Peranan Kualitas Software Pada Instalasi Farmasi Rawat Jalan Yang Melayani Pasien Akses Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

(1)

PERANAN KUALITAS SOFTWARE PADA INSTALASI FARMASI

RAWAT JALAN YANG MELAYANI PASIEN ASKES TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI RSUP dr HASAN SADIKIN

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Tekhnik dan Ilmu Komputer

Oleh :

Riska Purwaningsih NIM. 1.05.07.906

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

Farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes Peranannya Dalam Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawandi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Untuk mengetahui implementasi Software Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes yang berjalan menggunakan Diagram Konteks (DK) dan Data Flow Diagram (DFD).

Sedangkan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai kualitas software dan kepuasan kerja digunakan kuesioner berbasis 5 skala likert. Kuesioner disebarkan kepada seluruh responden yang menggunakan software ( tekhnik sensus) sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas software belum sepenuhnya baik karena masih terdapat kekurangan seperti tidak update data obat, dan fasilitas lainnya yang masih belum sesuai. Tanggapan responden terhadap kualitas software menunjukkan bahwa 42,56% setuju 14,78% tidak tahu dan 42,67% tidak setuju menunjukan bahwa kualitas software belum baik, sedangkan tanggapan responden terhadap kepuasan kerja 54,84% setuju 16,67% tidak tahu dan 28,50% tidak setuju, ini menunjukkan bahwa tidak seluruhnya karyawan merasa puas bekerja di Instalasi tersebut.

Peranan menunjukkan bahwa kualitas software terhadap kepuasan kerja relative kecil yaitu sebesar 9,1%. Ini menunjukkan bahwa kualitas software memberikan kontribusi hanya 9,1% terhadap kepuasan kerja. Hal ini disebabkan masih banyak variabel lain yang dapat meningkatkan kepuasan kerja seperti sistem remunerasi, karir.


(3)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the installation software implementation of outpatient Pharmacy that serves its role in improving patient Askes job satisfaction employees in RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. The methods used in this study is descriptive dan verifikatif. To find the Installation Software implementation of outpatient Pharmacy serving patient Askes that runs using a context Diagram (CD) and Data Flow Diagram (DFD).

As for knowing the response of respondents regarding the quality of the software and job satisfaction used likert scale 5-based questionnaire. A questionnaire distributed to all respondents who use software (tekhnik census) as many as 30 people. The results showed that the quality of the software has not been fully well because there are still shortcomings like no drug data update, and other facilities that are unresolved. Respondent’s response to quality software show that 42,56% agree 14.78% don’t know and 42,67% disagree showed that quality of software not good, the responses respondents against complacence work 54,84% agree 16,67% don’t know and 28,50% disagree, this shows that not all employees satisfied work in the installations.

The role indicate that the quality of software to work complacence relative small I e of 9,1%. This show that the quality of software contributed only 9,1% against work complacence. It is because there are many more other variables that can promote complacence work as a system of remuneration, career.


(4)

Iman dan Islam. Shalawat dan Salam tetap tercurahkan kepada jungjungan kita Rasulullah SAW, kepada keluarganya dan kepada sahabat-sahabatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “PERANAN KUALITAS SOFTWARE PADA INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN YANG

MELAYANI PASIEN ASKES TERHADAP KEPUASAN KERJA

KARYAWAN DI RSUP dr HASAN SADIKIN BANDUNG”

Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan terimakasih dan rasa hormat serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas bantuan dan dorongan yang telah penulis dapatkan sejak melakukan penelitian sampai pembuatan laporan Skripsi ini kepada Bapak Drs Bambang S. Soedibjo, M Eng selaku dosen pembimbing. Semoga Allah membalas kebaikan dan melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Amiin. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Bapak Prof.Dr.H. Denny Kurniadie., M.Sc sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Dadang Munandar, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(5)

4. Bapak Drs Bambang S. Soedibjo, M Eng, selaku dosen pembimbing yang banyak membantu, membimbing dan memberikan saran dan motivasi kepada penulis.

5. Bapak Wahyu Nurjaya WK, ST, M.Kom, selaku Dosen Wali yang selalu memberikan dukungan dan bantuan.

6. Seluruh Dosen Pengajar, Staff dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia Bandung.

7. Kedua orang tuaku yang telah banyak memberikan bantuan, saran, motivasi, perhatian serta doanya setiap waktu, saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga.

8. Seluruh rekan-rekan klaim Askes di RSUP dr Hasan Sadikin atas semangat dan doanya.

9. Teman-teman MI dan MI-Karyawan, serta pihak-pihak lain yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama ini mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Bandung, Februari 2012


(6)

MOTTO

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... V DAFTAR GAMBAR... X DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR SIMBOL... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 5

1.2.1 Identifikasi Masalah... 5

1.2.2 Rumusan Masalah... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 7

1.3.1 Maksud Penelitian... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian... 7


(7)

1.5 Kegunaan Penelitian... 13

1.5.1 Kegunaan Praktis... 13

1.5.2 Kegunaan Akademis... 14

1.6 Batasan Masalah... 14

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS... 17

2.1 Pengertian Software... 17

2.1.1. Karakteristik Software... 17

2.1.2. Klasifikasi software... 18

2.1.3. Kualitas Software... 24

2.2. Instalasi Farmasi... 26

2.3. Kepuasan kerja... 26

2.3.1. Pengertian kepuasan kerja... 26

2.3.2. Faktor-faktor kepuasan kerja... 28

2.4. Hubungan sistem informasi pelayanan obat askes rawat jalan dengan kepuasan kerja karyawan... 32

2.5. Hipotesis... 33

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN... 34


(8)

3.1.2.2. Misi Perusahaan... 37

3.1.3 Struktur Organisasi... 38

3.1.4 Deskripsi Tugas... 38

3.2 Metode Penelitian... 62

3.2.1 Desain Penelitian... 63

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 65

3.2.2.1Variabel Independen... 66

3.2.1.2Variabel Dependen... 66

3.3 Sumber dan teknik Penentuan Data... 69

3.3.1. Sumber Data... 69

3.3.2 Populasi... 70

3.3.3 Teknik Penarikan sampel... 70

3.3.4 Metode Pengumpulan Data... 70

3.3.5 Skala Pengukuran... 71

3.3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas... 72

3.3.6.1 Uji validitas... 73

3.3.6.2.Uji Reliabilitas... 74


(9)

3.3.7.1.Rancangan Analisis... 75

3.3.7.2.Pengujian Hipotesis... 77

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 78

4.1. Software yang sedang berjalan di Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes di RSUP dr Hasan Sadikin... 78

4.1.1. Tampilan Program Software Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes yang Berjalan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung... 78

4.1.2 Prosedur Sistem Pelayanan Farmasi yang sedang berjalan... 84

4.1.2.1 Diagram Konteks yang sedang berjalan... 85

4.1.2.2 Data Flow Diagram yang sedang berjalan... 85

4.1.3 Temuan dari Sistem berjalan... 86

4.2 Tanggapan Responden mengenai implementasi Kualitas Software Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes... 87

4.2.1 Karakteristik Responden... 87

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 88

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 89

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Perkawinan... 90

4.2.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 91


(10)

4.3 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan kerja di instalasi farmasi

yang melayani pasien askes di RSUP dr Hasan Sadikin... 100

4.4. Peranan software terhadap kepuasan kerja karyawan RSUP dr Hasan Sadikin... 115

4.4.1 Hasil Uji Validitas... 115

4.4.2 Hasil Uji Reliabilitas... 117

4.4.3 Uji Korelasi... 119

4.4.4 Koefisien Determinasi... 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 122

5.1 Kesimpulan... 122

5.2 Saran... 123 DAFTAR PUSTAKA


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan organisasi, untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan manajemen yang tepat dan dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan.Dengan berkembang pesatnya teknologi maka pekerjaan manajemen dan pelayanan terhadap pasien yang memerlukan dukungan data dan informasi mengalami kemajuan yang pesat pula.Pengolahan data dan informasi merupakan suatu hal mutlak yang sangat diperlukan bagi sebuah organisasi atau perusahaan terlebih di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, di mana penyajian informasi dituntut tidak hanya harus akurat tapi juga bisa diperoleh dengan mudah dan cepat.

Penyajian informasi ini, sangat diperlukan pada setiap aspek kehidupan tidak terlepas perannya terhadap rumah sakit yang memang memerlukan pelayanan yang lebih efektif dan efisien.Rumah sakit sebagai salah satu sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.Pelayanan di rumah sakit adalah kegiatan yang berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik yang merupakan


(12)

salah satu pelayanan yang mempunyai peranan yang sangat penting di dalamnya adalah unit kefarmasian.

Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin atau biasa disebut RSHS Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang bergerak dalam pelayanan kesehatan masyarakat.Rumah sakit ini juga dikenal dengan sebutan Rumah Sakit Rancabadak.Rumah sakit ini digunakan sebagai tempat rujukan bagi pasien yang berasal dari berbagai rumah sakit daerah lain di Jawa Barat sehingga menjadikan rumah sakit ini terbesar di Jawa barat dan memiliki banyak fasilitas yang lengkap.

