Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW II Oleh : Ristya Nur Adisti

101134125

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 pada tahun terakhir ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas tersebut dan mengetahui peningkatannya melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang memuat empat langkah menurut desain Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 yang berjumlah 28 orang. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes tertulis dan kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal pilihan ganda dan kuesioner kedisiplinan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II telah dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) pemberian materi secara keseluruhan, b) pembentukan kelompok asal, c) pemberian tugas terhadap tiap-tiap ahli, d) diskusi dalam kelompok ahli, e) laporan ahli dalam kelompok asal, f) presentasi pleno kelompok asal, g) evaluasi individual, dan h) pemberian penghargaan. 2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan kedisiplinan siswa dari kondisi awal 43,75% (disiplin) menjadi 75% (cukup disiplin) pada siklus I dan menjadi 100% (sangat disiplin) pada siklus II. 3) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata siswa dari kondisi awal 48,5 menjadi 58,25 pada siklus I dan menjadi 82 pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (60) meningkat dari kondisi awal 32,25% menurun menjadi 28% pada siklus I dan meningkat menjadi 96,42% pada siklus II.

Kata Kunci : Kedisiplinan, Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II.


(2)

ABSTRACT

IMPROVING THE DISCIPLINE AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SD N ADISUCIPTO 1 OF THE SOCIAL SCIENCE SUBJECT USING THE COOPERATIVE MATERIAL

LEARNING TYPE JIGSAW II By :

Ristya Nur Adisti 101134125

This study in the background by low discipline and achievement grade social studies students VA SDN Adisucipto 1 in recent years. The purpose of this research is to improve the discipline and achievement of the social studies classroom students and knowing improved through the use of Jigsaw cooperative learning model II.

This research is a class action (PTK), which contains four steps according to the design Kemmis and Mc Taggart. This study was conducted in two cycles with the subject grade students VA SDN Adisucipto 1, amounting to 28 people. This research data collection techniques are written tests and questionnaires. The research instrument used is multiple choice questions and questionnaires discipline. Analysis of the data in this study using quantitative descriptive technique.

The results of this study indicate that: (1) Efforts to improve discipline and achievement grade social studies students VA SDN Adisucipto 1 through the use of Jigsaw cooperative learning model II can be reached by the following steps: a) the provision of material as a whole, b) formation origin groups, c) giving the task to each expert, d) discussion in expert groups, e) reports a group of experts in the origin, f) plenary presentations original group, g) the individual evaluation, and h) award. (2) The use of Jigsaw cooperative learning model II can improve discipline in social studies in grade VA SDN Adisucipto 1. This is indicated by an increase in student discipline of initial conditions 43.75% (discipline) to 75% in the first cycle and become 100% in the second cycle. (3) The use of Jigsaw cooperative learning model II can improve learning achievement at grade students VA IPS SDN Adisucipto 1. This is shown by the increase in the average value of 48.5 students from the initial conditions be 58.25 in the first cycle and to 82 in the cycle II. Percentage of the number of students who reach the KKM (60) increased from baseline 32.25% decreased to 28% in the first cycle and increased to 96.42% Keyword: Discipline, Achievement, Cooperative Learning Model Jigsaw Type II.


(3)

i

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 MATA PELAJARAN IPS

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Ristya Nur Adisti

101134125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.

Saya persembahkan karya ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi ayah, ibu, kakak dan adik tercinta yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga. Untuk sahabatku terima kasih atas bantuan, doa, nasehat,


(7)

v MOTTO

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.

Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil,, kita baru yakin

kalau kita telah berhasil melakukanya dengan baik.

~ Evelyn Underhill ~

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

~ Thomas Alva Edison ~

Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit

kembali setiap kali kita jatuh.


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Desember 2014 Penulis

Ristya Nur Adisti


(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ristya Nur Adisti

NIM : 101134125

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II “

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 19 Desember 2014 Yang menyatakan,


(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW II Oleh : Ristya Nur Adisti

101134125

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 pada tahun terakhir ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas tersebut dan mengetahui peningkatannya melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang memuat empat langkah menurut desain Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 yang berjumlah 28 orang. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes tertulis dan kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal pilihan ganda dan kuesioner kedisiplinan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II telah dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) pemberian materi secara keseluruhan, b) pembentukan kelompok asal, c) pemberian tugas terhadap tiap-tiap ahli, d) diskusi dalam kelompok ahli, e) laporan ahli dalam kelompok asal, f) presentasi pleno kelompok asal, g) evaluasi individual, dan h) pemberian penghargaan. 2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan kedisiplinan siswa dari kondisi awal 43,75% (disiplin) menjadi 75% (cukup disiplin) pada siklus I dan menjadi 100% (sangat disiplin) pada siklus II. 3) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata siswa dari kondisi awal 48,5 menjadi 58,25 pada siklus I dan menjadi 82 pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (60) meningkat dari kondisi awal 32,25% menurun menjadi 28% pada siklus I dan meningkat menjadi 96,42% pada siklus II.

Kata Kunci : Kedisiplinan, Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II.


(11)

ix ABSTRACT

IMPROVING THE DISCIPLINE AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SD N ADISUCIPTO 1 OF THE SOCIAL SCIENCE SUBJECT USING THE COOPERATIVE MATERIAL

LEARNING TYPE JIGSAW II By :

Ristya Nur Adisti 101134125

This study in the background by low discipline and achievement grade social studies students VA SDN Adisucipto 1 in recent years. The purpose of this research is to improve the discipline and achievement of the social studies classroom students and knowing improved through the use of Jigsaw cooperative learning model II.

This research is a class action (PTK), which contains four steps according to the design Kemmis and Mc Taggart. This study was conducted in two cycles with the subject grade students VA SDN Adisucipto 1, amounting to 28 people. This research data collection techniques are written tests and questionnaires. The research instrument used is multiple choice questions and questionnaires discipline. Analysis of the data in this study using quantitative descriptive technique.

The results of this study indicate that: (1) Efforts to improve discipline and achievement grade social studies students VA SDN Adisucipto 1 through the use of Jigsaw cooperative learning model II can be reached by the following steps: a) the provision of material as a whole, b) formation origin groups, c) giving the task to each expert, d) discussion in expert groups, e) reports a group of experts in the origin, f) plenary presentations original group, g) the individual evaluation, and h) award. (2) The use of Jigsaw cooperative learning model II can improve discipline in social studies in grade VA SDN Adisucipto 1. This is indicated by an increase in student discipline of initial conditions 43.75% (discipline) to 75% in the first cycle and become 100% in the second cycle. (3) The use of Jigsaw cooperative learning model II can improve learning achievement at grade students VA IPS SDN Adisucipto 1. This is shown by the increase in the average value of 48.5 students from the initial conditions be 58.25 in the first cycle and to 82 in the cycle II. Percentage of the number of students who reach the KKM (60) increased from baseline 32.25% decreased to 28% in the first cycle and increased to 96.42% Keyword: Discipline, Achievement, Cooperative Learning Model Jigsaw Type II.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II dengan lancar.

Tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma. Selain hal tersebut, penulis juga berharap bahwa skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia pendidikan terutama pendidikan Sekolah Dasar.

Dalam penelitian skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ.,BST.,MA., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd Selaku Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Y.B Adimassana, M.A Selaku dosen Pembimbing yang telah memberikan dukungan, semangat, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Laurensia Aptik, E. M.A Selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bantuan selama peneliti menempuh kuliah.

6. Segenap dosen-dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik, membagi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi peneliti.

7. Drs. Daryono, Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Adisucipto 1 yang telah memberikan ijin penelitian dan memberikan bantuan kepada penulis.

8. Sri Suratmi selaku guru kelas V SD Negeri Adisucipto 1 yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.


(13)

xi

9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Adisucipto 1 Tahun Ajaran 2013/2014. 10. Kepada kedua orang tuaku yang tercinta Mohamad Zaenudin dan Indrawati

yang selalu memberikan doa, pengorbanan, kasih sayang, serta dukungannya selama ini dan kepada kakakku Dewi Tika Praharani, Mohamad Rifan Ardiansyah, dan adikku Mohamad Fahmi Ikh Wanda terima kasih atas kasih sayang dan dukungannya.

11. Melania Endah Kumalasari kakakku yang selalu menemaniku dan memberiku semangat.

12. Sahabat-sahabatku Fitria Jati Nurjanah, Nike Wiji Hartatik, Lia Yogi Artika, dan Agustiyana Olympia Vitessa yang menemaniku selalu sampai peneliti selesai menyelesaikan skripsi.

13. Semua teman-teman PGSD angkatan 2010/2011 kelas A yang sudah menjadi rekanku selama studi melewati canda tawa dan tangisan bersama-sama dan juga menyemangatiku untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Semua keluarga tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan senang hati dan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran agar tulisan ini menjadi lebih baik.

Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 19 Desember 2014

Penulis


(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Pemecahan Masalah ... 5

E. Batasan Pengertian ... 6

F. Tujuan Penelitian ... 7


(15)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Kedisiplinan ... 9

2. Prestasi Belajar ... 11

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 14

4. Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

5. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

6. Penelitian-penelitian yang Relevan ... 25

B. Kerangka Pikir ... 26

C. Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Setting Penelitian ... 32

C. Rencana Tindakan ... 33

1. Persiapan ... 33

2. Perencanaan Tindakan Per siklus ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Wawancara ... 45

2. Observasi ... 46

3. Kuesioner ... 47

4. Dokumentasi ... 47

E. Instrumen Penelitian ... 47 25


(16)

xiv

1. Tes ... 48

2. Non Tes ... 49

3. Tabel Instrumen Pengumpulan Data ... 52

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 53

1. Validitas Instrumen Pembelajaran ... 53

2. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 57

3. Uji Reliabilitas ... 59

G. Teknik Analisis Data ... 61

1. Analisis Kedisiplinan Siswa ... 61

2. Analisis Prestasi Belajar Siswa ... 63

3. Kriteria Keberhasilan ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Hasil Penelitian ... 66

1. Prasiklus ... 66

2. Siklus I ... 68

3. Siklus II ... 82

B. Pembahasan ... 97

BAB V PENUTUP... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Keterbatasan ... 104

C. Saran ... 104


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Poin Berdasarkan Tingkat Kuis... 22

Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 23

Tabel 3.1 Kisi-kisi Evaluasi Siklus I dan Siklus II... 48

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan ... 50

Tabel 3.3 Pedoman Penyekoran Kuesioner Siswa ... 51

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Skor PAP ... 51

Tabel 3.5 Variabel Penelitian dan Instrumen Pengumpulan Data... 52

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kedisiplinan ... 54

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Prestasi Belajar Siklus I... 56

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Belajar Siklus II ... 57

Tabel 3.9 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 58

Tabel 3.10 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 59

Tabel 3.11 Koefisien Reliabilitas ... 60

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas ... 61

Tabel 3.13 Kriteria Skor PAP ... 62


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Literature Map penelitian... 26 Gambar 2. Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 30


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 108

Lampiran 2. Silabus ... 110

Lampiran 3. RPP (LKS, Evaluasi, Materi) ... 115

Lampiran 4. Lembar Kuesioner Kedisiplinan ... 187

Lampiran 5. Daftar Kondisi Awal... 189

Lampiran 6. Hasil Validitas Instrumen Penelitian ... 190

Lampiran 7. Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi I dan II ... 203

Lampiran 8. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa (LKS) ... 207

Lampiran 9. Contoh Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi I dan II ... 213

Lampiran 10. Contoh Hasil Kuesioner ... 225

Lampiran 11. Daftar Hasil Kuesioner Kedisiplinan Akhir Siklus I dan II .... 233

Lampiran 12. Daftar Nilai Evaluasi Siklus I dan II ... 235


(20)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I dibahas tentang hal yang melatar belakangi diadakannya penelitian ini serta rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha mendewasakan siswa dan bukan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka melibatkan siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan, sehingga menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan bermasyarakat (Nana Sudjana, 2002: 41). Pendidikan memiliki tujuan yaitu merancang siswa yang mempunyai pengetahuan dan berbudi luhur sehingga menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.

Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan suatu bangsa. Untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan secara keseluruhan maka dibutuhkan pula kualitas kegiatan belajar mengajarnya. Pada peningkatan mutu pendidikan perkembangan suatu bangsa akan menghasilkan peningkatan kualitas manusia. Peningkatan kualitas manusia yang dimaksud adalah peningkatan pada aspek kepribadian, kemampuan dan juga tanggung jawab. Maka dapat di simpulkan bahwa secara keseluruhan pendidikan yaitu siswa yang belajar.


(21)

IPS merupakan mata pelajaran tentang manusia dan dunia yang ada sekelilingnya. Dengan adanya mata pelajaran IPS maka siswa dapat memperoleh banyak pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepekaan terhadap hidup beserta tantangan-tantangan yang ada. Demikian juga dengan mata pelajaran IPS, peran aktif anak didik lebih dimaksimalkan karena pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan kuat. Hal ini ditunjukkan oleh kecenderungan heran dan kagum pada hal-hal yang baru dan menantang. Selain itu mata pelajaran IPS juga sudah diajarkan di kelas bawah (1,2,3) sehingga mereka dapat mengolah tahun pelajaran selanjutnya dan juga materi IPS penuh dengan pesan, nasehat yang abstrak seperti arti perjuangan, jasa dan peranan dari pahlawan yang telah gugur demi membela bangsa, memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

Pembelajaran tipe Jigsaw II adalah pembelajaran model kooperatif dimana semua siswa belajar keseluruhan materi sebelum siswa belajar yang akan menjadi keahliannya, dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ini tiap anggota memiliki keterlibatan dan tanggung jawabnya untuk membantu anggota kelompok lain dalam memahami materi. Pada setiap anggota kelompok memiliki peran untuk meningkatkan kemampuannya agar kelompok tersebut mendapatkan pengahargaan.

Proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran


(22)

yang diinginkan tentu yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar agar pemahaman konsep siswa dalam belajar lebih baik, salah satu diantaranya yang menurut peneliti penting adalah pendekatan pembelajaran. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat membuat siswa aktif dalam suasana menyenangkan salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II. Pendekatan model pembelajaran ini mampu membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Peneliti melakukan pengamatan, peneliti mencatat bahwa dari hasil rata-rata nilai ulangan harian SDN Adisucipto 1 kelas V tahun 2012/2013 sebagai kondisi awal adalah 48,5%. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 10 siswa dari 32 siswa (32,25 %), sedang KKM nilai IPS yang ditetapkan adalah 60. Dari hasil rata-rata ulangan harian siswa kelas V SDN Adisucipto 1 masih perlu ditingkatkan lagi agar semua nilai yang diperoleh siswa mencapai KKM yang sudah ditetapkan.

Kenyataan ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi IPS yang ada. Hal ini diakibatkan oleh siswa sendiri yang sering bermalas-malasan , ribut sendiri ketika guru sedang menerangkan dan siswa kurang tertarik terhadap pelajaran yang diberikan guru. Selain itu dalam menyampaikan suatu konsep guru belum sepenuhnya menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan juga lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa didukung metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga pembelajaran tampak monoton dan


(23)

kurang melibatkan siswa secara aktif. Dalam mengajar guru juga terlalu cepat menyampaikan materi, sehingga banyak siswa yang kurang paham.

Untuk mengatasi akar permasalahan di atas, dipilih penggunaan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Guru belum pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran IPS. Dalam pembelajaran berikutnya diharapkan peneliti akan melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, karena dengan pembelajaran yang lebih bervariasi dapat meningkatkan peran serta siswa dan kedisiplinan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk memilih judul :

“Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II”

B. Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada mata pelajaran IPS kelas V materi perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Prestasi belajar siswa dibatasi hanya pada aspek kognitif saja, karena prestasi belajar siswa belum mencapai target minimum atau masih pada nilai KKM.


(24)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam upaya meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dalam materi perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan kedisiplinan dalam materi perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 ? 3. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1?

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memutuskan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas VA Masalah rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas VA SDN Adisucipto 1


(25)

E. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan pertanyaan tentang istilah dalam penelitian ini, maka perlu adanya batas pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang saya ambil, diantaranya :

1. Kedisiplinan

Suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

2. Prestasi belajar

Hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Model pembelajaran kooperatif

Suatu model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

Salah satu metode pembelajaran dimana dalam model ini suatu bidang ilmu dipecah-pecah menjadi beberapa bagian, dibahas lalu pecahan-pecahan itu disatukan kembali dalam suatu diskusi.


(26)

5. IPS

Merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran ilmu-ilmu sosial yang terorganisir secara rapi dan disajikan secara ilmiah untuk mencapai tujuan tertentu.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dalam upaya meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 dalam materi perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

2. Untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan materi perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1.

3. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar materi perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas VA SDN Adisucipto.

G. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru SD Negeri Adisucipto 1 sebagai masukan untuk menggunakan model pembelajaran


(27)

kooperatif Jigsaw II dalam pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.

2. Bagi siswa

Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa SD akan manfaat penggunaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dalam mata pelajaran IPS.

3. Bagi guru

a. Mendapatkan pengalaman menerapkan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II yang sesuai dengan target pembelajaran IPS.

b. Informasi bagi guru akan pentingnya model pembelajaran kooperatif Jigsaw II dalam menyampaikan pembelajaran IPS kepada siswa.

c. Motivasi bagi guru untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II sebagai wujud profesionalisme yang dimiliki.

4. Bagi sekolah

Secara mudahnya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pembenahan proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS di SD.


(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Kedisiplinan

a. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa

Menurut Prijodarminto (2004:3) disisplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan keterkaitan.

Menurut Maman Rachman (2004;32 menyatakan disiplin sebagi upaya mengendalikan diri dan sikap memtal individu atau msyarakat dan mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan yang muncul dari dalam hatinya.

Dari uraian pengertian disiplin diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud disiplin adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan


(29)

tata tertib atau aturan yang berkaku baik yang muncul dari kesadaran dirinya maupun karena adanya sanksi atau hukuman.

b. Indikator Kedisiplinan

Menurut Mulyasa (2011: 27-28) ada tiga indikator kedisiplinan yaitu:

1) Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik guru maupun siswa, karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yang harus ditaati oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan.

2) Taat terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku.

3) Menguasai diri dan instropeksi. Menguasai diri berarti guru maupun peserta didik memliki rasa tanggung jawab (sense of responbility) yang tinggi terhadap keberlangsungan belajar mengajar.

Menurut Lewis, (2004: 22) ada berbagai factor yang diasosiasikan dengan sikap dalam kelas, yang pertama berhubungan dengan sikap guru yang dapat merangsang siswa untuk bersikap tidak disiplin. Yang kedua sikap menyerah guru, dan yang ketika efek media terhadap sikap siswa dan guru. Oleh karena itu, guru harus memikirkan cara menangani sikap siswa kurang disiplin.

Disamping itu fungsi kedisiplinan ada dua yaitu yang pertama kedisiplinan sebagai penciptaan dan pelestarian keadaan yang penting terhadap kemajuan kerja teratur yang berada di sekolah, fungsi kedua


(30)

dari kedisiplinan adalah persiapan siswa terhadap keikutsertaan aktif dalam lingkungan orang dewasa yang terorganisasi, dimana kebebasan diseimbangkan dengan tanggung jawab yang berhubungan dengannya (Lewis, 2004: 198).

2. Prestasi Belajar a. Pengertian belajar

Di dunia pendidikan kata “belajar” sangatlah tidak asing didengar karena belajar merupakan bagian dari jenjang pendidikan. Akan tetapi, sebenarnya belajar tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan sekolah, namun dapat pula dilakukan di berbagai lingkungan. Diberbagai lingkungan yaotu seperti di lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar. Dengan seiringnya perkembangan jaman, belajar dapat dilakukan dengan cara menggunakan internet sehingga dapat mendapatkan berbagai informasi.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2).

Dari pengertian diatas dapat dimengerti bahwa belajar dapat menimbulkan adanya interaksi antar sesama manusia sehingga dapat terjadi suatu perubahan tingkah laku yang baru untuk hasil pengalamannya yang telah dialami di lingkungan sekitar.


