Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 3 Cawas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW Yoga Dharmawan

Universitas Sanata Dharma 2016

ABSTRAK

Masalah yang ditemukan di kelas IV SDN 3 Cawas adalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Tujuan dari penelitian ini adalah a) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b) meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS; c) meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SDN 3 Cawas tahun pelajaran 2015/2016. Objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas IV

kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan tes. Instrumen yang digunakan berupa teknik non tes dengan lembar pengamatan dan teknik tes dengan soal pilihan ganda. Analisis data menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan 1) upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan langkah-langkah a) pembagian kelompok; b) penyampaian materi; c) diskusi di kelompok ahli; d) sharing di kelompok asal; e) evaluasi individual; 2) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan persentase jumlah siswa yang berkeaktifan tinggi dari kondisi awal 0%, menjadi 48% pada siklus 1, dan menjadi 70% pada siklus 2; 3) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan siswa, dari kondisi awal nilai rata-rata kelas 63,82 dengan persentase ketuntasan 41,18%, menjadi 66,52 dengan persentase ketuntasan 52,17% pada siklus 1, dan menjadi 76,96 dengan persentase ketuntasan 86,96 % pada siklus 2.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, keaktifan belajar, prestasi belajar, ilmu pengetahuan sosial.


(2)

INCREASED ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF IPS IN 4 GRADE CAWAS 3 KLATEN ELEMENTARY SCHOOL USING COOPERATIVE LEARNING

JIGSAW MODEL Yoga Dharmawan Sanata Dharma University

2016 ABSTRACT

The problems found in 4th grade at SDN 3 Cawas were the low activity and student achievement in social studies learning. The purpose of this study were: a) describe the efforts to increase the students activity danthe students achievement using cooperative learning model jigsaw; b) enhance the activity of students in social studies learning; c) improve the student achievement in social studies learning.

This research was a classroom action research conducted by two cycles. The subjects of this research was the students of 4th grade at SDN 3 Cawas with the school year 2015/2016. The object of this study was the activity and learning achievement of students in social studies of 4th grade at SDN 3 Cawas with the basis of competence "Knowing the importance of cooperatives in improving the welfare of the community". The data collection was done by interview, observation and tests. This research use the form of non-test techniques with observation sheets and technical tests with multiple choice questions as the instruments. And analysis of data used qualitative and quantitative techniques.

The results showed that 1) the efforts to enhance the activity and student achievement in social studies was used the cooperative learning model jigsaw with steps a) division of the group; b) delivery of material; c) expert group of discussions; d) sharing in the home group; e) individual evaluation; 2) the used of cooperative learning model jigsaw can improve students learning activeness. This was showed by the increase in the percentage of students activity was higher than the initial conditions, it from 0% to 48% in cycle 1, and to 70% in cycle 2; 3) the use of cooperative learning model jigsaw can improve the student achievement. This was showed by the increase of the average mark of the class and the percentage of completeness of students, from the initial conditions of the class average mark was 63.82 with the percentage of completeness 41.18%, to 66.52 with the percentage of completeness 52.17% in cycle 1, and be a percentage of completeness 76.96 with 86.96% in cycle 2.

Keywords: cooperative learning jigsaw model, learning activity, learning achievement, social study.


(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Yoga Dharmawan

NIM: 091134010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016


(4)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Yoga Dharmawan

NIM: 091134010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016


(5)

ii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Oleh: Yoga Dharmawan

NIM: 091134010

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Drs. YB. Adimassana, M.A. Tanggal, 11 Agustus 2016 SKRIPSI


(6)

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Yoga Dharmawan

NIM: 091134010

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 31 Agustus 2016

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ... Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ... Anggota 1 : Drs. YB. Adimassana, M.A. ... Anggota 2 : Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum. ... Anggota 3 : Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. ...

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(7)

iv

PERSEMBAHAN

Hasil karyaku ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya padaku

2. Bapak, ibu dan adikku tercinta yang sudah memberikan semangat dan doa 3. Teman-teman PGSD USD kelas A angkatan 2009 yang selalu memberikan

semangat dan dukungan


(8)

v MOTTO

“Jangan menunggu hingga hari esok karena itu masih misteri” (Anonim)

“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya”


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Penulis


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yoga Dharmawan NIM : 091134010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 31 Agustus 2016

Yang Menyatakan

Yoga Dharmawan NIM: 091134010


(11)

viii

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Yoga Dharmawan

Universitas Sanata Dharma 2016

ABSTRAK

Masalah yang ditemukan di kelas IV SDN 3 Cawas adalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Tujuan dari penelitian ini adalah a) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b) meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS; c) meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SDN 3 Cawas tahun pelajaran 2015/2016. Objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas IV kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan tes. Instrumen yang digunakan berupa teknik non tes dengan lembar pengamatan dan teknik tes dengan soal pilihan ganda. Analisis data menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan 1) upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan langkah-langkah a) pembagian kelompok; b) penyampaian materi; c) diskusi di kelompok ahli; d) sharing di kelompok asal; e) evaluasi individual; 2) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan persentase jumlah siswa yang berkeaktifan tinggi dari kondisi awal 0%, menjadi 48% pada siklus 1, dan menjadi 70% pada siklus 2; 3) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan siswa, dari kondisi awal nilai rata-rata kelas 63,82 dengan persentase ketuntasan 41,18%, menjadi 66,52 dengan persentase ketuntasan 52,17% pada siklus 1, dan menjadi 76,96 dengan persentase ketuntasan 86,96 % pada siklus 2.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, keaktifan belajar, prestasi belajar, ilmu pengetahuan sosial.


(12)

ix

INCREASED ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF IPS IN 4th GRADE CAWAS 3 KLATEN ELEMENTARY SCHOOL USING

COOPERATIVE LEARNING JIGSAW MODEL Yoga Dharmawan

Sanata Dharma University 2016

ABSTRACT

The problems found in 4th grade at SDN 3 Cawas were the low activity and student achievement in social studies learning. The purpose of this study were: a) describe the efforts to increase the students activity danthe students achievement using cooperative learning model jigsaw; b) enhance the activity of students in social studies learning; c) improve the student achievement in social studies learning.

This research was a classroom action research conducted by two cycles. The subjects of this research was the students of 4th grade at SDN 3 Cawas with the school year 2015/2016. The object of this study was the activity and learning achievement of students in social studies of 4th grade at SDN 3 Cawas with the basis of competence "Knowing the importance of cooperatives in improving the welfare of the community". The data collection was done by interview, observation and tests. This research use the form of non-test techniques with observation sheets and technical tests with multiple choice questions as the instruments. And analysis of data used qualitative and quantitative techniques.