Salah satu fasilitas yang dimiliki oleh RSUP dr Hasan Sadikinselain rawat inap adalah instalasi rawat jalan.Instalasi rawat jalan merupakan fasilitas yang disediakan RSUP dr Hasan sadikin untuk menangani pasien yang secara berkelanjutan setelah pulang dari rawat inap, maupun menangani pasien yang mendapatkan perawatan secara teratur yang tidak harus menginap, atau dikenal dengan rawat jalan.

Pasien yang mendapatkan penanganan rawat jalan yang secara beraturan memeriksakan kesehatannya ke Dokter,kemudianmendapatkan obat yang secara teratur diminumnya seperti penyakit diabetes, kanker,jantung dan lain sebagainya. Apalagi mereka yang telah lanjut usia, biasanya memiliki asuransi kesehatan yang berbeda-beda. Asuransi kesehatan yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah


(13)

3

askes, oleh karena itu RSHS menyediakan satu tempat pelayanan khusus bagi pasien yang menggunakan askes karena pengguna askes yang semakin bertambah.Pasien dengan asuransi kesehatan Askes datang berobat ke RSUP dr Hasan Sadikin dalam sehari mencapai 600 pasien lebih dengan keluhan dan poli yang berbeda.Pelayanan askes untuk pasien rawat jalan yang paling penting yaitu pelayanan permintaan resep obat khusus pasien askes.

Untuk menyajikan informasi yang cepat dan akurat ini, maka proses pengolahan data harus dilakukan secara terkomputerisasi dalam sebuah sistem yang biasa disebut sistem informasi. Dengan dilakukannya proses pengolahan data secara terkomputerisasi maka pekerjaaan-pekerjaan pengolahan data tersebut dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.

Untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan yang lebih baik lagi dari meningkatnya jumlah permintaan terhadap pelayanan obat kepada pasien setiap harinya maka dibuatkan sistem informasi yang memadai. Penggunaan informasi terhadap pelayanan obat ini sangat penting untuk membantu meringankan beban kerja karyawan sehingga dapat memberikan kepuasan kerja terhadap karyawan khususnya yang bekerja di instalasi farmasi bagian askes rawat jalan.

Peningkatan pasien yang signifikan tidak memungkinkan lagi penggunaan secara manual pada pelayanan obat karena membuang banyak waktu dan tenaga, dan banyak terjadi kesalahan yang berakibatkan kepada kerugian, oleh karena itu


(14)

dibuatkan software yang menunjang terhadap pelayanan obat khususnya askes rawat jalan di RSUP dr Hasan Sadikin ini. Dibuatkannya software diharapkan dapat mengurangi beban kerja dari karyawan dan mengurangi kesalahan dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan.Karena karyawan merupakan faktor yang paling penting pada setiap difisi terlebih pada pelayanan karena secara tidak langsung jika karyawan merasa puas diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan.

Untuk melihat keberhasilan impementasi software dapat dilihat dari dampaknya terhadap kepuasan kerja karyawan. Fenomena inilah yang terjadi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, dikatakan bahwa dengan adanya implementasi software Pelayanan Farmasi setiap tugas pekerjaan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan, namum kenyataannya masih ada beberapa kendala diantaranya :

1. Tidak adanya fasilitas update obat antara rawat jalan dan rawat inap sehingga dapat mengakibatkan jatah obat yang diberikan kepada pasien berlebih yang berdampak tidak dibayar penggunaannya oleh PT Askes.

2. Tidak adanya pelatihan-pelatihan khusus untuk menggunakan software aplikasi terutama untuk karyawan yang baru pertama kali menggunakannya ditambah dengan tidak adanya dokumentasi pengoperasian software.

3. Karyawan belum sepenuhnya puas karena masih ada banyak kendala pada software, karena seringnya terjadi error dan masih adanya kesalahan pada output.


(15)

5

Belum ada penelitian yang menyatakan bahwa sistem informasi pelayanan obat askes rawat jalanyang telah berjalan sekarang ini dapat mengatasi masalah-masalah yang ada serta berperan tidaknya dalam peningkatan kepuasan kerja karyawan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi obat khususnya pada pasien Askes rawat jalan pada RSHS dan menjadikannya sebagai objek penelitian untuk skripsi yang dikerjakan oleh penulis. Terkait hal tersebut, penulis menentukan judul penelitian :

” PERANAN KUALITAS SOFTWARE PADA INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN YANG MELAYANI PASIEN ASKES TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI RSUP dr HASAN SADIKIN BANDUNG”

1.2 Identifikasi dan rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah-masalah yang nantinya akan penulis lakukan penelitian. Adapun indentifikasi dan rumusan masalah tersebut yaitu:

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada kualitas software di rawat jalan terutama pelayanan instalasi farmasi khusus melayani pasien Askes, yaitu kurangnya update pemakaian obat yang berhubungan dengan pasien tersebut sehingga dikerjakan secara


(16)

manual baik mencetak etiket dan laporan data obat yang membuat tidak efektif dan efisien dalam pengerjaannya,kemudian masih adanya kesalahan-kesalahan yang diketahui oleh tim verikasi dan masih kurangnya pelatihan akan penggunaan software sehingga masih banyak karyawan yang belum mengetahui kegunaan menu-menu yang telah disediakan di software tersebut secara detail yang mengakibatkan menumpuknya pekerjaan karena ditunda dalam pengerjaannya. Kemudian masih adanya keluhan karyawan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan karyawan belum sepenuhnya merasakan kepuasan dalam bekerja.

1.2.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:

a. Bagaimana software yang berjalan saat ini di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askesdi RSUP dr Hasan Sadikin.

b. Bagaimana tanggapan karyawan terhadap implementasi software diinstalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes RSUP dr Hasan Sadikin terhadap kepuasan kerja karyawan.

c. Bagaimana kepuasan kerja karyawan di RSUP dr Hasan Sadikin.

d. Bagaimana peranan kualitas Software terhadap kepuasan kerja karyawan RSUP dr Hasan Sadikin.


(17)

7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian adalah untuk mendeskripsikan arah dari penelitian yang dilakukan supaya lebih mudah dan terfokus dalam melakukan penelitiannya.

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kualitas software pelayanan obat askes rawat jalan di RSUP dr Hasan Sadikin serta hubungannya dengan meningkatkan kepuasan kerja karyawan sehingga dapat meningkatkan kerja karyawan yang akan berdampak terhadap nilai kepuasan pasien agar dapat melayani pemberian obat secara lebih efektif dan efisien.Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan peneliti dan ingin menerapkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari di kampus dan dapat di implementasikan pada dunia pekerjaan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahuisoftware yang sedang berjalan di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes di RSUP dr Hasan Sadikin Bandung.

2. Untuk mengetahui tanggapan karyawan mengenai implementasi software yang berjalan di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes di RSUP dr Hasan Sadikin.

3. Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan di RSUP dr Hasan Sadikin. 4. Untuk mengetahui peranan software terhadap kepuasan kerja karyawan RSUP


(18)

1.4 Kerangka Pemikiran

Menurut Bambang S.Soedibjo (2005:209) Kerangka Pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting.

Kerangka Pemikiran diturunkan dari teori yang relevan dengan masalah yang diteliti,sehingga memunculkan asumsi-asumsi dan proposisi (pernyataan) yang kemudian dirumuskan ke dalam hipotesis operasional atau hipotesis yang dapat diuji. Berikut ini kerangka pemikiran yang terdapat di RSUP dr Hasan Sadikin.

Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan rumah sakit.

RSUP dr Hasan Sadikin menyediakan suatu Sistem Informasi yang khusus dimaksudkan pada software yaitu Pelayanan Pasien askes Rawat jalan.Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pendataan informasi dan juga dapat memberikan kenyaman pada pasien. Pada sistem informasi ini pasien tidak harus menunggu lama atau mendaftar ulang pada saat akan melakukan pemeriksaan.


(19)

9

Suatusoftware sangat berpengaruh bagi sebuah instansi atau perusahaan.Karena sistem informasi ini digunakan sebagi jalur untuk mendapatkan komunikasi penting sebagai dasar informasi dalam pengambilan keputusan oleh atasan terhadap kerja para karyawannya.Salah satu komponen dari sistem informasi yang paling penting pada perusahaan adalah software.Oleh karena itu, bagus tidaknya suatu perusahaan tergantung dari kualitas softwareyang dibuat.

Menurut McCall dalam Roger (2002:611) telah mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software. Pada dasarnya McCall menitikberatkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting yaitu yang berhubungan dengan:

1) Sifat-sifat operasional dari software (Product Operation).

2) Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product revision).

3) Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (ProductTransition).

Tetapi dalam penelitian ini penulis hanya membahas satu faktor/dimensi saja yaitu faktor-faktor/dimensi-dimensi yang berkaitan dengan sifat-sifat operational software, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Correctness, yakni sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objective dari user.

2. Reliability, yakni sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.


(20)

3. Efficiency, yaknibanyaknya sumber daya komputerisasi dan kode program yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya.