(31)

b. Prinsip-prinsip Belajar

Burton dalam Oemar (2001: 32) menyatakan bahwa prinsip-prinsip belajar yaitu:

1. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi dan melampaui (under going).

2. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.

4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.

5. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.

6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid. 7. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman dan

hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. 8. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan

kemajuan.

9. Proses belajar merupakan kesatuan fungisional dari berbagai prosedur.

10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sam a lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.


(32)

11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

12. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan ketrampilan.

13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila member kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.

14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.

15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.

16. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, jadi tidak sederhana dan statis.

c. Pengertan Prestasi Belajar

Pada proses kegiatan belajar mengajar, prestasi atau hasil belajar sangat dipentingkan karena melalui prestasi atau hasil belajar guru dapat mengetahui berhasil atau tidaknya siswa dalam memahami materi pembelajaran. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yaitu dengan memberikan evaluasi kepada siswa agar dapat diketahui tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Maka dari hasil evaluasi tersebut terlihat siswa yang tampak menguasai materi mendapatkan skor yang bagus. Dengan skor tersebut siswa dapat dinyatakan memiliki prestasi.


(33)

Arikunto (2001: 276) berpendapat bahwa nilai prestasi haruslah mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi. Simbol yang digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf maupun angka hendaknya merupakan tentang prestasi siswa.

Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan pencapaian suatu hasil belajar setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dan proses kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan. Karena untuk mengetahui adanya prestasi belajar pada siswa harus melalui proses kegaiatan belajar terlebih dahulu.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal adalah dua hal yang sangat menunjang keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Jadi untuk menghasilkan siswa berprestasi, seorang pendidik harus mampu mensinergikan kedua factor, yakni faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar siswa menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:


(34)

1) Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972; Reber, 1998)

2) Kecerdasan yaitu potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.

3) Minat yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang cenderung bersifat menetap yang di dalamnya ada unsur rasa senang.

4) Motivasi yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.

b. Faktor eksternal

Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak mengesampingkan peranan faktor eksternal dalam meningkatkan prestasi belajar. Faktor ini pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal. Faktor eksetrnal yaitu :

1) Kualitas guru dalam menguasai meteri.

2) Metode yang digunakan guru dalam mengajar.

3) Fasilitas dalam mengajar seperti media dalam mengajar. 4) Lingkungan yang mendukung, dan sebagainya.

Pendapat di atas yang dijelaskan disimpulkan prestasi belajar merupakan nilai dari hasil kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, symbol, huruf dan yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Peneliti menggunakan ranah kognitif untuk


(35)

menentukan prestasi belajar sedangkan ranah afektif dan ranah psikomotor untuk menentukan kedispilinan siswa.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperarif merupakan suatu model pengaajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda-beda. Pengajaran ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kontruktivisme. Salah satu teori Vygotsky, penekanan pada hakekat sosiokultural pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu teresap ke dalam individu tersebut. Penerapan ini berimplikasi dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperarif. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Yang dimaksud heterogen yaitu dari campuran siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja sama dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Suyatno (2009: 51), model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara kelompok untuk bekerja sama


(36)

saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri.

Lie (2002: 30) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Maka dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa dengan membentuk kelompok yang berisikan siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda sehingga dapat saling melengkapi untuk mecapai suatu keberhasilan kelompok.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Suyatno (2009: 50) menyatakan bahwa langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2) Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.


(37)

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4) Membimbing kelompok belajar dan bekerja

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mereka mengerjakan tugas.

5) Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil belajarnya.

6) Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai naik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

1) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Trianto (2010: 75), menyatakan teknik Jigsaw tipe II dikembangkan oleh Slavin. Pada tipe II ini siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep (scan read) sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi ahli (expert). Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari konsep yang akan dibicarakan. Jigsaw II adalah strategi pembelajaran dimana individu belajar menjadi pakar dalam satu sub materi tertentu dan mengajarkan satu sub materi tersebut kepada orang lain (Egen.


(38)

dan Kauchak, 2012: 137) setiap siswa berkompetensi untuk mendapatkan suatu penghargaan kelompok. Setiap anggota kelompok berperan sangat penting dan menunjukkan kemampuannya. Poin tambahan akan diberikan jika masing-masing tiap anggota mampu meningkatkan kemampuannya (dari kemampuan sebelumnya) saat ditugaskan untuk mengerjakan kuis (Huda, 2012:118)

Rusman (2011: 218) menjelaskan bahwa pembelajaran Jigsaw yaitu dimana siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan dan komunikasi. Setiap anggota kelompok dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari sehingga mampu menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.

Jadi, pembelajaran tipe Jigsaw II adalah pembelajaran model kooperatif dimana semua siswa belajar keseluruhan materi sebelum siswa belajar yang akan menjadi keahliannya, dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ini tiap anggota memiliki keterlibatan dan tanggung jawabnya untuk membantu anggota kelompok lain dalam memahami materi. Pada setiap anggota kelompok memiliki peran untuk meningkatkan kemampuannya agar kelompok tersebut mendapatkan penghargaan.

2) Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw II

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slavin serta


(39)

kawan-kawan. Langkah-langkah pembelajaran tipe Jigsaw II menurut Slavin (2005: 237), yaitu:

a) Para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Kelompok mewakili seluruh bagian di dalam kelas. Contoh, dalam suatu kelompok terdapat tingkat prestasi siswa yang berbeda, jenis kelamin, dan warna kulit. Pembagian yang rata dan adil sangat diperlukan dan siswa tidak diperbolehkan memilih anggota kelompok sendiri.

b) Para siswa mendapatkan tugas untuk membaca seluruh konsep sebelum ia belajar menjadi “ahli” pada sub bagian. Kelompok ahli dari tim yang berbeda dan mempunyai fokus materi yang sama bertemu dan membahas fokus topik selama 30 menit.

c) Setelah terjadi diskusi dalam kelompok ahli, para ahli kembali kepada kelompok asal kemudian secara bergiliran menjelaskan materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli dan memantau teman anggota kelompok asal dalam memahami materi.

d) Guru berperan untuk memberikan penilaian yang mencakup seluruh topik. Peraturan penilaian adalah skor kuis menjadi skor tim sedangkan skor-skor yang dikontribusikan para siswa kepada timnya adalah skor pengembangan individual. Bentuk pengahargaan terhadap tim yang meraih skor tertinggi menerima adalah sertifikat atau berupa penghargaan lainnya. Bentuk sertifikat dan penghargaan berguna untuk meningkatkan kemauan


(40)

siswa untuk bekerja keras dan berusaha menjadikan kelompoknya menjadi kelompok yang terbaik.