The results showed that 1) the efforts to enhance the activity and student achievement in social studies was used the cooperative learning model jigsaw with steps a) division of the group; b) delivery of material; c) expert group of discussions; d) sharing in the home group; e) individual evaluation; 2) the used of cooperative learning model jigsaw can improve students learning activeness. This was showed by the increase in the percentage of students activity was higher than the initial conditions, it from 0% to 48% in cycle 1, and to 70% in cycle 2; 3) the use of cooperative learning model jigsaw can improve the student achievement. This was showed by the increase of the average mark of the class and the percentage of completeness of students, from the initial conditions of the class average mark was 63.82 with the percentage of completeness 41.18%, to 66.52 with the percentage of completeness 52.17% in cycle 1, and be a percentage of completeness 76.96 with 86.96% in cycle 2.

Keywords: cooperative learning jigsaw model, learning activity, learning achievement, social study.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 4. Drs. YB. Adimassana, M.A., dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, masukan yang sangat bermanfaat dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

5. Eny Riyanti, S.Pd., Kepala Sekolah SDN 3 Cawas yang telah memberikan dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SDN 3 Cawas.

6. Jumadi, S.Pd.SD., guru mata pelajaran IPS kelas IV SDN 3 Cawas yang telah bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya

7. Siswa kelas IV SDN 3 Cawas, yang bersedia bekerja sama dalam penelitian ini.

8. Bapakku Antonius Maruta, ibuku ER. Ngatini, S.Pd. dan adikku Janise Chalista, yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bimbingan kepada penulis.

9. Teman-teman (Icha, Jani, Aris, Vitalis, Piwi) yang selalu berbagi pengetahuan, semangat dan keceriaan kepada penulis.


(14)

xi

10.Teman-teman PGSD USD kelas A angkatan 2009 yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

11.Sekretariat PGSD yang selalu membantu dalam hal administrasi dan segala keperluan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.


(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Definisi Operasional ... 5

BAB IILANDASAN TEORI ... 7

A. Kajian Pustaka... 7

1. Keaktifan Belajar ... 7

2. Prestasi Belajar ... 10

3. Pembelajaran Kooperatif ... 13

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 17

5. Hakikat IPS ... 20

B. Materi yang Diteliti ... 22

C. Penelitian Relevan ... 23


(16)

xiii

E. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Setting Penelitian ... 28

C. Desain Penelitan ... 30

D. Instrumen Penelitian ... 37

E. Analisis Data ... 44

F. Indikator Keberhasilan ... 45

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

1. Pra Siklus ... 47

2. Siklus 1 ... 49

3. Siklus 2 ... 54

B. Pembahasan ... 59

1. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa ... 59

2. Peningkatan Keaktifan ... 60

3. Peningkatan Prestasi Belajar ... 61

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Keterbatasan Penelitian ... 66

C. Saran ... 67

DAFTAR REFERENSI ... 68


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Jadwal Penelitian ... 29

Tabel 2 : Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ... 39

Tabel 3 : Kriteria Penilaian Keaktifan siswa ... 39

Tabel 4 : Kisi-kisi Soal Siklus 1 ... 41

Tabel 5 : Kisi-kisi Soal Siklus 2 ... 41

Tabel 6 : Hasil Validasi Soal... 43

Tabel 7 : Kriteria Reliabilitas Item Tes ... 43

Tabel 8 : Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 46

Tabel 9 : Nilai Keaktifan Belajar Siswa pada Pra Siklus ... 48

Tabel 10 : Daftar Nilai Ulangan IPS Kelas IV Semester 2 SDN 3 Cawas ... 49

Tabel 11 : Peningkatan Keaktifan Siswa pada Siklus 1 ... 52

Tabel 12 : Data Nilai Tes Tertulis pada Siklus 1 ... 53

Tabel 13 : Peningkatan Keaktifan Siswa pada Siklus 2 ... 57

Tabel 14 : Data Nilai Tes Tertulis pada Siklus 2 ... 58

Tabel 15 : Persentase Jumlah Siswa yang Berkeaktifan Tinggi ... 60


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Model Jigsaw (Trianto, 2009:74) ... 19 Gambar 2. Literatur Map Penelitian Relevan ... 24 Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Taggart... 28 Gambar 4. Grafik Perbandingan Persentase Jumlah Siswa Berkeaktifan Tinggi .. 61 Gambar 5. Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa ... 63


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1Silabus Pembelajaran ... 71

Lampiran 2RPP Siklus 1 ... 73

Lampiran 3RPP Siklus 2 ... 78

Lampiran 4Materi Pembelajaran Siklus 1 ... 83

Lampiran 5Soal Diskusi dan Kunci Jawaban ... 89

Lampiran 6Hasil Diskusi Siswa Siklus 1 dan 2 ... 96

Lampiran 7Kisi-Kisi Soal Siklus 1 ... 98

Lampiran 8Soal Pilihan Ganda dan Kunci Jawaban Siklus 1 ... 99

Lampiran 9Hasil Jawaban Siswa Siklus 1 ... 104

Lampiran 10Materi Pembelajaran Siklus 2 ... 108

Lampiran 11Kisi-Kisi Soal Siklus 2 ... 115

Lampiran 12Soal Pilihan Ganda dan Kunci Jawaban Siklus 2 ... 116

Lampiran 13Hasil Jawaban Siswa Siklus 2 ... 122

Lampiran 14Lembar Pengamatan Penilaian Keaktifan Siswa ... 127

Lampiran 15Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa ... 128

Lampiran 16Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa... 129

Lampiran 17Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Instrumen Tes ... 134

Lampiran 18Hasil Analisis SPSS Uji Reliabiltas Instrumen Tes ... 138

Lampiran 19Foto Penelitian ... 139

Lampiran 20Surat Ijin Penelitian ... 141

Lampiran 21Surat Keterangan Penelitian... 142


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu dari lima mata pelajaran pokok yang dipelajari oleh siswa. Pembelajaran IPS identik dengan materi sosial dan bersifat hafalan. Konsep IPS yang dipelajari oleh siswa merupakan ragam fenomena sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari IPS siswa belajar tentang kepekaan terhadap suatu masalah sosial di lingkungannya, diantaranya siswa mampu menumbuhkembangkan cara berfikir, berperilaku dan bersikap aktif dalam individu, masyarakat dan negara. IPS juga mengajarkan kepada siswa tentang kepekaan terhadap sesuatu masalah sosial yang terjadi di lingkungannya. Melihat tuntutan tersebut maka seorang pendidik sebaiknya memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan, penggunaan alat peraga yang sesuai dengan materi, serta mampu memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran IPS sehingga hasil yang diperoleh dapat optimal.

Kenyataan yang terjadi di lapangan berbeda dengan apa yang diharapkan peneliti yaitu siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dan hasil prestasi siswa yang baik. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap guru kelas IV SDN 3 Cawas ditemukan bahwa siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini terbukti ketika guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Terdapat sebagian siswa yang bermain dan tidak ikut mengerjakan soal yang diberikan oleh guru sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif untuk kegiatan pembelajaran. Selain itu, terdapat jarak antara siswa putra dan putri yang


(21)

menyulitkan guru untuk membuat kelompok yang heterogen. Siswa juga memiliki sikap yang pasif ketika guru menjelaskan materi ajar. Hal ini berdampak pada tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang diajarkan terutama pada pembelajaran IPS.