4. Integrity, sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan.

5. Usability, usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output dari software.

Menurut Spector (1997) seperti dalam jurnal :Ghalia A. Attar dan Rateb J.Sweis dalam jurnal “The Relationship between information technology adoption and job satisfaction in contracting companies in Jordan”aspek-aspek kepuasan kerja ada 2 faktor yaitu instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ini dijadikan sebagai indikator dalam penelitian ini dalam skala kepuasan kerja.

Adapun faktor-faktor instrinsik sebagai berikut:

1. Activity adalahSeberapa jauh pekerjaan tersebut tetap dapat meyibukkan individu.

2. Independence adalah Kewenangan untuk dapat bekeja sendiri.

3. Variety adalah Kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda-beda. 4. Social status adalah Pengakuan masyarakat luas tentang status pekerjaan. 5. Moral values adalah Pekerjaan tidak berhubungan dengan segala sesuatu yang

dapat mengganggu hati nurani.

6. Security adalahKepastian kerja yang diberikan.

7. Social service adalahKesempatan untuk membantu orang lain mengerjakan tugas.


(21)

11

8. Authority adalahMemiliki kekuasaan terhadap orang lain.

9. Ability utilization adalahKesempatan untuk menggunakan kemampuan yang ada.

10. Responsibility adalahTanggung jawab dalam membuat keputusan dan tindakan

11. Creativity adalahKebebasan untuk mengungkapkan ide yang baru

12. Achievement adalahPerasaan yang didapat ketika menyelesaikan suatu tugas Sedangkan aspek-aspek pekerjan yang termasuk dalam faktor ekstrinsik

1. Compensation adalahBesarnya imbalan atau upah yang diterima. 2. Advancement adalahKesempatan untuk memperoleh promosi.

3. Coworkers adalahSeberapa baik hubungan antara sesama rekan kerja.

4. Human relations supervisions adalah Kemampuan atasan dalam menjalin hubunganinterpersonal.

5. Technical supervisions adalahKemampuan atau skill atasan menyangkut segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan.

6. Company policies and practice adalah Seberapa jauh perusahaan menyenangkan parapekerja

7. Working conditions adalahKondisi pekerjaan seperti jam kerja, temperatur,perlengkapan kantor serta lokasi pekerjaan

8. Recognition adalahPujian yang diperoleh ketika menyelesaikan pekerjaan yang baik.


(22)

Penelitian mengenai keterkaitan antara sistem informasi terhadap karyawan telah banyak diteliti salah satunya pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan yang telah diteliti oleh Ghalia A. Attar dan Rateb J.Sweis (2010) “The Relationship between information technology adoption and job satisfaction in contracting

companies in Jordan” dan Christian Korunka dan Oliver Vitouch(1999) “Effects of the implementation of information technology on employees' strain and job

satisfaction: A context-dependent approach : work and stress.”Dari penelitian tersebut diatas diperoleh bahwa ada hubungan antara tekhnologi informasi dengan kepuasan kerja karyawan di perusahaan kontruksi.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan teori keterkaitan antara variabel software aplikasi pelayanan farmasi dengan variabel kepuasan kerja karyawanmaka dapat dirumuskan paradigma mengenai pengaruh kualitas software pelayanan obat askes rawat jalan terhadap kepuasan kerja karyawandi RSUP Dr. Hasan Sadikin, seperti terlihat berikut ini:


(23)

13

Tabel 1.1

Paradigma kerangka pemikiran

1.5 Kegunaan Penelitian

Sistem informasi yang dihasilkan semua dikumpulkan melalui penelitian dan studi literatur, oleh karena itu kegunaan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam sebuah penelitian supaya penelitian itu memiliki arti yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1.5.1 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kualitas software pelayanan obat askes rawat jalan berjalan dengan baik yang berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan di apotek yang khusus melayani pasien askes di apotek askes rawat jalan di RSUP dr Hasan sadikin, erat kaitannya

Kepuasan kerja karyawan (Variabel Y)

penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yaitu:

1. kepuasan kerja intrinsik 2. kepuasan kerja ekstrinsik (Menurut Spector (1997) dalam jurnal :Ghalia A. Attar dan Rateb J.Sweis dalam jurnal “The

Relationship between information technology adoption and job satisfaction in contracting companies in Jordan) Software adalah perangkat

lunakuntuk melayani obat askes rawat jalan

(Variabel X)

penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi operasional yang mempengaruhi kualitas suatu softwareyaitu:

1. Correctness 2. Reliability 3. Efficiency 4. Integrity 5. Usability

(Menurut McCall yang dikutip oleh Roger Presman dalam bukunya Rekayasa Perangkat Lunak (2002:611))


(24)

dengan meningkatkan kinerja karyawan yang akan meningkatkan kepuasan terhadap pasien.

1.5.2 Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan akademis dari penelitian ini adalah: a. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat menjadi perbandingan untuk pengembangan ilmu dibidang informatika terlebih pada perusahaan sendiri. Jika ada perbandingan diharapkan dapat lebih memajukan Manajemen Informatika yang senantiasa berguna bagi semua pihak

b. Bagi peneliti lain.

Menambah perbendaharaan pengetahuan bagi peneliti lain untuk mengetahui sejauh mana kualitas software yang ada dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang akan berdampak terhadap pengembangan sistem infomasi yang lebih baik lagi dan sebagai referensi lain yang berguna.

c. Bagi penulis

Diharapkan dapat menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan panulis sendiri baik wawasan teori maupun praktik.Dan melatih daya berpikir dari penulis sendiri.

1.6 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah di atas, maka penulis menentukan batasan permasalahan yang akan dibahas, yaitu:


(25)

15

a. Dari semua Sistem informasi yang berjalan di RSUP Hasan Sadikin Bandung yang akan dianalisis hanya pada kualitas software .

b. Dari sekian banyak pasien yang dirawat di RSUP dr Hasan Sadikin Bandung, yang akan di analisis hanya di instalasi Farmasi yang melayani pasien rawat jalan.

c. Instalasi farmasi yang melayani pasien rawat jalan dari berbagai rujukan dan status pendaftaran yang akan diteliti hanya di intalasi farmasi yang melayani pasien dengan status pendaftaran menggunakan Asuransi Kesehatan (Askes).

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di RSUP dr Hasan Sadikin tepatnya di jalan Pasteur nomor 38 Bandung 40161. Adapun jadwal penelitiannya sebagai berikut :

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

No

Nama Kegiatan

Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengumpulan

data 2 Observasi


(26)

Identifikasi masalah 3 Pembuatan

kuesioner Penyebaran kuesioner Pengumpulan kuesioner 4 Pengolahan

data questioner Uji validitas Uji


(27)

17 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Software

Menurut Abdul Kadir ( 2003:202) perangkat lunak (software) yaitu:

“Sekumpulan instruksi yang diberikan untuk mengendalikan perangkat keras komputer.”

Menurut Jogiyanto (2005:358) mengatakan bahwa perangkat lunak (software) adalah:

“Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi apabila instruksi-instruksi tertentu telah di berikan kepada perangkat keras tersebut. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software).”

Menurut Melwin (2007:22) mendefinisikan perangkat lunak sebagai berikut :

“Berfungsi sebagai pengatur aktivitas kerja komputer dan semua intruksi yang mengarah pada sistem komputer.Perangkat lunak menjembatani interaksi user dengan computer yang hanya memahami bahasa mesin.”Software dibangun berdasarkan permintaan atau kebutuhan penggunanya.Ini sangat jelas pada software aplikasi. 2.2.1. Karakteristik Software

Adapun karakteristik darisoftware ini yaitu diantaranya:

1) Perangkat lunak (software) merupakan suatu produk, sekaligus sarana untuk membangun suatu produk.

2) Perangkat lunak (software) dibangun dan dikembangkan (engineered, not manufactures). Berbeda dengan perangkat keras (hardware), Perangkat lunak


(28)

(software) dibuat dengan suatu perancangan yang kemudian setelah jadi dapat dikembangkan lebih lanjut. Biaya untuk Perangkat lunak (software) dikonsentrasikan pada pengembangan.

3) Perangkat lunak (software) tidak pernah usang (wear out) namun memburuk (deteriorate). Perangkat lunak (software) tidak pernah usang karena adanya perawatan memungkinkan pengembangan Perangkat lunak (software) untuk menyesuaikan dengan kebutuhan baru. Namun sekali perangkat lunak (software) rusak, maka tidak dapat diganti dengan perangkat lunak (software) lain, namun harus dilakukan pembuatan ulang karena tidak ada suku cadang dalam Perangkat lunak (software) (berbeda dengan hardware).

4) Sampai saat ini kebanyakan perangkat lunak (software) masih dibuat menurut pesanan (custom built).

2.2.2. Klasifikasi software

Menurut Melwin (2007:22) secara umum perangkat lunak ini

dapatdiklasifikasikan menjadi 2, yaitu : 1. Perangkat Lunak Sistem Operasi

Operating system software merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengkonfigurasikan komputer agar dapat menerima berbagaiperintah dasar yang diberikan sebagai masukan. Perangkat lunak sistem juga merupakan sekumpulan program yang ditulis untuk melayaniprogram-program yang lain.


