


(5)

masalah yaitu dikarenakan para karyawan tidak mempunyai suatu sistem informasi yang mendukung dalam proses pelayanan seperti saat menghitung harga obat, menulis aturan pakai dan bukti pembayaran, sehingga sering terjadi kesalahan dan menghambat proses pelayanan. Dengan adanyaSoftware Aplikasi Pelayanan Farmasi ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan tersebut selain itu juga untuk memudahkan para karyawan agar beban kerja mereka tidak terlalu berat sehingga akan tercapai kepuasan user/ karyawan yang merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah pelayanan karena secara tidak langsung kalauusermerasa puas diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan yang diharapkan oleh rumah sakit.

Untuk melihat keberhasilan dari implementasi suatu software aplikasi dapat dilihat dampaknya terhadap kepuasan user. Fenomena inilah yang terjadi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, dikatakan bahwa dengan adanya implementasiSoftware Aplikasi Pelayanan Farmasi setiap tugas pekerjaan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan, namum kenyataannya masih ada beberapa kendala diantaranya :

1. Tidak adanya pelatihan-pelatihan khusus untuk menggunakan software aplikasi terutama untukuseryang baru pertama kali menggunakannya. 2. Tidak adanya dokumentasi pengoperasian software menyebabkan tidak

meratanya kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh user dalam pemahaman sistem informasi khususnya pemakaian software aplikasi pelayanan farmasi sehingga mengakibatkan mereka kesulitan dalam mengoperasikansoftwareaplikasi.


(6)

4

3. Belum ada penelitian yang menyatakan bahwa Software Aplikasi Pelayanan Farmasi yang telah berjalan sekarang ini dapat mengatasi masalah-masalah yang ada serta berperan tidaknya dalam peningkatan kepuasanuserdi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Selain itu juga masih kurangnya ketelitianuser dalam menggunakansoftware aplikasi yang menyebabkan fungsi yang dilakukansoftwaretidak maksimal.

Oleh karena itu, berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti merasa tertarik membuat suatu penelitian yang tertuang dalam skripsi ini untuk meneliti dan menganalisa pengaruh dari implementasi software aplikasi pelayanan farmasi yang sekarang berjalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, dengan judul :

“Implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi Peranannya dalam meningkatkan Kepuasan User di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.”

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti mengidentifikasikan permasalahan yang ditemukan, yaitu berdasarkan survei awal yang dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin unit kefarmasian bahwa dengan adanya software aplikasi pelayanan farmasi menunjukkan adanya pebaikan-perbaikan dalam hal penyelesaian pekerjaan dibandingkan dengan sistem lama yang belum menggunakan software aplikasi. Namun tentunya masih terdapat pula kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang terjadi di bagian pelayanan farmasi misalnya dalam pelayanan di lapangan sekarang ini masih terdapat


(7)

permasalahan-permasalahan seperti masih kurangnya ketelitian user dalam menggunakan software aplikasi, hal ini tentu akan menyebabkan fungsi yang dilakukan software tidak akan maksimal. Kendala lainnya adalah tidak adanya pelatihan-pelatihan khusus untuk menggunakan software aplikasi terutama untuk user yang baru pertama kali menggunakannya ditambah dengan tidak adanya dokumentasi pengoperasian softwaremenyebabkan tidak meratanya kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh user dalam pemahaman sistem informasi khususnya pemakaian Software Aplikasi Pelayanan Farmasi sehingga mengakibatkan mereka kesulitan dalam mengoperasikan software aplikasi. Hal-hal tersebut tentu saja dapat menurunkan tingkat kepuasan user.

Adapun beberapa rumusan masalah yang menarik untuk diangkat adalah sebagai berikut :

a) Bagaimana Sistem Informasi Pelayanan Farmasi yang sedang berjalan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

b) Bagaimana tanggapan user atas implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

c) Bagaimana kepuasanusersetelah menggunakan SoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi Bandung.

d) Seberapa besar peranan implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi dalam meningkatkan kepuasanuserdi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.


(8)

6

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data-data dan keterangan relevan yang terkait dengan Software Aplikasi Pelayanan Farmasi terhadap permasalahan yang diteliti sehingga dapat di uji kebenarannya. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi banding dengan hal-hal yang dipelajari selama perkuliahan. Maksud penelitian ini juga untuk mengetahui peranan implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi, serta hubungannya dengan kepuasanuserdi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui Sistem Informasi Pelayanan Farmasi yang sedang berjalan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

b) Untuk mengetahui tanggapan user atas implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi.

c) Untuk mengetahui kepuasan user setelah menggunakan Software Aplikasi Pelayanan Farmasi.

d) Untuk mengetahui seberapa besar peranan implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi dalam meningkatkan kepuasan user di RSUP Dr. Hasan Sadikin.


(9)

1.4.Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Praktis

a) Bagi Perusahaan

Sebagai bahan evaluasi atas implementasi software aplikasi dalam menentukan arah kepuasan user/ para karyawan rumah sakit, serta dapat sebagai sumber informasi dalam menentukan arah kebijakan dan strategi keputusan dalam mencapai target – target yang di tetapkan oleh pihak rumah sakit.

b) Bagi Karyawan

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman tentang software aplikasi sehingga dapat memotivasi user/ para karyawan rumah sakit.

1.4.2 Kegunaan Akademis

a) Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pembanding antara ilmu manajemen (teori) dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan (praktek) sehingga dengan adanya perbaikan tersebut akan lebih memajukan ilmu Sistem Informasi yang sudah ada dihadapkan pada dunia nyata dan dapat menguntungkan berbagai pihak.


(10)

8

b) Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti atau para akademisi yang akan mengambil skripsi atau tugas akhir dalam kajian yang sekaligus sebagai referensi di dalam penulisan.

1.5.Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas, maka penulis menganggap perlu adanya batasan masalah yaitu :

a) Software Aplikasi Pelayanan Farmasi ini dibatasi pada software yang digunakan untuk pelayanan obat rawat inap reguler di RSUP Dr. Hasan Sadikin.

b) Penelitian terbatas pada useryang melakukan pelayanan obat di depo farmasi rawat inap regular di RSUP Dr. Hasan Sadikin.

c) Indikator kualitas software yang dikemukakan Mc Call yang dikutip oleh Roger Pressman ada 11 indikator tetapi dalam penelitian ini hanya 5 indikator yang digunakan karena disesuaikan dengan keadaan di lapangan/ tempat penelitian.


(11)

1.6.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin yang beralamat di jalan Pasteur nomor 38 Bandung 40161, penelitian dilakukan selama 5 bulan mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Juli. Adapun jadwal penelitiannya seperti terlihat pada tabel 1.2. di bawah ini.

Tabel 1.2. Waktu Penelitian

N

o Aktivitas

Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan proposal 2 Survei Objek

Penelitian 3 Pengambilan

Data 4 Bimbingan 5 Seminar 6 Pengolahan

Data 7 Sidang


(12)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1.Kajian Pustaka 2.1.1. Software

2.1.1.1.PengertianSoftware

Menurut Abdul kadir ( 2003:202) perangkat lunak (software) yaitu:

“Sekumpulan instruksi yang diberikan untuk mengendalikan perangkat keras komputer.”

Menurut Jogiyanto (2005:358) mengatakan bahwa perangkat lunak (software) adalah:

“Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi apabila instruksi-instruksi tertentu telah di berikan kepada perangkat keras tersebut. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software).”

2.1.1.2. KarakteristikSoftware

Adapun karakteristik darisoftwareini yaitu diantaranya:

1) Perangkat lunak (software) merupakan suatu produk, sekaligus sarana untuk membangun suatu produk.

2) Perangkat lunak (software) dibangun dan dikembangkan (engineered, not manufactures). Berbeda dengan perangkat keras (hardware), Perangkat lunak (software) dibuat dengan suatu perancangan yang kemudian setelah jadi


(13)

dapat dikembangkan lebih lanjut. Biaya untuk Perangkat lunak (software) dikonsentrasikan pada pengembangan.

3) Perangkat lunak (software) tidak pernah usang (wear out) namun memburuk (deteriorate). Perangkat lunak (software) tidak pernah usang karena adanya perawatan memungkinkan pengembangan Perangkat lunak (software) untuk menyesuaikan dengan kebutuhan baru. Namun sekali perangkat lunak (software) rusak, maka tidak dapat diganti dengan perangkat lunak (software) lain, namun harus dilakukan pembuatan ulang karena tidak ada suku cadang dalam Perangkat lunak (software) (berbeda denganhardware).

