Pengertian Aktivitas Kajian Tentang Aktivitas Petani

2. Pendekatan Realisme

Seni lukis memiliki banyak aliran di dalamnya. Setiap aliran mempunyai ciri khas masing-masing, baik tema, teknik, warna dan lain sebagainya. Aliran realis adalah salah satu dari banyak aliran dalam seni lukis. Dan Realisme merupakan suatu aliran dalam seni seni lukis yang menggambarkan objek tentang kehidupan sehari-hari dan merupakan kejadian-kejadian yang berdasarkan kenyataan. Nooryan Bahari 2008:119, mengatakan bahwa Realisme lebih cenderung melukiskan kenyataan pahit dari kehidupan manusia. Namun di Indonesia perbedaan ini cukup kelihatan, karena Realisme lebih cenderung ke sosialis, jadi disebut realisme sosialis yang dirumuskan sebagai karya seni yang mengabdi pada kepentingan rakyat dan melawan kaum borjuis serta feodal. Sedangkan menurut Mikke Susanto 2011:327, realisme merupakan aliran atau gaya yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya tanpa menambah atau mengurangi objek. Dalam proses melukis, seseorang memerlukan inspirasi dari seniman- seniman yang sudah ada yang akhirnya akan menjadi pengaruh besar bagi orang tersebut dalam menciptakan karya seni lukis, baik mengenai tema, teknik, maupun yang lainnya, sehingga pengamatan terhadap karya-karya seniman lain pun menjadi proses sebelum berkarya. Adapun beberapa seniman yang menjadi inspirasi bagi penulis dalam penciptaan lukisan adalah sebagai berikut :

a. Basuki Abdullah

Basuki Abdullah, lahir di Surakarta jawa tengah pada tanggal 25 Januari 1915, seorang pelukis terkenal di Indonesia beraliran realis serta terkenal sebagai pelukis di istana merdeka Jakarta yang karya-karya nya menghiasi istana negara dan kepresidenan Indonesia. Basuki Abdulah lebih dominan melukis potret seperti sesosok perempuan yang di perindah lewat lukisannya. Jiwa seni yang dia punya turun menurun dari seorang ayahnya yang bernama Abdullah Suriosubroto yang seorang pelukis dan penari. Semenjak kecil bakat seninya sudah terlihat dengan melukiskan tokoh terkenal seperti Mahatma Gandhi, Yesus Kristus, dan lain-lain. Berkat kepandaian yang dimilikinya, dia memperoleh beasiswa yang membawanya ke Belanda untuk sekolah seni rupa Academie Voor Beeldende Kunsten di Den Haag, dengan waktu singkat selama 3 tahun. Dia juga sempat mengajar seni lukis pada tahun 1943 di Gerakan Poetra atau pusat tenaga kerja serta aktif di Keimin Bunka Sidhosjo sebuah Pusat Kebudayaan milik pemerintah Jepang bersama-sama dengan Affandi, S. Sudjoyono, Otto Djaya dan Basoeki Resobawo.