(29)

19

a) MS-DOS b) LINUX c) UNIX d) FREE BSD e) OS/2

f) SUN OS (JAVA) g) WINDOWS h) MACINTOSH i) NOVELL, dll.

2. Perangkat lunak aplikasi

Perangkat lunak aplikasi merupakan program siap pakai yang digunakanuntuk aplikasi dibidang tertentu.Perangkat lunak aplikasi yang membantuuser sehingga dapat bekerja lebih efektif dan efisien.

Aplikasi ini dibagi atas beberapa bidang, antara lain : a. Business & Office Application

Aplikasi perkantoran dipergunakan untuk menyelesaikan pekerjaankantor seperti mengetik (Word processing, document management)membuat tabel kerja (Worksheet), membuat database sederhana (MS.Access) ataupun mengolah image/citra sederhana.

Contoh aplikasi perkantoran yang terpaket komplit : 1) Mocrosoft office


(30)

3) Star Office 4) Abiword 5) Open Office

6) MS_Office for MAC, dll.

Aplikasi bisnis lainnya juga meliputi aplikasi pengolahan datakeuangan, missal (Personal Finance Application & BusinessAcounting Application). Contoh :

1) Aplikasi perhitungan neraca, rugi laba perusahaan. 2) Aplikasi perhitungan pajak personal & perusahaan 3) Aplikasi manajemen proyek

4) Aplikasi persediaan stok barang dan penjualan 5) Aplikasi pelayanan loket & kredit nasabah bank 6) Aplikasi pemesanan tiket pesawat/kapal laut, dll. b. Database Application

Aplikasi yang digunakan dalam pengolahan data baik yang berukurankecil maupun besar bisa digunakan secara stand-alone (tunggal)maupun dalam sistem berbasis jaringan lokal client server maupunwebbase (intranet maupun internet).

Contoh : 1) MS SQL 2) FoxBase


(31)

21

3) Oracle 4) MySQL 5) PostgresSQL 6) SQL Server, dll. c. Graphic Design

Aplikasi yang digunakan untuk membuat sketsa dua dimensi untukdesain ruangan, perabotan, mesin-mesin model industri, juga modeltubuh manusia, hewan, dll.

Contoh : 1) AutoCad 2) Pro Design 3) CorelDraw

4) Adobe Ilistrator, dll.

Ada juga yang memasukan dalam golongan ini aplikasi image, audio,video manipulator, yaitu aplikasi yang digunakan untuk mengolahcitra, suara hingga gambar 3 dimensi untuk pembuatan animasi,pengolahan image, photo, audio, video editing, dll.

Contoh :

1) Adobe Photoshop, After Effect, Premire, & Audition 2) Corel Draw, Corel RAVE, Corel Photo Paint

3) Ulead Media studio 4) GIMP (In Linux)


(32)

5) Cool Edit Pro , Sound Force 6) Macromedia Flash, Director 7) 3D Studio Max, Maya, dll. d. Antivirus & Utility Tools

Software ini digunakan untuk operasi minor (Background) yangbekerja di belakang sistem, berguna untuk meningkatkan kinerjasistem operasi atau aplikasi dan juga performa hardware.

Terdapat 2 jenis utilitas di dalam sistem operasi :

1. Utulitas Internal, sudah termasuk dalam paket yang di instalasidalam sistem operasi seperti scandisk di Windows atau perintahfsck (file system check) di OS Linux, dan

2. Utilitas eksternal, yang harus diinstalasi kemudian pada OS,

sepertiSystem Optimizer, PC Tools, Data/File Recovery,

PCMaintenance, Internet Utilities, Norton System Work,

RegistryClean & Repair, Hardware Repair.

Sementara untuk proteksi virus dan antivirus, contohnya adalahantivirus produk Mc Affee, Grisoft, Norton, PandaSoft, dll.


(33)

23

Merupakan sistem bahasa pemrograman komputer yang

dilengkapidengan compiler tertentu sebagai sumber media penyusunan programaplikasi.

Contoh : 1) QuikBasic 2) Clipper 3) Visual Basic 4) Turbo Pascal 5) Visual C++ 6) Turbo Assembler 7) GCC

8) Phyton 9) KDEvelopt 10) Gdekstop, dll.

Termasuk dalam jenis aplikasi ini adalah web development tools, yaituaplikasi yang digunakan untuk membuat/mendesain tampilan

website(homepage) di internet, seperti FrontPage, Macromedi

Dreamweaver,PHPedit, WebPage Editor, dll.


(34)

Aplikasi yang digunakan untuk membangun komunikasi antara satukomputer dengan komputer lain dalam jaringan komputer local maupun global.

Contoh :

1) E-mail & Fax Application 2) Remote Access

3) YM, ICQ, MSN 4) Terminal Emulation 5) Instant Messaging 6) Voice Recognition 7) Web Browser

8) Internet Telephony, dll. g. Jenis Aplikasi Lain

1. Multimedia Player, seperti WinAmp, XMMS, Power DVD,JetAudio, Windows Media Player, dll.

2. Hacker Tools, seperti Find Password, Keygen/Crack SoftwareLicense, Scanning Port, dll.

3. Network & Security Application, seperti Firewall, IntruderDetections, Network Monitoring, dll.

4. PC Games Apllication, dan masih banyak lagi.


(35)

25

Software (perangkat lunak )dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan “sempurna” memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang membutuhkan. Hal ini sering di istilahkan sebagai pemenuhan terhadap “User requirement” (kebutuhan pengguna software).

Kualitas perangkat lunak adalah gabungan yang kompleks dari berbagai faktor yang akan bervariasi pada aplikasi dan pelanggan yang berbeda yang membutuhkannya. Faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Faktor yang dapat secara langsung diukur.

2. Faktor yang tidak dapat secara langsung diukur.

Menurut McCall dan kawan-kawan pada tahun 1977 dalam Roger (2002:611) telah mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software.

Pada dasarnya McCall menitikberatkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan :

1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operation).

2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product revision).

3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (ProductTransition).

Tetapi dalam penelitian ini penulis hanya membahas satu faktor/dimensi saja yaitu faktor-faktor/dimensi-dimensi yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software, yang dapat diuraikan sebagai berikut :


(36)

1. Correctness, yakni sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objective dari user.

2. Reliability, yakni sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.

3. Efficiency, yaknibanyaknya sumber daya komputerisasi dan kode program yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya.

4. Integrity, sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan.

5. Usability, usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output dari software.

2.3. Instalasi farmasi

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat

http://www.scribd.com/doc/2679388/STANDAR-PELAYANAN-FARMASI-DI-RUMAH-SAKIT

2.4. Kepuasan kerja


(37)

27

Menurut Hoppeck (dalamAnoraga, 2001) kepuasan kerja merupakan penilaian dari karyawan mengenaiseberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.Selanjutnya Tiffin (dalam Anoraga, 2001) menjelaskan tentang definisi kepuasankerja sebagai suatu hal yang berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadappekerjaan itu sendiri. Situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dan sesame karyawan serta menurut Blum (dalam Anoraga, 2001) dikemukakan bahwakepuasan kerja adalah sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikapkhusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial diluar kerja.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksuddengan kepuasan kerja merupakan perasaan yang menyangkut individu ataukaryawan terhadap pekerjaannya, apakah memuaskan kebutuhannya atau tidak.Biasanya orang akan merasa puas atas kerja yang telah atau sedang ia jalankan, apabila apa yang ia kerjakan telah memenuhi harapan salah satu tujuannya bekerja. Apabila seseorang mendambakan sesuatu, berarti ia memiliki suatu harapan dengan demikian ia akan termotivasi melakukan tindakan ke arah pencapaian harapan tersebut.

Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 2002) yang disebut kepuasan kerja ialah perasaan seseorang terhadap pekerjaanya.

Teori-teori kepuasan kerja.menurut Wexley & Yukl (1977) teori-teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yaitu :

a. Discrepancy theory

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.


(38)

b. Equity theory

Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity dan inequity atas suatu situasi. Ada tiga elemen dari teori equity yaitu :

1) Input adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan.

2) Out comes adalah segala sesuatu yang berharga, yang dirasakan karyawan sebagai “hasil” dari pekerjaannya.

3) Comparison person adalah kepada orang lain dengan siapa karyawan membandingkan rasio input-out comes yang dimiliknya.

c. Two factor theory

Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2001) teori kepuasan kerja yang ia namakan teori dua faktor terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan dan sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya, kondisi, situasi kerja, interaksi dan peran karyawan dalam lingkungan kerja yang berkaitkan dengan kebutuhan yang akan dicapai dengan kenyataan yang ada.

2.4.2. Faktor-faktor kepuasan kerja

Menurut Jewell dan Siegall (1998) beberapa aspek dalam mengukur kepuasaan kerja:

a. Aspek psikologis, berhubungan dengan kejiwaan karyawan meliputi minat,ketentraman kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan.


(39)

29

b. Aspek sosial, berhubungan dengan interaksi sosial, baik antar sesama karyawan dengan atasan maupun antar karyawan yang berbeda jenis kerjanya serta hubungan dengan anggota keluarga.

c. Aspek fisik, berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, pengaturan waktu istirahat, keadaan ruangan, suhu udara, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur.

d. Aspek finansial berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besar gaji, jaminan sosial, tunjangan, fasilitas dan promosi.

Menurut Spector (1997) seperti dalam jurnal :Ghalia A. Attar dan Rateb J.Sweis dalam jurnal “The Relationship between information technology adoption and job satisfaction in contracting companies in Jordan”aspek-aspek kepuasan kerja ada 2 faktor yaitu instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ini dijadikan sebagai indikator dalam penelitian ini dalam skala kepuasan kerja.

Adapun faktor-faktor instrinsik sebagai berikut:

1. Activity adalahSeberapa jauh pekerjaan tersebut tetap dapat meyibukkan individu.

2. Independence adalah Kewenangan untuk dapat bekeja sendiri.

3. Variety adalah Kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda-beda. 4. Social status adalah Pengakuan masyarakat luas tentang status pekerjaan.


(40)

5. Moral values adalah Pekerjaan tidak berhubungan dengan segala sesuatu yang dapat mengganggu hati nurani.

6. Security adalahKepastian kerja yang diberikan.

7. Social service adalahKesempatan untuk membantu orang lain mengerjakan tugas.

8. Authority adalahMemiliki kekuasaan terhadap orang lain.

9. Ability utilization adalahKesempatan untuk menggunakan kemampuan yang ada.

10. Responsibility adalahTanggung jawab dalam membuat keputusan dan tindakan

11. Creativity adalahKebebasan untuk mengungkapkan ide yang baru

12. Achievement adalahPerasaan yang didapat ketika menyelesaikan suatu tugas Sedangkan aspek-aspek pekerjan yang termasuk dalam faktor ekstrinsik

1. Compensation adalahBesarnya imbalan atau upah yang diterima. 2. Advancement adalahKesempatan untuk memperoleh promosi.

3. Coworkers adalahSeberapa baik hubungan antara sesama rekan kerja.

4. Human relations supervisions adalah Kemampuan atasan dalam menjalin hubunganinterpersonal.

5. Technical supervisions adalahKemampuan atau skill atasan menyangkut segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan.

6. Company policies and practice adalah Seberapa jauh perusahaan menyenangkan parapekerja


(41)

31

7. Working conditions adalahKondisi pekerjaan seperti jam kerja, temperatur,perlengkapan kantor serta lokasi pekerjaan

8. Recognition adalahPujian yang diperoleh ketika menyelesaikan pekerjaan yang baik.

Beberapa ahli lain mengemukakan faktor-faktor kepuasan kerja adalah sebagai berikut:

Faktor–faktor kepuasan kerja menurut Greenberg & Baron (1995) ada 2 faktor yaitu: a. Faktor-faktor organisasional

1) Sistem penggajian 2) Kualitas dari supervisi 3) Desentralisasi kekuasaan

4) Tingkat kerja dan dorongan sosial 5) Kondisi kerja yang menyenangkan b. Faktor Personal

1) Variabel kepribadian 2) Status dan senioritas

3) Pekerjaan yang sesuai dengan minat 4) Kepuasan hidup

Selanjutnya Robbins (1996) menjelaskan lagi beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja diantaranya :

a. Tantangan kerja b. Sistem gaji yang adil


(42)

c. Kondisi kerja yang mendukung d. Rekan kerja yang mendukung

2.5. Hubungan sistem informasi pelayanan obat askes rawat jalan dengan kepuasan kerja karyawan

Kepuasan kerja karyawanmerupakan keseluruhan penilaian dari pengalaman dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensialnya.Kepuasan kerja karyawandapat dihubungkan dengan kemanfaatan teknologi dan sikap pengguna terhadap sistem.

Karyawan perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengembangan sistem, karena salah satu faktor penentu keberhasilan adalah karyawan.karyawanharus dilibatkan sedemikian rupa sehingga aspirasi dan keinginan karyawanbisa diakomodasi.

Jika pengguna sisteminformasi yakin dengan kualitas system yang digunakannya dan merasakan bahwa menggunakan system tersebut tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa penggunaan system tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan kepuasan kerja terhadap karyawan.

Hubungan antara teknologi informasi dengan kepuasan kerja telah diteliti oleh Ghalia A. Attar. dan Rateb J.Sweis, yang dipublikasikan dalam jurnal “ Journal of Information Technology in Construction” (Januari 2010) yang berjudul “The Relationship between information technology adoption and job satisfaction in


(43)

33

contracting companies in Jordan”.Hasil penelitian mereka menunjukkan adanya hubungan antara teknologi informasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kualitas software pelayanan obat askes dengan kepuasan kerja karyawan yaitu jika software yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan sesuai dengan fungsinya maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawandalam memakai sistem informasi tersebut, yang menurut persepsi mereka semakin tingggi kualitas teknologi informasi dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

2.6. Hipotesis

Hipotesis awal yang peneliti buat dalam melakukan penelitian yaitu :

”KUALITAS SOFTWARE INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN YANG MELAYANI PASIEN ASKESBERPERAN DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI RSUP dr HASAN SADIKIN BANDUNG”.


(44)

78

4.1. Softwareyang sedangberjalan di InstalasiFarmasirawatjalan yang melayanipasienAskes di RSUP drHasanSadikin.

KualitasSoftwareInstalasiFarmasirawatjalan yang melayanipasienaskes yang Berjalan di RSUP dr. HasanSadikin Bandung di buat dengan menggunakan pemrograman Visual Basic dengan database SQL Server.Berikut adalah contoh dari tampilan Software InstalasiFarmasirawatjalan yang melayanipasienaskes yang Berjalan di RSUP Dr. HasanSadikin Bandung.

4.1.1 Tampilan Program Software InstalasiFarmasirawatjalan yang melayani pasienaskes yang Berjalan di RSUP Dr. HasanSadikin Bandung.

Berikutadalahtampilanatauinterfacedari Software InstalasiFarmasirawat jalan yang melayanipasienaskesyang Berjalan di RSUP Dr. HasanSadikin Bandung. 1) TampilanawalSoftware InstalasiFarmasirawatjalan yang melayanipasienaskes

yangBerjalan di RSUP Dr. HasanSadikin Bandung.


(45)

79

Berdasarkangambar 4.1 diatas, menu starter diatasadalah menu awaluntukmasukke menu selanjutnya.

Gambar 4.2 Starter

Setelah menu starter di klikakanmuncul menu sepertidiatas. Kemudian operator memilih menu yang akandigunakanyaitu menu pelayananAskesPelayanan RJ.exe. Data-data software yang akanmunculsesuaidengan yang dibutuhkandarisetiapdepofarmasi. Setelahdipilih menu tersebutmakaakanmunculform Pelayanansepertidibawahini


(46)

Gambar 4.3 Pelayananfarmasi

Tampilan yang munculsesuaidenganloket yang dibagikan. Yang dikerjakanpertamaolehkaryawansebagaiuseradalahmengisi no antrianpasienpadakolom No Antriansesuaidengandaftarpadakarcis yang dibawaolehpasiensesuaidenganloketantriannya, jikabukanloket yang ditujumakatidakakanmunculsecaraotomatispadatampilandiatas.Jikatelahsesuaidengan no karcisantrian yang dibawaolehpasien/ keluargapasien, maka input pada no antriantersebut, makamuculsecaraotomatis No Sjp, No kartuAskes,namadanidentitaspasienlainnya, kemudiancekulangdengankelengkapan

yang dibawaolehpasienataukeluargapasien.

Kemudianmengisipoli/ruanganpasientersebutberobat, mengisinamadokterdankemudianakanmunculnamapasien.


(47)

81

Gambar 4.4 input pasien

Bilausermengklik enter makaakanmunculalamatpasien yang telahberobatberikutdengansejarahpasienselamadiaberobat di RSUP drHasanSadikin. Kemudiankoreksikembalialamatpasientersebut agar tidakterjadikesalahan.

Gambar 4.5 Input resep

Setelahpengisianidentitaspasien, masukke data grid pengisianresep. Isi namaobatsesuaidenganyang telahdiresepkandokterpadapasien yang dimaksud, kemudianisijumlahdanpemakaianobattersebutsesuaidenganresepdokter.


(48)

Gambar 4.6 Input etiket

setelahdiisijumlahobatsesuaidenganresepkemudianklik enter makaakanmuncultampilanuntukmengisietiketsesuaidenganaturanpakaiuntuksetiapoba tpasien. Kemudianklik enter danlanjutkansesuaidengancarapadapengisian data grid pengisianresepbilajumlahobatdalamsatureseplebihdarisatu.

Gambar 4.7 Sejarahreseppasien

Form SejarahResepPasienyaituriwayatkunjunganpasienselamaberobat di RSUP drHasanSadikin. Dilengkapidengantanggalkedatangan, politempatberobatatauruanganjikapasientersebutpernahdirawatdanobat yang


(49)

83

telahdiberikankepadapasientersebut.Dimaksudkanuntukmengetahuidanmemantaupen ggunaanobat.