3) Perbedaan Jigsaw II dan Jigsaw I

Ada perbedaan mendasar anatara pembelajaran Jigsaw I dan Jigsaw II, kalau pada tipe I, awalnya siswa hanya belajar konsep tertentu yang akan menjadi spesialisasinya sementara konsep-konsep yang lain ia dapatkan melalui diskusi dengan teman segrubnya. Pada tipe Jigsaw II ini setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep (scan read) sebelum ia belajar spesialisasinya untuk menjadi expert. Hal ini untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari konsep yang akan dibicarakan.

Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa secara teknis pelaksanaan Jigsaw II hampir sama dengan Jigsaw I, tetapi dalam Jigsaw II siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari keseluruhan materi. Selain itu yang membedakan dalam Jigsaw I dan Jigsaw II yang dijelaskan Knight dan Bohlomoyer (dalam Huda, 2012: 121) yaitu dalam Jigsaw I tidak ada reward khusus yang diberikan atas individu maupun kelompok yang mampu menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dan mengerjakan kuis. Jigsaw II lebih terlihat persaingan yang jelas sebab penghargaan (reward) akan diberikan berdasarkan performa individu masing-masing anggota.


(41)

Penghargaan tersebut maka setiap kelompok akan terdorong untuk bekerja sama dan berusaha untuk meningkatkan skor kelompok (Sharan, 2012: 58).

a) Penghargaan (reward) Kelompok

Slavin (2005: 159) menjelaskan bahwa setelah melakukan kuis, guru harus menghitung skor kemajuan individual kemudian memeberikan penghargaan berbentuk sertifikat atau penghargaan lainnya untuk tim yang mendapatkan skor tertinggi.

b) Poin kemajuan

Sebelum menghitung skor kemajuan penilaian pertama kepada siswa. Pertama melakukan penilaian dengan memberikan soal untuk mendapatkan skor awal. Kemudian guru memberikan soal evaluasi dan dihitung poin kemajuannya. Berikut poin kemajuan melakukan kuis memberikan poin berdasarkan keberhasilan kuis yang didapatkan siswa :

Tabel 2.1

Poin Berdasarkan Tingkat Kuis

No. Skor Kuis Poin

Kemajuan 1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 2. 10-1 poin di bawah skor awal 10 3. Sampai 10 poin di atas skor awal 20 4. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 5. Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30


(42)

c) Skor Kelompok

Rusman (2011: 216) skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut.

Tabel 2.2

Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok

No Rata-rata Skor Kualifikasi

1. 0 ≤ N ≤ 5 -

2. 6 ≤ N ≤ 15 Tim yang baik (Good Team)

3. 16 ≤ N ≤ 20 Tim yang sangat baik (Great Team)

4. 21 ≤ N ≤ 30 Tim yang sangat istimewa (Super Team)

d) Pemberian Hadiah dan Pengakuan Kelompok

Rusman (2011:216) setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial a. Hakikat IPS

Pendidikan IPS yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia satu dengan yang lainnya. Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2007: 18) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,


(43)

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek: manusia, tempat, lingkungan waktu, berkelanjutan, dan perubahan system social dan budaya dan perilaku ekonomi dan kesejateraan. Pengajaran IPS SD diandalkan untuk membina generasi penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam berbagai tata kehidupannya, menghayati tuntutan keharusan dan pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan serta mahir berperan erat di lingkungannya sebagai insane social dan warganegara yang baik.

b. Pembelajaran IPS di SD

Pengajaran IPS lebih bersifat perkenalan mengenai “Seni Kehidupan”. Pendidikan IPS di sekolah dasar meliputi materi geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi. Materi pengajaran IPS lebih banyak dititik beratkan kepada dunia siswa dan lingkungannya.

Metode yang digunakan oleh guru dalam penyampaian materi IPS hanya menggunakan metode ceramah sehingga menyebabkan siswa pasif dan membuat prinsip bahwa pelajaran IPS itu pelajaran hafalan yang membosankan. Karena guru hanya menggunakan metode ceramah, anak bahkan cenderung mengantuk dan tidak mencatat hal-hal yang penting dari penyampaian guru.


(44)

6. Penelitian-penelitian yang Relevan

Peneliti akan memamparkan beberapa hasil penelitian yang relevan, yaitu:

a. Susanto (2010) dalam penelitian tindakan kelas menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw sebagai model pembelajaran IPS kelas V si SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw diketahui bahwa ada kenaikan indeks prestasi 60% pada siklus 1 dan 70% pada siklus ke 2. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkstkan prestasi siswa.

b. Pertiwi, Rine. Dkk dengan judl jurnal “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru”. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus 1 yaitu 70,88% (baik) dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 86,09% (sangat baik).

c. Shodiq (2010) meneliti tentang prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penguasaan materi IPS pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan di kelas V SD Negeri Tidar 7 Magelang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,89 meningkat di sklus 1 yaitu 64,42 dan siklus II menjadi 75,38.


(45)

Gambar 1 : Literature Map penelitian B. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran harus melibatkan siswa sebagai subjek pembelajaran. Dalam pembelajaran IPS banyak ditemukan konsep dan teori. “Penelitian tindakan kelas

menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar model

pembelajaran IPS kelas V si SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun

ajaran 2009/2010”

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 97

Pekanbaru”

“Peningkatan Prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw materi IPS pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan di kelas V SD Negeri Tidar 7

Magelang”

“Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar kelas VA SD

Negeri Adisucipto 1 Mata Pelajaran OPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif


(46)

Salah satunya adalah konsep dan teori tentang peranan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pemberian materi tersebut dengan metode ceramah anak membuat siswa bosan. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, semua siswa dapat terlibat langsung dengan pembelajaran melalui kegiatan diskusi kelompok dan siswa dapat pula merefleksikan pengalamannya tentang segala fenomena yang berlaku atau ada di masyarakat tempat mereka tinggal. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa. Keterlibatan ini juga mampu meningkatkan patrisipasi dan keaktifan siswa dalam belajar dan diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka peneliti mengemukakan hipotesis bahwa:

1. Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) pemberian materi secara keseluruhan, b) pembentukan kelompok asal yang terdiri dari 4 ahli, c) pemberian tugas kepada tiap-tiap ahli, d) diskusi membahas tugas dalam kelompok ahli, e) ahli melaporkan hasil diskusi pada kelompok asal, f) kelompok asal mempresentasikan


(47)

dalam pleno, g) evaluasi individual, dan h) pemberian reward (penghargaan).

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS untuk materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1.

3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat mningkatkan prestasi belajar IPS untuk materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Adisucipto 1.


(48)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini, peneliti menuliskan tentang Jenis Penelitian, Setting Penelitian, Pendekatan Rencana Rencana Tindakan, Indikator Keberhasilan, Instrumen Penelitian, Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar (2008: 45) berpendapat penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan adanya kerja sama antara guru bidang studi dengan pihak peneliti. Guru berperan melakukan pembelajaran dan peneliti berperan sebagai pengamat yakni melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan mencatat hasil temuan. Peneliti juga memberikan bantuan ketika guru mengajar. Selain itu, dalam penelitian ini juga saling bekerjasama dalam melakukan evaluasi


(49)

terhadap hasil temuan yang diperoleh dan melakukan revisi untuk pertemuan siklus berikutnya.

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Model penelitian ini terdiri dari adanya perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. Setelah suatu siklus diimplementasikan, akan diadakan refleksi dari semua kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian dilakukan perencanaan ulang untuk dilaksanakan padasiklus tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini:

Gambar 2 : Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart Keempat langkah penting dalam PTK dapat diuraikan secara singkat seperti berikut ini (Sukardi 2003: 213-215):

1. Perencanaan

Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan harus berorientasi kedepan. Perencana harus menyadari sejak awal bahwa tindakan sosial

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan SIKLUS II


(50)

pada kondisi tertentu tidak dapat diprediksi dan mempunyai resiko. Perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan yang tersembunyi. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial dan mengenal rintangan yang sebenarnya.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam penelitian tindakan harus hati-hati dan merupakan kegiatan yang praktis terencana. Ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur. 3. Pengamatan

Pengamatan pada penelitian tindakanmempunyai fungsi dokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subyek. Observasi yang baik adalah observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam observasi. Langkah reflektif ini berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, problem, isu, dan hambatan yang muncul dalam tindakan strategik. Hasil refleksi penting untuk melakukan tiga kemungkinan terhadap suatu subyek penelitian, yaitu diberhentikan, modifikasi atau dilanjutkan ketingkatan atau daur selanjutnya.


(51)

Peneliti menggunakan model ini karena sebagai sarana apabila dalam pelaksanaanya rencana tindakan yang telah disusun oleh peneliti mengalami kegagalan. Dengan model ini, maka kesalahan-kesalahan dalam rencana tindakan pertama dapat diperbaiki kemudian dapat dilakukan perencanaan tindakan kedua dan seterusnya hingga tercapai tujuan dari penelitian yaitu mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V Semester II di SDN Adisucipto 1.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri Adisucipto 1yang terletak di komplek Lanud Adisucipto 1, Jalan Janti Maguwoharjo Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Siswa SD Negeri Adisutcipto 1 Tahun 2013/2014 siswa kelas V yang berjumlah 32 orang peserta didik. 3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah kesiplinan dan prestasi belajara peserta didik di SDN Adisucipto 1 pada Ilmu Pengetahuan Sosial mengidentifikasi perjuangan tokoh pejuang dalammempertahankan kemerdekaan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.


(52)

4. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan mei semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

C. Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini menurut gambar 3.1 menurut Kemmis dan Mc. Taggart, terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, peksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Persiapan

Hal pertama yang dilakukan peneliti sebelum penelitian yaitu meminta izin pada Kepala Sekolah SDN Adisucipto 1. Setelah mendapatkan izin dari Kepala Sekolah, maka peneliti akan meminta izin pada guru kelas VA, yang mana dalam kelas ini akan dilakukan penelitian. Kemudian melakukan observasi pada kelas VA untuk memperoleh gambaran mengenai kedisiplinan dan prestasi belajar siswa. Apabila mendapatkan izin, maka peneliti akan meminta jadwal pelajaran kelas VA agar peneliti dapat menyesuaikan waktu penelitian yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian.

Perencanaan selanjutnya yaitu melakukan observasi dan wawancara guna untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran dan karakteristik tiap siswa. Setelah mengetahui permasalahan yang ada di kelas VA, kemudian peneliti mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok pembelajaran yang menjadi masalah tersebut.


(53)

Setelah menemukan permasalahan maka peneliti akan menyiapkan instrumen pembelajaran seperti RPP dan LKS. Selain itu instrumen yang juga diperlukan yaitu media pembelajaran sebagai pendukung pembelajaran tersebut.Setelah peneliti menyusun instrumen pembelajaran, peneliti akan menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti tingkat kerjasama siswa yaitu berupa lembar observasi dan lembar kuesioner. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai prestasi siswa yaitu dengan lembar evaluasi dan lembar penilaian siswa dalam aspek-aspek tertentu.

2. Perencanaan Tindakan Per siklus a) Siklus I

1) Perencanaan

Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS, Lembar observasi, lembar kuisioner, dan soal evaluasi.

2) Pelaksanaan siklus 1 Pertemuan 1 Kegiatan awal : 1. Salam pembuka 2. Doa pembuka 3. Motivasi

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti


(54)

Eksplorasi

1. Melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dibahas. Elaborasi

1. Membagi siswa dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 7 anggota.

2. Membentuk kelompok asal.

Kelompok asal A Kelompok asal B Kelompok asal C

Kelompok asal D Kelompok E Kelompok F

3. Siswa mempelajari mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk dipelajari. Materi dalam pertemuan ini yaitu menjelaskan mengenai latar belakang dan tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa: Pertempuran di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, dan Pertempuran 5 hari di Semarang.

4. Siswa diberikan lembar kerja untuk dikerjakan. Dalam LKS tersebut siswa diminta menjawab soal-soal tersebut.

5. Dalam kelompok setiap siswa mendapat bagian satu soal yang berbeda untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat bagian soal yang sama berkumpul menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok ini membahas materi yang sama dan menjawab soal pada LKS.

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


(55)

6. Siswa dibentuk dalam kelompok yang akan mempelajari materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan dibina oleh guru.

Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

7.

7. Siswa yang menjadi ahli kembali ke kelompok semula kemudian menjelaskan jawaban yang telah diperoleh kepada anggotanya secara bergiliran.

Konfirmasi

1. Setelah siswa selesai berdiskusi, perwakilan siswa dalam setiap kelompok melakukan presentasikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan. Guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

Kegiatan Penutup

1. Siswa dan guru menyimpulkan materi.

2. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 3. Siswa diberikan pekerjaan rumah

4. Siswa melakukan refleksi 5. Doa penutup

Pertemuan 2 Kegiatan awal

2A 2B 2C 2D 2E 2F

1A 1 B 1 C 1D 1E 1F 6A 3A 3B 3C 3D 3E 3F


(56)

1. Salam pembuka 2. Doa

3. Menyanyikan lagu sebagai motivasi. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Siswa dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 7 anggota.

2. Membentuk kelompok asal

Kelompok asal A Kelompok asal B Kelompok asal C i.

Kelompok asal D Kelompok asal E Kelompok asal F

3. Siswa mempelajari mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk dipelajari. Materi dalam pertemuan ini yaitu menjelaskan mengenai latar belakang dan tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa: Pertempuran di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, dan Pertempuran 5 hari di Semarang.

4. Siswa diberikan lembar kerja untuk dikerjakan. Dalam LKS tersebut siswa diminta menjawab soal-soal tersebut.

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


(57)

5. Dalam kelompok setiap siswa mendapat bagian satu soal yang berbeda untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat bagian soal yang sama berkumpul menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok ini membahas materi yang sama dan menjawab soal pada LKS. 6. Siswa dibentuk dalam kelompok yang akan mempelajari materi

perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan dibina oleh guru. Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

7. Siswa yang menjadi ahli kembali ke kelompok semula kemudian menjelaskan jawaban yang telah diperoleh kepada anggotanya secara bergiliran.

Konfirmasi

1. Perwakilan siswa dalam setiap kelompok melakukan presentasikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan.

2. Kelompok lain dapat memyampaikan tanggapan.

3. Guru menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

4. Guru memberikan penguatan mengenai pembelajaran hari ini. 5. Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai materi pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua ini dikerjakan secara individu

1A 1 B 1 C 1D 1E 1F 6A 2A 2B 2C 2D 2E 2F 3A 3B 3C 3D 3E 3F


(58)

Kegiatan penutup

1. Siswa dan guru menyimpulkan materi.

2. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 3. Siswa melakukan refleksi.

4. Doa penutup. 3) Observasi

Melakukan observasi untuk mengamati dan mengumpulkan data mengenai minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Pengamatan tersebut menggunakan rubrik pengamatan minta yang siisi oleh peneliti dan kuisioner diisi oleh siswa pada siklus I.

4) Refleksi

a. Mengevaluasi pelaksanaan siklus I yang telah dilakukan mengenai kendala, hambatan dan berhasil atau tidaknya pembelajaran tersebut.

b. Membandingkan hasil tes dan observasi yang telah dicapai dengan indikator keberhasilan.

c. Memutuskan untuk mau dilanjutkan ke siklus II atau tidak.

d. Merencanakan perbaikan berdasarkan hasil tes dan observasi untuk dilakukan pada siklus ke II.

b) Siklus II

1) Perencanaan

Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS, Lembar observasi, lembar kuisioner, dan soal evaluasi.


(59)

2) Pelaksanaan siklus II Pertemuan 1

Kegiatan awal 1. Salam pembuka 2. Doa

3. Motivasi

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dibahas.

Elaborasi

1. Siswa dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 7 anggota.

2. Membentuk kelompok asal

Kelompok asal A Kelompok asal B Kelompok asal C

Kelompok asal D Kelompok E Kelompok F 3.

3. Siswa diberikan lembar kerja (LKS) untuk dikerjakan. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


(60)

4. Siswa mempelajari mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk dipelajari. Materi dalam pertemuan ini yaitu menjelaskan waktu kapan terjadinya dan tokoh yang terlibat pada peristiwa : Pertempuran di Surabaya, Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Bandung Lautan Api, dan Pertempuran 5 hari di Semarang.

5. Dalam kelompok setiap siswa mendapat bagian satu soal yang berbeda untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat bagian soal yang sama berkumpul menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok ini membahas materi yang sama dan menjawab soal pada LKS. 6. Siswa dibentuk dalam kelompok yang akan mempelajari materi

perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan dibina oleh guru. Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

7. Siswa yang menjadi ahli kembali ke kelompok semula kemudian menjelaskan jawaban yang telah diperoleh kepada anggotanya secara bergiliran.

Konfirmasi

1. Perwakilan siswa dalam setiap kelompok melakukan presentasikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan. Guru 1A 1 B 1 C 1D 1E 1F 6A 2A 2B 2C 2D 2E 2F 3A 3B 3C 3D 3E 3F


(61)

dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

2. Siswa dapat memberikan tanggapan mengenai hasil diskusi yang dipresentasikan oleh temannya.

3. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa mengenai materi pada hari ini.

4. Guru memberikan penguatan mengenai pembelajaran hari ini. Kegiatan penutup

1. Siswa dan guru menyimpulkan materi.

2. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 4. Siswa melakukan refleksi.

Pertemuan 3 Kegiatan awal 1. Salam pembuka 2. Doa

3. Menyanyikan lagu sebagai motivasi. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan dibahas.

Elaborasi

1. Siswa kembali berkelompok yang anggotanya seperti pada pertemuan sebelumnya.


(62)

Kelompok asal A kelompok asal B Kelompok asal C

Kelompok asal DKelompok asal E Kelompok asal F

2. Siswa diberikan lembar kerja (LKS) untuk dikerjakan.

3. Siswa mempelajari mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk dipelajari. Materi dalam pertemuan ini yaitu menjelaskan mengenai isi perjanjian-perjanjian dan hasil perundingan. (perjanjian Linggarjati, Roem-Royen, Renville, serta KMB)

4. Siswa mempelajari materi mengenai cara menghargai perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia.

5. Dalam kelompok setiap siswa mendapat bagian satu soal yang berbeda untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat bagian soal yang sama berkumpul menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok ini membahas materi yang sama dan menjawab soal pada LKS. 6. Siswa dibentuk dalam kelompok yang akan mempelajari materi

perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan dibina oleh guru Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

1A 1 B 1 C 1D 1E 1F 6A 2A 2B 2C 2D 2E 2F 3A 3B 3C 3D 3E 3F

4A 4B 4C 4D 4E 4F 5A 5B 5C 5D 5E 5F

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


(63)

7. Siswa yang menjadi ahli kembali ke kelompok semula kemudian menjelaskan jawaban yang telah diperoleh kepada anggotanya secara bergiliran.

Konfirmasi

1.Perwakilan siswa dalam setiap kelompok melakukan presentasikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan. Guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

2.Siswa dapat memberikan tanggapan mengenai hasil diskusi yang dipresentasikan oleh temannya.

3.Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa mengenai materi pada hari ini.

4.Guru memberikan penguatan mengenai pembelajaran hari ini. 5.Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai materi pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua ini dikerjakan secara individu.

Kegiatan Penutup

1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

2. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

3. Siswa bersama guru melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan.


(64)

Peneliti melakukan observasi proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang disiapkan.

4) Refleksi

Peneliti melakukan refleksi pada siklus II untuk menentukan kesimpulan bahwa dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS untuk materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 berdasarkan capaian siklus II.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah wawancara, observasi langsung, kuesioner dan dokumentasi berupa tes hasil belajar siswa.

