1 Bagi pihak peneliti : a. Meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu – ilmu ataupun
metode-metode yang diperoleh pada dunia akademis yang salah satunya adalah metode Savings Matrix.
b. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan secara langsung dalam bidang
distribusi. c.
Memberikan alternatif rute distribusi kepada perusahaan secara tepat waktu dan efisien dalam meminimalkan biaya transportasi.
2 Bagi pihak Perusahaan :
Memberikan alternatif rute distribusi secara tepat waktu dan efisien dalam meminimalkan biaya transportasi.
3 Bagi Universitas
a Dapat memberkan tambahan literatur dibidang distribusi dengan
menggunakan metode Savings Matrix b
Menjalin hubungan yang erat antara perguruan tinggi yakni Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur dengan perusahaan yang bergerak
dalam bidang industri khususnya.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, asumsi, dan sistematika
penulisan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang landasan teori-teori yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian sebagai penunjang untuk mengolah
dan menganalisa data-data yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung yaitu teori tentang distribusi, penjadwalan dan
penentuan jalur dalam transportasi dan Savings Matrix.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah dalam melakukan penelitian, mulai dari lokasi pencarian data, metode pengambilan
data, identifikasi variabel, dan metode pengolahan data, yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian selama
pelaksanaan penelitian.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang data-data yang telah terkumpul, kemudian diolah dengan menggunakan metode yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah yang ada.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan penutup tulisan yang berisi kesimpulan dan saran mengenai analisa yang telah dilakukan sehingga dapat
memberikan suatu rekomendasi sebagai masukan ataupun perbaikan bagi pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi dan Distribusi 2.1.1 Transportasi
Salah satu faktor yang memegang peranan utama dalam penetapan lokasi industri atau kegiatan ekonomi lainnya adalah besar biaya transportasi. Hal tersebut
disebabkan karena biaya transportasi merupakan salah satu komponen biaya produksi. Apabila biaya transportasi lebih murah akan mengakibatkan biaya
produksi lebih rendah dan harga produk lebih rendah, sehingga menambah daya saing produk dan memperluas lokasi daerah pemasaran. Untuk mencari biaya
tranportasi maka diperlukan formulasi berikut ini : Transportasi Costkm =
Jarak st
TranportCo
Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah sumber supply kepada sejumlah tujuan
destination,demand , dengan tujuan meminimalkan ongkos pengangkutan yang
terjadi. Dalam transportasi terlihat ada 2 unsur yang tepenting, yaitu Salim,2002 : a. Pemindahan pergerakan movement.
b. Secara fisik mengubah tempat dari barang komoditi dan penumpang ke tempat lain.
Adapun definisi lain transportasi, yaitu merupakan pemindahan produk dari satu lokasi ke lokasi lain mulai rantai pasok pertama sampai ke tangan konsumen.
Transportasi memainkan peran penting dalam tiap-tiap rantai pasok sebab produk jarang diproduksi dan dikonsusmsi pada tempat yang sama. Chopra,Meindl, 2001.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat
waktu, tepat pada tempat yang ditentukan dan barang dalam kondisi baik.
2.1.2 Persoalan Transportasi
Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah sumber supply kepada sejumlah tujuan
destination,demand , dengan tujuan meminimalkan ongkos pengangkutan yang
terjadi. Ciri-ciri khusus persoalan transportasi adalah Salim,2002 :
1. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
2. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
3. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu.
2.1.3 Metode yang Digunakan Dalam Memecahkan Persoalan Transportasi
Metode transportasi merupakan suatu model yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang utama ke
tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber ke
tempat tujuan-tujun yang bebeda. Untuk menyelesaikan persoalan transportasi, harus dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut Dimyati, 1992 :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Tentukan solusi fisibel basis awal. 2. Tentukan entering variabel dari variabel-variabel nonbasis. Bila semua variabel
sudah memenuhi kondisi optimum, STOP. Bila belum, lanjutkan ke langkah 3. 3. Tentukan leaving variabel diantara variabel-variabel basis yang ada, kemudian
hitung yang baru. Kembali kelangkah ke 2. Dalam memecahkan masalah transportasi ini penelitian menggunakan
metode Penentuan Rute dengan memepertimbangkan kapasitas kendaraan Vehiele Routing Problem
.
2.1.4 Distribusi
Pengertian distribusi menurut Frank H. Woodward 1996 dalam bukunya yang berjudul “Managing the Transport Service Function” dijelaskan didalam
industri, distribusi telah diterima sebagai pencapaian dari semua aktivitas bisnis melibatkan penggerakan barang-barang dari titik memproses atau membuat
langsung atau penjualan kepada pelanggan dan termasuk warehousing, pengendalian persediaan barang yang telah jadi, penanganan material dan
pengemasan, dokumentasi dan pengiriman, lalu lintas dan transportasi, dan layanan pasca jual ke pelanggan.
2.1.5 Saluran Distribusi
Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan untuk menyalurkan suatu produk dari produsen ke konsumen konsumen akhir atau pemakai produk industri.
Fungsi saluran distribusi adalah : 1. Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan
memudahkan pertukaran.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Mengusahakan perundingan untuk mencapai persetujuan akhir atas harga dan ketentuan lainnya mengenai tawaran agar perpindahan pemilikan dapat terjadi.
3. Melaksanakan pengangkutan dan penyimpanan produk. 4. Mengatur distribudi dana untuk menutup biaya saluran distribusi.
5. Menerima resiko dalam hubungan dengan pelaksana pekerjaan saluran pemasaran.
2.1.6 Fungsi Dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi
Secara tradisional kita mengenal manajemen distribusi dan trasnportasi dengan berbagai sebutan. Sebagian perusahaan istilah manajemen logistic,
disebagian lagi menggunakan istilah distribusi fisik physical distribution. Kegiatan distribusi dan transportasi biasa dilakukan perusahaan manufaktur dengan
membentukan bagian distribusi atau transportasi diserahkan kepada pihak ketiga. Dalam upayanya memenuhi tujuan-tujuan diatas, siapa pun yang melaksanakannya
internal perusahaan atau mitra pihak ketiga. Manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah
fungsi dasar yang terdiri dari : 1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level.
Segmentasi pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue perusahaan sangat bervariasi dan karakteristik pelanggan biasanya
sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Dari revenue, sering kali hukum pareto 2080 berlaku disini. Artinya hanya sekitar 20 dari pelanggan atau area
penjualan menyumbangkan sejumlah 80 dari pendapatan yang diperoleh perusahaan. Perusahaan tidak biasa menomorsatukan semua pelanggan. Dengan
mengalami perbedaan karakteristik dan kontribusi pelanggan atau area
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
distribusi, perusahaan biasa mengoptimalkan alokasi persediaan maupun kecepatan pelayanan.