Gambar 4.8 Kunjunganpoli

Form Kunjunganpoliyaitujikapasientersebutdalamsatu No SJP mengunjungilebihsatupoli, dimaksudkanuntukmeminimalisirpemberianobat yang samakegunaannyaataupunsamaisinyawalaupunbedanama.

Gambar 4.9 form koreksi

Berdasarkangambar 4.9 diatas, form

koreksidigunakanbilaadanyaterjadikesalahan input data sepertinamaobat, jumlahobatdan lain sebagainya.


(50)

4.1.2 ProsedurSistemPelayananFarmasi yang sedangberjalan Adapunprosedur yangterjadiadalahsebagaiberikut :

a. Pasiendatangkeinstalasifarmasirawatjalandenganmembawaresep (2 rangkap), SJP (SuratJaminanPerawatan), kartuberobat,

tetapijikakeluargapasien yang

ambilobattetapipasiennyatidakdibawaharusdisertakansuratkuasadaripasienters ebutuntukmengambilobatsesuaidenganresep.

b. Petugas di instalasifarmasirawatjalan yang melayanipasienaskesiniakanmemeriksadanmenelitikelengkapanpengisianresep danmengembalikanresep yang tidaklengkapuntukdilengkapiterlebihdahulu. c. Data yang sudahlengkapakandiinputdenganmenggunakansoftware instalasifarmasirawatjalan.

d. Setelahituakandihasilkanoutput berupaetiket (2 rangkap)

e. Keluargapasien/ pasienakanmenerimaobat, etiket (1 rangkap) yang ditempelkanpadaobat.

f. Resep (1 rangkap), etiket (1 rangkap) akandilaporkankeApotekeruntukdiperiksaulangdanselanjutnyaakandijadikanar sip.

g. Resep (1 rangkap) disetorkankepadabagianmonev (monitoring danevaluasi) yang kemudianakandiserahkankepadakeuangan.


(51)

85

h. Resepakandievaluasiuntukmenentukanobat yang seringkeluardanselanjutnyadatanyaakandiserahkankegudang.

4.1.2.1 Diagram Konteks yang sedangberjalan

Gambar 4.10. Diagram Konteks sistem yang sedang berjalan 4.1.2.2 Data Flow Diagram yang sedang berjalan

DFD ini adalah digunakan untuk membuat sebuah model sistem informasi dalam bentuk jaringan proses yang saling berhubungan satu sama lainnya oleh aliran data. Fungsi dari DFD adalah untuk memperjelas gambaran mengenai sistem tersebut terutama aliran data dalam software instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes. Sebagai berikut:


(52)

Gambar 4.11. DFD Level 0 sistem yang sedang berjalan DFD LEVEL 1

Gambar 4.12. DFD Level 1 sistem yang sedang berjalan 4.1.3 Temuan dari Sistem Berjalan

Dari sistem yang berjalan di Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes penulis menemukan beberapa kendala, yaitu sebagai berikut:


(53)

87

1. Ada beberapa obat yang belum terdaftar dalam database sehingga input data obat menjadi manual dan mengganggu laporan data obat.

2. Ada beberapa obat yang memerlukan legalisasi dari pihak Askes yang mengakibatkan pasien harus bolak-balik, sehingga tidak jarang pasien sudah terlalu kesal menunggu dan marah-marah.

3. Masih banyak obat yang kosong sehingga mengganggu pelayanan.

4. Banyak kekurangan dalam menulis resep sehingga pasien harus kembali lagi ke dokter untuk melengkapinya, karena akan mempengaruhi dalam kelengkapan berkas.

4.2 Tanggapan Responden mengenai implementasi Kualitas Software Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes

Untuk mendapatkan gambaran tentang responden, berikut adalah karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, perkawinan, pendidikan terakhir dan masa kerja.

4.2.1 Karakteristik Responden

Data responden adalah seluruh identitas responden yang dipandang relevan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel penelitian, yaitu variabel X (Kualitas Software Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes ) dan variabel Y (Kepuasan kerja karyawan). Variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif.


(54)

sekunder untuk melengkapi dan mendukung data primer. Jawaban responden atas sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner akan ditampilkan dalam bentuk tabel.

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 3 10%

2 Perempuan 27 90%

Total 30 100%

Tabel 4.1 di atas menunjukkan gambaran mengenai jumlah responden yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 30 orang yang masing-masing terdiri dari 27 orang responden berjenis kelamin perempuan atau 90% dan 3 orang responden berjenis kelamin laki-laki atau 10%. Berdasarkan pengamatan pada bidang pelayanan farmasi, perempuan memiliki sifat yang lebih teliti dan konsisten dalam mempertahankan ritme kerjanya juga secara psikologis lebih sabar dalam menghadapi masalah.


(55)

89

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 18 - 25 Tahun 18 60%

2 26 - 30 Tahun 6 20%

3 31 - 35 Tahun 2 6,67%

4 35 - 40 Tahun 2 6,67%

5 >41 Tahun 2 6,67%

Total 30 100%

Tabel 4.2. di atas memberikan gambaran mengenai usia responden yang dapat dijadikan sampel sebanyak 30 orang responden yang terdiri dari 18 orang yang usianya diantara 18 tahun sampai dengan 25 tahun, 6 orang yang usianya diantara 26 sampai dengan 30 tahun, 2 orang yang usianya di antara 31 sampai dengan 35 tahun,


(56)

usianya lebih dari 41 tahun. Secara umum usia karyawandi instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes berkisar di antara 18 sampai dengan 25 tahun yang merupakan usia sangat produktif dalam bekerja. Karyawan tersebut merupakan lulusan baru sehingga cepat memahami terhadap penggunaan software, teliti dalam mengolah data. Tidak cepat merasa puas akan keadaan dalam suatu perusahaan.

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Perkawinan

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan perkawinan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

No Status Perkawinan Frekuensi Persentase

1 Menikah 12 40%

2 Belum Menikah 18 60%

3 Janda 0 0%

4 Duda 0 0%

Total 30 100%

Tabel 4.3 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan status perkawinan. mayoritas responden sebanyak 18 orang atau 60% belum menikah dan responden yang sudah menikah yakni sebanyak 12 orang atau 40%. Secara umum karyawan yang belum menikah dapat lebih total dalam melakukan pekerjaannya daripada yang


(57)

91

sudah menikah. Hal ini dapat diketahui karena pada umumnya karyawan yang belum menikah cenderung bisa lebih fokus daripada karyawanyang sudah menikah, di mana terkadang permasalahan di rumah tangga berpengaruh terhadap psikologis karyawan. Kemudian lebih kritis dalam hal kesesuaian pekerjaan.

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

1 SMF/SMK FARMASI 26 87%

2 D1/D3 1 3%

3 S1 3 10%

Total 30 100%

Tabel 4.4 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan pendidikan terakhir, mayoritas responden sebanyak 26 orang atau 87% adalah responden yang pendidikan terakhirnya adalah SMF/SMK FARMASI kemudian responden yang pendidikan terakhirnya S1 ada 3 orang atau 10 % dan paling sedikit adalah responden


(58)

umum karyawan instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes kebanyakan lulusan dari SMF/SMK FARMASI dikarenakan dengan lulusan SMF/SMK FARMASI tersebut sudah dapat memiliki izin untuk dapat melakukan pekerjaan kefarmasiannya karena mereka sudah dibekali dengan pendidikan dan keterampilan yang cukup. Dirasakan lebih mudah diajari dan tidak sulit dalam hal penggajian.

4.2.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Frekuensi Persentase

1 0-5 Tahun 16 53%

2 6 - 10 Tahun 8 27%

3 11 - 15 Tahun 3 10%

4 16 - 20 Tahun 3 10%

5 > 21 Tahun 0 0%

Total 30 100%

Tabel 4.5 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan masa kerja. Mayoritas responden sebanyak 16 orang atau 53% adalah responden yang masa kerjanya kurang dari sama dengan 5 tahun kemudian sebanyak 8 orang atau 27% responden yang masa kerjanya antara 6 tahun sampai dengan 10 tahun dan paling


(59)

93

sedikit adalah responden yang masa kerjanya antara 11 tahun sampai dengan 15 tahun dan antara 16 tahun sampai dengan 20 tahun yakni masing-masing sebanyak 3 orang atau 10%. Dari pengamatan di lapangan, secara umum yang memiliki masa kerja kurang sama dengan 5 tahun cenderung memiliki semangat kerja yang tinggi. Mereka cenderung memiliki semangat dan kemauan untuk belajar yang lebih dibandingkan dengan teman-temannya yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun.

4.2.2 Tanggapan karyawan mengenai implementasi software yang berjalan di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes di RSUP dr Hasan Sadikin.

Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Softwareinstalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes di RSUP dr Hasan Sadikin berdasarkan jawaban responden terhadap indikator kualitas software

1. Indikator Correctness

Jawaban responden terhadap inkator Correctnessdengan 2 item pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Tanggapan responden terhadap indikator Correctness

No Pernyataan SS S TT TS STS Jumlah

1 Program transaksi mudah digunakan 2 21 1 6 0 30 6.67% 70% 3.33% 20% 0% 100% 2

Data pasien yang diperlukan sesuai kebutuhan

2 16 0 11 1 30

6.67% 53.33% 0% 36.67% 3.33% 100%


(60)

Tanggapan responden terhadap pernyataan nomor satu pada tabel 4.6. Persentase responden yang setuju sebesar 76,67%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan software dalam memenuhi spesifikasi transaksi yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit sudah sesuai dengan yang diharapkan baik oleh rumah sakit maupun oleh karyawan instalasi farmasisebagai pemakai software.

Mengenai kesesuaian pernyataan nomor dua pada tabel 4.6. Persentase responden setuju 60%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan software ini dalam mengelola data pasien sudah baik sesuai dengan keperluan rumah sakit dan keinginan user.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap SoftwareInstalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes berdasarkan ukurancorrectness jawaban responden adalah sebesar 68,34%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Software dalam memenuhi spesifikasi dan mission objective dari karyawan sebagai user sudah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

2. Indikator Reliability

Jawaban responden terhadap inkator Reliabilitydengan 3 item pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Tanggapan responden terhadap indikator Reliability


(61)

95

1 Kesalahan data mudah ditemukan 1 8 2 17 2 30 3.33% 26.67% 6.67% 56.67% 6.67% 100% 2 Kesalahan mudah dikoreksi 0 9 4 16 1 30

0% 30% 13.33% 53.33% 3.33% 100% 3

Program yang digunakan sangat cepat dan akurat

1 1 2 20 6 30

3.33% 3.33% 6.67% 66.67% 20% 100%

Total Skor Rata-Rata 1 6 3 18 3 30

Persentase Skor Rata-Rata 2.22% 20% 8.89% 58.89% 10% 100%

Berdasarkan tabel 4.7.Persentase mayoritas responden menjawab tidak setuju63,34% menunjukkan bahwa Softwareini belum sesuai dengan keinginan karyawan sebagai userdalam menemukan kesalahan data.

Mengenai kesesuaian pernyataan nomor dua pada tabel 4.7. Persentase mayoritas responden menjawab tidak setuju sebesar 56,67% menunjukkan bahwa sofware ini belum sesuai dengan keinginan karyawan dalam mengkoreksi data.

Selanjutnya mengenai pernyataan nomor tiga pada tabel 4.7. Persentase mayoritas responden menjawab tidak setuju sebesar 86,67% menunjukkan bahwa kemampuan softwareini dalam hal memiliki kecepatan dan ketepatan belum sesuai dengan keinginan karyawan terutama saat pemrosesan data pasien dan obat.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap Software instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes berdasarkan ukuranreliability persentasemayoritas responden adalah sebesar 68,89%,adalah tidak setuju. Hal itu berarti tanggapan menurut responden adalah belum baik.Hal ini menunjukkan kemampuan software dalam melaksanakan


(62)

ketelitian yang diperlukan dan belum akurat.

3. Indikator Efficiency

Jawaban responden terhadap inkator Efficiencydengan 3 item pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Tanggapan responden terhadap indikator Efficiency

No pernyataan SS S TT TS STS jumlah

1

Program ini sangat

membantu saya 3 18 1 8 0 30

10% 60% 3.33% 26.67% 0% 100% 2

program ini memudahkan saya sharing ke bagian lain

2 7 12 9 0 30

6.67% 23.33% 40% 30% 0% 100% 3

Program ini sangat cepat mengirim data ke bagian lain

2 3 12 12 1 30

6.67% 10% 40% 40% 3.33% 100%

Total Skor Rata-Rata 2 9 8 10 0 30

Persentase Skor Rata-Rata 7.78% 31.11% 27.78% 32.22% 1.11% 100%

Berdasarkan tabel 4.8. Persentase mayoritas responden menjawab setuju sebesar 70% menunjukkan bahwa kemampuan softwareini membantu pekerjaan karyawan instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes di RSUP dr Hasan


(63)

97

Sadikin. Dengan adanya softwareini makanya pekerjaan dari karyawan instalasi farmasi ini terbantu, makanya pekerjaan lebih efisien dan efektif dibanding harus bekerja secara manual.

Pernyataan nomor dua pada tabel 4.8. Persentase mayoritas responden menjawab tidak tahusebesar 40% menunjukkan bahwa kemampuan software iniuntuk dapat sharing data kebagian lain banyak yang tidak diketahui oleh karyawan .

Pernyataan nomor tiga pada tabel 4.8. Persentase mayoritas responden menjawab tidak setuju sebesar 43,33% menunjukkan bahwa kemampuan software ini belumsesuai dengan kebutuhan karyawan dalam melakukan pengiriman data kebagian lain.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap Software instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes berdasarkan ukuranefficiency jawaban mayoritas responden adalah sebesar 38,89% adalah setuju,Hal ini menunjukkan bahwasoftwaretelah membantu pekerjaan karyawan instalasi farmasi menjadi lebih efektif dan efisien.

4. Indikator Integrity

Jawaban responden terhadap inkator Integritydengan 2 item pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Tanggapan responden terhadap indikator Integrity

No Pernyataan SS S TT TS STS jumlah

1 Akses program sangat cepat 1 2 2 21 4 30 3.33% 6.67% 6.67% 70% 13.33% 100%


(64)

Total Skor Rata-Rata 1 4 7 16 3 30 Persentase Skor Rata-Rata 3.33% 13.33% 23.33% 51.67% 8.33% 100%

Berdasarkan pernyataan nomor satu pada tabel 4.9. Persentase mayoritas responden menjawab tidak setuju sebesar 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tampilan software ini tidak sesuai dengan yang diharapkan karyawanterutama akses saat melakukan transaksi.

Pernyataan nomor dua pada tabel 4.9. Persentase mayoritas responden menjawab tidak setuju sebesar 36,66% hal ini menunjukkan bahwasoftware inibelum aman dari pihak lain karena tidak menggunakan fasilitas login sehingga semua dapat mengaksesnya.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap Softwareini berdasarkan indikator integrity persentaseskor rata-rata respondensebesar 60%adalah tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengakses software mudah dan pengambilan data oleh pihak yang tidak berhak belum dapat dikendalikan dengan baik.

5. Indikator Usability

Jawaban responden terhadap inkator Usabiitydengan 3 item pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Tanggapan responden terhadap indikator Usability

No Pernyataan SS S TT TS STS jumlah


(65)

99

menggunakan

program ini 16.67% 73.33% 3.33% 6.67% 0% 100% 2

Output seperti etiket sudah sesuai dengan kebutuhan

5 17 1 5 2 30

16.67% 56.67% 3.33% 16.67% 6.67% 100% 3 Output yang

dihasilkan akurat

1 10 9 9 1 30

3.33% 33.33% 30% 30% 3.33% 100%

Total Skor Rata-Rata 4 16 4 5 1 30

Persentase Skor Rata-Rata 12.22% 54.44% 12.22% 17.78% 3.33% 100%

Pernyataan nomor satu pada tabel 4.10. Persentase mayoritas responden menjawab setuju sebesar 90% menunjukkan bahwa karyawan setuju kalau mereka tidak mendapat kesulitan untuk menggunakan software ini.

Pernyataan nomor dua pada tabel 4.10. Persentase mayoritas responden menjawab sebesar 73,34% menunjukkan bahwa kemampuan softwareini sudah baik dalam hal menghasilkan output seperti etiket yang sudah sesuai dengan kebutuhan karyawan sebagai user.

Pernyataan nomor tiga pada tabel 4.10. Persentase mayoritas responden menjawabsetuju sebesar 36,67% menunjukkan bahwa kemampuan software ini sudah baik dalam hal menghasilkan output berupa etiket karena data yang dihasilkan akurat.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap Software Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes berdasarkan indikator usability persentase skor rata-rata responden sebesar 66,67% adalah setuju. Hal ini menunjukkan usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output dari


(66)

melayani pasien askes di RSUP dr Hasan Sadikin.

Berdasarkan hasil perhitungan jawaban responden terhadap indikator kualitas softwareinstalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes persentase skor rata-rata adalah sebesar42,56% setuju, 14,78% tidak tahu dan 42,67% tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa tanggapan software yang sedang berjalan ini menurut responden belum sesuai dengan keinginan dan kebutuhan karyawan, dikarenakan kebutuhan akan akses yang lebih cepat dan masih kurangnya koreksi kesalahan dalam pengolahan data pasien yang semakin meningkat.

4.3 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan kerja di instalasi farmasi yang melayani pasien askes di RSUP dr Hasan Sadikin

Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes berdasarkan jawaban responden terhadap indikator kepuasan kerja karyawan.

1. Indikator Activity

Tanggapan responden terhadap pernyataan “ saya sibuk bekerja setiap hari” dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Tanggapan responden terhadap indikator Activity “Saya sibuk bekerja setiap hari”

Tanggapan Responden Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 12 40%

Setuju 12 40%


(67)

101

Tidak Setuju 1 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 4.11. Persentase mayoritas responden menjawab setuju sebesar 80% menunjukkan bahwa karyawan di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes ini sibuk bekerja setiap harinya, dikarenakan semakin hari pasien askes di RSUP dr Hasan Sadikin bertambah.