4) Sampai saat ini kebanyakan perangkat lunak (software) masih dibuat menurut pesanan (custom built).

2.1.1.3. Kualitas Software

Software (perangkat lunak ) dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan “sempurna” memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang membutuhkan. Hal ini sering di istilahkan sebagai pemenuhan terhadap “User requirement”(kebutuhan penggunasoftware).

Kualitas perangkat lunak adalah gangguan yang kompleks dari berbagai faktor yang akan bervariasi pada aplikasi dan pelanggan yang berbeda yang membutuhkannya. Faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Faktor yang dapat secara langsung diukur. 2. Faktor yang tidak dapat secara langsung diukur.


(14)

12

Menurut McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977 dalam Roger (2002:611) telah mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatusoftware.

Pada dasarnya McCall menitikberatkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan :

1. Sifat-sifat operasional darisoftware(Product Operation).

2. Kemampuansoftwaredalam menjalani perubahan (Product revision).

3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (ProductTransition).

Tetapi dalam penelitian ini penulis hanya membahas satu faktor/dimensi saja yaitu faktor-faktor/dimensi-dimensi yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software,yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Correctness, yakni sejauh mana suatusoftwarememenuhi spesifikasi danmission objectivedariuser.

2. Reliability, yakni sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.

3. Efficiency, yakni banyaknya sumber daya komputerisasi dan kode program yang dibutuhkan suatusoftwareuntuk melakukan fungsinya.

4. Integrity, sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan.

5. Usability, usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkaninput, dan mengartikanoutputdarisoftware.


(15)

2.1.1.4. Pelayanan Farmasi

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

2.1.2. Kepuasan

Defini kepuasan menurut Kotler (2003:61),satisfaction is person’s feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a product’s perceived performance (or outcame) in relation to his or her expectations (kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang dihasilkan dari kemampuan suatu produk dalam memenuhi harapanusertersebut).

Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra dalam bukunya, Quality, Satisfaction(2005:195)

“Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan “factio” (melakukan atau membuat). Kepuasan biasa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai.”

2.1.2.1.User

Definisiuser menurut Hawryszkiewyoz (1998:8),user are people who have a stake in the information system because they need the system to carry out their responsibilities within the organization (user atau pemakai adalah orang yang memiliki bagian dalam system informasi karena mereka membutuhkan system utnuk melaksanakan tanggung jawab di dalam organisasi).


(16)

14

2.1.2.2.KepuasanUser

Menurut Rangkuti (2002:18) menyatakan bahwa untuk mewujudkan rasa puas bagi user dapat dinyatakan dalam lima dimensi. Dimensi pertama adalah cepat tanggap (responsiveness), dimensi yang kedua adalah keandalan(reliability), dimensi yang ketiga adalah keyakinan (assurance), dimensi yang keempat adalah empati dan dimensi yang kelima adalah berwujud (tangible).

Menurut Locke dalam Darnawati (2003:43) bahwa seseorang akan merasa puas terhadap aspek pekerjaan, jika apa yang diharapkan terpenuhi bahkan lebih dari yang diharapkan, sedangkan orang tidak akan merasa puas terhadap pekerjaan selama masih terdapat perbedaan antara kenyataan dengan yang diharapkan.

2.1.3. Keterkaitan antar Variabel Penelitian

2.1.3.1.HubunganSoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi dengan KepuasanUser Kepuasan user merupakan keseluruhan penilaian dari pengalaman dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensialnya. Kepuasan user dapat dihubungkan dengan kemanfaatan teknologi dan sikap pengguna terhadap sistem.

User perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengembangan sistem, karena salah satu faktor penentu keberhasilan adalah user.User harus dilibatkan sedemikian rupa sehingga aspirasi dan keinginanuserbisa diakomodasi.

Jika penggunasoftwareyakin dengan kualitas system yang digunakannya dan merasakan bahwa menggunakan system tersebut tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa penggunaan system tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan kepuasanuser.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kualitas software aplikasi pelayanan farmasi dengan kepuasanuser yaitu jikasoftware yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan sesuai dengan


(17)

fungsinya maka akan meningkatkan kepuasanuserdalam memakaisoftwaretersebut. Dalam penelitian ini teori penghubung didapat dari tesis yang ditulis oleh Istianingsih dan Dr. Setyo Hari Wijanto dalam kajian risetnya yang berjudul Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Perceived Usefulness, dan Kualitas Informasi terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansisemakin tinggi kualitas softwareakuntansi yang digunakan akan semakin meningkatkan kepuasan pengguna berdasarkan persepsi mereka.

2.1.3.2.Pengaruh Implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi terhadap KepuasanUser

Hasil penelitian Li (1997) dan Rai et al (2002) “Jika pengguna software akuntansi yakin dengan kualitas sistem yang digunakannya, dan merasa bahwa penggunaan sistem tersebut tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa penggunaan sistem tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan kepuasanuser.”

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan persepsi pemakai, semakin tinggi kualitas software akuntansi akan semakin meningkatkan kepercayaan pemakai sistem tersebut. Peningkatan kepercayaan pemakai diharapkan akan semakin meningkatkan kepuasan user.


(18)

16

2.2.Kerangka Pemikiran a. Naratif

Asumsi bahwa implementasi software aplikasi pelayanan farmasi berdampak terhadap kepuasan user dapat dilihat dari data perbandingan antara sebelum dan sesudah menggunakansoftwareaplikasi pelayanan farmasi.

Menurut McCall dalam Roger (2002:611) telah mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software. Pada dasarnya McCall menitikberatkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting yaitu yang berhubungan dengan:

1) Sifat-sifat operasional darisoftware(Product Operation).

2) Kemampuansoftwaredalam menjalani perubahan (Product revision).

3) Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (ProductTransition).

Tetapi dalam penelitian ini penulis hanya membahas satu faktor/dimensi saja yaitu faktor-faktor/dimensi-dimensi yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software,yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Correctness, yakni sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objectivedariuser.

2. Reliability, yakni sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.


(19)

3. Efficiency, yakni banyaknya sumber daya komputerisasi dan kode program yang dibutuhkan suatusoftwareuntuk melakukan fungsinya.

4. Integrity, sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan.

5. Usability, usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkaninput, dan mengartikanoutputdarisoftware.

Menurut Webber dalam Journal :Mohamed, N,Hussin,H, and Hussein,R,2009, Meassuring Users Satisfaction with Malaysia’s Electronic Government Systems.Electronic Journal of e-Government.Volume 7 Isue 3.Pp 283-294 mengemukakan bahwa terdapat 5 indikator untuk mengukur kepuasan pengguna (user) dalam menggunakansoftware, yaitu:

1. Content adalah kepuasan pengguna (user) ditinjau dari isi suatu software. Isi dari software biasanya berupa fungsi dan modul yang digunakan oleh pengguna dan informasi yang dihasilkan oleh software yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (user).

2. Accuracy adalah kepuasan pengguna (user) dari sisi keakuratan data ketika softwaremenerima input kemudian mengolahnya menjadi informasi.

3. Format adalah kepuasan pengguna dilihat dari outputyang dihasilkan berupa laporan.

4. Ease of use adalah kepuasan pengguna dari sisi kemudahan pengguna atau user-friendly dalam menggunakan sistem seperti proses mamasukkan data, mengolah data dan mencari informasi yang dibutuhkan.