2. Menentukan mode transportasi yang akan digunakan. Transportasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan mempunyai
keunggulan dan kelemahan yang berbeda juga, sebagai contoh : transportasi laut memiliki keunggulan dari segi biaya yang rendah ; namun lebih lambat jika
dibandingkan dengan transportasi udara. Manajemen transportasi harus bisa mengirimkan dan mendistribusikan produk-produk mereka ke pelanggan
kombinasi dua atau lebih model transportasi tentu bisa atau bahkan harus dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.
3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman. Konsolidasi merupakan kata kunci sangat penting dewasa ini. Tekanan
untuk melakukan pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama perlunya melakukan konsolidasi maupun pengiriman. Salah satu contoh
konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai regional distribusi center oleh sentral warehouse untuk pembuatan jadwal pengiriman.
Sedangkan konsolidasi pengiriman dilakukan misalnya dengan menyatukan permintaan beberapa toko yang berbeda dalam satu truk. Dengan cara ini truk
bisa berjalan lebih sering tanpa harus membebankan biaya lebih kepada pelanggan atau klien yang mengirimkan produk tersebut.
4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman. Salah satu kegiatan operasional yang dilakukan oleh gudang atau distributor
adalah menentukan kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang harus dilalui untuk memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan apabila
jumlah pelanggan sedikit keputusan ini bisa diambil dengan relative gampang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Namun perusahaan yang memiliki puluhan ribu toko atau tempat penjualan yang harus dikunjungi, penjadwalan dan penentuan rute pengiriman adalah
pekerjaan yang sangat sulit dan kekurangan ketepatan dalam mengambil dua keputusan tersebut bisa berimplikasi pada biaya pengiriman yang tinggi.
5. Memberikan pelayanan nilai tambah. Disamping mengirimkan produk kepelanggan, jaringan distribusi semakin
banyak dipercaya untuk melakukan proses nilai tambah. Kebanyakan proses nilai tambah tersebut tadinya dilakukan oleh pabrikmanufactur. Beberapa
proses nilai tambah yang bisa dikerjakan oleh adalah pengepakan, pemberian barcode, dan sebagainya. Untuk mengakomodasi kebutuhan lokasi yang lebih
baik, seperti industri printer, memindahkan proses konfigurasi akhir dari produknya ke distributor ke tiap-tiap Negara. Ini meningkatkan fleksibilitas
produk sehingga mengurangi kelebihan stok di suatu Negara dan kekurangan di Negara lain.
6. Menyimpan persediaan. Jaringan distribusi selalu melibatkan proses penyimpanan produk baik
disuatu gudang pusat atau gudang regional, maupun di toko dimana produk tersebut dijual. Oleh karena itu manajemen distribusi tidak bisa dari manajemen
pergudangan. 7. Menangani pembelian return.
Manajemen distribusi juga punya tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pengembalian produk dari hilir ke hulu dalam supply chain.
Pengembalian ini bisa karena produk rusak atau tidak terjual sampai batas waktu penjualan habis, seperti produk-produk makanan, sayuran, buah, dan
sebagainya. Kegiatan pengembalian ini bisa terjadi pada produk-produk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kemasan, yang akan digunakan kembali dalam proses produksi. Proses pengembalian ini lumrah dengan sebutan reverse logistic.
2.2 Transportasi dalam
Supply Chain
Transportasi dapat berarti perpindahan produk dari satu tempat ke tempat lain yang membuat produk tersebut sampai ke tangan konsumen. Transportasi
merupakan kunci utama dalam rantai persediaan karena produk jarang diproduksi dan dikonsumsi pada tempat lokasi yang sama. Transportasi adalah komponen
biaya yang signifikan dari kebanyakan pengeluaran supply chain.
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Transportasi
Ada dua pemain kunci didalam transportasi yang berlangsung didalam suatu rantai persediaan Chopra, Meindl, 2001 :
• Pengiriman adalah pihak yang memerlukan bergeraknya produk antara dua
lokasi didalam rantai persediaan. •
Pengangkut adalah pihak yang memindahkan atau mengangkut produk.
2.2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pengirim
Keputusan pengirim meliputi perancangan jaringan transportasi, pilihan alat angkut, dan tugas dari tiap pengiriman kepada pelanggan tertentu. Tujuan pengirim
adalah untuk memperkecil biaya untuk memenuhi order pelanggan. Pengirim harus memperhatikan biaya-biaya berikut ketika membuat keputusan transportasi :
1. Biaya Transportasi Total jumlah yang harus dibayar kepada berbagai pengangkut untuk
mengangkut produk ke pelanggan. Hal tersebut tergantung pada harga yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ditawarkan oleh pengangkut yang berbeda-beda dan pengirim menggunakan harga yang murah dan lambat atau mahal tetapi cepat. Biaya-biaya trasnportasi
dipertimbangkan variable untuk semua keputusan pengirim sepanjang pengirim tidak memiliki pengangkut sendiri.
Biaya transportasi itu sendiri meliputi : - Biaya tenaga kerja
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar upah supir dan helper.
- Biaya bahan bakar Merupakan biaya yang digunakan untuk membeli bahan bakar solar.
- Biaya retribusi Merupakan biaya yang meliputi biaya konsumsi, biaya tol, biaya
penyebrangan pelabuhan dan lain-lain. 2. Biaya Inventori
Ini adalah biaya inventori pemilikan yang terjadi dalam jaringan rantai persediaan pengirim. Biaya-biaya inventori dianggap tetap untuk suatu
keputusan transportasi jangka pendek yang menugaskan pengiriman ke pelanggan masing-masing kepada suatu pengangkut. Biaya-biaya inventori
dipertimbangkan variable ketika suatu pembelanjaan sedang merancang perencanaan atau jaringan transportasi sesuai kebijakan transportasi.
3. Biaya Fasilitas Ini adalah biaya berbagai fasilitas didalam jaringan rantai persediaan pengirim.
Biaya-biaya fasilitas dipertimbangkan variable ketika para manajer rantai persediaan membuat keputusan strategis tetapi dipertimbangkan tetap untuk
semua keputusan transportasi yang lain.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Biaya Proses Ini adalah biaya loading uploading dari order atau pesanan seperti halnya
biaya-biaya pengolahan yang berhubungan dengan transportasi. Ini dipertimbangkan variable untuk semua keputusan transportasi.
5. Biaya Kualitas Pelayanan Ini adalah biaya tidak sedang mampu temu komitmen penyerahan. Dalam
beberapa hal mungkin dengan jelas menetapkan sebagai bagian dari suatu kontrak, sedangkan lain kasus mungkin saja dicerminkan seperti kepuasan
pelanggan. Biaya ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan strategis dan keputusan operasional.