2. Indikator Independence

Tanggapan responden terhadap pernyataan “ saya diberi kewenangan melakukan pekerjaan sendiri” dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Tanggapan responden terhadap indikator Independence “Saya diberi kewenangan melakukan pekerjaan sendiri”

Tanggapan Responden Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 2 6.67%

Setuju 22 73.33%

Tidak Tahu 2 6.67%

Tidak Setuju 4 13.33%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 4.12Persentase mayoritas responden menjawab setuju sebesar 80% menunjukkan bahwa karyawan di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes ini diberi kewenangan untuk melakukan pekerjaan sendiri. 3. Indikator Variety


(68)

yang berbeda” dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Tanggapan responden terhadap indikator Variety

“Saya dapat melakukan pekerjaan yang berbeda”

Tanggapan Responden Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 3 10%

Setuju 15 50%

Tidak Tahu 3 10%

Tidak Setuju 8 26.67%

Sangat Tidak Setuju 1 3.33%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 4.13Persentase mayoritas responden menjawab setuju sebesar 60% menunjukkan bahwa karyawan di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes ini diizinkan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda-beda tetapi masih dalam lingkup yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.

4. Indikator Social status

Tanggapan responden terhadap pernyataan “ saya senang bekerja disini” dapat dilihat pada tabel berikut:


(69)

103

Tabel 4.14 Tanggapan responden terhadap indikator Social status “Saya senang bekerja disini”

Tanggapan Responden Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 2 6.67%

Setuju 13 43.33%

Tidak Tahu 6 20%

Tidak Setuju 8 26.67%

Sangat Tidak Setuju 1 3.33%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 4.14Persentase mayoritas responden menjawab setuju sebesar 50% menunjukkan bahwa karyawan di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes ini senang bekerja di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes di RSUP dr Hasan Sadikin.

5. Indikator Moral Values

Tanggapan responden terhadap pernyataan “ pekerjaan ini tidak bertentangan dengan hati nurani saya” dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15 Tanggapan responden terhadap indikator Moral Values “Pekerjaan ini tidak bertentangan dengan hati nurani saya” Tanggapan Responden Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 6 20%

Setuju 18 60%

Tidak Tahu 4 13.33%

Tidak Setuju 2 6.67%

Sangat Tidak Setuju 0 0%


(70)

sebesar 80% menunjukkan bahwa karyawan di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes ini mengakui bahwa pekerjaan yang mereka jalani sesuai dengan hati nurani.

6. Indikator Security

Tanggapan responden terhadap pernyataan “ Ada kepastian kerja di perusahaan saya” dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16 Tanggapan responden terhadap indikator Security “Ada kepastian kerja diperusahaan saya”

Tanggapan Responden Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 2 6.67%

Setuju 1 3.33%

Tidak Tahu 9 30%

Tidak Setuju 13 43.33%

Sangat Tidak Setuju 5 16.67%

Total 30 100%

Berdasarkan tabel 4.16Persentase mayoritas responden menjawab sebesar 60% menunjukkan bahwa karyawan di instalasi farmasi rawat jalan yang melayani pasien askes setuju bahwa di tempat mereka bekerja belum memiliki kepastian mengenai status mereka bekerja.

7. Indikator Social service

Tanggapan responden terhadap pernyataan “ saya memiliki kesempatan membantu pekerjaan orang lain” dapat dilihat pada tabel berikut:


(1)

122 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai “Peranan Kualitas Software Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes terhadap Kepuasan Kerja Karyawan RSUP dr HasanSadikin Bandung”, maka penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas Software Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes yang Berjalan di RSUP dr. HasanSadikin Bandung di buat dengan menggunakan pemrograman Visual Basic dengan database SQL Server. Software ini dibuat untuk mempermudah karyawan dalam hal pelayanan farmasi yaitu resep obat.

2. Berdasarkan hasil perhitungan jawaban responden terhadap indikator kualitas softwareInstalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes persentase skor rata-rata adalah sebesar 42,56% setuju, 14,78% tidak tahu dan 42,67% tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa tanggapan software yang sedang berjalan ini menurut responden masih belum sesuai dengan keinginan dan kebutuhan karyawan. Dikarenakan adanya kebutuhan akan akses yang cepat (integrity) dan masih kurangnya koreksi kesalahan (reliability) dalam pengolahan data pasien yang semakin meningkat.


(2)

123

3. Berdasarkan hasil perhitungan jawaban responden terhadap indikator Kepuasan Kerja intrinsik persentase skor rata-rata 60% setuju, 17% tidak tahu dan 23% tidak setuju. Hal ini menunjukkan Kepuasan Kerja intrinsik tersebut menurut resonden telah sesuai, namun masih ada yang belum merasakan kepuasan kerja dalam hal kepastian dalam bekerja yang mangakibatkan ketidaknyamanan dalam bekerja. Sedangkan hasil perhitungan jawaban responden terhadap indikator Kepuasan Kerja ekstrinsik persentase skor rata-rata adalah sebesar 47% setuju, 17% tidak tahu dan 36% tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa tanggapan kepuasan kerja ekstrinsik menurut responden sesuai dengan keinginan dan kebutuhan karyawan, namun masih ada karyawan yang belum merasakan kepuasan kerja dalam hal kesejahteraan dalam bekerja di instasi tersebut.

4. Berdasarkan hasil perhitungan analisis statistic diperoleh bahwa peranan kualitas software Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes terhadap Kepuasan Kerja Karyawan relative kecil yaitu sebesar 9,1%. Sedangkan sisanya sebesar 90,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti remunerasi, karir, kepastian status bekerja.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan berdasarkan kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Kualitas Software Instalasi Farmasi rawat jalan yang melayani pasien Askes masih belum sesuai penggunaannya dengan kebutuhan karyawan,hendaknya


(3)

124

kebutuhan akan akses yang cepat dapat terpenuhi agar dapat lebih baik dari yang sedang berjalan untuk dapat lebih efektif dan efisien. Hal ini untuk mengantisipasi pasien yang meningkatkan jumlah secara signifikan setiap harinya.

2. Hendaknya untuk memberikan kenyamanan dalam bekerja bagi karyawan perlu adanya kepastian kerja atau status pekerjaan hal ini dimaksudkan untuk dapat memberikan kepuasan kerja karyawan agar dapat meningkatkan kinerja karyawan.

3. Hendaknya perusahaan mampu mensejahterakan karyawan agar mampu memberikan kepuasan kerja bagi karyawan agar karyawan dapat meningkatkan kinerja kerja.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta : Andi Offset. Anoraga, P. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

As’ad, M. 2002. Psikologi Industri Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-Empat. Yogyakarta: Liberty.

Azwar, S. 1996. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daulay, Melwin Syafrizal. (2007). Mengenal Hardware-Software dan Pengelolaan Instalasi Komputer. Yogyakarta: Andi.

George, J & Jones, G. 2002. Organizational Behaviour. 3rd ed. USA: Prentice-Hall Inc.

Ghalia A, Attar and Rateb J, Sweis (2010). The Relationship between Information Technology adoption and job satisfaction in contracting companies in Jordan. Journal of information Technology in construction (ITcon), vol.15,pg 44-63. Greenberg, J & Baron, R.A. 1995. Behaviour In Organization Understanding and

Managing The Human Side Of Work. 5th ed. Englewood Cliffts, New Jersey:Prentice Hall International, Inc.

Jewell & Siegall. 1998. Psikologi Industry/Organisasi Modern. Edisi 2. (Alih bahasa: Pudjaatmaka). Jakarta: Arcan.


(5)

Jogiyanto HM. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Korunka C. and Vitouch O (1999). Effect of the implementation of information technology on employees’ strain and job satisfaction: A context-dependent approach. Work &Stress, vol.13 No.4,341-363.

Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Pressman, Roger 2002. Rekayasa Perangkat Lunak (Pendekatan Praktis).Andi.Yogyakarta.

Robbins, Stephen P. 1998. Organizational Behaviour Concepts, Contoversies, Applications. 8th ed. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Soedibjo, Bambang.S 2005. Pengantar Metode Penelitian.STIE, STMIK Pasim. Bandung

Spector, P.E. 1997. Job Satisfaction : Application, Assesment, Causes and Consequences Thousand Oaks. California: Sage Publication.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Albaeta. Bandung.

Wexley, K.N. & Yukl, G.A. 1997. Organizational Behaviour and Personnel Psychology. Home Wood, Illinois: Richard D. Irwin, Inc.

http://www.scribd.com/doc/2679388/STANDAR-PELAYANAN-FARMASI-DI-RUMAH-SAKIT


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Riska Purwaningsih

NIM : 10507906

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung / 30 Mei 1986

Alamat : Jl. Gatot Subroto 96 Flat G No 102

Komplek Seskoad Bandung 40263

Pendidikan Formal

(1992-1998) : SD Negeri Turangga IV, Bandung

(1998-2001) : SMP Taman siswa, Bandung

(2001-2004) : SMF YPF, Bandung

(2007-2012) : S1 Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia