Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
maka pada perancangan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat instrumentasi tersebut.
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah : - Melakukan pengukuran.
- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang harus dicapai. - Melakukan perhitungan.
- Melakukan koreksi. Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing Primary element
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary element merubah energi yang
dirasakan dari medium yang sedang dikontrol menjadi signal yang bisa dibaca yaitu dengan tekanan fluida.
2. Receiving Element Element Pengontrol
Alat kontrol ini akan mengevaluasi signal yang didapat dari sensing element dan diubah menjadi skala yang bisa dibaca, digambarkan dan
dibaca oleh error detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai dengan perubahan – perubahan yang terjadi.
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa signal dari sensing element ke receiving element.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap yang lain yaitu : Error Element Detector, alat ini akan membandingkan besarnya harga
terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan apabila terdapat perbedaan alat ini akan mengirimkan signal error. Amplifier akan
digunakan sebagai penguat signal yang dihasilkan oleh error detector jika signal yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Signal Error yang dihasilkan harus
diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk
menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk mengoreksi harga variabel manipulasi. Instrumentasi pada perencanaan pabrik ini
: 1. Flow Control
FC Mengontrol aliran setelah keluar pompa.
2. Flow Ratio Control FRC
Mengontrol ratio aliran yang bercabang setelah pompa. 3. Level Control
LC Mengontrol ketinggian bahan didalam tangki dapat juga digunakan
sebagai WC Weight Control. 4. Level Indicator
LI Mengindikasikan informatif ketinggian bahan didalam tangki.
5. Pressure Control PC
Mengontrol tekanan pada aliran alat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
6. Pressure Indicator PI
Mengindikasikan informatif tekanan pada aliran alat. 7. Temperatur Control TC
Mengontrol suhu pada aliran alat.
Tabel VII.1 Instrumentasi Pada Pabrik N0. Nama Alat
Instrumentasi
1. Tangki penampung
LI ; PI 2.
Pompa FC
3. Reaktor
TC ; PC 4.
Heat exchanger TC
VII.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena :
- Dapat mencegah terjadinya kerusakan – kerusakan yang besar yang disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan
maupun oleh peralatan itu sendiri. - Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang cukup lama. Bahaya yang dapat timbul pada suatu pabrik banyak sekali jenisnya, hal ini tergantung pada bahan yang akan diolah
maupun tipe proses yang dikerjakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
Secara umum bahaya – bahaya tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu : 1. Bahaya kebakaran.
2. Bahaya kecelakaan secara kimia. 3. Bahaya terhadap zat – zat kimia.
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada
umumnya dan pada pabrik ini pada khususnya.
VII.2.1 Bahaya Kebakaran A.
Penyebab Kebakaran.
1. Adanya nyala terbuka open flame yang datang dari unit utilitas, workshop, dan lain – lain.
2. Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena konsleting aliran listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrumen lainnya.
B. Pencegahan.
1. Menempatkan unit utilitas dan power plant cukup jauh dari lokasi proses yang dikerjakan.
2. Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan tertutup.
3. Memasang kabel atau kawat listrik ditempat – tempat yang terlindung, jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya
kebakaran.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
4. Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran.
C. Alat Pencegah Kebakaran.
1. Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle otomatis. 2. Pemakaian portable fire – extinguisher bagi daerah yang mudah
dijangkau bila terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada perencanaan pabrik ini dapat dilihat pada tabel VII.1
3. Untuk pabrik ini lebih disukai alat pemadam kebakaran tipe karbon dioksida.
4. Karena bahan baku ada yang beracun, maka perlu digunakan kantong – kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah –
daerah strategis pada pabrik ini.
Tabel VII.2 Jenis dan Jumlah Fire – Extinguisher. No.