2.2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pengangkut
Tujuan pengangkutan adalah untuk mrmbuat keputusan investasi dan yang diset beroperasi sesuai dengan kebijakan, yaitu memaksimalkan kembalinya aset
yang telah diinvestasikan. Suatu pengangkutan seperti pada perusahaan penerbangan, jalan kereta api, atau perusahaan truk harus mempertimbangkan
biaya-biaya berikut ini ketika akan menanamkan modal dalam aset atau penetapan harga pengaturan dan kebijakan operasional Chopra, Meindl, 2001:
1. Biaya yang berhubungan dengan kendaraan sarana angkut Ini adalah biaya untuk pembelian atau menyewa sarana angkut barng-barang.
Biaya yang berhubungan dengan kendaraan sarana angkut terjadi apabila sarana angkut digunakan atau tidak dan dipertimbangkan tetap, diperbaiki atau
memperpendek keputusan operasional oleh pengangkut tersebut jika membuat keputusan strategis jangka panjang. Dimasukkan dalam keputusan perencanaan
jika biaya-biaya ini adalah variable dan banyaknya sarana angkut yang dibeli
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
atau disewa adalah satu dari bagian pilihan. Biaya yang berhubungan dengan sarana angkut adalah sebanding dengan banyaknya sarana angkut yang disewa
atau dibeli. 2. Biaya tetap
Ini meliputi biaya yang berhubungan dengan terminal, gerbang pelabuhan udara, dan apakah sarana angkut itu digunakan atau tidak. Sebagai contoh
meliputi biaya tetap suatu fasilitas terminal perusahaan truk atau pusat kegiatan pelabuhan udara yang terjadi tidak terikat pada banyaknya truk yang
mengunjungi penerbangan atau terminal yang mendarat dipusat kegiatan itu. Karena keputusan operasional, biaya ini adalah tetap. Karena perencanaan dan
keputusan strategis yang menyertakan ukuran dan penempatan fasilitas itu, biaya-biaya ini adalah variable. Biaya operasional yang ditetapkan biasanya
sebanding dengan ukuran operasi fasilitas. 3. Biaya yang berhubungan dengan transportasi
Biaya ini terjadi setiap kali sarana angkut meninggalkan suatu tempat untuk melakukan perjalanan dan meliputi biaya tenaga kerja dan bakan bakar. Biaya
transportasi tergantung pada jangka waktu panjang perjalanan, tetapi tidak terikat pada kuantitas pengiriman. Biaya ini dianggap variable tergantung dari
pembuat keputusan strategis. Biaya juga dipertimbangkan variable ketika pembuat keputusan operasional yang dipengaruhi jangka waktu dan panjang
suatu perjalanan. 4. Biaya yang berhubungan dengan kuantitas
Kategori ini meliputi biaya-biaya loading uploading dan sebagian dari biaya bahan bakar yang bervariasi dengan jumlah barang yang diangkut. Biaya-biaya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ini biasanya variable dalam semua keputusan transportasi kecuali jika menggunakan tenaga kerja tetap untuk memuat dan pembongkaran barang.
5. Biaya umum overhead Kategori ini meliputi biaya perencanaan dan penjadwalan suatu jaringan
transportasi seperti halnya investasi didalam teknologi informasi. Ketika suatu perusahaan truk menanamkan modal dalam perangkat lunak yang mengijinkan
seorang manajer memikirkan penyerahan baik mengarahkan, investasi didalam perangkai lunak dan operasionalnya adalah tercakup dalam ongkos eksploitasi.
2.2.2 Jenis Transportasi dan Karakteristiknya
Supply Chain menggunakan suatu kombinasi model transportasi sebagai berikut Copra, Meindl, 2001 :
• Udara
Angkutan udara menawarkan suatu model transportasi yang mahal dan sangat cepat. Barang-barang yang bernilai tinggi atau waktu pengiriman darurat
adalah cocok untuk angkutan udara. Hal-hal penting dalam angkutan melalui udara adalah mencakup mengidentifikasi lokasi dan sejumlah pusat kegiatan,
menugaskan pesawat ke rute, pengaturan pemeliharaan jadwal pesawat, menjadwalkan kru, dan mengatur harga dan ketersediaan pada harga yang
berbeda. •
Pengangkut Paket Pengangkut Paket adalah perusahaan transportasi seperti Fedex, dan UPS,
system yang berhubungan dengan pos yang membawa paket kecil berkisar 150 pon. Pengangkut Paket menggunakan udara, truk. dan rel untuk mengangkut
dengan waktu yang lebih singkat untuk paket yang lebih kecil. Pengangkut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Paket adalah mahal dan tidak bisa bersaing dengan LTL pada harga untuk pengiriman besar. Pengangkut Paket juga mengambil paket dari sumber dan
mengirimkannya ke lokasi tujuan. Dengan suatu peingkatan tepat waktunya penyerahan dan memusatkan pada pengurangan inventori, permintaan untuk
paket pengangkutan telah berkembang. •
Truk Truk adalah model transportasi muatan yang dominan di Amerika Serikat.
Industri perusahaan truk terdiri dari dua segmen utama yaitu : muatan truk penuh TL dan kurang dari muatan truk LTL. TL beroperasi menuntut truk
yang penuh tidak terikat pada kuantitas pengiriman. Tingkat tarif berbeda menurut jarak perjalanan yang ditempuh. LTL beroperasi berdasarkan pada
kuantitas yang dimuat dan jarak perjalanan yang ditempuh. Perusahaan truk jadilah lebih mahal dibandingkan angkutan melalui rel hanyalah penawaran
keuntungan pengiriman dari pintu ke pintu dan waktu pengiriman lebih pendek. Ini juga mendapat keuntungan dari titik ada perpindahan antara pengambilan
dan pengiriman. Pengoperasian TL mempunyai biaya-biaya tetap relative rendah, dan
memiliki beberapa truk sendiri adalah cukup untuk masuk ke dalam bisnis ini. Harga yang ditetapkan TL berkaitan dengan jarak perjalanan yang ditempuh.
Pengiriman dengan TL adalah cocok untuk transportasi antara fasilitas pabrik dan gudang atau antara para penyalur dari pabrik.
Pengoprasian LTL dihargai untuk mendorong pengiriman dala ukuran kecil, yang pada umumnya kurang dari separuh suatu truk. LTL cenderung
menjadi yang lebih murah untuk pengiriman lebih beasr. Harga tergantung dari kuantitas pengiriman sama seperti halnya jarak perjalanan yang ditempuh.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pengiriman LTL adalah cocok untuk pengiriman yang terlalu besar untuk diposkan seperti paket kecil tetapi kurang dari separuh suatu muatan truk.
Hal-hal penting untuk industri LTL meliputi penempatan pusat konsolidasi, menugaskan muatan ke truk, serta penjadwalan dan perutean dari
mengambil dan mengirimkan. Tujuanya adalah untuk meminimasi biaya melalui konsolidasi tanpa menghambat keandalan waktu penyerahan.