(20)

18

5. Timeliness adalah kepuasan pengguna dari sisi ketepatan waktu sistem dalam menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

b. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya

No. Peneliti Judul Persamaan &

perbedaan

Hasil penelitian

1 Henny Hendarti (jurnal Piranti Warta Vol.11 No.2 April 2008 :242-257) Korelasi antara Efektifitas Sistem Informasi KRS Online dengan Kepuasan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Persamaan: Uji validitas menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana Perbedaan:indicator yang digunakan pada variable X (relevant, reliable, complete, timely) Variabel Y (responsiveness, reliability, assurance)

Hasil analisis dan simpulan menunjukkan adanya hubungan yang positif antara efektifitas system informasi KRS Onlinedengan Kepuasan Mahasiswa 2 Noerlina;Santy;Chri sty;Helen(jurnal CompAct Vol.2 No.1 Mei 2005:60-74

Analisis Tingkat Kepuasan

Pengguna terhadap Aplikasi Oracle 9i

Persamaan:Uji validitas menggunakan metode korelasi pearson Perbedaan:

indicator yang digunakan pada variable X (

reliability, responsiveness, assurance, emphaty, tangibles) Variabel Y (harapan dan kenyataan)

Hasil analisis dan simpulan

menunjukkan bahwa pengguna merasa puas dengan Aplikasi Oracle 9i

3 Istianingsih dan Dr. Setyo Hari Wijanto dalam kajian risetnya Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Perceived Usefulness, dan Kualitas Informasi terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi Persamaan:indicator yang digunakan pada variabel Y (content, accuracy, format, easy of use, timeliness)

Perbedaan:

indicator yang digunakan pada variabel X1 kualitas system (sysqua1-sysqua10) variabel X2 kualitas informasi (INQUA1-INQUA6) variabel X3Perceived Usefulness (INDIM1-INDIM6)

Hasil analisis dan simpulan menunjukkan bahwa kualitas system terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadapperceived usefulness, kualitas informasi terbukti secara signifikan berpengaruh positidf terhadap perceived usefulness, kualitas sistem informasi


(21)

terbukti secara signifikan

berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna software akuntansi, kualitas informasi terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna software akuntansi,perceived Usefulnessterbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna software akuntansi


(22)

20

c. Bagan Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan teori keterkaitan antara variabel software aplikasi pelayanan farmasi dengan variabel kepuasan user maka dapat dirumuskan paradigma mengenai pengaruh software aplikasi informasi pelayanan farmasi terhadap kepuasan user di RSUP Dr. Hasan Sadikin, seperti terlihat berikut ini:

Tabel 2.2.

Paradigma kerangka pemikiran

KepuasanUser (Variabel Y)

penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang

mempengaruhi kepuasanuser yaitu:

1. Content 2. Accuracy 3. Format 4. Easy of use 5. Timeliness

(Menurut Webber dalam Journal :Mohamed, N,Hussin,H, and Hussein,R,2009, Meassuring Users Satisfaction with

Malaysia’s Electronic

Government Systems.Electronic Journal of e-Government.Volume 7 Isue 3.Pp 283-294)

SoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi

(Variabel X) penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi operasional yang

mempengaruhi kualitas suatu softwareyaitu: 1. Correctness 2. Reliability 3. Efficiency 4. Integrity 5. Usability

(Menurut McCall yang dikutip oleh Roger Presman dalam bukunya Rekayasa Perangkat Lunak (2002:611)


(23)

2.3.Hipotesis

Hipotesis awal yang penulis buat dalam penelitian ini menurut kerangka pemikiran yang ada yaitu :

“ ImplementasiSoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi Berperan Dalam Meningkatkan Kepuasan User di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung."


(24)

22 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Arikunto (2001:29) mengemukakan pengertian objek penelitian sebagai objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

Menurut Husein Umar (2005:303) pengertian objek penelitian menyatakan bahwa: Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.

Sedangkan pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh I Made Wirartha (2006:39) menyatakan bahwa objek penelitian adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai.

Sebelum melakukan penelitian, penulis harus dapat menentukan objek penelitian yang akan diteliti. Objek penelitian ini akan membantu kegiatan penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan sesuai dengan tema yang diangkat. Objek pada penelitian ini adalah Implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi di RSUP. Dr.Hasan Sadikin Bandung.


(25)

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penulisan yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penulisan yang dilakukan adalah penulisan yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (Angka), dengan menggunakan metode penulisan ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Travers dalam Husein Umar (2008:22) mendefinisikan Metode Deskriptif adalah metode yang betujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

Menurut Sugiyono (2009:12) mendefinisikan Metode pendekatan kuantitatif adalah metode penulisan yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penulisan, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penulisan, sehingga data tersebut akan di kumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.


(26)

24

3.2.1.Desain Penelitian

Desain penelitian yang sesuai dengan Iqbal Hasan (2010:17) yang dilakukan antara lain :

1. Mendefinisikan dan merumuskan masalah

Dalam tahap ini penulis pertama kali mendefinisikan masalah yang ada dilapangan, kemudian permasalahan yang di identifikasi dirumuskan sehingga sampai pada satu titik yang memunculkan permasalahan apa yang akan diangkat.

2. Melakukan studi kepustakaan

Studi kepustakaan ini mengacu pada teori-teori yang berlaku dan dapat dicari atau ditemukan pada buku-buku teks, ataupun hasil penelitian orang lain, baik yang sudah dipublikasikan maupun belum.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis analisis pada implementasi software aplikasi pelayanan farmasi terhadap kepuasan user, digunakan sebagai jawaban sementara dan selanjutnya akan diiuji kebenarannya.

4. Desain Penelitian

Untuk mengetahui uji hipotesis, maka pada desain penelitian variable X mewakili Kualitas Software Aplikasi Pelayanan Farmasi, dan variable Y mewakili Kepuasan UserRSUP Dr. Hasan Sadikin.

5. Mengumpulkan Data

Data merupakan bahan baku informasi, maka harus dicari dengan menggunakan teknik yang sesuai. Sumber data pada penelitian ini meliputi data primer dan data


(27)

sekunder. Teknik pengumpulan data ini penulis melakukan observasi, dokumentasi, kuesioner dan wawancara.

6. Mengolah dan Menyajikan Informasi

Untuk mengolah dan menyajikan informasi, penulis menggunakan bantuan dengan menggunakan aplikasi SPSS 17 agar mempermudah penulis dalam mendapatkan hasil dan membuat kesimpulan.

7. Membuat generalisasi dan kesimpulan

Pada tahap ini peneliti membuat generalisasi dari penemuannya berdasarkan batasan-batasan penelitian yang ada serta membuat kesimpulan yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.

3.2.2.Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2009: 38) adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

3.2.2.1.Variabel Bebas (Independent)

Sugiyono (2009:39) variabel independent sering disebut variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya veriabel dependent (terikat).


(28)

26

Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini adalah Kualitas Software Aplikasi Pelayanan Farmasi (X).

Konsep variabel kualitas software merupakan teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat. Adapun indikator variabel yang menentukan kualitas suatu software aplikasi menurut McCall dalam Roger (2002:611) adalah:

1. Correctness, yakni sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objectivedariuser.

2. Reliability, yakni sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.

3. Efficiency, yakni banyaknya sumber daya komputasi yang dibutuhkan suatu softwareuntuk melakukan fungsinya.

4. Integrity, sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan.

5. Usability, usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkaninput, dan mengartikanoutputdarisoftware.

3.2.2.2.Variabel Terikat (Dependent)

Sugiyono (2009:39) variabel dependent sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.


(29)

Variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini adalah Kepuasan User(Y). Menurut Webber dalam Journal :Mohamed, N,Hussin,H, and Hussein,R,2009, Meassuring Users Satisfaction with Malaysia’s Electronic Government Systems.Electronic Journal of e-Government.Volume 7 Isue 3.Pp 283-294.

Mengemukakan bahwa terdapat 5 indikator untuk mengukur kepuasan pengguna (user) dalam menggunakansoftware, yaitu:

1. Content adalah kepuasan pengguna (user) ditinjau dari isi suatu software. Isi dari software biasanya berupa fungsi dan modul yang digunakan oleh pengguna dan informasi yang dihasilkan oleh software yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (user).

2. Accuracy adalah kepuasan pengguna (user) dari sisi keakuratan data ketika softwaremenerima input kemudian mengolahnya menjadi informasi.

3. Formatadalah kepuasan pengguna dilihat darioutput yang dihasilkan berupa laporan.

4. Ease of use adalah kepuasan pengguna dari sisi kemudahan pengguna atau user-friendlydalam menggunakansoftware seperti proses mamasukkan data, mengolah data dan mencari informasi yang dibutuhkan.

5. Timeliness adalah kepuasan pengguna dari sisi ketepatan waktu software dalam menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Menurut Remenyi (1995:119), user satisfaction is generally considered to result from a comparison of user expectation (or needs) of the information system


(30)

28

with the perceived performance (or capability) of the information system on a number of different facets of the information system (kepuasan user secara umum dianggap sebagai hasil perbandingan antara pengharapan/ kebutuhanuseratas system informasi dan kinerja system informasi yang diterima.

Menurut Umar (2003:251-253) kepuasan user dapat dianalisis dari dua dimensi, yaitu dari harapan atas sesuatu dan kenyataan yang diterima user .Data tersebut diplot nilainya pada diagram kartsius. Bila berada di kuadran A,B,C atau D, maka komponen yang ditanyakan akan memiliki arti masing-masing, seperti dipaparkan berikut ini.

Gambar 3.4. Diagram Kartesius

Pada gambar 3.4. Kuadran A, pada posisi ini jika dilihat dari kepentingan user, atribut produk berada pada tingkat tinggi. Akan tetapi jika dilihat dari kepuasannya, user merasakan tingkat yang rendah sehingga user menuntut adanya perbaikan atribut tersebut. Perusahaan hendaknya melakukan usaha untuk meningkatkan kepuasan user yang berarti pula bahwa atribut ini perlu diatur agar kepuasanuserdapat diraih.

Kuadran B, pada posisi ini jika dilihat dari kepentingan user, atribut produk berada pada tingkat tinggi, dan dapat dilihat dari kepuasannya, user merasakan tingkat yang tinggi juga. Hai itu menuntut perusahaan untuk dapat mempertahankan

Kepentingan


(31)

posisinya karena atribut inilah yang telah menarik user untuk memanfaatkan produk tersebut.

Kuadran C, pada posisi ini jika dilihat dari kepentinganuser, atribut produk kurang dianggap penting. Akan tetapi, jika dilihat dari kepuasan user cukup baik. Namun,usermengabaikan atribut yang terletak pada posisi ini.

Kuadran D, pada posisi ini jika dilihat dari kepentinganuser, atribut produk kurang dianggap penting, tetapi jika dilihat dari tingkat kepuasannya, user merasa sangat puas.

Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel

VARIABEL [ 1 ]

KONSEP VARIABEL

[ 2 ]

INDIKATOR [ 3 ]

UKURAN [ 4 ]

SKALA [ 5 ]

Software Aplikasi Pelayanan Farmasi(variabel X) Software (perangkat lunak) dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan “sempurna” memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang membutuhkan. Kebenaran (Correctness)

Tingkat spesifikasi softwareterhadap kebutuhan rumah sakit dalam hal pengolahan data transaksi Ordinal Tingkat pemenuhan kebutuhan rumah sakit dalam mengelola data pasien baru Ordinal Tingkat Ordinal


(32)

30

Hal ini sering di istilahkan sebagai pemenuhan terhadap “User requirement.” pemenuhan kebutuhan rumah sakit dalam mengelola data pasien pulang Reliabilitas (Reliability)

Tingkat ketelitian Software Ordinal Tingkat kemudahaan menemukan kesalahan Ordinal Tingkat kecepatan dan ketepatan software Tingkat kemampuan softwareuntuk mengkoreksi data Ordinal Efisiensi (Efficiency)

Tingkat kemampuan softwaredalam meningkatkan pemrosasan data Ordinal Tingkat efisiensi waktu malakukan pekerjaan menggunakan softwareaplikasi sangat cepat. Tingkat efisiensi waktu malakukan penginputan data menggunakan software Tingkat keefektifan fungsi yang dimiliki software Tingkat kecepatan pengiriman data ke bagian lain

Tingkatsharing data pada software aplikasi antar bagian mudah dilakukan.


(33)

Integritas (Integrity)

Tingkat akses setiap tampilan padasoftware mudah dilakukan. Ordinal Tingkat keamanan

dari pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan

Ordinal

Kemampuan (Usability)

Tingkat kemampuan softwaredalam menghasilkan outputsesuai kebutuhan pengguna Ordinal Tingkat kemudahan memahami output yang dihasilkan software Ordinal Tingkat Output darisoftware aplikasi pelayanan farmasi memiliki hasil yang akurat.

Ordinal Tingkat kemampuan softwaredalam mengolahinput menjadioutput Tingkat penggunaan softwaremudah dilakukan Ordinal KepuasanUser (Y) Kepuasanuser dalam penelitian ini merupakan tingkat kepuasanuser terhadap softwaresistem informasi yang digunakan dan outputyang dihasilkan Content Tingkat kesesuaian informasi yang dihasilkan oleh softwaredengan kebutuhan pengguna (user)

Ordinal

Tingkat kepuasan userdilihat dari kelengkapan data pasien yang

dihasilkansoftware

Ordinal


(34)

32

userdilihat dari kelengkapan data obat yang dihasilkansoftware Tingkat manfaat dari informasi yang diberikan Ordinal Accuracy Tingkat kepuasan usermengenai keakuratan data yang dihasilkan olehsoftware Ordinal Tingkat kepercayaanuser memperoleh informasi Ordinal Tingkat kejelasan informasi yang disajikansoftware yang dibutuhkan user Ordinal Tingkat kepercayaan user ketika software menerima input kemudian mengolahnya menjadi informasi Ordinal Format Tingkat kepuasan userdilihat ketika software menerima input kemudian mengolahnya output Ordinal Tingkat kepuasan userdilihat dari outputyang dihasilkan berupa laporan sesuai dengan kebutuhan user Tingkat kepuasan usermengenai kejelasanoutput Ordinal


(35)

kemudahan dalam menggunakan softwaretersebut Tingkat kepuasan pengguna bersifat user-friendly

Ordinal

Timeliness

Tingkat kepuasan userdari sisi ketepatan waktu softwaredalam menyajikan informasi yang dibutuhkan

Ordinal

Tingkat keterkinian informasi yang dihasilkan oleh software

Ordinal

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau yang dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer seperti data kuesioner, survey, dan observasi.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu.


(36)

34

3.2.3.2.Teknik Penentuan Data

Menurut Sugiyono (2009:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi bukan hanya orang, tetapi objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek, tetapi memiliki seluruh sifat karakteristik yang dimiliki oleh subjek atau pun objek.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi yang akan dijadikan penelitian adalah user dalam hal ini karyawan bagian pelayanan farmasi di RSUP. Dr. Hasan Sadikin.

Menurut Bambang Soedibyo (2005:102) sampel adalah bagian dari populasi. Dikarenakan populasi tersebar di depo-depo farmasi yang berbeda maka untuk menentukan sampel digunakan sampling acak berlapis (stratified random sampling).

Menurut Bambang Soedibyo (2005:102) sampling acak berlapis adalah proses pemecahan populasi menjadi strata (lapis), kemudian memilih sampel acak sederhana dan menggabungkan kelompok menjadi sebuah sampel untuk menaksir parameter populasi.

Prosedur sampling acak berlapis menurut Bambang Soedibyo (2005:108) dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Bagi populasi menjadi sratum yang diinginkan b. Susun kerangka populasi setiap stratum


(37)

d. Tentukan jumlah subjek

e. Pilih elemen dari masing-masing stratum secara acak sederhana

Jumlah populasi yang tersebar di depo-depo farmasi rawat inap ada 51 orang seperti yang terlihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Departemen Tempat Kerja

No Departemen Tempat Kerja Jumlah Karyawan

1 Apotek Pusat 3

2 Depo Farmasi Ruang Anggrek 5

3 Depo Farmasi COT 6

4 Depo Farmasi Pusat 16

5 Depo Farmasi Ruang Penyakit Dalam 5

6 Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 1 1 7 Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 2 4 8 Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 3 6 9 Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 4 1

10 Depo Farmasi Ruang ICU 4

Total 51

Ukuran sampel diambil dari populasi menggunakan rumus yang dibuat oleh Slovin, yaitu :

n = N/{1+N(e)²} n = 51/{1+51(0,01)}


(38)

36

n = 51/(1+0,51) n = 51/1,51 = n = 33,77= 34

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = jumlah populasi, dalam hal ini 51 orang

e = tingkat presisi (batas ketelitian) yang diinginkan, dalam hal ini 10%

Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 34 orang dengan rincian sebagai berikut:

1) Apotek Pusat = 34/51*3 =2

2) Depo Farmasi Ruang Anggrek = 34/51*5 =3

3) Depo Farmasi COT = 34/51*6 =4

4) Depo Farmasi Pusat = 34/51*16 =11

5) Depo Farmasi Ruang Penyakit Dalam = 34/51*5 =3 6) Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 1 = 34/51*2 =1 7) Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 2 = 34/51*4 =3 8) Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 3 = 34/51*6 =3 9) Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 4 = 34/51*2 =1


(39)

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Iqbal Hasan (2010:23) pengumpulan data penelitian dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi penelitian. Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-cara tertentu. Berdasarkan cara-cara pengumpulannya, dikenal beberapa cara-cara pengumpulan data penelitian, antara lain:

a. Pengamatan (observasi)

Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti.

b. Penggunaan kuesioner

Penggunaan kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti. Berdasarkan sumber data yang dipakai, data diperoleh melalui pemberian kuesioner langsung kepada para karyawan RSUP Dr. Hasan Sadikin pada unit farmasi yang dikhususkan pada pelayanan regular.

c. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan Tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang diteliti.


(40)

38

d. Penelusuran literatur

Penelusuran literature adalah cara pengumpulan data menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literature disebut juga pengamatan tidak langsung.

3.2.4.1.Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas data dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas data dan derajat kebenaran (valid atau tidaknya suatu item pernyataan pada kuesioner yang diberikan pada responden) dari suatu proses pengumpulan data pada instrument penelitian. Kita juga menetapkan nilai kritisnya sebesar 0,3 artinya jika koefisiensi korelasi bernilai > 0,3 maka butir dinyatakan valid (Bambang S. Soedibjo, 2005:76). Berikut adalah dasar dalam pengambilan keputusan :

1. Jika r positif, serta r hitung≥0,3 (r kritis) maka item pertanyaan tersebut valid 2. Jika r tidak positif, serta r hitung ≤ 0,3 (r kritis) maka item pertanyaan tersebut

tidak valid

Untuk pengujian validitas ini instrumen penelitian yang berupa skor yang memiliki tingkatan, menggunakan software SPSS 17.0 For Windows dan Microsoft Excel 2007 dan rumus yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment dengan:

r = n(∑xy)−(∑x)(∑y)

ඥ(n∑xଶ)−(∑x)ଶ(n∑yଶ)−(∑y)ଶ

Keterangan :

r = koefisien validitas item yang dicari


(41)

Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item X = jumlah skor dalam distribusi X

Y = jumlah skor dalam distribusi Y

X² = jumlah kuadrat masing-masing skor X Y² = jumlah kuadrat masing-masing skor Y

n = banyaknya responden.

Koefisien validitas dianggap valid jika rhitung> rkritispadaα= 3%.

Hasil uji validitas menggunakan software SPSS 17.0 For Windows, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3.Uji Validitas Variabel Item

Pernyataan

Validitas

R Kritis Titik Kritis Keterangan

X

1 0,320 0,3 Valid

2 0,467 0,3 Valid

3 0,467 0,3 Valid

4 0,343 0,3 Valid

5 0,452 0,3 Valid

6 0,519 0,3 Valid

7 0,394 0,3 Valid

8 0,338 0,3 Valid

9 0,384 0,3 Valid

10 0,301 0,3 Valid

11 0,393 0,3 Valid

12 0,426 0,3 Valid

13 0,646 0,3 Valid

14 0,358 0,3 Valid

15 0,443 0,3 Valid

16 0,336 0,3 Valid

17 0,316 0,3 Valid


(42)

40

19 0,458 0,3 Valid

20 0,507 0,3 Valid

Y

1 0,641 0,3 Valid

2 0,545 0,3 Valid

3 0,498 0,3 Valid

4 0,603 0,3 Valid

5 0,353 0,3 Valid

6 0,336 0,3 Valid

7 0,618 0,3 Valid

8 0,341 0,3 Valid

9 0,587 0,3 Valid

10 0,422 0,3 Valid

11 0,315 0,3 Valid

12 0,307 0,3 Valid

13 0,516 0,3 Valid

14 0,697 0,3 Valid

15 0,812 0,3 Valid

Sumber : Pengolahan Data Menggunakan SPSS 17.0 For Windows (2011)

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa semua butir pertanyaan pada variabelSoftwareaplikasi pelayanan farmasi (variabel X) mulai dari butir pertanyaan no. 1 s/d 20 memiliki nilai r-hitung > r-kritis (0,300). Dengan demikian semua pertanyaan pada variabelSoftwareaplikasi pelayanan farmasi (variabel X) dinyatakan valid atau akurat.

3.2.4.2.Uji Reliabilitas

Uji relibilitas instrumen dilakukan untuk melihat sampai seberapa besar kendala alat ukur yang digunakan. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalahα -cronbach.

Menurut sekaran dalam Bambang S.Soedibjo (2005:72), kriteria penilaian terhadap koefisien α-Cronbach adalah jika koefisien α kurang dari 0,6 maka


(43)

instrumen dikatakan kurang reliabel, jika diatanra 0,6 dan 0,8 dikatakan cukup reliabel, sedangkan jikaαlebih besar 0,8 maka instrumen dikatakan sangat reliabel.

Didalam uji reliabilitas, penulis menggunakan program SPSS 17.0 For Windows, sehingga dengan SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach’s Alpha. Berikut adalah hasil uji reliabilitas dengan menggunakan uji statistic Cronbach’s Alpha dengan menggunakan SPSS 17.0 For Windows.

Tabel 3.4.Uji Reliabilitas

Varibel Koefisien Reliabilitas

Titik

Kritis Keterangan

X 0,704 0,7 Reliabel

Y 0,776 0,7 Reliabel

Sumber : Pengolahan Data Menggunakan SPSS 17.0 For Windows

Berdasarkan tabel diatas, Koefisien reliabilitas untuk variabel Software aplikasi pelayanan farmasi (variabel X) diperoleh 0,704 > 0,700 dan variabel Kepuasan user (variabel Y) diperoleh 0,776 > 0,700 sehingga variabel X dan Y reliabel.

3.2.4.3.Uji Method Sucsessive Interval (MSI) dari Data Ordinal ke Interval Data penelitian dari penyebaran kuesioner memiliki tingkat pengukuran ordinal. Sehingga untuk melakukan analisis kuantitatif dengan menggunakan korelasi pearson product moment memerlukan data dengan skala pengukuran interval. Berikut adalah cara transformasi dari data skala ordinal ke interval dengan menggunakan metode succesive interval (Successive Intervals Method). Successive Interval Method


(44)

42

adalah suatu metode untuk mentransformasi data ordinal menjadi interval agar dapat dilakukan analisis secara parametrik.

Skala Likert disebut juga summated rating scale. Skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu. Sebenarnya Skala likert merupakan skala ordinal akan tetapi dalampenelitian-penelitian bisnis khususnya pemasaran seringkali dimodifikasi dan diasumsikan sebagai skala interval. Biasanya format Skala Likert merupakan perpaduan antara kesetujuan dan ketidak setujuan, skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert sehingga dikenal dengan Skala Likert.

Skala ini banyak digunakan karena memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan Pertanyaan yang diberikan berjenjang, mulai dari tingkat terendah sampai tertinggi. Jumlah pilihan jawabannya bisa tiga, lima, tujuh, sembilan, yang jelas harus ganjil. Semakin banyak pilihannya, semakin mewakili jawaban responden. Namun, semakin banyak pilihan jawaban, semakin sulit mencari kata-kata yang dapat dipahami secara umum. Dalam bahasa Inggris, misalnya, pilihan jawaban berikut lumrah: extremely disagree, strongly disagree, disagree, neither agree nor diagree, agree, strongly agree, extremely agree. Dalam bahasa Indonesia, scpanjang dapat disepakati, pilihan jawaban berikut ini dapat dipakai: amat sangat tidak setuju, sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sangat setuju, amat sangat setuju. Masalahnya, kata ‘amat sangat’ jarang dipakai. Skala Likert dapat dipakai dengan


(45)

beberapa variasi bentuk pertanyaan, bisa ditempatkan pada jenjang jawaban terendah, misalnya ‘sangat tidak setuju’, bisa pula pada jenjang jawaban tertinggi, misalnya ‘sangat setuju’, asal dilakukan secara konsisten.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan skala Likert. 1. Urutan pertanyaan perlu diacak agar setiap pertanyaan mendapat peluang yang

sama untuk setiap posisi. Hal ini penting untuk menghindari bias posisi.

2. Hindari keseragaman pilihan jawaban dengan mengacak titik ekstrem positif dan negatif. Letak sangat setuju, sebagian di sebelah kiri, sebagian lagi di sebelah kanan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari pemberian jawaban yang seragam untuk semua jawaban karena kemalasan responden untuk memeriksa pertanyaan satu per satu.

Langkah-langkah kerja dalamSuccessive Interval Methodadalah sebagai berkut : 1. Perhatikan banyaknya responden yang memberikan respon yang ada, artinya

hitung frekuensi setiap skor.

2. Tentukan frekuensi kumulatif yaitu dengan menjumlahkan terus dari setiap skor. 3. Tentukan proporsi kumulatif dengan cara membagi frekuensi kumulatif dengan

total frekuensi. Proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku. 4. Menghitung nilai Z berdasarkan pada proporsi kumulatif diatas.