Sekolah telah menyediakan beberapa media pembelajaran IPS yang bertujuan meningkatkan keaktifan siswa, di antaranya gambar-gambar fenomena sosial, bola dunia dan peta namun media tersebut tidak digunakan secara optimal oleh guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi salah satu penyebab kurangnya keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Berdasarkan dari hasil observasi di kelas, pembelajaran masih cenderung dengan metode ceramah dan penugasan sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran. Selain itu, guru lebih fokus terhadap siswa yang terlihat aktif dalam merespon dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran seringkali didominasi dengan kegiatan siswa mencatat materi bukan diisi dengan kegiatan yang melibatkan peran aktif siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selain keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS, peneliti juga melakukan studi dokumen terkait nilai siswa pada mata pelajaran IPS tahun ajaran 2014/2015 pada kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, yaitu terdapat 58,82% siswa memperoleh nilai di bawah KKM dan 41,18% siswa memperoleh nilai di atas KKM, dengan standar KKM 70. Melihat kondisi tersebut, nampak jelas bahwa rendahnya keaktifan siswa dan prestasi belajar dalam pembelajaran IPS.

Guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal maka perlu dilakukan inovasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar


(22)

siswa salah satu diantaranya dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam berkomunikasi dan berdiskusi di dalam kelas.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi kelompok asal dan kelompok ahli, yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan heterogen dari setiap anggota kelompok, setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi kepada anggota kelompok lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Aronson, Wilson, dan Akert (dalam Jacobsen, 2009:236) bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu jenis pembelajaran koperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelidiki suatu topik pada hakikatnya merupakan metode pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa.

Berdasarkan masalah yang ditemukan oleh peneliti, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPS dengan standar kompetensi “Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi” dan kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas semester genap tahun ajaran 2015/2016.


(23)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016?

3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.


(24)

3. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman dan wawasan baru dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif bagi siswa, khususnya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran IPS. 3. Bagi Guru

Guru dapat meningkatkan dan menambah daya kreatifitas serta pengalaman dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 4. Bagi Sekolah

Penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan untuk menambah satu bacaan bagi guru-guru sebagai contoh penelitian tindakan kelas yang dapat meningkatkan kekatifan dan prestasi belajar siswa.

E. Definisi Operasional

1. Keaktifan belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa untuk melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran atas inisiatif sendiri tanpa ada perintah dari orang lain.


(25)

2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dan didapat oleh seseorang setelah melakukan kegiatan tertentu dengan usahanya sendiri.

3. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajaran dalam kelompok kecil (asal dan ahli) dengan memberikan tanggung jawab pada setiap anak. 4. Siswa SD adalah siswa SDN 3 Cawas kelas IV semester genap tahun

pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 23 siswa.

5. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu yang mempelajari gejala masalah sosial, ragam fenomena, kehidupan sosial dalam lingkungan masyarakat luas yang memuat aspek-aspek budaya, ekonomi, dan politik.


(26)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan Belajar

Keaktifan berasal dari kata dasar aktif dan mendapat imbuhan ke dan -an. Aktif sendiri berarti giat (bekerja, berusaha), sedangkan keaktifan berarti kegiatan, kesibukan (Poerwadarminta, 1984:26). Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan keaktifan ialah keaktifan belajar siswa. Dimyati dan Mudjiono (1999:44-51) menyatakan bahwa keaktifan adalah “Dimana anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri”. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain, belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa keaktifan adalah melakukan segala sesuatu dengan inisiatif sendiri tanpa perintah dari orang lain.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dirangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk berfikir kritis dan serta dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya keaktifan


(27)

siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Martinis, 2007:84) faktor-faktor tersebut diantaranya:

1) Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa). 3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.

4) Memberikan stimulus (masalah topik dan konsep yang akan dipelajari).

5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7) Memberi umpan balik (feed back)

8) Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran. c. Indikator Keaktifan Belajar Siswa

Menurut Erna (2009), keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari: 1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

2) Kerjasamanya dalam kelompok

3) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli

4) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal


(28)

kelompok

6) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat 7) Memberi gagasan yang cemerlang

8) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 9) Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain 10)Memanfaatkan potensi anggota kelompok

11)Saling membantu dan menyelesaikan masalah

Sedangkan Dierich (dalam Hamalik, 2008:172) menyatakan bahwa aktivitas siswa berdasarkan jenis aktivitasnya dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, memperhatikan gambar, mengamati demonstrasi atau mengamati pekerjaan orang lain.

2) Kegiatan lisan (oral activities), yaitu kemampuan menyatakan, merumuskan, diskusi, bertanya atau interupsi.

3) Kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu mendengarkan penyajian bahan, diskusi atau mendengarkan percakapan.

4) Kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita, mengerjakan soal, menyusun laporan atau mengisi angket.

5) Kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu melukis, membuat grafik, pola, atau gambar.

6) Kegiatan emosional (emotional activities), yaitu menaruh minat, memiliki kesenangan atau berani.


(29)

memilih alat-alat atau membuat model.

8) Kegiatan mental (mental activities), yaitu mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan atau membuat keputusan.

Berdasar pendapat ahli di atas, peneliti mengambil 4 poin ringkasan yang dapat dijadikan sebagai indikator keaktifan belajar siswa, yaitu:

1) Fokus siswa terhadap materi pembelajaran: Indikator ini mencakup kegiatan visual, mendengarkan, dan emosional.

2) Kerjasama kelompok: Indikator ini mencakup kegiatan lisan, menulis, motorik, dan mental.

3) Kemampuan menyampaikan pendapat: mencakup kegiatan lisan, emosional, dan mental.

4) Menghargai pendapat teman: Indikator ini mencakup kegiatan emosional dan mental.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar

Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009:2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah. Suprijono (2009:3) menjelaskan bahwa belajar dalam idealism berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Reber (dalam Suprijono, 2009:3) mendeskripsikan bahwa belajar adalah “the process of acquiring knowledge”, belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Perolehan pengetahuan maupun upaya penambahan pengetahuan


(30)

hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Imron (1996:3) menjelaskan belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Belajar menurut Hintzman (dalam Syah, 1995:89) merupakan a change in organism due to experience which can affect the organism's behavior. Yang artinya belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jika Hintzman dalam penjelasannya mengenai belajar masih menggunakan kata perubahan dan tingkah laku, berbeda dengan Biggs. Biggs (dalam Syah, 1995:90-91) mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.

Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.


(31)

Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Berdasarkan uraian para ahli di atas mengenai belajar, maka belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif.