• Rel
Pengangkutan melalui rel mengakibatkan biaya tetap yang tinggi dalam kaitan dengan rel, lokomotif, mobil, dan yard. Ada juga suatu perjalanan
penting berhubungan dengan kerja dan biaya bahan bakar yang tidak terkait dengan banyaknya kereta biaya bahan bakar berkaitan dengan banyaknya
mobil tetapi berbeda manurut jarak perjalanan yang ditempuh dan waktu pengambilan. Walaupun menganggur, sekali digunakan kereta adalah sangat
mahal sebab tenaga kerja dan biaya bahan bakar diperhitungkan walaupun kereta tidak bergerak. Waktu menganggur terjadi ketika terdapat pertukaran
kereta untuk tujuan berbeda. Tenaga kerja dan bakan bakar meliputi lebih 60 dari biaya jalan kereta api.
2.2.3 Penentuan Desain dari Jaringan Transportasi
Penentuan desain dari jaringan transportasi mempengaruhi pelaksanaan dari supply chain
dengan menetapkan prasarana dalam keputusan opersional transportasi dengan melihat penjadwalan dan perutean yang telah dibuat. Sebuah
desain jaringan trasnportasi yang baik memperoleh supply chain untuk mencapai tingkat yang diinginkan dari respon yang ada pada harga yang rendah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Terdapat beberapa desain jaringan transportasi dalam supply chain yaitu Chopra, Meindle, 2001 :
• Direct Shipment Network
Dengan direct shipment network atau jaringan pengiriman langsung, struktur retail dari jaringan trasportasi ini memiliki semua pengiriman yang
datang langsung dari supplier ke took retail, seperti yang ditunjukan pada gambar 2.1. dengan direct shipment network, rute dari tiap-tiap pengiriman
dispesifikasikan dan manajer supply chain hanya perlu untuk menentukan kuantitas untuk dikirm dan model transportasi yang digunakan.
Keuntungan utama dari direct shipment network ini adalah mengurangi gudang intermediet dan menyederhanakan pengoprasian dan
mengkoordinasinya. Keputusan pengiriman adalah secara local dan keputusan dibuat utntuk satu pengiriman tidak mempengaruhi lainnya.
Waktu transportasi dari supplier ke retail akan menjadi pendek karena masing-masing pengiriman adalah langsung.
Gambar 2.1 Direct Shipment Network •
Direct Shipping with Milk Run Sebuah milk run adalah sebuah rute dimana sebuah truk dan juga
pengiriman produk dari supplier tunggal ke banyak retai atau dari banyak
Suppliers Retai Store
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
supplier ke retail tunggal seperti yang ditunjukan pada gambar 2.2. pada direct shipping with milk run, sebual supplier mengirimkan secara langsung
ke banyak retail pada sebuah truk atau sebuah truk mengirimkan dari supplier menuju ke retail yang sama.
Pengiriman langsung memberikan keuntungan dari menghilangkan gudang intermediet dan biaya transportasi menggunakan milk run lebih
murah dengan menggabungkan pengiriman ke banyak toko pada satu truk.
Gambar 2.2 Milk Rund from Multiple Suppliers or to Multiple Retailers
• All Shipment via Central Disrtibution Center
Dengan pilihan semua pengiriman melalui pusat distribusi DC, supplier tidak mengirimkan langsung ke retail. Rantai retai membagi toko-
toko berdasarkan wilayah geografis, dan sebuah DC dibangun untuk masing-masing wilayah. Supplier mengirimkan pengiriman mereka ke DC
dan DC meneruskan pengiriman ke masing-masing retail, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3.
Sebuah DC adalah lapisan ekstra antara supplier dan retail dan dapat memainkan dua peraturan yang berbeda. Yang satu adalah untuk
menyimpan persediaan dan yang lainnya untuk melayani sebagai sebuah
Suppliers Suppliers
Retai Store Retai Store
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lokasi pengiriman. Dilain kasus, adanya DC dapat membantu mengurangi biaya rantai supply ketika supplier berada jauh dari retail dan biaya
transportasi mahal.
Gambar 2.3 All Shipment via DC
• Shipping via Distribution Center Using Milk Run
Seperti yang ditunjukan pada gambar 2.4 milk run dapat digunakan dari DC jika ukuran lot yang dikirim ke masing-masing retail kecil. Milk
run mengurangi
biaya transportasi yang keluar batas dengan menggabungkan pengiriman yang kecil-kecil.
Gambar 2.4 Milk Runs from DC
Suppliers Retai Store
DC
Suppliers
Retai Store
DC
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
• Tailored Nerwork
Pilihan tailored network jaringan yang menyesuaikan adalah kombinasi yang cocok yang dapat mengurangi biaya dan memperbaiki
respon rantai suplai. Disini, transportasi yang digunakan sebuah kombinasi dari crossdocking, milks run, pengangkut TL dan LTL,
2.3 Vehicle Routing Problem
Vehicle routing problem dapat didefinisikan sebagai penentuan sejumlah
rute untuk sekumpulan kendaraan yang harus melayani sejumlah pemberhentian node dari depot pusat. Asumsi yang bisa digunakan dalam Vehicle routing
problem standart adalah setiap kendaraan mempunyai kapasitas yang sama dan
jumlah kendaraan tidak terbatas, jumlah permintaan tiap pemberhentian node diketahui dan tidak ada jumlah permintaan tunggal yang melebihi kapasitas
kendaraan. Rute dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Daily routing yaitu sejumlah kendaraan yang harus dioperasikan untuk 1 hari
pengiriman. 2. Period routing yaitu rute dari sejumlah kendaraan yang harus dioperasikan
untuk beberapa waktu periode. 3. Fixed routing yaitu rute dari sejumlah kendaraan yang harus dioperasikan dan
tidak berubah untuk beberapa periode tertentu.
2.3.1 Klasifikasi Penentuan Rute dan Penugasan Kendaraan
Permasalahan rute dan penjadwalan kendaraan diklasifikasikan berdasarkan karakteristik-karakteristiknya, yang dapat digunakan untuk membantu menganalisa
dan mengidentifikasi jenis dari permasalahan yang berlawanan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Algoritma-algoritma yang ada dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan karakteristik-karakteristiknya dalam klasifikasi
tersebut. Adapun secara garis besar kliasifikasi tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Klasifikasi Penentuan Rute dan Penjadwalan Kendaraan
No Karakteristik
Pilihan yang mungkin 1.
Ukuran kendaraan yang tersedia
• Satu kendaraan
• Banyak kendaraan
2. Jenis armada
kendaraan yang tersedia
• Sejenis hanya satu jenis kendaraan
• Heterogen jenis kendaraan banyak
• Khusus jenis kendaraan yang dikelompokkan
3. Penampatan
kendaraan •
Depot tunggal •
Depot banyak 4.