1. Wawancara

Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah jenis wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2010: 197). Peneliti melakukan wawancara pada pra penelitian dan sesudah penelitian. Pada pra penelitian ada tiga responden yang melakukan tanya jawab yaitu dua siswa kelas V dan guru kelas V,


(65)

sedangkan wawancara yang dilakukan setelah penelitian adalah wawancara dengan wakil siswa kelas V mengenai pembelajaran IPS yang sudah dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti berikutnya adalah observasi non partisipatif. Observasi non partisipatif merupakan observasi yang dilakukan pengamattanpa ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan individu atau kelompok yang diamati (Masidjo, 2010: 63). Peneliti melakukan pengamatan dengan menulis catatan anekdota. Catatan anekdota adalah suatu catatan faktual dan seketika tentang peristiwa, kejadian, gejala atau tingkah laku yang spesifik dan menarik, yang dilakukan siswa secara individual atau kelompok (Masidjo, 2010: 64). Alasan peneliti memilih menggunakan instrumen pengamatan berupa catatan anekdota karena hasil pengamatan yang diperoleh bersifat asli dan objektif, dapat dipakai untuk memahami siswa dengan lebih tepat dan anekdota yang tidak dapat diperoleh melalui pengukuran sistematis ini dapat mencatat peristiwa seketika yang berarti bagi perkembangan siswa. Kegiatan siswa yang di amati oleh peneliti adalah kegiatan yang menunjukkan kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. Melalui pengamatan, peneliti dapat menemukan beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran sehingga peneliti dapat menemukan solusi untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang


(1)

Data Kedisiplinan Siswa (Siklus I )

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 JML % KODE KTG 1 AAW 4 4 2 3 3 1 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 79 82.3% 2 Disiplin 2 ADP 4 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 77 80.2% 2 Disiplin 3 CYS 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72 75.0% 3 Cukup disiplin 4 DSA 4 4 2 2 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 86 89.6% 2 Disiplin 5 FNA 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 85 88.5% 2 Disiplin 6 FR 2 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 4 2 2 2 3 2 4 4 3 3 66 68.8% 4 Kurang disiplin 7 AKW 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 92 95.8% 1 Sangat disiplin 8 KF 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 80 83.3% 2 Disiplin 9 KWP 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92 95.8% 1 Sangat disiplin 10 KS 2 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 76 79.2% 3 Cukup disiplin 11 MRD 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 85 88.5% 2 Disiplin 12 MRW 4 4 4 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 81 84.4% 2 Disiplin 13 MRI 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 83 86.5% 2 Disiplin 14 RWW 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 4 65 67.7% 4 Kurang disiplin 15 RNY 3 4 2 3 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 3 3 2 2 4 2 4 74 77.1% 3 Cukup disiplin 16 RY 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 82 85.4% 2 Disiplin 17 RA 4 3 2 3 2 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 80 83.3% 2 Disiplin 18 A 4 3 4 3 2 2 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 67 69.8% 4 Kurang disiplin 19 TZS 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 80 83.3% 2 Disiplin 20 HAA 4 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 78 81.3% 2 Disiplin 21 DAK 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 77 80.2% 2 Disiplin 22 GDW 4 4 2 3 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 84 87.5% 2 Disiplin 23 RSG 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 91 94.8% 1 Sangat disiplin 24 IQB 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 79 82.3% 2 Disiplin 25 CCC 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 82 85.4% 2 Disiplin 26 ANY 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 68 70.8% 3 Cukup disiplin 27 SMP 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 68 70.8% 3 Cukup disiplin


(2)

1 AAW 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 88 91.7% 1 Sangat disiplin 2 ADP 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 83 86.5% 2 Disiplin 3 CYS 4 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 85 88.5% 2 Disiplin 4 DSA 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92 95.8% 1 Sangat disiplin 5 FNA 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 78 81.3% 2 Disiplin 6 FR 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 94 97.9% 1 Sangat disiplin 7 AKW 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 8 KF 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 79 82.3% 2 Disiplin 9 KWP 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 10 KS 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 11 MRD 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 12 MRW 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 85 88.5% 2 Disiplin 13 MRI 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 14 RWW 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 15 RNY 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 88 91.7% 1 Sangat disiplin 16 RY 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 86 89.6% 2 Disiplin 17 RA 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 86 89.6% 2 Disiplin 18 A 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 19 TZS 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 85 88.5% 2 Disiplin 20 HAA 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94 97.9% 1 Sangat disiplin 21 DAK 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 22 GDW 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 77 80.2% 2 Disiplin 23 RSG 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 24 IQB 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 25 CCC 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 87 90.6% 1 Sangat disiplin 26 ANY 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 92 95.8% 1 Sangat disiplin 27 SMP 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 87 90.6% 1 Sangat disiplin 28 MAK 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 77 80.2% 2 Disiplin


(3)

(4)

Tabel Prestasi Belajar Siswa Siklus I

No.

Nama

Nilai

Ketuntasan Belajar

Ya

Tidak

1.

AAW

57

2.

ADP

78

3.

CYS

57

4.

DSA

63

5.

FNA

78

6.

FR

57

7.

AKW

73

8.

KF

57

9.

KWP

63

10.

KS

68

11.

MRD

47

12.

MRW

52

13.

MRI

52

14.

RWW

42

15.

RNY

47

16.

RY

52

17.

RA

52

18.

A

47

19.

TZS

57

20.

HAA

52

21.

DAK

63

22.

GDW

42

23.

RSG

57

24.

IQB

73

25.

CCC

73

26.

ANY

52

27.

SMP

63

28.

MAK

57

Total

1631

10

18

Rata-rata kelas

58,25


(5)

Tabel Prestasi Belajar Siswa Siklus II

No.

Nama

Nilai

Ketuntasan Belajar

Ya

Tidak

1.

AAW

78

2.

ADP

73

3.

CYS

84

4.

DSA

94

5.

FNA

78

6.

FR

78

7.

AKW

89

8.

KF

84

9.

KWP

94

10.

KS

89

11.

MRD

89

12.

MRW

73

13.

MRI

78

14.

RWW

73

15.

RNY

94

16.

RY

94

17.

RA

94

18.

A

84

19.

TZS

94

20.

HAA

94

21.

DAK

73

22.

GDW

57

23.

RSG

73

24.

IQB

78

25.

CCC

78

26.

ANY

73

27.

SMP

78

28.

MAK

78

Total

2296

27

1


(6)

Dokumen yang terkait

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap tingkat pemahaman siswa tentang materi zakat pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Sulthan Bogor Tahun Ajaran 2015/2016)

1 10 154

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

0 1 291

Peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada mata pelajaran IPS bagi siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

0 0 117

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I terhadap minat dan prestasi belajar mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sengkan.

0 2 165

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

0 8 256

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE MATA PELAJARAN IPS DI SD

0 0 14

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATERI PERJUANGAN PARA TOKOH MENUJU KEMERDEKAAN PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 TAHUN AJARAN 20112012

0 2 275

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I terhadap minat dan prestasi belajar mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sengkan - USD Repository

0 0 163

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

0 0 254

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Adisucipto 1 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II - USD Repository

0 2 242