Berdasarkan uraian di atas mengenai prestasi dan belajar, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh seseorang atau individu yang dapat diukur dan dinilai yang mana hasilnya berupa angka atau pernyataan. Angka atau pernyataan itulah yang dapat dijadikan pengukur prestasi belajar siswa.

b. Prestasi Belajar

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008:895), prestasi merupakan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Sedangkan Winkel (1984:162) mengemukakan prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan usaha yang telah dicapai. Mahmud (1990:84-87) berpendapat bahwa prestasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Faktor Internal, seperti motivasi dan keyakinan.

a) N. Ach (Need for Achievement) adalah suatu dorongan atau motif untuk berprestasi dalam hal tertentu.

b) Takut gagal, perasaan ini muncul ketika siswa akan menghadapi ujian. Perasaan yang cemas dan gugup akan mengganggu konsentrasi dalam memecahkan masalah yang


(32)

sulit. Dengan demikian perasaan seperti ini sebaiknya dihindari agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.

c) Takut sukses, Seseorang yang mempunyai perasaan takut sukses akan menyebabkan orang itu tidak mau berusaha untuk melakukan hal terbaik demi keberhasilannya

2) Faktor Eksternal seperti kesempatan

Kesempatan ini dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang mendukung dapat memotivasi seseorang untuk mengembangkan apa yang ada dalam dirinya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dan didapat oleh seseorang setelah melakukan kegiatan tertentu dengan usahanya sendiri. Pencapaian prestasi belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam diri seseorang dan lingkungan di sekitarnya.

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Sugiyanto (2010:37) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Suprijono (2009:54) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Slavin (dalam Solihatin, 2007:4) berpendapat bahwa Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan


(33)

struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Rusman (2010:202) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Secara umum dalam pembelajaran kooperatif guru dianggap sebagai fasilitator, dimana guru yang menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan informasi dan bahan panduan yang dapat mengarahkan dan membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang dikaji.

b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Roger dan Johnson (dalam Suprijono, 2009:58-61) berpendapat bahwa ada lima unsur model pembelajaran kooperatif adalah:

1) Saling ketergantungan positif

Unsur ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok, yaitu mempelajari materi ajar yang ditugaskan kepada kelompok, menjamin semua anggota kelompok mempelajari bahan yang ditugaskan oleh guru.

2) Tanggung jawab perseorangan

Tanggung jawab perseorangan dapat dinilai setelah mengikuti kelompok belajar bersama, yaitu setiap anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.

3) Interaksi promotif

Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah saling


(34)

membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk keberhasilan bersama.

4) Komunikasi antar anggota

Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam mencapai tujuan, peserta didik harus saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung, dan mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

5) Pemrosesan kelompok

Pemrosesan diartikan sebagi kegiatan menilai. Melalui pemrosesan kelompok, dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari setiap anggota kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok yaitu meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Terdapat dua tingkat pemrosesan, yaitu pemrosesan kelompok kecil dan pemrosesan kelas secara keseluruhan.


(35)

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Johnson dan Johnson (dalam Trianto, 2009:57) menyatakan bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok. Suprijono (2009:59) berpendapat bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk suatu kelompok menjadi pribadi yang kuat. Berdasarkan dari teori yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dimana siswa dibagi menjadi kelompok kecil, yang saling bekerja sama dalam berdiskusi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

d. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rumini dkk (1995:12) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu diantaranya:

1) Team Game Tournament (TGT)

Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk saling membantu dalam memahami materi dan mengerjakan tugas sebagai sebuah kelompok dan dipadu dengan kompetensi antar anggota dalam bentuk permainan.

2) Student Team Achievement Division (STAD)

Siswa berada dalam kelompok kecil dan menggunakan lembaran kerja untuk menguasai suatu materi pelajaran. Mereka saling membantu satu sama lain.


(36)

3) Jigsaw

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang bersifat heterogen. Bahan pelajaran dibagi-bagi dalam setiap anggota kelompok dan mereka mempelajari materi yang sama berkumpul untuk berdiskusi materi yang sama, berkumpul untuk berdiskusi dan kembali ke kelompok semula untuk mempelajari materi yang telah mereka kuasai kepada anggota kelompoknya.

4) Group investigation (GI)

Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menanggapi berbagai macam proyek kelas. Setiap kelompok membagi topic menjadi sub topic- sub topic, kemudian setiap anggota kelompok menggunakan kegiatan meneliti untuk mencapai tujuan kelompoknya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri atas 4-6 siswa dan guru sebagai fasilitator untuk mengarahkan siswa serta memaksimalkan proses belajar demi mencapai tujuan belajar.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Aronson, Wilson, dan Akert (dalam Jacobsen, 2009:236) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu jenis pembelajaran koperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelidiki suatu topik pada hakikatnya merupakan metode pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa. Siswa mempunyai peran dan


(37)

tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.

Suyatno (2009:53) menyatakan bahwa tipe jigsaw termasuk pembelajaran kooperatif dengan sintak seperti berikut 1) pengarahan; 2) informasi bahan ajar; 3) buat kelompok heterogen; 4) berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok; 5) tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, bahan belajar tiap kelompok adalah sama; 6) buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerjasama dan diskusi; 7) kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli; 8) penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Tipe jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Aroson dan diadopsi oleh Slavin. Slavin (dalam Trianto, 2009:73) menjelaskan bahwa langkah-langkah pembelajaran jigsaw sebagai berikut:

1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok, masing-masing anggota kelompok 5-6 orang.

2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.

3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.

4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.


(38)

5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya.

6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.

Berdasarkan dari beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran dimana 5-6 siswa dikumpulkan dalam beberapa kelompok (asal). Kemudian setiap siswa akan bertanggungjawab pada satu pokok bahasan dan berkumpul dengan anggota dari kelompok lain yang mendapatkan pokok bahasan yang sama. Kelompok tersebut disebut kelompok ahli. Dalam kelompok ahli, siswa akan mendiskusikan pokok bahasan yang sudah diperolehnya. Setelah selesai bekerja dalam kelompok ahli, setiap siswa akan kembali pada kelompok asal. Di kelompok asal, siswa akan berbagi hasil diskusi yang diperolehnya dari kelompok ahli.

Gambar 1. Model Jigsaw (Trianto, 2009:74)

Kelompok Asal

5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan

Kelompok Ahli


(39)

5. Hakikat IPS a. Pengertian IPS

Solihatin (2007:14) menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan hubungan antara manusia dengan lingkungannya, lingkungan dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat. Sumaatmadja (1980:9) berpendapat bahwa pembelajaran IPS tidak hanya terbatas di Perguruan Tinggi, melainkan diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar. Pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan sampai saat ini pada pendidikan dasar tidak menekankan kepada aspek teoritis keilmuannya, melainkan lebih ditekankan kepada segi praktis mempelajari, menelaah-mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya sesuai dengan jenjang pendidikan.

