Sumber belajar : Penilaian PENUTUP

b. Penugasan Membuat karya seni rupa 2 dimensi berupa sketsa gambar salah satu benda-benda yang ada di lingkungan sekitar dengan teknik arsir atau teknik pointilis. Aspek-aspek yang dinilai PenilaianSkor 1 2 3 4 5 Proporsi Keseimbangan Kerapian dan kebersihan tugas Ketepatan waktu Keterangan Skor : 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik Sleman, 21 Agustus 2015 Guru Pembimbing Mahasiswa PPL H. Bambang Robyngun, S.Pd. Arum Nazurahaini NIP.19590107 198403 1 008 NIM.12206241008 Mengetahui, Kepala Sekolah Aris Susila Pambudi, S.Pd., M.Pd. NIP.19700614 199802 1 002 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP 1 Sekolah : SMP NEGERI 5 SLEMAN Mata Pelajaran : SENI BUDAYA SENI RUPA Kelas Semester : VIII Gasal Tahun Pelajaran : 20152016 Standar Kompetensi : 1.Mengapresiasi Karya Seni Rupa Kompetensi Dasar : 1.1Mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan Nusantara Indikator : 1.1.1 Menjelaskan pengertian seni rupa terapan Nusantara 1.1. 2 Mengidentifikasikan beragam jenis, bentuk dan teknik pembuatan karya seni rupa terapan Nusantara Alokasi waktu : 2 x 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu : 1. Menjelaskan pengertian seni rupa terapan Nusantara 2. Menjelaskan fungsi karya seni rupa terapan Nusantara 3. Mengelompokkan karya seni rupa terapan berdasarkan ragam jenis, bentuk, dan teknik pembuatannya. 4. Menyebutkan contoh karya yang termasuk karya seni rupa terapan nusantara dua dimensi dan tiga dimensi. 5. Menjelaskan teknik karya seni rupa terapan nusantara.

B. Materi Ajar

Seni Rupa Terapan Nusantara Atau yang sering disebut Applied Art ini adalah karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang mana mengandung nilai fungsi baik yang bersifat praktis maupun estetis yang terdapat di wilayah Nusantara. Fungsi karya seni rupa terapan dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Fungsi praktis Yaitu pemenuhan kebutuhan yang bersifat praktis kegunaan, karya yang fungsi pokoknya sebagai benda pakai, misalnya perabotan rumah tangga seperti meja dan kursi, lemari, dan tekstil. 2. Fungsi estetis Yaitu pemenuhan kebutuhan yang bersifat estetis keindahan, yaitu fungsi yang semata-mata sebagai benda hias. Misalnya, karya batik atau tenun yang dibuat khusus untuk hiasan dinding dan benda-benda kerajinan untuk penghias ruangan, seperti topeng, patung, dan vas bunga. Jenis- jenis seni rupa terapan Nusantara : 1. Seni Bangunan atau arsitektur, berupa bangunan tanah, tempat tinggal, tempat ibadah, dan lain-lain. 2. Seni dekorasi, yaitu seni rupa yang sering digunakan dalam menghias sebuah ruangan. 3. Seni ilustrasi, yaitu gambar foto yang digunakan untuk menjelaskan suatu naskahteks, dimana fungsi gambar tersebut sebagai penjeas dari bacaan sehingga isi bacaan mudah dipahami oleh pembaca. Contoh pada buku pelajaran, cerpen, iklan. 4. Seni kriya terapan, yaitu karya seni rupa yang berfungsi untuk kepentingan praktis. Wujud karya seni rupa terapan Nusantara, dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Dwimatra Dua Dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari satu arah. Contohnya lukisan, wayang kulit, batiktenun yang dipajang. 2. Trimatra Tiga Dimensi, yaitu karya seni rupa yang dapat dilihat dari segala arah dan memiliki volume ruang. Contohnya rumah adat, senjata tradisional, topeng, vas bunga, patung. Bentuk karya seni rupa terapan dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu : 1. Rumah Adat, disetiap daerah Nusantara memiliki rumah adatnya masing-masing. Contohnya rumah Gadang di Padang, Joglo di Yogyakarta, Honai di Papua, Tongkonan di Toraja, Rumah Panggung di Jambi, dan lain-lain. 2. Senjata Tradisional Berbeda dengan masa lalu, beragam senjata tradisional saat ini lebih sering digunakan sebagai peralatan untuk bekerja. Selain itu juga digunakan sebagai perlengkapan acara ritual, perlengkapan pakaian adat, pertunjukkan seni tradisional, dan sebagai benda hias. Contohnya Keris dari Jawa, Celurit dari Madura, Mandau dari Kalimantan. 3. Alat Transportasi Tradisional Alat transportasi yang masih mempertahankan bentuk dan ciri khas tradisionalnya masih dapat dijumpai di wilayah Nusantara. Misalnya, perahu, kereta kuda, pedati, becak, bajaj di Jakarta, dan lain-lain.