Sifat permintaan •
Deterministik •
Stokastikprobabilistic •
Memilih permintaan yang disukai 5.
Lokasi armada •
Pada node •
Pada busurarc •
Kombinasi pada node dan busur 6.
Network •
Undirected •
Directed •
Kombinasi directed dan undirected •
Euclidean 7.
Keterbatasan kapasitas kendaraan
• Memaksakan sama untuk semua rute
• Memaksakan berbeda untuk rute-rute yang
berbeda •
Tidak membatasi kapasitas tidak terbatas 8.
Waktu rute maksimum
• Dibatasi sama untuk semua rute
• Dibatasi berbeda untuk semua rute yang berbeda
• Tidak dibatasi
9. Operasi
• Hanya menjemput mengambil dan membawa
• Kombinasi penjemputan dan pengantaran
• Membagi pengiriman menerima atau menolak
10. Biaya
• Biaya Variabel atau Routing
• Biaya-Biaya tambahan operasi tetap atau kendaraan
• Biaya-Biaya karena permintaan tidak dilayani
11. Tujuan
• Meminimalkan total biaya routing
• Meminimalkan jumlah dari biaya-biaya tetap dan
variabel •
Meminimumkan jumlah kendaraan yang dibutuhkan
• Memaksimalkan fungsi yang didasarkan pada
pelanggan atau waktu yang seabai-baiknya •
Memaksimalkan utilitas fungsi yang didasarkan pada prioritas customer
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3.2 Aturan dalam Penentuan Rute dan Penugasan Kendaraan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan rute dan penjadwalan transportasi, yaitu dengan menggunakan 8 ketentuan sebagai berikut
Ballow, 2004 : 1. Muatan truk dengan jumlah kapasitas truk disesuaikan dengan jarak yang saling
berdekatan. Truk akan berhenti ketika tempat yang dituju saling berdekatan. Ini biasanya
meminimalkan perjalanan dalam satu rute. 2. Pemberhentian pada hari yang berbeda harus tersusun untuk mengghasilkan
cluster yang baik.
Ini akan membantu untuk meminimalkan jumlah truk yang diinginkan untuk penyediaan pada titik pemberhentian, sebaik meminimalkan jarak dan waktu
dari truk selama 1 minggu. 3. Membentuk rute dimulai dengan jarak yang jauh dari depot.
Efisiensi rute dapat ditingkatkan dengan cara membentuk cluster pemberhentian disekitarnya yang berada paling jauh dari depot dan kemudian kembali menuju
depot. 4. Rangkaian titik berhentinya rute harus membentuk pola aliran yang baik, titik
pemberhentian harus diurutkan agar tidak terjadi cross pada rute dan tampilan rute memiliki bentuk aliran yang baik.
5. Rute paling efisien akan diperoleh jika menggunakan kendaraan dengan kapasitas yang besar.
Idealnya pengguna kendaraan yang banyak cukup untuk menangani tempat pemberhentian pada satu rute dimana keadaan ini akan meminimalkan jumlah
jarak, atau waktu perjalanan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Pick up harus saling bergantian dalam rute penyebarannya lebih baik dari rute tarakhir.
Pick up harus bisa melakukan sebanyak mungkin dalam sebuah perjalanan
untuk mengantar dan meminimalkan jumlah bagian yang tercantum yang dapat terjadi seperti halnya tempat pemberhentian setelah mereka memenuhi
pengiriman. 7. Jika terdapat satu titik node jauh dari rute cluster, lebih baik menggunakan
alternatif node angkutan pengiriman yang lain. Node dengan jarak yang jauh dari titik node lainnya terutama dengan volume
yang kecil, dengan pertimbangan waktu pebgiriman dan biaya sarana angkut. Penggunaan truk dengan kapasitas lebih kecil lebih baik digunakan untuk
menangani permasalahan tersebut karena alasan penghematan atau menggunakan alat transportasi yang disewa pada jasa pelayanan akan menjadi
alternatif. 8. Menghindarkan pembatasan rentang waktu pada titik pemberhentian.
Pembatasan rentang waktu pada titik pemberhentian dengan waktu yang sempit dapat menjadikan urutan pemberhentian, tidak seperti pada pola yang benar.
Karena pembatasan rentang waktu sering tidak pasti, jika pemberhentian diharuskan untuk dilayani dalam satu pola yang baik tidak seperti yang
diinginkan perlu ada batasan rentang waktu yang beru dengan maksud agar waktunya tidak terlalu sempit.
2.4 Metode
Savings Matrix 2.4.1 Pengertian Metode
Savings Matrix
Savings Matrix adalah salah teknik yang digunakan Untuk menjadwalkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sejumlah terbatas kendaraan dari suatu fasilitas dan jumlah kendaraan dalam armada ini dibatasi dan mereka mempunyai kapasitas maksimum yang berlainan.
Tujuan dari metode ini adalah untuk memilih penugasan kendaraan dan routing sebaik mungkin Bowersox, 2002
Metode savings matrix adalah metode yang diterapkan dan dapat digunakan untuk menugaskan pelanggan ke sarana atau alat angkut jika ada batasan waktu
penyerahan. Metode ini digunakan untuk menentukan rute distribusi produk ke outlet dengan cara menentukan urutan rute distribusi yang harus dilalui dan jumlah
alat angkut berdasarkan kapasitas dari alat angkut tersebut agar diperoleh rute terpendek dan biaya transportasi yang optimum Chopra, Meindl, 2001
2.4.2 Langkah-langkah Penerapan Metode Savings Matrix
Sebelum melakukan perhitungan Savings Matrix, terlebih dahulu menentukan titik koordinat jarak dari pabrik gudang ke tiap-tiap customer
Pujawan, 2005: 180 :
Tabel 2.1 Lokasi Tujuan dan Ukuran Order Customer
Tujuan Koordinat x
Koordinat y Ukuran Order
Customer 1
1
χ
1
y
A Unit Customer
2
2
χ
2
y B Unit
Customer 3
3
χ
3
y C Unit
Customer 4
4
χ
4
y D Unit
. .
Customer n .
.
n
χ .
.
n
y .
. N Unit
Kemudian melakukan perhitungan dalam meminimumkan jarak yang ditempuh menggunakan Metode Savings Matrix, terdapat beberapa langkah-
langkah dalam meminimumkan jarak yang ditempuh, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Mengidentifikasi Matrix Jarak
Pada langkah ini perlu jarak antara pabrik ke masing-masing customer. sehingga mengunakan lintasan terpendek sebagai jarak antar
lokasi. Jadi dengan mengetahui koordinat masing-masing lokasi maka jarak antar dua lokasi bisa dihitung dengan menggunakan rumus jarak standar.