Trianto (2010:171) menjabarkan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Pada tingkatan SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi-materi ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi. Konsep dalam IPS yang diajarkan kepada siswa mengenai ragam fenomena sosial yang ada dalam realita kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari IPS, siswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran di sekolah dalam lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat.

b. Tujuan IPS

Gross (dalam Solihatin, 2007:14-15) menyebutkan bahwa tujuan Pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannnya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society”. Trianto


(40)

(2010:174) menjelaskan bahwa pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, motivasi dan prestasi belajar, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. IPS juga mengajarkan kepada siswa untuk berpikir sistematis (problem solving) secara logis, supaya siswa dapat menghormati, menghargai lingkungan serta mengajarkan kepada anak tentang kepekaan terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungannya.

Mulyasa (2007:125-126) mengemukakan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Berdasarkan pengertian IPS dan penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan ilmu yang mempelajari gejala masalah sosial, ragam fenomena, kehidupan sosial dalam lingkungan masyarakat luas yang memuat aspek-aspek budaya, ekonomi, dan politik. Secara umum, IPS


(41)

menyangkut hubungan antara manusia dan lingkungannya. Dalam mempelajari IPS siswa dapat mempersiapkan diri menjadi warga negara yang baik serta dapat bekerjasama, berkomunikasi, serta berkompetisi dalam lingkungan masyarakat yang majemuk.

B. Materi yang Diteliti

Kompetensi dasar yang diteliti oleh peneliti yaitu “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. Materi ajar tersebut meliputi sebagai berikut:

1) Menjelaskan pengertian koperasi 2) Menceritakan sejarah koperasi

3) Menyebutkan prinsip-prinsip koperasi 4) Menjelaskan lambang koperasi

5) Menyebutkan beberapa jenis barang yang diperjualbelikan dalam koperasi

6) Menyebutkan tujuan koperasi 7) Menyebutkan manfaat koperasi

8) Menjelaskan struktur organisasi koperasi 9) Menjelaskan modal koperasi

10)Mengidentifikasi jenis-jenis koperasi

11)Membedakan antara koperasi dengan badan usaha lain 12)Menjelaskan peran koperasi dalam menyejahterakan rakyat


(42)

C. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan peningkatan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran di SD diantaranya adalah penelitian oleh Utami (2010), Setyaningrum (2013), dan Susanto (2010).

Utami (2010) meneliti peningkatan keaktifan siswa kelas IV A dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw di SD Negeri Ringinanom 2 Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian tersebut berhasil dengan ditunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa secara keseluruhan sebesar 75%, apabila dibandingkan kondisi awal sebesar 20,8% terjadi peningkatan sebesar 54,2%.

Setyaningrum (2013) meneliti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Tegalsari 08 kota Tegal. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dengan ditunjukkan siklus 1 rata-rata nilai hasil belajar siswa 73,95 dengan ketuntasan belajar klasikal 73,69%, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebesar 74,60% dengan kriteria tinggi, dan nilai performansi guru 85,21 (A). Pada siklus 2 rata-rata nilai hasil belajar siswa 81,84 dengan ketuntasan belajar klasikal 78,95%, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran 81,47% dengan kriteria sangat tinggi, dan nilai performansi guru 92,86 (A).

Susanto (2010) meneliti peningkatan prestasi belajar dalam mengenal perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun 2009/2010. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah


(43)

peningkatan nilai pada kondisi awal sebesar 53,05, kemudian pada siklus 1 mencapai 61,05 dan pada siklus 2 mencapai 72,22.

Secara garis besar ketiga penelitian di atas meneliti efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran dengan tujuan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Hasil dari ketiga penelitian di atas menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa setelah mengalami pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Gambar 2. Literatur Map Penelitian Relevan

D. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran pokok dan wajib bagi siswa SD. Dengan mempelajari ilmu pengetahuan sosial siswa diharapkan dapat menelaah-mengkaji gejala permasalahan sosial, beragamnya fenomena-fenomena sosial yang ada di lingkungannya, selanjutnya anak dapat memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan permasalahan sosial tersebut. Berdasarkan karakteristik dari materi ilmu pengetahuan sosial tersebut, keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat diperlukan. Keaktifan belajar

Utami (2010) Peningkatan keaktifan siswa kelas IV A dalam pembelajaran IPS

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw

Yang diteliti: Pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw terhadap keaktifan dan prestasi belajar Setyaningrum (2013)

Penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada

siswa kelas V

Susanto (2010) Peningkatan prestasi

belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa


(44)

siswa di kelas akan mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SDN 3 Cawas terhadap guru kelas dan siswa kelas IV didapatkan permasalahan rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sehingga mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa. Pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi salah satu penyebab kurangnya keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Proses pembelajaran seringkali didominasi dengan kegiatan siswa mencatat materi bukan diisi dengan kegiatan yang melibatkan peran aktif siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti berasumsi jika pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV semester genap SDN 3 Cawas tahun ajaran 2015/2016 pada kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

Menurut Slavin (Trianto, 2009:73) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok kecil yang disebut kelompok asal setiap anggota akan mendapatkan materi pembelajaran yang telah dibagi ke dalam beberapa sub bab. Setiap anggota akan bertanggungjawab terhadap satu sub bab. Anggota-anggota kelompok akan berkumpul dengan anggota dari kelompok lain yang mendapatkan materi sub bab yang sama. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Setelah anggota selesai berdiskusi dalam kelompok ahli, setiap anggota kembali ke dalam kelompok asal untuk membagikan hasil pengetahuan yang diperolehnya dalam kelompok ahli.


(45)

E. Hipotesis Tindakan

1. Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Siswa dibagi atas beberapa kelompok, masing-masing anggota kelompok 5-6 orang; b) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab; c) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya; d) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya; e) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya; f) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individual. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016.


(46)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian ini diuraikan sebagai berikut 1) jenis penelitian, 2) setting penelitian, 3) desain penelitian, 4) instrumen penelitian, 5) analisis data, dan 6) indikator keberhasilan.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS adalah Penelitian Tindakan Kelas. Kasbolah (2001:8) menyatakan bahwa PTK adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas. Dalam hal ini, peneliti menemukan permasalahan dalam kelas yaitu rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, sehingga peneliti bermaksud untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN 3 Cawas.

Peneliti menggunakan model penelitian tindakan kelas berbentuk siklus. Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2002:84) menyatakan bahwa model penelitian berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (observasi), dan


(47)

reflection (refleksi). Bagan tentang penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart adalah sebagai berikut:

Siklus 1

Siklus 2

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Taggart

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SDN 3 Cawas UPTD Pendidikan Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 3 Cawas dengan jumlah 23 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Pelaksanaan

Observasi Refleksi

Perencanaan Observasi

Refleksi Pelaksanaan Perencanaan


(48)

3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS kelas IV semester genap tentang kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” semester genap tahun ajaran 2015/2016.

