m Gambar 4 Tes Servis

39

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi datanya menyimpang atau tidak dari distribusi normal. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Uji normalitas ini dianalisis dengan bantuan program SPSS. Keterangan: X 2 : Chi-kuadrat O i : Frekuensi pengamatan E i : Frekuensi yang diharapkan k : banyaknya interval Sutrisno Hadi, 1991: 4 b. Uji Linearitas Uji linieritas regresi bertujuan untuk menguji kekeliruan eksperimen atau alat eksperimen dan menguji model linier yang telah diambil. Untuk itu dalam uji linieritas regresi ini akan menghasilkan uji independen dan uji tuna cocok regresi linier. Hal ini dimaksudkan untuk menguji apakah korelasi antara variabel predictor dengan criterium 40 berbentuk linier atau tidak. Regresi dikatakan linier apabila harga F hitung observasi lebih kecil dari F tabel . Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 16. Kererangan: : Nilai garis regresi N : Cacah kasus jumlah respnden m : Cacah predictor jumlah predictorvariabel R : Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor : Rerata kuadrat garis regresi : Rerata kuadrat garis residu. Sutrisno Hadi, 1991: 4

2. Uji Hipotesis

Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan rumus person product moment. r xy =                      2 2 2 2 . . . Y Y N X X N Y X XY N Keterangan: X = Variabel Prediktor Y = Variabel Kriterium N = Jumlah pasangan skor Σxy = Jumlah skor kali x dan y Σx = Jumlah skor x Σy = Jumlah skor y Σx 2 = Jumlah kuadrat skor x Σy 2 = Jumlah kuadrat skor y Σx 2 = Kuadrat jumlah skor x Σy 2 = Kuadrat jumlah skor y Sutrisno Hadi, 1991: 5 41 Untuk menguji apakah harga r tersebut signifikan atau tidak dilakukan uji F Sutrisno Hadi, 1991: 26 dengan rumus: F =     2 2 1 1 R m m N R    Keterangan : F : Harga F N : Cacah kasus M : Cacah prediktor R : Koefisien korelasi antara kriterium dengan predictor Sutrisno Hadi, 1991: 5 Harga F tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga F tabel dengan derajat kebebasan N-m-1 pada taraf signifikansi 5. Apabila harga F hitung lebih besar atau sama dengan harga F tabel , maka ada hubungan yang signifikan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebasnya. Setelah diketahui nilai koefisien korelasinya, kemudian dicari determinasinya R = r 2 x 100 Sutrisno Hadi, 1991: 5. Untuk memperjelas proses analisis maka dilakukan pengkategorian. Kategori tersebut terdiri atas lima kriteria, yaitu: baik sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali. Dasar penentuan kemampuan tersebut adalah menjaga tingkat konsistensi dalam penelitian.

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Power Lengan, Kekuatan Tangan, dan Panjang Lengan Dengan Kemampuan Pukulan Service Panjang Pada Pemain Pemula Putra PB. Tugu Muda Semarang.

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-TANGAN, KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA UKM BOLA VOLI PUTRI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2008.

0 3 92

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS BOLA VOLI PESERTA EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 1 PUNDONG BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 8 101

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI PUTRA SMP NEGERI 4 SLEMAN.

1 2 107

HUBUNGAN ANTARA PANJANG LENGAN KEKUATAN OTOT LENGAN KOORDINASI MATA-TANGAN DAN DAYA LEDAK POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SMASH PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PUTRA TAHUN AJARAN 2015/2016 SMA NEGERI 8 PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PROVINSI JAWA T

0 5 118

HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH BOLAVOLI PADA PESERTA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMA NEGERI I SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN.

0 0 73

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI PUTRA SMP NEGERI 4 KALASAN SLEMAN.

3 11 93

HUBUNGAN ANTARA PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KETEPATAN SERVIS ATASSISWA PUTRA PESERTAEKSTRAKURIKULER BOLAVOLIDI SMK MUHAMMADYAH 3 YOGYAKARTA.

0 2 108

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMP NEGERI 2 MIRIT.

0 0 102

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

1 3 8