Tabel 2.2 Matrik Jarak dari Pabrik ke Customer dan antar Customer
Pabrik Gudang
Customer 1
Customer 2
Customer 3
Customer 4
…Customer n
Customer 1
Customer 2
Customer 3
Customer 4
. .
. Customer
n
Misalkan dua lokasi masing-masing dengan koordinat
1 1
, y
χ dan
2 2
, y χ
maka Perhitungan matrik jarak dua lokasi tersebut adalah Pujawan, 2005: 181
:
2 2
1 2
2 1
2 ,
1 y
y J
− +
− =
χ χ
Hasil perhitungan jarak ini digunakan untuk menentukan matrik penghematan Savings Matrix yang akan dikerjakan pada langkah berikutnya.
2. Mengidentifikasi Matrik Penghematan Savings Matrix
Savings matrix mempresentasikan penghematan yang dapat direalisasikan dengan menggabungkan dua pelanggan ke dalam satu rute.
Misalkan menggabungkan Customer 1 dan Customer 2 ke dalam satu rute maka jarak yang akan dikunjungi adalah dari gudang ke Customer 1
kemudian ke Customer 2 dan dar Customer 2 balik ke gudang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.1 Perubahan yang terjadi dengan menggabungkan Customer 1 dan Customer 2 ke dalam satu rute.
Dari gambar diatas terjadi perubahan jarak adalah sebesar jarak kiri dikurangi total jarak kanan yang besarnya adalah Pujawan, 2005: 182:
[ ]
G J
J G
J G
J G
J ,
2 2
, 1
1 ,
2 ,
2 1
, 2
+ +
− +
2 ,
1 2
, 1
, J
G J
G J
− +
= dengan jarak
x y
y x
, ,
=
y x
J y
G J
x G
J y
x S
, ,
, ,
− +
= dimana :
= y
x S
, Penghematan jarak Savings yang diperoleh dengan
menggabungkan rute x dan y menjadi satu
= x
G J
,
Jarak dari gudang ke customer x =
y G
J ,
Jarak dari gudang ke customer y =
y x
J ,
Jarak dari customer x ke customer y kemudian dibuat tabel matrik penghematan jarak dengan menggabungkan
dua rute yang berbeda. Gudang
Customer 1
Customer 2
Gudang
Customer 2
Customer 1
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.3 matrik penghematan jarak dengan menggabungkan dua rute yang berbeda
Tabel 2.4 Langkah awal semua customer memiliki rute terpisah
Pabrik Gudang
Customer 1
Customer 2
Customer 3
Customer 4
…Customer n
Customer 1
Rute a
Customer 2
Rute b
Customer 3
Rute c
Customer 4
Rute d
. .
.
Customer n
Rute z Order
A B
C D
…N Unit
3. Mengalokasikan customer ke kendaraan atau rute
Pada langkah ini melakukan alokasi customer ke kendaraan atau rute. dalam penggabungan rute customer, digabungkan sampai pada batas kapasitas
truk atau armada yang ada, dengan melihat nilai penghematan terbesar pada tabel matrix penghematan jarak.Misalkan didapat matrik penghematan jarak
sebagai berikut : Tabel 2.5 semua customer memiliki rute terpisah
PabrikGudang Customer 1 Customer 2 Customer 3 Customer 4 Customer
1 Rute a
0.0 Customer
2 Rute b
14.8 0.0
Customer 3
Rute c 12.5
8.2 0.0
Customer 4
Rute d 24.9
12.9 12.6
0.0 Order
320 85
300 150
Customer 1 Customer 2 Customer 3 Customer 4
Customer n
Customer 1
Customer 2
Customer 3
Customer 4
. .
.
Customer n
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dari tabel 2.5 didapat penghematan terbesar pada customer 1 dan 4 sebesar 24.9 sehinga customer 4 bergabung ke rute a diasumsikan kapasitas truk memadai
Tabel 2.6 Customer 4 masuk ke Rute a dan Customer 3 masuk ke Rute c
PabrikGudang Customer 1 Customer 2 Customer 3 Customer
4 Customer
1 Rute a
0.0 Customer
2 Rute b
14.8 0.0
Customer 3
Rute c 12.5
12.92 0.0
Customer 4
Rute a 24.91
8.2 12.6
0.0 Order
320 85
300 150
selanjutnya dicari penghematan terbesar kedua didapatkan 12.9 Customer 2 dan 4 masuk ke rute b, dan begitu seterusnya hingga customer ke-n. Jika
terdapat customer yang sudah teralokasikan , tidak terjadi penggabungan. kemudian didapatkan jumlah rute sesuai dengan kapasitas armada yang ada
dan penghemtan jarak alokasi dari pabrik ke customer. 4.
Mengurutkan Customer Tujuan dalam rute yang sudah terdefinisi Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan urutan
kunjungan, namun pada penelitian ini menggunakan metode Nearest Neighbor
. Metode Nearest Neighbor merupakan metode pengurutan kunjungan yang menambahkan customer yang jaraknya paling dekat dengan
customer yang akan dikunjungi terakhir. Misalnya diketahui 3 customer
dalam rute a, customer 1 memiliki jarak terdekat dengan gudang pabrik dengan jarak 6.4, kemudian cari jarak customer terdekat dengan customer 1
didapat customer 3 dengan jarak 6.7 dan terakhir yang dikunjungi adalah customer
2 kemudian kembali ke gudang.. Gudang-Customer1-Customer3- Customer2
-Gudang. Jika kebetulan menghasilkan rute dengan jarak yang sama maka dipilih total jarak yang minimum. Pujawan, 2005: 185-186.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.5 Peramalan
Forecasting
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas. Waktu dan lokasi
yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Hakim, 2003
Untuk membuat peramalan permintaan harus menggunakan metode tertentu. Pada dasarnya semua metode peramalan memiliki ide sama yaitu menggunakan
data masa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data dikategorikan ke dalam metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif biasanya
digunakan bila tidak ada atau sedikit data masa lalu tersedia. Metode kuantitatif, pada metode ini suatu set data historis masa lalu digunakan untuk
mengekstrapolasikan meramalkan permintaan masa depan. Ada dua kelompok besar metode kuantitatif yaitu : Metode Time Series dan Metode Non Time Series
Structural Models.
2.5.1 Metode
Time Series
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode time series. Metode time series adalah metode peramalan secara kuantitatif dengan
menggunakan waktu sebagai dasar peramalan. Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu
peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu tepat untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan
terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketepatan ramalan. Kriteria ini berupa mean absolute deviation MAD, mean square of error MSE, atau mean
absolute procentage of error MAPE.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Peramalan dengan time series memiliki prosedur yang harus dilaksanakan secara utuh. Bila tidak, maka resiko-resiko berikut akan terjadi :
1. Hasil peramalan tidak falid, sehingga tidak dapat diterapkan. 2. Kesulitan mendapatkanmemilih metode peramalan yang akan memberikan
validitas ramalan yang tinggi. 3. Memerlukan waktu dalam melakukan analisis dan peramalan.