4. Waktu Penelitian

Seluruh kegiatan dalam penelitian dilaksanakan berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan peneliti. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2016 sampai bulan Agustus 2016, jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

Tabel 1 : Jadwal Penelitian

No Uraian Kegiatan

Bulan (Tahun)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016

1. Proses perijinan ke sekolah

2. Observasi (kondisi awal)

3. Persiapan perangkat pembelajaran 4. Pelaksanaan siklus 1

5. Pelaksanaan siklus 2

6. Pengolahan data hasil penelitian

7. Penyusunan laporan

8. Ujian skripsi


(49)

C. Desain Penelitan

Desain dari penelitian ini adalah sesuai dengan alur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Persiapan

Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan diantaranya adalah: a. Peneliti mempersiapkan surat ijin dari pihak Universitas guna

melakukan penelitian tindakan tersebut.

b. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah SDN 3 Cawas guna melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

c. Peneliti melakukan observasi pada siswa kelas IV guna memperoleh gambaran tentang kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPS.

d. Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas IV untuk mengetahui gambaran mengenai kesulitan dalam pembelajaran IPS yang dialami siswa di kelas.

e. Peneliti menentukan alternatif pemecahan masalah. 2. Rancangan Setiap Siklus

a. Siklus 1

1) Perencanaan

a) Peneliti mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran IPS kelas IV semester genap

b) Peniliti menyusun perangkat pembelajaran yang mencakup silabus, RPP, materi ajar pada kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan


(50)

masyarakat”.

c) Terdapat 12 materi yang perlu dipahami oleh siswa

d) Siklus 1 berisi 2 kali pertemuan, pertemuan I membahas materi 1 s/d 4, pertemuan II 5 s/d 8.

e) Pembuatan media pembelajaran IPS

f) Penyusunan lembar kerja, evaluasi, dan prosedur penilaian 2) Pelaksanaan

a) Pertemuan I

- Guru memberikan pengarahan tentang materi 1 s/d 4 yaitu pengertian koperasi, sejarah koperasi, prinsip-prinsip koperasi, dan lambang koperasi

- Guru memberikan informasi tentang pengertian koperasi, sejarah koperasi, prinsip-prinsip koperasi, dan lambang koperasi

- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing anggota kelompok terdiri dari 5-6 orang

- Keempat materi tersebut dibagikan kepada setiap kelompok untuk dipelajari secara mandiri

- Setiap anggota kelompok membaca materi pelajaran yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya - Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari materi

pelajaran yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya


(51)

 Kelompok ahli 2 : membahas sejarah koperasi

 Kelompok ahli 3 : membahas prinsip-prinsip koperasi  Kelompok ahli 4 : membahas lambang koperasi

- Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-temannya dikelompok asal

- Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa diberikan soal untuk dikerjakan

b) Pertemuan II

- Guru memberikan pengarahan tentang materi 5 s/d 8 yaitu barang yang diperjualbelikan di koperasi, tujuan koperasi, manfaat koperasi, dan struktur organisasi koperasi

- Guru memberikan informasi tentang barang yang diperjualbelikan di koperasi, tujuan koperasi, manfaat koperasi, dan struktur organisasi koperasi

- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing anggota kelompok terdiri dari 5-6 orang

- Keempat materi tersebut dibagikan kepada setiap kelompok untuk dipelajari secara mandiri

- Setiap anggota kelompok membaca materi pelajaran yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya - Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari materi

pelajaran yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya


(52)

 Kelompok ahli 1 : membahas barang yang diperjualbelikan di koperasi

 Kelompok ahli 2 : membahas tujuan koperasi  Kelompok ahli 3 : membahas manfaat koperasi

 Kelompok ahli 4 : membahas struktur organisasi koperasi - Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya

bertugas menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-temannya dikelompok asal

- Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa diberikan soal untuk dikerjakan

- Di akhir pertemuan II ini, guru melakukan tes tertulis untuk menguji keterserapan materi pelajaran

3) Observasi

Peneliti melakukan observasi tentang keaktifan siswa sesuai dengan indikator keaktifan yaitu 1). Fokus siswa terhadap materi pembelajaran, 2). Kerjasama kelompok, 3). Kemampuan menyampaikan pendapat, 4). Menghargai pendapat teman. Peneliti kemudian merekap hasil keaktifan siswa pada siklus 1 tersebut, baik pada pertemuan satu maupun kedua. Selain itu, Peneliti pada akhir siklus 1 juga memberikan tes tertulis berupa pilihan ganda untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa.

4) Refleksi

Peneliti merefleksikan hasil observasi siklus 1 kemudian menganalisis data yang didapat dengan membandingkan kondisi awal, KKM,


(53)

kondisi pada akhir siklus 1, serta target ketuntasan siklus. Apabila hasil yang diinginkan tidak tercapai, maka akan diperbaiki pada siklus 2.

b. Siklus 2

1) Perencanaan

a) Peneliti mengkaji hasil pembelajaran pada pelaksanaan siklus 1 b) Peneliti mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar

pada mata pelajaran IPS kelas IV semester genap

c) Penulis menyusun perangkat pembelajaran yang mencakup silabus, RPP, materi ajar pada kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”

d) Terdapat 12 materi yang perlu dipahami oleh siswa

e) Siklus 2 berisi 2 kali pertemuan, pertemuan I membahas materi 9 dan 10, kemudian pertemuan II 11 dan 12

f) Pembuatan media pembelajaran IPS

g) Penyusunan lembar kerja, evaluasi, dan prosedur penilaian 2) Pelaksanaan

a) Pertemuan I

- Guru memberikan pengarahan tentang materi 9 dan 10 yaitu modal koperasi dan jenis-jenis koperasi

- Guru memberikan informasi tentang modal koperasi dan jenis-jenis koperasi

- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing anggota kelompok terdiri dari 5-6 orang


(54)

- Keempat materi tersebut dibagikan kepada setiap kelompok untuk dipelajari secara mandiri

- Setiap anggota kelompok membaca materi pelajaran yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya - Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari materi

pelajaran yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

 Kelompok ahli 1 : membahas modal koperasi bagian 1  Kelompok ahli 2 : membahas modal koperasi bagian 2  Kelompok ahli 3 : membahas jenis-jenis koperasi bagian 1  Kelompok ahli 4 : membahas jenis-jenis koperasi bagian 2 - Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya

bertugas mengajar teman-temannya

- Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa diberikan soal untuk dikerjakan

b) Pertemuan II

- Guru memberikan pengarahan tentang materi 11 dan 12 yaitu perbedaan antara koperasi dan badan usaha lain dan peran koperasi dalam menyejahterakan masyarakat

