Alih Fungsi Tanah Pertanian

22 Tanah pertanian adalah semua tanah perkebunan, tambak untuk perikanan, tanah tempat penggembalaan ternak, tanah belukar bekas ladang dan hutan yang menjadi tempat mata pencaharian bagi yang berhak. c. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 5901071985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Yang Tidak Terkendalikan Tanah pertanian adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian dalam arti mencakup persawahan, perkebunan hutan, perikanan, tegalan, padang penggembalaan dan semua penggunaan lainnya yang layak dikatakan sebagai usaha pertanian. Sedangkan menurut penulis tanah pertanian adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian dalam arti mencakup persawahan, perkebunan, hutan, perikanan, tegalan, padang penggembalaan ternak, tanah belukar bekas ladang dan semua penggunaan lainnya yang layak dikatakan sebagai usaha pertanian.

2.2 Alih Fungsi Tanah Pertanian

Alih fungsi tanah atau istilah lain disebut sebagai konversi tanah merupakan perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan tanah dari fungsinya semula menjadi fungsi lain. Alih fungsi tanah dalam artian perubahan atau penyesuaian penggunaan 23 disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. 17 Pertambahan penduduk dan peningkatan kebutuhan tanah untuk kegiatan pembangunan telah merubah strukur penggunaan tanah secara terus menerus. Perkembangan struktur industri yang cukup pesat berakibat beralihnya fungsi tanah pertanian secara besar-besaran. Selain untuk memenuhi kebutuhan industri, alih fungsi tanah pertanian juga terjadi secara cepat untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang jumlahnya jauh lebih besar . 18 Tanah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kelangsungan kehidupan dan berfungsi sebagai tempat manusia untuk beraktivitas. Aktivitas yang menjadi prioritas utama dalam mempertahankan kelangsungan hidup adalah dengan dilakukannya pemanfaatan tanah untuk bercocok tanam. Seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan peradaban manusia berupa penemuan dan pemanfaatan teknologi, serta dinamika pembangunan, mengakibatkan penguasaan dan penggunaan tanah mulai beralih. Tanah yang semula berfungsi sebagai media bercocok tanam, berangsur-angsur berubah menjadi multifungsi pemanfaatan. Pertumbuhan perekonomian menuntut pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, bangunan industri dan pemukiman. Kondisi demikian mencerminkan adanya 17 Desi Irnalia Astuti, Keterkaitan Harga Lahan terhadap Laju Konversi Lahan Pertanian di Hulu Sungai Ciliwung Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, Departemen Sumber Daya Ekonomi Dan lingkungan, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2011, hal. 8 18 http:dc281.4shared.comdocU3Myg0n2preview.html 24 peningkatan permintaan terhadap tanah untuk penggunaan non pertanian yang mengakibatkan banyak tanah pertanian terutama di sekitar perkotaan mengalami alih fungsi. Alih fungsi tanah pertanian merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan dari pembangunan. Upaya yang mungkin dilakukan adalah dengan memperlambat dan mengendalikan kegiatan alih fungsi tanah pertanian menjadi tanah non pertanian. Sihaloho 2004 membagi konversi tanah kedalam tujuh pola atau tipologi, antara lain: 19 a. Konversi gradual berpola sporadis; dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu tanah yang kurangtidak produktif dan keterdesakan ekonomi pelaku konversi. b. Konversi sistematik berpola ‘enclave’; dikarenakan tanah kurang produktif, sehingga konversi dilakukan secara serempak untuk meningkatkan nilai tambah. c. Konversi tanah sebagai respon atas pertumbuhan penduduk population growth driven land conversion; lebih lanjut disebut konversi adaptasi demografi, dimana dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, tanah terkonversi untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal. d. Konversi yang disebabkan oleh masalah sosial social problem driven land conversion; disebabkan oleh dua faktor yakni keterdesakan ekonomi dan perubahan kesejahteraan. e. Konversi tanpa beban; dipengaruhi oleh faktor keinginan untuk mengubah hidup yang lebih baik dari keadaan saat ini dan ingin keluar dari kampung. f. Konversi adaptasi agraris; disebabkan karena keterdesakan ekonomi dan keinginan untuk berubah dari masyarakat dengan tujuan meningkatkan hasil pertanian. 19 http:kolokiumkpmipb.wordpress.com20090422dampak-konversi-lahan-pertanian-bagi-taraf- hidup-petani 25 g. Konversi multi bentuk atau tanpa bentuk; konversi dipengaruhi oleh berbagai faktor, khususnya faktor peruntukan untuk perkantoran, sekolah, koperasi, perdagangan, termasuk sistem waris yang tidak dijelaskan dalam konversi demografi.

2.3 Peraturan Yang Melatarbelakangi Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN DI DESA SINGODUTAN KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian di Wilayah Pemerintah Kota Salatiga

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian di Wilayah Pemerintah Kota Salatiga T1 312005003 BAB I

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian di Wilayah Pemerintah Kota Salatiga T1 312005003 BAB IV

0 1 4

USAHA PENGENDALIAN ALIH FUNGSI TANAH PERTANIAN MENJADI TANAH NON PERTANIAN DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 145

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemilikan Tanah Pertanian Absentee di Desa Paslaten Kabupaten Minahasa Selatan T1 BAB II

0 0 49

IJIN LOKASI SEBAGAI PENGENDALI PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN MENJADI NON-PERTANIAN

0 0 17

BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian di Kota Salatiga

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Tujuan Hukum a. Pengertian Hukum - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian di Kota Salatiga

0 0 10

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS a. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian a. Letak Geografis - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian di Kota Salatiga

0 0 60