Tempat Jenis
Berat Serbuk Jarak Semprot
Jumlah
1. Pos keamanan
YA-10L 3,5 kg
8 m 3
2. Kantor
YA-20L 6 kg
8 m 2
3. Daerah proses
YA-20L 8 kg
7 m 4
4. Gudang
YA-10L 4 kg
8 m 2
5. Bengkel
YA-10L 8 kg
7 m 2
6. Unit pembangkit
YA-20L 8 kg
7 m 2
7. Laboratorium
YA-20L 8 kg
7 m 2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
VII.2.2 Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian pengerjaan maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang berlaku. Bentuk
kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan. Kejadian ini selain mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat mengakibatkan cacat tubuh
maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai kemungkinan kecelakaan karena mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahannya dapat digunakan sebagai
berikut:
A. Vessel.
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat mengakibatkan kerusakan fatal, cara pencegahannya :
1. Menyeleksi dengan hati – hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan korosi serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik
ini, semua bahan konstruksi yang umum dapat dipergunakan dengan pengecualian adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang
biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan, dan peralatan lainnya dalam pabrik ini adalah steel. Seua konstruksi harus sesuai
dengan standar ASME America Society Mechanical Engineering. 2. Memperhatikan teknik pengelasan.
3. Memakai level gauge yang otomatis.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
4. Penyediaan manhole dan handhole bila memungkinkan yang memadai untuk inspeksi dan pemeliharaan. Disamping itu peralatan
tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
B. Heat Exchanger
Kerusakan yang terjadi pada ummumnya disebabkan karena kebocoran – kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara :
1. Pada inlet dan outlet dipaasang block valve untuk mencegah terjadinya thermal expansion.
2. Drainhole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan. 3. Pengecekan dan pngujian terhadap setiap ruangan fluida secara sendiri
– sendiri. 4. Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut. Disamping
itu juga rate aliran haru benar – benar dijaga agar tidak terjadi perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi perubahan fase
didalam pipa.
C. Peralatan yang bergerak.
Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati – hati, maka akan menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini
dapat dilakukan dengan : 1. Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
2. Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh kebebasan ruang gerak.
D. Perpipaan.
Selain ditinjau dari segi ekonomisnya, perpipaan juga harus ditinjau dari segi keamanannya hal ini dikarenakan perpipaan yang kurang
teratur dapat membahayakan pekerja terutama pada malam hari, seperti tebentur, tersandung dan sebagainya. Sambungan yang kurang baik dapat
menimbulkan juga hal – hal yang tidak diinginkan seperti kebocoran – kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk menghindari hal – hal yang
tidak diinginkan tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara : 1. Pemasangan pipa untuk ukuran yang tidak besar hendaknya pada
elevasi yang tinggi tidak didalam tanah, karena dapat menimbulkan kesulitan apabila terjadi kebocoran.
2. Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai konstruksi dari steel.
3. Sebelum dipakai, hendaknya diadakan pengecekan dan pengetesan terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena
perubahan suhu, begitu juga harus dicegah terjadinya over stressing atau pondasi yang bergerak.
4. Pemberian warna pada masing – masing pipa yang bersangkutan akan dapat memudahkan apabila terjadi kebocoran.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
E. Listrik
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan instalasi listrik dan kecerobohan operator yang menanganinya. Sebagai
usaha pencegahannya dapat dilakukan : 1. Alat – alat listrik dibawah tanah sebaiknya diberi tanda seperti dengan
cat warna pada penutupnya atau diberi isolasi berwarna. 2. Pemasangan alat remote shut down dari alat – alat operasi disamping
starter. 3. Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik supaya operator
tidak mengalami kesulitan dalam bekerja. 4. Sebaiknya untuk penerangan juga disediakan oleh PLN meskipun
kapasitas generator set mencukupi untuk penerangan dan proses. 5. Penyediaan emergency power supplies tegangan tinggi.
6. Meletakkan jalur – jalur kabel listrik pada posisi aman. 7. Merawat peralatan listrik, kabel, starter, trafo, dan lain sebagainya.
F. Isolasi.
Isolasi penting sekali terutama berpengaruh terhadap pada karyawan dari kepanasan yang dapat mengganggu kinerja para karyawan,
oleh karena itu dilakukan :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
1. Pemakian isolasi pada alat – alat yang menimbulkan panas seperti reaktor, exchanger, dan lain – lain. Sehingga tidak mengganggu
kosentrasi pekerjaan. 2. Pemasangan pada kabel instrumen, kawat listrik dan perpipaan yang
berada pada daerah yang panas, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
G. Bangunan pabrik.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan pabrik adalah :
1. Bangunan – bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir dan jika tingginya melebihi 20 meter, maka harus diberi lampu mercu suar.
2. Sedikitnya harus ada dua jalan keluar dari dalam bangunan.
VII.2.3 Bahaya Karena Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Biasanya para pekerja tidak mengetahui seberapa jauh bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
bahan kimia seperti bahan – bahan berupa gas yang tidak berbau atau tidak berwarna yang sulit diketahui jika terjadi kebocoran. Untuk itu sering diberikan
penjelasan pendahuluan bagi para pekerja agar mereka dapat mengetahui bahwa bahan kimia tersebut berbahaya. Cara lainnya adalah memberikan tanda – tanda
atau gambar – gambar pada daerah yang berbahaya atau pada alat – alat yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
berbahaya, sehingga semua orang yang berada didekatnya dapat lebih waspada. Selain hal – hal tersebut diatas, usaha – usaha lain dalam menjaga keselamatan
kerja dalam pabrik ini adalah memperhatikan hal – hal seperti : 1. Di dalam ruang produksi para pekerja dan para operator dilarang merokok.
2. Harus memakai sepatu karet dan tidak diperkenankan memakai sepatu yang alasnya berpaku.
3. Untuk pekerja lapangan maupun pekerja proses dan semua orang yang memasuki daerah proses diharuskan mengenakan topi pengaman agar
terlindung dari kemungkinan kejatuhan barang – barang dari atas. 4. Karena sifat alami dari steam yang sangat berbahaya, maka harus
disediakan kacamata tahan uap, masker penutup wajah, dan sarung tangan yang harus dikenakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 1
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
BAB VIII
UTILITAS
VIII.1 Unit Penyediaan Steam
Pada pabrik asam salisilat ini diadakan suatu unit pembantu, yaitu unit utilitas sebagai unit yang berfungsi untuk menyediakan bahan maupun tenaga pembantu
sehingga membantu kelancaran operasi dari pabrik. Utilitas yang terdapat dalam pabrik Sulfur meliputi beberapa unit yaitu :
1. Unit Penyediaan Steam 2. Unit Penyediaan Air
3. Unit Penyediaan Listrik 4. Unit Penyediaan Bahan Bakar
5. Unit Pengolahan Limbah
Steam pada pabrik asam salisilat digunakan untuk proses pemanas Heat Exchanger
Jumlah steam yang dibutuhkan dalam pabrik ini :
No 1
2 3
4 Reaktor-3 5 Heater Udara
Total 17371,9976
16718,7933 139,6263
Heater NaOH 133,6466
Heater phenol 288,6305
Heater CO
2
91,3009 Nama Alat
Steam lb jam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 2
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
Total kebutuhan steam = lbjam
Untuk faktor keamanan dari kebocoran-kebocoran yang terjadi, maka direncanakan steam yang dihasilkan 20 lebih besar dari kebutuhan steam total :
= x
= lbjam
Direncanakan boiler menghasilkan steam jenuh pada tekanan : Tekanan
= kPa =
psia Suhu
=
o
F =
o
C
Menghitung kebutuhan bahan bakar :
Keterangan : m
f
= massa bahan bakar yang dipakai, lb jam. m
s
= massa steam yang dihasilkan, lb jam
h
v
= enthalpy uap yang dihasilkan, Btu lb.
h
f
= enthalpy liquida masuk, Btu lb.