- Guru memberikan informasi tentang perbedaan antara koperasi dan badan usaha lain dan peran koperasi dalam menyejahterakan masyarakat

- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing anggota kelompok terdiri dari 5-6 orang


(55)

- Keempat materi tersebut dibagikan kepada setiap kelompok untuk dipelajari secara mandiri

- Setiap anggota kelompok membaca materi pelajaran yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya - Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari materi

pelajaran yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

 Kelompok ahli 1 : membahas perbedaan koperasi dengan badan usaha lain bagian 1

 Kelompok ahli 2 : membahas perbedaan koperasi dengan badan usaha lain bagian 2

 Kelompok ahli 3 : membahas peran koperasi dalam menyejahterakan masyarakat bagian 1

 Kelompok ahli 4 : membahas peran koperasi dalam menyejahterakan masyarakat bagian 2

- Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya

- Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa diberikan soal untuk dikerjakan

- Diakhir pertemuan II ini, guru melakukan tes tertulis untuk menguji keterserapan materi pelajaran

3) Observasi

Peneliti melakukan observasi tentang keaktifan siswa sesuai dengan indikator keaktifan yaitu 1). Fokus siswa terhadap materi pembelajaran,


(56)

2). Kerjasama kelompok, 3). Kemampuan menyampaikan pendapat, 4). Menghargai pendapat teman. Peneliti kemudian merekap hasil keaktifan siswa pada siklus 2 tersebut, baik pada pertemuan satu maupun kedua. Selain itu, Peneliti pada akhir siklus 1 juga memberikan tes tertulis berupa pilihan ganda untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa.

4) Refleksi

Peneliti merefleksikan hasil observasi pembelajaran siklus 2. Peneliti menganalisis data tersebut dengan membandingkan antara kondisi awal, KKM, kondisi pada akhir siklus 1, dan target ketuntasan siklus pada siklus 1. Apabila dalam penelitian siklus 2 ini sudah mencapai hasil yang ditargetkan, maka penelitian akan dihentikan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, adapun intrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian kali ini adalah:

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, metode pembelajaran, skenario pembelajaran dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.

b. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa memuat masalah-masalah yang harus diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Penyajian teori dalam LKS ini diawali dengan petunjuk kegiatan yang harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan


(57)

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memahami konsep pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang ingin dicapai. Lembar kerja siswa digunakan sebagai pedoman atau prosedur agar siswa aktif dalam kelompok untuk melakukan pengembangan diri.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah instrumen non tes dan instrumen tes.

a. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran. Instrumen non tes yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lembar pengamatan. Lembar pengamatan yang digunakan merujuk pada RPP yang telah dirancang oleh peneliti untuk melakukan penelitian serta pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya. Adapun dalam lembar pengamatan akan disajikan kriteria keaktifan siswa yang sesuai dengan indikator yang terkait. Pada lembar pengamatan keaktifan siswa, peneliti sudah meringkas menjadi 4 poin yang dijadikan sebagai indikator keaktifan belajar siswa yaitu 1) fokus siswa terhadap materi pembelajaran, indikator ini mencakup kegiatan visual, mendengarkan, dan emosional; 2) kerjasama kelompok, indikator ini mencakup kegiatan lisan, menulis, motorik, dan mental; 3) kemampuan menyampaikan pendapat, indikator ini mencakup kegiatan lisan, emosional, dan mental; 4) menghargai pendapat teman, indikator ini mencakup kegiatan emosional dan mental. Pada lembar pengamatan keaktifan siswa tersebut diberikan sebuah nilai dengan rentang 1-4. Semakin tinggi nilainya maka tingkat keaktifan siswa semakin tinggi pula. Berikut lembar pengamatan dan kriteria


(58)

dalam memberi penilaian keaktifan siswa, yaitu:

Tabel 2 : Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Indikator Keaktifan No. Absen Nama Siswa Fokus siswa terhadap materi pembelajaran Kerjasama kelompok Kemampuan menyampaikan pendapat Menghargai pendapat teman Total Nilai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. dst.

Tabel 3 : Kriteria Penilaian Keaktifan siswa No. Tingkat Keaktifan Poin

Keaktifan

Kriteria

1. Sangat rendah/Pasif (ss) 1 1. Perhatian kurang. 2. Kerjasama rendah.

3. Tidak mempunyai gagasan/ide. 4. Kurang menghargai pendapat teman. 2. Keaktifan rendah (kr) 2 1. Sudah mulai ada perhatian.

2. Kerjasama mulai nampak.

3. Sudah mempunyai gagasan/ide tetapi masih belum berani mengungkapkan secara lugas.

4. Mulai bisa menghargai pendapat teman.

3. Keaktifan sedang (ks) 3 1. Perhatian terhadap pembelajaran sudah baik.

2. Kerjasama dengan teman sudah terbentuk.

3. Berani menyampaikan gagasan/ide kepada teman/guru.

4. Menghargai pendapat teman.

4. Keaktifan tinggi (kt) 4 1. Perhatian terhadap pembelajaran sangat baik.

2. Kerjasama dengan teman sudah terbentuk dan terlihat lebih menonjol diantara teman-temanya.

3. Mampu menyampaikan gagasan/ide kepada teman/guru secara runtut dan jelas.

4. Menghargai pendapat dan mampu memotivasi teman-temannya.


(59)

b. Instrumen Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2009:53). Tes dalam penelitian ini merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan siswa kelas IV SDN 3 Cawas dalam pembelajaran “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Tes yang baik ialah tes yang telah teruji validitas dan reliabilitas. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2009:57) sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis. Tes yang dipergunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu tes tertulis berupa pilihan ganda. Tes tertulis ini akan diberikan di akhir pertemuan II setiap siklusnya guna mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi ajar yang sudah diberikan guru. Peneliti melakukan prosedur yang sesuai dalam menjalankan tes tertulis tersebut dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal instrumen tes persiklus sebagai berikut:


(60)

Tabel 4 : Kisi-kisi Soal Siklus 1

Standar Kompetensi Kompetensi dasar Indikator Nomor Soal

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan

ekonomi dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi 2.1. Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat 2.1.1. Menjelaskan pengertian koperasi 2.1.2. Menceritakan sejarah koperasi

2.1.3. Menyebutkan prinsip-prinsip koperasi

2.1.4. Menjelaskan lambang koperasi

2.1.5. Menyebutkan beberapa jenis barang yang diperjualbelikan dalam koperasi

2.1.6. Menyebutkan tujuan koperasi

2.1.7. Menyebutkan manfaat koperasi

2.1.8. Menjelaskan struktur organisasi koperasi

1, 2

3, 4, 19

15, 16

5, 6, 7

12, 13

9, 17

8, 10

11, 14, 18, 20

Tabel 5 : Kisi-kisi Soal Siklus 2

Standar Kompetensi Kompetensi dasar Indikator Nomor Soal

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan

ekonomi dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi 2.1. Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

1. 2.1.9. Menjelaskan modal koperasi

2.

3. 2.1.10. Mengidentifikasi jenis- jenis koperasi

4.

5. 2.1.11. Membedakan antara koperasi dengan badan usaha lain

6.

7. 2.1.12. Menjelaskan peran koperasi dalam

menyejahterakan rakyat

1, 2, 3, 4, 7, 18

5, 6, 10, 12, 13, 16, 17

11, 14, 15


(61)

Pada penelitian ini, uji coba instrumen tersebut dilakukan kepada salah satu kelas yang telah mempelajari pokok bahasan yang diteskan, yaitu siswa kelas IV SDN 1 Cawas Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2015/2016. Sebelum diuji coba, instrumen tes dan non tes dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui validitas isi dan validitas susunannya, berkenaan dengan ketepatan antara alat ukur dengan materi yang diuji. Setelah uji coba instrumen, maka dapat diketahui tingkat validitas dan reliabilitas.

3. Validitas

Suatu alat evaluasi atau sebuah tes dapat dikatakan valid (sahih) apabila tes tersebut mampu mengukur apa yang harusnya diukur. Arikunto (dalam Riduwan, 2011:97) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment dengan angka kasar (Riduwan, 2011:72) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi N : Jumlah responden

X : Hasil pengukuran setiap butir Y : Kriteria yang dipakai

Pada penelitian ini, peneliti sudah melakukan uji validitas instrumen di SDN 1 Cawas. Hasil uji validitas menggunakan SPSS 22 menunjukkan bahwa dari 30 soal terdapat 20 soal yang valid. Hasil tersebut dapat dilihat pada


(62)

lampiran nomor 17. Berikut ini ringkasan hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti.

Tabel 6 : Hasil Validasi Soal Keterangan Nomor Soal

Soal yang valid 1,4,5,6,7,8,9,10,

11,12,13,15,16,17, 20,21,22,24,25,27 Soal tidak valid

2,3,14,18,19,23,26,28,29,30

4. Reliabilitas

Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2009:86). Untuk menghasilkan instrumen yang ajeg dalam memberikan data maka digunakan suatu alat ukur yang disebut reliabilitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan software SPSS Versi 22 dalam mencari validitas dan reliabilitas tes setiap siklusnya.

Tabel 7 : Kriteria Reliabilitas Item Tes

Koefisien Reliabilitas Kategori

± 0,80 < r11 ≤ ± 1,00 Sangat Tinggi ± 0,60 < r11 ≤ ± 0,80 Tinggi ± 0,40 < r11 ≤ ± 0,60 Sedang ± 0,20 < r11 ≤ ±0,40 Rendah

r11 ≤ ± 1,00 Sangat rendah

Peneliti sudah melakukan uji reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha Cronbach menunjukkan bahwa instrumen memiliki tingkat reliabiltas yang tinggi dengan 0,669 pada siklus 1 dan 0, 618 pada siklus 2.


(63)

E. Analisis Data

Analisis data ialah upaya guru yang berperan sebagai peneliti untuk mengumpulkan serta mengolah data secara akurat. Data yang dikumpulkan dari setiap pelaksanaan siklus dan kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif. Adapun analisis data yang dilakukan terdiri dari dua macam yaitu:

1. Analisis Data Kualitatif

Dalam pengolahan data kualitatif, digunakan analisis data deskriptif berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi tentang keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Persentase jumlah siswa yang berkeaktifan tinggi didapat dari jumlah keseluruhan setiap indikatornya dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

%Ks : Persentase Keaktifan

n : Nilai yang didapat siswa N : Jumlah siswa

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes setiap akhir siklus. Untuk melihat ketercapaian prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan tes tertulis berupa pilihan ganda. Data kuantitatif berasal dari tes siklus yang dilakukan pada akhir siklus. Perhitungan data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi:

a. Nilai siswa

Skor yang diperoleh siswa diubah menjadi nilai dengan menggunakan rumus:


(64)

Keterangan:

N : Nilai siswa

Ʃb : Jumlah jawaban benar Ʃs : Jumlah soal

b. Nilai Rata-rata kelas

Nilai rata-rata kelas didapat dengan rumus:

Keterangan:

NR : Nilai rata-rata kelas ƩN : Jumlah seluruh nilai Ʃs : Jumlah seluruh siswa F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini ditunjukkan pada pencapaian nilai siswa yang tuntas KKM dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan materi koperasi. KKM mata pelajaran IPS yang harus dikuasai siswa kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah 70. Target keaktifan siswa dalam penelitian ini adalah sebesar 70% siswa di kelas aktif mengikuti pembelajaran.

Kondisi awal dan kondisi akhir dari keaktifan dan prestasi belajar siswa yang diharapkan adalah sebagai berikut:


(65)

Tabel 8 : Kriteria Keberhasilan Penelitian

No.

Jenis Keberhasilan

Penelitian

Indikator

Target

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

1. Keaktifan Belajar Persentase siswa berkeaktifan tinggi

40 % (rendah)

60 % (sedang)

70% (tinggi)

2. Prestasi Belajar

Nilai rata-rata kelas 40 65 75

Persentase siswa yang mencapai KKM ( 70 )

40 % 60 % 70%

Keterangan:


(1)

Hasil Analisis SPSS Uji Reliabiltas Instrumen Tes

Siklus 1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,669 30

Siklus 2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(2)

Lampiran 19 Foto Penelitian


(3)

(4)

Lampiran 20 Surat Ijin Penelitian


(5)

(6)

Lampiran 22 Daftar Riwayat Hidup

Yoga Dharmawan adalah anak pertama dari pasangan A. Maruta dan ER. Ngatini. Lahir di Klaten pada tanggal 05 Juni 1991. Pendidikan pertama dimulai di Taman Kanak-kanak Pertiwi pada tahun 1995-1997. Dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Negeri 2 Gombang pada tahun 1997-2003. Tahun 2003-2006 penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cawas. Penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cawas tahun 2006-2009. Selanjutnya pada tahun 2009-2016 menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama pendidikan, penulis aktif dalam kegiatan-kegiatan kemahasiswaan misalnya menjadi panitia dalam Parade Gamelan sebagai anggota perlengkapan, panitia Workshop Dongeng, panitia Inisiasi Prodi Mahasiswa Baru dan lain-lain.


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PANJANG UTARA BANDAR LAMPUNG

1 13 46

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn untuk siswa kelas V SDN Kledokan.

0 0 253

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

0 1 291

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKN melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas 6 di SDN Gejayan Yogyakarta.

0 1 284

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Caturtunggal 3 dengan penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II.

0 8 235

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS kelas IV SD Kanisius Wirobrajan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 0 2

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN CATURTUNGGAL 3 DENGAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

0 1 233

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Adisucipto 1 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II - USD Repository

0 2 242