5. Dari nilai Z diketahui tersebut tentukan nilai densitynya.

6. Hitung SV (Scala Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut :

ܵ ݁ ܸ ݁= (ܦ݁ ݅ ݁ ݅ ݅ )− (ܦ݁ ݅ ݁ ݅ ݅ )


(46)

44

Keterangan :

Density at lower limit : Kepadatan batas Bawah Density at upper limit : Kepadatan Batas Atas Area Under upper limit : Daerah di Bawah Batas

Area Under lower limit : Daerah di Bawah Batas Bawah

7. Hitung Skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban. 3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1. Rancangan Analisis 1. Analisis Deskriptif

Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.

Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana implementasi softwareaplikasi pelayanan farmasi peranannya dalam meningkatkan kepuasanuser.

Metode kualitatif yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat faktor penyebab. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:


(47)

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.

c. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.

d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden, sedangakan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan dengan jumlah responden. Apabila digambarkan dengan rumus, maka akan tampak seperti di bawah ini:

Skor total

=

ୗ ୭୰ ୟ ୟ

ୗ ୭୰ ୧ ୟ x 100%


(48)

46

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Dimana penjelasan bobot nilai skor aktual dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5.

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Terhadap Skor Ideal No. % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% – 36.00% Tidak Baik 2 36.01% – 52.00% Kurang Baik 3 52.01% – 68.00% Cukup 4 68.01% – 84.00% Baik

5 84.01% – 100% Sangat Baik (Sumber: Umi Narimawati, 2007:85) 3.2.5.2.Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari kedua variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah korelasi antara Software Aplikasi Pelayanan Farmasi dan kepuasan userdi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan menggunakan pengujian statistik.

1) Teknik Korelasi

Teknik korelasi digunakan tergantung pada jenis data yang dikorelasikan serta jumlah variabel yang akan di korelasikan. Untuk mengetahui hubungan antara (Varibel X)softwareaplikasi pelayanan farmasi terhadap (variable Y) kepuasanuser, korelasi yang digunakan adalah KorelasiPearson Product Moment.


(49)

Rumusan KorelasiPearson Product Momentadalah:

r = ∑xy

ඥ(∑xଶ)(∑yଶ) r = n(∑xy)−(∑x)(∑y)

ඥ(n∑xଶ)−(∑x)ଶ(n∑yଶ)−(∑y)ଶ Keterangan:

r = korelasi Pearson Product Moment

x = SoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi

y = KepuasanUser

n = jumlah Sampel

Tabel 3.6.

Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2009:184)

Secara umum dapat dikatakan bahwa koefesien korelasi yang besar menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara variabel, dan begitupun sebaliknya. Bahwa koefisien korelasi yang semakin mendekati 1,00 menunjukkan hubungan yang


(50)

48

semakin kuat antar variabel yang diteliti. Sebaliknya, koefisien korelasi yang mendekati nol (0,00) memberikan arti bahwa hubungan antar variabel yang diteliti itu lemah.

2) Teknik Regresi Sederhana

Analisis regresi adalah teknik analisis yang meliputi metode-metode yang digunakan untuk memprediksi nilai-nilai dari satu atau lebih variable tergantung yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas.

Sugiyono (2009:188) secara umum regresi sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:

'= + Keterangan:

Y’ = Nilai yang diprediksikan

a = Konstanta atau bila harga X = 0 b = Keofisien Regresi

X = Nilai variabel independen Dimana:

Besar a dapat diketahui dengan rumus:

= (∑ ௜)(∑ ௜

)(

௜)(∑ ௜ ௜)

(∑ ଶ)−(∑ )ଶ Besar a dapat diketahui dengan rumus:

= (∑ ௜ ௜)−(∑ ௜)(∑ ௜) (∑ ଶ)−(∑ )ଶ


(51)

Keterangan :

Y = Subjek dalam variabel dependent yang diprediksi a = Koefisien regresi yang menunjukkan bilangan konstanta

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependent. Bila b (+) maka terjadi kenaikan, dan bila b(-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu n = Banyaknya sampel

3) Koefisiensi Determinasi

Dengan terdapatnya angka perhitungan koefisien korelasi, maka akan didapat besarnya angka koefisien determinasi, dimana akan dinyatakan besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Koefisien Determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas (variabel X) terhadap variabel tergantung (variabel Y). Koefisien determinasi di hitung dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100%. dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Sumber: Jonathan, 2005:72) Keterangan :

Kd = Nilai koefisien determinasi r = Koefisienkorelasi

(Sumber: Umi Narimawati, 2007:85) Kd = r² x 100%


(52)

50

Berdasarkan pada alat statistik yang digunakan dan hipotesis penelitian di atas maka penulis menetapkan dua hipotesis yang digunakan untuk uji statistiknya yaitu hipotesis nol (Ho) yang diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis alternatif (H1) yaitu hipotesis penulis yang diformulasikan untuk diterima, dengan perumusan sebagai berikut :

Ho : ρ = 0, Software Aplikasi Pelayanan Farmasi tidak berperan dalam meningkatkan KepuasanUser RSUP Dr. Hasan Sadikin

H1 : ρ ≠ 0, Software Aplikasi Pelayanan Farmasi berperan dalam meningkatkan KepuasanUser RSUP Dr. Hasan Sadikin

Menurut Sugiono (2009:159) hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Pengertian hipotesis tersebut adalah hipotesis untuk penelitian. Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian statistic. Jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Oleh karena itu untuk data statistik yang diuji adalah hipotesis nol.

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikansi 5 %). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

thit = r

2

1 2 r n

 


(53)

Dimana:

n = ukuran sampel r = koefisien korelasi = 5% dan dk = 34-2 = 2

Gambar 3.5. Kurva Uji-t Dua Pihak

Daerah Penerimaan H0

Daerah penolakan Ho

Daerah penolakan Ho

- ttabel 0 ttabel


(54)

85 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner yang disebarkan kepada 34 reponden. Data tersebut merupakan data pokok dimana analisisnya ditunjang oleh data-data sekunder yang analisisnya didapat dari hasil observasi di lapangan dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis. Data yang diperoleh dari hasil kuisioner terdiri dari dua macam, yaitu data responden dan data penelitian.

Data responden adalah seluruh identitas responden yang dipandang relevan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel penelitian, yaitu variabel X (SoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi) dan variabel Y (Kepuasan User). Variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi.

Data-data responden yang diperoleh melalui kuesioner dianalisis secara deskriptif. Data lain yang diperoleh dari studi pustaka akan digunakan sebagai data sekunder untuk melengkapi dan mendukung data primer. Analisis data deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti.


(55)

Jawaban responden atas sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.1.1. Analisis Statistik Deskriptif Data Responden

Pada analisis deskriptif ini, data responden dijelaskan melalui tabel tunggal. Data responden dalam penelitian ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui latar belakang responden yang dapat dijadikan masukan untuk menjelaskan hasil yang diperoleh dari penelitian. Analisis deskriptif data responden ini terdiri atas 6 tabel tunggal dengan data sebagai berikut:

4.1.1.1. Jenis Kelamin

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 7 20,59%

2 Perempuan 27 79,41%

Total 34 100,00%

Tabel 4.1 di atas menunjukkan gambaran mengenai jumlah responden (User) yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 34 orang yang masing-masing terdiri dari 27 orang responden berjenis kelamin perempuan atau 79,41% dan 7 orang responden berjenis kelamin laki-laki atau 20,59%. Berdasarkan pengamatan pada bidang pelayanan farmasi, perempuan memiliki sifat yang lebih teliti dan konsisten dalam mempertahankan ritme kerjanya juga secara psikologis lebih sabar dalam menghadapi masalah.


(56)

87

4.1.1.2. Usia

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 ≤20 Tahun 1 2,94%

2 21 - 30 Tahun 30 88,24%

3 31 - 40 Tahun 1 2,94%

4 > 40 Tahun 2 5,88%

Total 34 100,00%

Tabel 4.2. di atas memberikan gambaran mengenai usia responden (User) yang dapat dijadikan sampel sebanyak 34 orang responden yang terdiri dari 1 orang yang usianya kurang sama dengan 20 tahun, 30 orang yang usianya diantara 21 sampai dengan 30 tahun, 1 orang yang usianya di antara 31 sampai dengan 40 tahun dan 2 orang yang usianya lebih dari 40 tahun. Secara umum usia User di bidang pelayanan farmasi berkisar di antara 21 sampai dengan 30 tahun yang merupakan usia sangat produktif dalam bekerja. Hal ini disebabkan sebagian besar User di bidang pelayanan farmasi merupakan lulusan baru.


(57)

4.1.1.3. Status Perkawinan

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

No Status Perkawinan Frekuensi Persentase

1 Menikah 19 55,88%

2 Belum Menikah 15 44,12%

3 Janda 0 0,00%

4 Duda 0 0,00%

Total 34 100,00%

Tabel 4.3 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan status perkawinan. mayoritas responden sebanyak 19 orang atau 55,88% dan responden yang belum menikah yakni sebanyak 15 orang atau 44,12%. Secara umum User yang belum menikah dapat lebih total dalam melakukan pekerjaannya daripada yang sudah menikah. Hal ini dapat diketahui karena pada umumnya User yang belum menikah cenderung bisa lebih fokus daripada User yang sudah menikah, di mana terkadang permasalahan di rumah tangga berpengaruh terhadap psikologisUser.


(58)

89

4.1.1.4. Pendidikan Terakhir

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

1 SMA/SMK FARMASI 28 82,35%

2 D3 FARMASI 3 8,82%

3 S1 FARMASI 3 8,82%

4 S2 FARMASI 0 0,00%

Total 34 100,00%

Tabel 4.4 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan pendidikan terakhir, mayoritas responden sebanyak 28 orang atau 82,35% adalah responden yang pendidikan terakhirnya adalah SMA/SMK FARMASI dan paling sedikit adalah responden yang pendidikan terakhirnya adalah D3 dan S1 yakni masing-masing sebanyak 3 orang atau 8,82%. Secara umum User di bidang pelayanan farmasi kebanyakan lulusan dari SMA/SMK FARMASI dikarenakan dengan lulusan SMA/SMK FARMASI tersebut sudah dapat memiliki izin untuk dapat melakukan pekerjaan kefarmasiannya karena mereka sudah dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang cukup.


(59)

4.1.1.5. Masa Kerja

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Frekuensi Persentase

1 ≤5 Tahun 18 52,94%

2 6 - 10 Tahun 10 29,41%

3 11 - 15 Tahun 3 8,82%

4 16 - 20 Tahun 3 8,82%

5 > 20 Tahun 0 0,00%

Total 34 100,00%

Tabel 4.5 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan masa kerja. Mayoritas responden sebanyak 18 orang atau 52,94% adalah responden yang masa kerjanya kurang dari sama dengan 5 tahun dan paling sedikit adalah responden yang masa kerjanya antara 11 tahun sampai dengan 15 tahun dan antara 16 tahun sampai dengan 20 tahun yakni masing-masing sebanyak 3 orang atau 8,82%. Dari pengamatan di lapangan, secara umum yang memiliki masa kerja kurang sama dengan 5 tahun cenderung memiliki semangat kerja yang tinggi. Mereka cenderung memiliki semangat dan kemauan untuk belajar yang lebih dibandingkan dengan teman-temannya yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun.


(60)

91

4.1.1.6. Departemen Tempat Kerja

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen Tempat Kerja No Departemen Tempat Kerja Frekuensi Persentase

1 Apotek Pusat 2 5,88%

2 Depo Farmasi Ruang Anggrek 3 8,82%

3 Depo Farmasi COT 4 11,76%

4 Depo Farmasi Pusat 11 32,35%

5 Depo Farmasi Ruang Penyakit Dalam 3 8,82%

6 Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 1 1 2,94% 7 Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 2 3 8,82% 8 Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 3 3 8,82% 9 Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 4 1 2,94%

10 Depo Farmasi Ruang ICU 3 8,82%

Total 34 100,00%

Tabel 4.6. menunjukkan banyaknya responden berdasarkan Departemen Tempat Kerja. Mayoritas responden sebanyak 11 orang atau 32,35% adalah responden yang bekerja di Depo Farmasi Pusat dan paling sedikit adalah responden yang bekerja di Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 1 dan responden yang bekerja di Depo Farmasi Ruang Rawat Inap Khusus 4 yakni masing-masing sebanyak 1 orang atau 2,94%. Secara umumUseryang paling banyak terdapat di Depo Farmasi Pusat (DFP) dibandingkan dengan Depo Farmasi lainnya. Hal ini dikarenakan DFP merupakan pusat pelayanan farmasi hampir dari semua ruangan yang ada di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Dengan demikian jelas membutuhkan User yang lebih banyak dari pada depo farmasi yang lain.


(61)

4.1.2. Prosedur Sistem Pelayanan Farmasi yang sedang berjalan Adapun prosedur yang terjadi adalah sebagai berikut :

a. Pasien/ keluarga pasien membawa resep/ kartu obat pasien yang berisi data obat dan data pasien.

b. Petugas di depo farmasi akan memeriksa dan meneliti kelengkapan pengisian resep/ kartu obat pasien dan mengembalikan resep/ kartu obat yang tidak lengkap untuk dilengkapi terlebih dahulu.

c. Data yang sudah lengkap akan diinput dengan menggunakan software aplikasi pelayanan farmasi.

d. Setelah itu akan dihasilkan output berupa etiket (2 rangkap) dan bukti pembayaran (4 rangkap).

e. Keluarga pasien/ pasein akan menerima obat, etiket (1 rangkap) dan bukti pembayaran (1 rangkap).

f. Bagian keuangan secara otomatis akan menerima bukti pembayaran dari transaksi (2 rangkap).

g. Resep, etiket (1 rangkap) dan bukti pembayaran (1 rangkap) akan dilaporkan ke Apoteker untuk diperiksa ulang dan selanjutnya akan dijadikan arsip. h. Resep akan dievaluasi untuk menentukan obat yang sering keluar dan


(62)

93

Gambar 4.11. Diagram Konteks sistem yang sedang berjalan

4.1.3. Tanggapan Responden TerhadapSoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi Tabel 4.7.

Tanggapan Responden TerhadapSoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Aktual 124 136 130 141 105 132 131 145 132 129 119 147 123 117 109 112 132 144 144 151 2603

Skor Ideal 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 3400 Instrument

Total

Sumber : Data Primer yang telah diolah (2011) Skor total =2603 x 100% =76,56%

3400

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap Software Aplikasi Pelayanan Farmasi berdasarkan jawaban responden adalah sebesar 76,56%, hal itu berarti tanggapan menurut responden adalah baik, karena 76,56% itu dalam tabel 3.5. tentang kriteria persentase skor terhadap skor ideal ada diantara 68,01 – 84, maka hasilnya dinyatakan baik. Hal ini mengindikasikan bahwa karyawan merasa dibantu dengan implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi.


(63)

4.1 4. Analisis KepuasanUsermenggunakanImportance Performance Analysis (IPA)

Data yang dianalisis dalam penelitian ini berasal dari data kuesioner berjumlah 34 responden. Data yang diperoleh terdiri dari data kenyataan dan harapan konsumen dalam menggunakan Software Aplikasi Pelayanan Farmasi. Untuk itu digunakan Importance Performance Analysis (IPA) untuk menganalisisnya. Berikut ini hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut:

Tabel 4.8.

Distibusi Frekuensi Tingkat Kepentingan PenggunaSoftwareAplikasi Pelayanan Farmasi Terhadap Tingkat Kepuasan PenggunaSoftwareAplikasi Pelayanan

No Skor Tingkat Kepuasan Rata-rata Tingkat Kepuasan Skor Tingkat Kepentingan Rata-rata Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian

1 126 3,706 146 4,294 86,30%

2 127 3,735 153 4,500 83,01%

3 129 3,794 151 4,441 85,43%

4 119 3,500 144 4,235 82,64%

5 149 4,382 165 4,853 90,30%

6 127 3,735 142 4,176 89,44%

7 156 4,588 160 4,706 97,50%

8 128 3,765 148 4,353 86,49%

9 139 4,088 151 4,441 92,05%

10 150 4,412 140 4,118 107,14%

11 136 4,000 157 4,618 86,62%

12 107 3,147 108 3,176 99,07%

13 116 3,412 137 4,029 84,67%

14 122 3,588 159 4,676 76,73%

15 113 3,324 157 4,618 71,97%

Hasil dari distribusi frekuensi tingkat kepentingan terhadap tingkat kepuasan pengguna diatas dapat dilihat dari 15 item pernyataan, bahwa item pernyataan nomor 10 yaitu mengenai “Softwareaplikasi pelayanan farmasi mampu dalam menghasilkan


(64)

95

laporan transaksi harian” merupakan item pernyataan dengan tingkat kesesuaian tertinggi, sedangkan untuk tingkat kesesuaian terendah terdapat pada item nomor 15, yaitu mengenai “Software aplikasi pelayanan farmasi yang digunakan mampu menghasilkan informasi yang bersifat mutakhir/up to datedalam hal data pasien”.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil pemetaan pada diagram kartesius dengan menggunakan aplikasi program SPSS versi 17.0 pada gambar 4.15.

Gambar 4.14. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan Terhadap Tingkat Kepuasan

A B

D C


(65)

Dari hasil pemetaan antara kepuasan dengan kepentingan pengguna pada gambar 4.15. menunjukkan ada item pernyataan yang terletak di kuadran A sebagai berikut:

1. Software aplikasi yang digunakan memberikan kelengkapan informasi data pasien (nama, ruangan, status,tgl masuk). (item pernyataan 2)

2. Software aplikasi yang digunakan memberikan kelengkapan informasi data obat (nama, bentuk sediaan, dosis, stock) yang saya butuhkan saat melakukan transaksi penjualan. (item pernyataan 3)

3. Software aplikasi yang digunakan mampu memberikan saya informasi data stock obat dengan benar. (item pernyataan 8)

4. Saya dapat memperoleh informasi data obat yang dibutuhkan dengan cepat. (item pernyataan 14)

5. Software aplikasi pelayanan farmasi yang digunakan mampu menghasilkan informasi yang bersifat mutakhir/ up to date dalam hal data pasien. (item pernyataan 15)

Hal tersebut berarti pengguna merasa tidak puas karena kondisi yang diberikan belum dilaksanakan sesuai dengan keinginan pengguna, padahal hal tersebut adalah prioritas utama yang dianggap penting oleh pengguna.

Dari hasil pemetaan antara kepuasan pengguna dengan kepentingan menunjukkan ada item pernyataan yang terletak di kuadran B sebagai berikut:

1. Software aplikasi yang digunakan menghasilkan informasi yang bebas dari kesalahan pada saat menghitung harga obat. (item pernyataan 5)


(66)

97

2. Saya merasa puas dengan tingkat akurasi Software aplikasi yang digunakan saat melakukan transaksi (misal dalam kolom nama obat kita memasukkan angka maka secara otomatis akan ada pemberitahuan “data yang Anda masukkan salah”). (item pernyataan 7)

3. Software aplikasi yang digunakan mampu menghasilkan informasi berupa output (etiket) dalam hal memberikan aturan pakai obat yang dapat dipahami dengan jelas. (item pernyataan 9)

4. Software aplikasi pelayanan memberikan kesesuaian informasi berupa output (kwitansi,bon dan etiket) dengan fakta yang ada saat proses penginputan data transaksi. (item pernyataan 11)

Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan telah berhasil dilaksanakan dan memuaskan pengguna.

Unsur yang dianggap tidak penting dan diterima pengguna biasa-biasa saja dan bukan prioritas dalam pelayanan dan bagi pengguna menunjukkan prioritas rendah pada diagram kartesius berada pada kuadran C, yakni item-item berikut:

1. Software aplikasi yang digunakan mampu memberikan informasi persis seperti yang saya butuhkan dalam melakukan transaksi penjualan (obat yang diresepkan tersedia atau tidak). (Item pernyataan 1)

2. Software aplikasi dapat memberikan informasi yang mampu mengurangi ketidakpastian tentang data obat. (Item pernyataan 4)

3. Software aplikasi pelayanan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam hal data pasien. (Item pernyataan 6)


(67)

4. Saya merasa kesulitan dalam melakukan pengolahan data pasien saat menggunakanSoftwareaplikasi tersebut. (Item pernyataan 12)

5. Software aplikasi pelayanan farmasi yang digunakan bersifat User friendly. (Item pernyataan 13)

Dari hasil pemetaan antara kepuasan pengguna dengan kepentingan menunjukkan ada item pernyataan yang terletak di kuadran D sebagai berikut:

1. Software aplikasi pelayanan farmasi mampu dalam menghasilkan laporan transaksi harian. (Item pernyataan 10)

Hal tersebut menunjukkan bahwa item pernyataan di atas adalah hal yang kurang penting bagi pengguna akan tetapi pengalaman yang diterima pengguna berlebihan.

4.2. Hasil Pembahasan

4.2.1. Analisis Koefisien Korelasi

Untuk melihat apakah terdapat pengaruh dari variabel Software Aplikasi Pelayanan Farmasi (X) terhadap Kepuasan User (Y), digunakan analisis korelasi Product Moment yang kemudian akan dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t.

Skor-skor variabel X dan Y disajikan pada tabel 4.14. Tabel 4.14.

Tabel Bantu Perhitungan Korelasi No.

Resp X Y X

2

Y2 XY

1 41,36 38,35 1710,25 1470,51 1585,85

2 46,56 31,96 2167,41 1021,19 1487,73


(1)

128

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/eko_3_.pdf(tanggal 10 April 2011)

http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201197%20ttg %20Standar%20Pelayanan%20Farmasi%20Di%20RS.pdf(tanggal 10 April 2011) http://www.docstoc.com/docs/21610213/Mengembangkan-Layanan-Farmasi-Klinis-di-Rumah-Sakit(tanggal 10 April 2011)


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, akhirnya berkat rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah untuk junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW yang selalu memberikan teladan, yang menerangi langkah menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.

Penyusunan Skripsi ini pada hakikatnya menguraikan judul Skripsi yang penulis susun, yaitu “Implementasi Software Aplikasi Pelayanan Farmasi Peranannya dalam meningkatkan Kepuasan User di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.”

Penulis menyadari pada Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, namun penulis mencoba untuk menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik– baiknya. Harapan penulis, Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih terutama kepada kedua orang tua tercinta yang selalu menemani, memberi dorongan materil maupun moril serta kepada Bpk. Dadang Munandar, SE.,M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta saran dalam penyelesaian Skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan melimpahkan rahmat dan karunia–Nya.Amiin.


(3)

Ucapan terima kasih juga ingin penulis sampaikan kepada :

1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto M.MC, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Dr. Arry Akhmad Arman selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

3. Dadang Munandar, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.

4. Wahyu Nurjana WK,S.T.,M.Kom., selaku Dosen Wali.

5. Proft. Dr.Umi Narimawati, M.Si selaku Dosen Penguji I sidang skripsi yang telah memberikan masukan yang besar bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

6. Yasmi Afrizal, S.Kom, M.Kom., selaku Dosen Penguji II sidang skripsi yang telah memberikan masukan yang besar bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

7. Dra. Siti Susiani, Apt., M.Si. selaku Kepala Instalasi Farmasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin yang telah mengizinkan dan memberikan tempat untuk melakukan penelitian.

8. Dra. Sri Hartini, Apt., M.Si. terima kasih atas masukan dan bantuannya. 9. Drs. David Darmin, Map. selaku Kepala Sistem Informasi Rumah Sakit

terima kasih atas masukan dan bantuannya.

10. Dra. Dewi Mardiah, Apt. selaku pembimbing di RSUP Dr. Hasan Sadikin yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data, sehingga


(4)

penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, terima kasih atas bimbingannya selama penulis melaksanakan observasi.

11. Dra. Eni Margayani, Apt., M.Si. yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, terima kasih atas bimbingannya selama penulis melaksanakan observasi.

12. Semua staf Tata Usaha Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

13. Semua karyawan di bidang pelayanan farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, terima kasih atas kerja sama dan bantuanya.

14. Penyusunan laporan skripsi tidak lepas dari dukungan semua pihak, terutama teman-teman mahasiswa/i MI-17 angkatan 07 serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

Tiada manusia yang sempurna, karenanya penulis sangat menyadari adanya keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki, sehingga dalam penyusunan Skripsi ini banyak terdapat kekurangan.


(5)

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan segala rahmat – Nya kepada kita semua.

Penulis doakan semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis hingga Skripsi ini selesai di balas oleh Allah SWT.Amiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, Agustus 2011


(6)

BIODATA PENULIS

A. Biodata Penulis

Nim : 10507907

Nama : Sri Wahyuni

Tempat Tanggal Lahir : Ciamis, 14 April 1986

Alamat : Dusun Gimbal. Kec. Mangunjaya. Ciamis

E-mail :nciyuni@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN Mangunjaya 9 Ciamis, Juni 1992 s.d Juni 1998 2. SLTP N 2 Padaherang Ciamis, Juni 1998 s.d Juni 2001 3. SMF Bumi Siliwangi Bandung, Juni 2001 s.d Juni 2004

4. UNIKOM Bandung Program Studi S1 Sistem Informasi, 2007 s.d 2011

Bandung, Agustus 2011 Hormat saya,