e
b
= effisiensi boile 60 -
ditetapkan e
b
F =
nilai kalor bahan bakar, Btu lb Boiler dipakai untuk menghasilkan steam jenuh berteka
kPa dan pada suhu
o
C h
v
= Btu lb
Steam table h
f
= Btu lb
Steam table e
b
= diambil effisiensi tengah
F =
nilai kalor bahan bakar 662,2
70 356,00
1141 1,2
1003,00
85 70
mf = m
s
h - h
f
x 100
Severn, W.H, hal. 142 e
b
. F 16718,7933
20062,5520
145,435 356
180 17371,9976
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 3
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
Digunakan bahan bakar diesel oil 12,6
o
API, sulfur 0,84, sg 0,98 Perry 7
ed
tab. 27-6 didapat density
lbft3 =
lbgal Maka :
F =
Btu gal Perry 7
ed
fig. 27-3 =
Btulb
- x
x =
lbjam =
lbhari Jadi diesel oil yang dibakar sebesar
= lbhari
Menghitung Power Boiler :
Severn, W.H,pers. 172 hal. 140 x
dimana : Angka - angka 970,3 dan 34,5 adalah suatu peyesuaian pada penguapan 34,5 lb air jam
dari air pada 212
o
F menjadi uap kering pada 212
o
F pada tekanan 1 atm, untuk kondisi demikian diperlukan enthalpy penguapan sebesar 970,3 Btu lb.
- =
hp x
970,3 34,5
248,4728 hp =
17371,9976 1141
662,2 100
15244,0059
hp = m
s
h - h
f
970,3 34,5
70 635,1669
15244,0059 18707,5966
= 17371,9976
1141 662,2
153000
m
s
h - h
f
x 100
Severn, W.H, hal. 142 e
b
. F 18707,5966
61,18 8,1785
mf =
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 4
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
Penentuan Heating Surface Boiler :
Untuk 1 hp boiler = ft
2
heating surface. Severn, hal 126
Total heating surface x
= ft
2
Kapasitas Boiler :
-
= -
= Jumlah steam yang dibutuhkan
= lb jam
= kg jam
17371,9976 0,4935
35204,7813 15968,6392
0,4935
= 0,4935
Severn, W.H,pers. 173 970,3
1141 662,2
970,3 =
8317,7125
Faktor Evaporasi = h - h
f
= 17371,9976
1141 662,2
248,4728 10
2484,7276
Q = m
s
h - h
f
Severn, W.H,pers. 171 1000
= Btujam
1000 10
Air yang dibutuhkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 5
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
VIII.2 Unit Penyediaan Air Spesifikasi :
Nama alat : Boiler
Tekanan steam :
kPa Suhu steam
:
o
C Type
: Water tube boiler,high medium pressure Heating Surface
: ft
2
Kapasitas boiler :
Btu jam Rate steam
: lb jam
Effisiensi :
Power :
hp Bahan bakar
: Diesel oil 12,6
o
API Rate bahan bakar
: lb jam
Jumlah :
1 buah 248,4728
635,1669 1003,00
180
2484,7276 8317,7125
35204,7813 70
Air di dalam pabrik memegang peranan penting dan harus memenuhi persyaratan tertentu yang disesuaikan dengan masing - masing keperluan di dalam
pabrik. Penyediaan air untuk pabrik ini direncanakan dari air sungai. Air sungai sebelum masuk ke dalam bak penampung, dilakukan penyaringan
terlebih dahulu dengan maksud untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang bersifat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 6
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
VIII.2.1 Air sanitasi
makro dengan jalan memasang sekat-sekat kayu agar kotoran - kotoran tersebut terhalang dan tidak ikut masuk ke dalam tangki penampung reservoir. Dari tangki
penampung kemudian dilakukan pengolahan dalam unit water treatment. Untuk menghemat pemakaian air maka diadakan sirkulasi.
Air di dalam pabrik ini dipakai untuk : 1. Air sanitasi.
2. Air umpan boiler. 3. Air pendingin.
4. Air proses.
Air sanitasi untuk keperluan minum, masak, cuci, mandi, dan lain-lain. Pada umumnya air sanitasi harus memenuhi syarat kualitas yang terdiri dari :
a. Syarat fisik. Suhu dibawah suhu udara, warna jernih tidak berwarna , tidak berasa,
tidak berbau, danvkekeruhan maksimal 1 mg SiO
2
liter. b. Syarat kimia
Tidak mengandung zat-zat organik maupun anorganik yang terlarut dalam air dan tidak mengandung racun.
c. Syarat mikroorganisme bakteriologi Tidak mengandung kuman maupun bakteri terutama bakteri patogen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 7
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
VIII.2.2 Air Proses
VIII.2.3 Air Umpan Boiler
Kebutuhan air sanitasi untuk pabrik ini adalah untuk :
- Karyawan, asumsi kebutuhan air untuk karyawan = liter hari per orang
= liter hari per orang x
= m
3
hari - Keperluan laboratorium
= m
3
hari - Untuk menyiram kebun dan kebersihan pabrik
= m
3
hari - Cadangan dan lain-lain
= m
3
hari Total kebutuhan air sanitasi
= m
3
hari 2,0
10,3 11,0
25,5 149
2,2 15
15
Kebutuhan air proses untuk pabrik : No
1 Total kebutuhan air proses
= kghari
= kgjam
= literjam
Jadi total kebutuhan air proses =
m
3
jam =
m
3
hari 2,4066
57,7591 Nama Alat
Tangki Bleacher 57759,1352 127336,9446
57759,1352 2406,6306
2406,6306 Air kg hari Air lb hari
Air ini digunakan untuk menghasilkan steamdi dalam boiler. Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat, karena kelangsungan operasi boiler
sangat tergantung pada kondisi air umpannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 8
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
VIII.2.4 Air Pendingin Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :
a. Bebas dari zat penyebab korosi seperti asam dan gas-gas terlarut. b. Bebas dari zat penyebab kerak yang disebabkan oleh kesadahan yang tinggi, yang
biasanya berupa garam-garam karbonat dan silika. Kesadahan maksim
ppm c. Bebas dari zat peyebab timbulnya buih busa seperti zat-zat organik,
anorganik dan minyak. d. Kandungan logam dan impuritis seminimal mungkin.
Kebutuhan air untuk umpan Boiler =
lb jam =
m
3
jam =
m
3
hari
Dianggap kehilangan air kondesat =
maka air yang ditambahkan sebagai make up water adalah : =
x =
m
3
hari 20
77,0096 35204,7813
16,0437 385,0481
20
385,0481 550
Kebutuhan air pendingin untuk pabrik : No Nama Alat
1 Reaktor-1 2 Reaktor-2
3 Cooler 7 Screw cooling conveyor
Total 4889,0768
264170,9435 87230,8457
11056,9974 Air kg hari
160994,0236
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 9
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
Densitas air =
kgm
3
Total kebutuhan air pendingin = kg hari
= m
3
hari Dianggap kehilangan air pada waktu sirkulasi 10 dari total ai perry ed7, hal 12-17
pendingin. Sehingga sirkulasi air pendingin adalah 90. Air yang disirkulasi =
x =
m
3
hari Air yang harus ditambahkan sebagai make up water :
= x
= m
3
hari Jadi, total kebutuhan air disirkulasi sebesar :
= +
= m
3
hari x
T air masuk cooling tower T
1
= 50
o
C =
o
F T air keluar cooling tower T
2
= 30
o
C =
o
F Diambil kondisi 70 relative humidity 25
o
C. T wet bulb = T
wb o
F Temperature approach
= T
2
- T
wb
= -
= 8
o
F Temperature range
= T
1
- T
2
= -
=
o
F 24
60
78
86 78
237,7538 23,7754
261,5292 =
261,5292 =
264,1709
90 264,1709
237,7538
10 237,7538
23,7754 1000
264170,9435
122 86
122 47,9779
x 264,17
gpm
86 36
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 10
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
Dengan dasar perhitungan dari Perry 3
ed
, hal. 3 -795, diperoleh : -
Tinggi cooling tower = ft
- Jumlah deck
= buah
- Lebar cooling tower =
ft -
Kecepatan angin =
mil jam
dengan : L
= panjang cooling tower, ft
W =
wind convection factor. C
= konsentrasi air ft
2
cooling. CW
= wet bulb correction factor.
diperoleh : W
= Perry 3
ed,
fig.56, hal.3-794 CW
= Perry 3
ed,
fig.54, hal.3-794 C
= gpmft Perry 3
ed,
fig.58, hal.3-795 CH
= Perry 3
ed,
fig.55, hal.3-794
Maka dapat diperoleh : x
1 3
x x
x =
ft
= ft
2
1 1,25
2,8 0,97
L = 47,9779
L = Gpm x W
C x 12 x CW x CH 35
12 12
3
Perry 3
ed
, hal 3-795
12
17,1350 Luas yang dibutuhkan
1,25 0,97
1,1777 =
47,9779 2,8
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 11
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
VIII.3 Unit Pengolahan Air Water Treatment
Diambil standart tower performance dari figure 12-15 Perry 6ed,
p. 12-16 didapat :
sg ft tower area Maka power untuk fan
= x
= hp ≈
1 hp
Spesifikasi :
Nama : Cooling Tower
Type : Cross Flow Induced Draft Cooling Tower.
Tinggi :
ft Panjang
: ft
Jumlah deck :
buah Bahan konstruksi
: Kayu jati Power fan
: hp
Luas pendingin :
ft
2
Jumlah :
1 buah 0,04
17,1350 0,6854
35 1,1777
12
1 17,1350
100
hp fan =
0,04
Air untuk keperluan industri harus terbebas dari kontaminan-kontaminan yang merupakan faktor penyebab terbentuknya endapan, korosi pada logam, kerusakan pada
struktur bahan pada menara pendingin,serta membentuk buih. Untuk mengatasi masalah ini maka dari sumber air tetap memerlukan pengolahan sebelum dipergunakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 12
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
Proses Pengolahan Air Sungai :
Air sungai dipompakan ke bak penampung yg terlebih dahulu dilakukan penyaringan dengan cara memasang serat kayu agar kotoran bersifat makro akan
terhalang dan tidak ikut masuk dalam bak koagulasi. Selanjutnya air sungai dipompakan ke bak pengendapan. Pada bak pengendapan ini kotoran - kotoran akan mengendap
membentuk flok-flok yang sebelumnya pada koagulasi diberikan koagulan Al
2
SO
4 3.
Air bersih kemudian pada bak air jernih yang selanjutnya dilewatkan sand filter untuk menyaring kotoran yang masih terikat oleh air. Air yg keluar ditampung ke bak
penampung air bersih. Air yang sudah ditampung dipompakan ke bak penampung air sanitasi dengan penambahan kaporit untuk membebaskan dari kuman. Maka air dapat
dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Dari perincian di atas, dapat disimpulkan kebutuhan air dalam pabrik :
- Air untuk steam
= m
3
hari air umpan boiler
- Air proses
= m
3
hari -
Air pendingin =
m
3
hari -
Air sanitasi =
m
3
ha + Total =
m
3
hari Total air yang harus disupply dari water treatment
= m
3
hari 729,8715
385,0481 57,7591
261,5292 25,5
729,8715
Kehilangan akibat jalur pipa dalam perjalanan, untuk faktor keamanan maka direncanakan kebutuhan air sungai 20 lebih besar :
= x kebutuhan normal =
x =
m
3
hari =
m
3
jam =
kg jam 1,2
1,2 756,6876
908,0252 37,8344
37657,4400
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
UTILITAS VIII - 13
Pra Rencana Pabrik Asam Salisilat dari Phenol dengan Proses Karboksilasi
VIII.3.1 Spesifikasi Peralatan Pengolahan Air
1. Bak penampung air sungai