Prosedur peramalan permintaan dengan metode time series adalah sebagai berikut Baroto, 2002 :
Tentukan pola data permintaan yang dilakukan dengan cara memplotkan data secara grafis dan menyimpulkan apakah data berpola trend, musiman, siklikal,
atau random. Dalam time series terdapat empat jenis pola permintaan Baroto, 2002 :
1. Pola trend Pola trend adalah bila data permintaan menunjukan pola kecenderungan
gerakan penurunan atau kenaikan jangka panjang. Bila data berpola trend, maka metode peramalan yang sesuai adalah metode regresi linier, single eksponential
smoothing atau double eksponential smoothing.
Gambar 2.5 Trend Component Pola Trend 2. Pola musiman
Bila data yang kelihatan berfluktuasi, namun fluktuasi tersebut akan terlihat berulang dalam suatu interval waktu tertentu, maka data tersebut berpola
musiman. Metode peramalan yang sesuai dengan pola musiman adalah metode winter sangat sesuai, moving average, atau weight moving everage.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.6 Seasonal Component Pola Musiman 3. Pola siklikal
Pola siklikal adalah bila fluktuasi permintaan secara jangka panjang membentuk pola sinusoid atau gelombang atau siklus. Metode yang sesuai bila data berpola
siklikal adalah metode moving average, weigh moving average, dan eksponential smoothing.
Gambar 2.7 Cyclical Component Pola Siklis 4. Pola eratikrandom
Pola eratik random adalah bila fluktuasi data permintaan dalam jangka panjang tidak dapat digambarkan oleh ketiga pola lainnya. Fluktuasi permintaan
bersifat acak atau tidak jelas. Tidak ada metode peramalan yang direkomendasikan untuk pola ini. Hanya saja tingkat kemampuan seorang analis
peramalan sangat menentukan dalam pengambilan kesimpulan mengenai pola data.
Gambar 2.8 Random Component Pola Acak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Setelah dilakukan pengeplotan data maka langkah selanjutnya adalah: 1. Mencoba beberapa metode time series dengan pola permintaan tersebut untuk
melakukan peramalan. Metode yang dicoba semakin banyak semakin baik. 2. Mengevaluasi tingkat kesalahan masing-masing metode yang telah dicoba.
Tingkat kesalahan diukur dengan kriteria MAD, MSE, MAPE atau yang lainnya. Sebaiknya nilai tingkat kesalahan apakah MAD, MSE, MAPE ini
ditentukan dulu. Tidak ada ketentuan mengenai berapa tingkat kesalahan maksimal dalam peramalan.
3. Memilih metode peramalan terbaik diantara metode yang dicoba. Metode terbaik adalah metode yang memberikan tingkat kesalahan terkecil dibanding
metode lainnya dan tingkat kesalahan tersebut berada dibawah tingkat kesalahan yang telah diterapkan.
4. Melakukan peramalan permintaan dengan metode terbaik yang telah dipilih.
2.5.2 Metode yang Digunakan dalam Times Series
Metode yang Digunakan dalam Times Series : 1.
Single Exponential Smoothing Formula untuk metode Single Exponential Smoothing SES adalah Baroto,
2002 :
1
ˆ 1
ˆ
−
− +
=
t t
t
f f
f α
α dimana :
t
fˆ = perkiraan permintaan pada periode t
α = suatu nilai 0
α 1 yang ditentukan secara subyektif
t
f = permintaan actual pada periode t
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1
ˆ
− t
f
= perkiraan permintaan pada periode t-1 Metode SES mengasumsikan peramalan permintaan untuk setiap periode ke
depan selalu sama. 2.
Weighted Moving Average Formula metode Meighted Moving Average adalah Baroto, 2002 :
m t
m t
t
f c
f c
f c
t f
− −
−
+ +
=
2 2
1 1
ˆ dimana :
t
fˆ
= ramalan permintaan real untuk periode t
t
f = permintaan actual pada periode t
1
c
= bobot masing-masing data yang digunakan
∑
= 1
1
c , ditentukan secara
subyektif m = jumlah periode yang digunakan untuk peramalan subyektif
Pada metode WMA peramalan permintaan untuk setiap periode mendatang diasumsikan sama.
3. Double Exponential Smoothing
Formula metode Double Exponential Smoothing adalah Baroto, 2002 :
t t
e t
a a
F +
+ =
1
dimana :
1
, a a
o
adalah parameter proses dan e mempunyai nilai harapan dari 0 dan sebuah variasi
2 e
σ .
Misalkan α
β
− =
1
1 1
2 2
... f
f f
f F
t t
t t
t
β αβ
αβ α
+ +
+ +
=
− −
Persamaaan diatas dapat pula ditulis ulang sebagai :
∑
− =
−
+ =
1 1
t i
t t
i t
f f
F
β β
α
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Double Exponential Smoothing adalah modifikasi dari Single Exponential
Smoothing yang dirumuskan sebagai berikut :
[ ] [ ]
1
2 2
− +
= t
X Xt
Xt β
α dimana :
[ ]
2
Xt = F’t = peramalan double exponential smoothing
α = faktor smoothing dan
α β
− =
1 Xt = Ft
4. Winter’s
Metode peramalan Winter’s digunakan untuk suatu data yang berpola musiman. Baroto,2002
Formulasi untuk metode Winter’s adalah :
dengan :
2.6 Ukuran Akurasi dari Peramalan
Ukuran hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan adalah ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang
sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran yang biasa digunakan, yaitu :
t t
t
a a
f C
. 1
+ =
1 2
,
2 a
N a
a
N
− =
N f
f a
1 2
1
− =
N f
f
N N
t t
∑
+ =
=
2 1
2
N f
f
N t
t
∑
=
=
1 1
2 1
1 2
2 ,
− +
= N
a f
a
N
1
1
=
∑
=
N C
N t
t t
t
C t
a a
t .
1 ,
+ =
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Rata – Rata Deviasi Mutlak Mean Absolute Devi ation = MAD Merupakan rata – rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa
memperhatikan apakah hasil permalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan kenyataannya. Secara matematis, MAD dirumuskan sebagai berikut :
∑
− =
n F
A MAD
t t
Dimana : A
t
= Permintaan aktual pada periode-t. F
t
= Peramalan permintaan Forecast pada periode-t. n = Jumlah periode peramalan yang terlibat.
2. Rata – Rata Kuadrat Kesalahan Mean Square Error = MSE MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada
setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara sistematis, MSE dirumuskan sebagai berikut :
∑
− =
n F
A MSE
t t
2
3. Rata – Rata Kesalahan Peramalan Mean Forecast Error = MFE MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama
periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak bias, maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengan menjumlahkan
semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis, MFE dinyatakan sebagai berikut :
∑
− =
n F
A MFE
t t
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Rata – Rata Persentase Kesalahan Mutlak Mean Absolute Percentage Error = MAPE
MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentase kesalahan hasil
peramalan terhadap permintaan actual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Secara matematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut :
∑
−
=
t t
t
A F
A n
MAPE 100
Dalam hal ini metode peramalan dianggap terbaik bila nilai MAPE memiliki persentase terkecil. Nasution, 2003
2.7 Pengujian Peramalan
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode MRC Moving Range Chart. Tujuannya adalah untuk memeriksa peramalan-peramalan
yang telah dilakukan, apakah dari data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkecil atau belum. Langkah-langkah dalam pembuatan metode MRC adalah
sebagai berikut Hakim,2003: 1. Menghitung rentang bergerak Moving Range.
MR =
1 1
ˆ ˆ
− −
Υ −
Υ −
Υ −
Υ
t t
t
Dengan :
t
Υ = Data aktual tahun tertentu
Υ ˆ = Data hasil penjumlahan tahun tertentu
2. Menghitung rata-rata rentang bergerak.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
∑
− =
1 n
MR MR
3. Menghitung batas kontrol. Batas atas BA = +2.66 MR
Batas bawah BB = -2.66 MR 4. menghitung titik simpang
t t
Υ −
Υ ˆ keadaan peta kendali Gambar 2.9.
Fungsi peramalan yang terpilih dapat digunakan, apabila semua titik berada dalam batas kontrol. Tetapi bila mendapatkan suatu titik tak terkendali Out of
Control suatu memeriksa peramalan, maka kita akan mencari peramalan yang
baru. Hal ini membuktikan bahwa metode peramalan tersebut tidak cocok untuk digunakan.
A B
C
Error Peramalan
BA Batas Atas
A B
C
A = 23 BA B = 13 BA
Garis Pusat B = 13 BB
A = 23 BB BB Batas Bawah
Gambar 2.9 Bagan Peta Kendali
Kondisi Out of Control yaitu : 1. Jika ada titik
t t
Υ −
Υ ˆ yang berada diluar batas kontrol BA atau BB
2. Aturan tiga titik. Dari tiga buah titik yang berurutan, apakah dua titik atau lebih yang terdapat
dalam satu daerah A.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Aturan lima titik. Dari lima buah titik yang berurutan, apakah empat titik atau lebih terdapat
dalam satu daerah B. 4. Aturan delapan titik.
Dengan delapan titik yang berurutan pada salah satu sisi dari garis tengah.
2.8 Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu dengan menggunakan metode Savings Matrix, antara lain :
1. Dany Isyadi 2008 Judul :
“PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI PRODUK KERTAS KE CUSTOMER
UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. EKAMAS FORTUNA
MALANG” Ringkasan :
PT. Ekamas Fortuna Malang dituntut untuk merancang kinerja pengiriman yang efisien. Tetapi terdapat beberapa keterbatasan dalam
pendistribusian barang yang tepat untuk menentukan jalur distribusi produk ke customer. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan mengunakan
metode Savings Matrix, dengan terlebih dahulu melakukan peramalan permintaan menggunakan metode time series melalui perangkat lunak
MINITAB 14 untuk menentukan order size. sehingga didapatkan alokasi Customer
pada tiap truk disesuaikan dengan kapasitas truk, dimana jumlah truk yang dibutuhkan sebelumnya 7 unit menjadi 4 unit truk, dengan rute A
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DC-C14-C15-C16-C12-C13-DC dengan pengiriman sebanyak 17 Roll menempuh jarak 1500 km, B DC-C10-C11-DC dengan pengiriman
sebanyak 67 Roll menempuh jarak 1166,85 km, C DC-C5-C6-C7-C8-C9- DC dengan pengiriman sebanyak 65 Roll menempuh jarak 613,1 km, D
DC-C1-C2-C3-C4-DC dengan pengiriman sebanyak 70 Roll menempuh jarak 220,68 km. Sehingga terjadi penghematan sebesar Rp. 5.216.739,32
atau sebesar 28,03 dari biaya transportasi semula. 2. Yudha Sagitah 2010
Judul : “PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PAVING DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK
MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. PRIMA CIPTA PRATAMA”
Ringkasan : CV. Prima Cipta Pratama, distributor produk tinta yang memiliki
jaringan pendistribusian produk yang sangat kompleks dan luas di seluruh Jawa Timur, permasalahan perencanaan rute dan jadwal pengiriman barang
merupakan permasalahan operasional yang harus dihadapi. Dengan menggunakan Metode Savings Matrik, dapat ditentukan suatu rute yang
optimal sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu pengiriman. Perbandingan biaya Rute awal dengan Metode Perusahaan
menggunakan Metode Savings Matrix yaitu total biaya transportasi dengan Metode Perusahaan Rp 43.924.374,- dan total biaya dengan Metode Savings
Matrix Rp 29dengan biaya rute baru yang sudah.936.400,- maka didapatkan
penghematan sebesar Rp 13.987.974,- atau didapatkan penghematan sebesar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
68,1 . Perencanaan Rute yang harus ditempuh tiap kendaraan berdasarkan kapasitas kendaraan untuk mongoptimalkan total jarak tempuh yaitu.
• Untuk Rute A dipilih dua alternatif yaitu alternatif II Pabrik – Kediri –
Trenggalek – Blitar – Pabrik atau alternatif IV Pabrik – Blitar – Trenggalek – Kediri – Pabrik karena dua alternatif tersebut memberikan
jarak tempuh yang terpendek yaitu 249,88 km, dengan kapasitas yang diangkut sebesar 10.199 Paving.
• Untuk Rute B dipilih dua alternatif yaitu alternatif II Pabrik – Jombang –
Bojoneggoro – Tuban – Pabrik atau alternatif IV Pabrik – Tuban – Bojoneggoro – Jombang – Pabrik karena dua alternatif tersebut
memberikan jarak tempuh yang terpendek yaitu 217,16 km, dengan kapasitas yang diangkut sebesar 9.918 Paving.
• Untuk Rute C dipilih dua alternatif yaitu alternatif I Pabrik – Gresik –
Lamongan – Pabrik atau alternatif II Pabrik – Lamongan – Gresik – Pabrik karena dua alternatif tersebut memberikan jarak tempuh yang
terpendek yaitu 91,93 km, dengan kapasitas yang diangkut sebesar 6.658 Paving.
• Untuk Rute D dipilih dua alternatif yaitu alternatif I Pabrik – Malang –
Probolinggo – Pabrik atau alternatif II Pabrik – Probolinggo – Malang – Pabrik karena dua alternatif tersebut memberikan jarak tempuh yang
terpendek yaitu 180,63 km, dengan kapasitas yang diangkut sebesar 6.850 Paving.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN