BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS a. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian a. Letak Geografis - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian di Kota Salatiga

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

a. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

a. Letak Geografis

Kota Salatiga terletak di antara 110º . 27’.56,81” sampai dengan 110º.32’.4,64” bujur Timur dan 0070º.17’ sampai dengan 007º.17’.23” lintang Selatan. Serta kota Salatiga secara morfologi terlatak di kaki gunung Merbabu serta kota Salatiga terletak di antara Gunung-Gunung kecil yaitu : Gunung Telomoyo, Gunung Gajah Mungkur dan Gunung Payung Roro.

Topografi kota Salatiga berada pada ketinggian kurang lebih 450 meter sampai dengan 850 meter di atas permukaan laut. Dengan batas wilayah: 085700057045

 Utara : Kecamatan pabelan : desa pabelan, desa pajaten Kecamatan Tuntang: desa Kesongo, desa Watu Agung

 Timur : Kecamatan Pabelan: Desa Ujung-Ujung, Desa Sukoharjo dan Kecamatan Tengaran: Desa Bener, Desa Tegalwaton, Desa Nyamat.

 Selatan : Kecamatan Getasan: Desa Sumogawe, Desa Sa- mirono, Desa Jetak dan Kecamatan Tengaran: Desa

Patemon, Desa Karang Duren

 Barat : Kecamatan Tuntang: Desa Candirejo, Desa Jombor, Desa sraten, Desa Gedangan dan Kecamatan

Getasan Desa Polobogo. Kota Salatiga terdiri dari tiga bagian yaitu daerah bergelombang

65 % yang terletak di Kelurahan Dukuh, Ledok, Kutowinangun, Salatiga, Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo, dan kauman kidul serta daerah miring

25 % yang terletak di Kelurahan Tegalrejo, Mangunsari, Sidorejo Lor, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecandran, Randuacir, Tingkir Tengah dan Blotongan setelah itu daerah datar 10 % yang Terdapat di Kelurahan Kalicacing, Noborejo, Kalibening, dan Blotongan bagian- bagian tersebut adalah data Relief Kota Salatiga.

b. Pembagian Wilayah

Jumlah penduduk di wilayah Kota Salatiga kurang lebih seratus ribu jiwa secara administratif Kota Salatiga terbagi menjadi 4 Kecamatan

dan 22 Kelurahan 1 . Kecamatan meliputi

1. Kecamatan Sidorejo,

2. Kecamatan Tingkir,

3. Kecamatan Sidomukti,

4. Kecamatan Argomulyo. Sedangkan wilayah kelurahan meliputi

1. Kelurahan Noborejo,

2. Kelurahan Cebongan,

3. Kelurahan Randuacir,

4. Kelurahan Ledok,

5. Kelurahan Tegalrejo,

6. Kelurahan Kumpulrejo,

7. Kelurahan Tingkir Tengah,

8. Kelurahan Tingkir Lor ,

9. Kelurahan Kalibening,

10. Kelurahan Sidorejo Lor,

11. Kelurahan Sidorejo Kidul ,

12. Kelurahan Kutowinangun,

13. Kelurahan Gendongan,

14. Kelurahan Kecandran,

15. Kelurahan Dukuh,

16. Kelurahan Mangunsari,

17. Kelurahan Kalicacing,

18. Kelurahan Pulutan

19. Kelurahan Blotongan,

20. Kelurahan Salatiga,

21. Kelurahan Bugel,

22. Kelurahan kauman kidul.

c. 2 Luas Wilayah Luas wilayah kota Salatiga pada Tahun 2016 Tercatat Sebesar

5.678,110 hektar atau 56.781 km² . luas yang ada terdiri dari 802,298 hektar (14,13%) lahan Sawah dan 4.875,813 hektar atau 48.758 km² (85,87%) bukan lahan sawah.

Luas wilayah kota salatiga terbagi dalam 4 Kecamatan dengan luas lahan sebagai berikut 3 :

1. Kecamatan Argomulyo seluas 18,826 Km²

2. Kecamatan Tingkir seluas 10.549 Km²

3. Kecamatan Sidomukti seluas 11,459 Km²

4. Kecamatan Sidorejo seluas 16.247 Km²

c. Luas Tanah pertanian

Luas tanah pertanian di wilayah kota Salatiga adalah sebagai berikut : Tabel 1

Sumber Daya Lahan (data tahun 2015)

NO JENIS DAYA LAHAN

SAWAH Pengairan Teknis /irigasi

274.258 Ha

274.258 Ha

274.258 Ha 619.632 Ha

Pengairan ½ teknis

Pengairan sederhana

Pengairan Tadah Hujan

Jumla Sawah

619.632 Ha

619.632 Ha

619.632 Ha 619.632 Ha

Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga

Luas sawah di wilayah kota Salatiga terdata dari tahun 2012 sampai dengan 2015 adalah 619.632 Ha sehingga luas tanah tersebut terhitung stabil dari kurun waktu 4 tahun. lahan sawah lain yang terbagi di kelurahan yang terdapat di wilayah kota Salatiga berikut tabel:

Tabel 2

Pembagian letak Sawah di Wilayah kota Salatiga Menurut RTRW kota Salatiga tahun 2010-2030

JENIS SAWAH KELURAHAN Sawah beririgasi teknis ditetapkan

1. Kelurahan Ledok sebagai lahan pertanian pangan

2. Kelurahan Tingkir Tengah berkelanjutan yang terbagi di 8 3. Kelurahan Tingkir Lor

(delapan) kelurahan yang berjumlah

4. Kelurahan Kalibening 274 Ha.

5. Kelurahan Kutowinangun

6. Kelurahan Mangunsari

8. Kelurahan Kauman Kidul Sawah beririgasi setengah teknis

1. Kelurahan Tingkir Tengah

2. Kelurahan Sidorejo Kidul

3. Kelurahan Kecandran

4. Kelurahan Pulutan

5. Kelurahan Sidorejo Lor

6. Kelurahan Bugel

7. Kelurahan Kauman Kidul

Sawah beririgasi sederhana

1. Kelurahan Ledok

2. Kelurahan Pulutan

3. Kelurahan Blotongan

4. Kelurahan Kauman Kidul Sumber : Buku Saku Dinas Perikanan dan Pertanian Tahun 2015 Tahun Anggaran 2016. Jumlah Lahan pertanian terkhusus sawah di wilayah kota Salatiga yang

terdata dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut 4 :

Table 3:

Jumlah Sawah Per Tahun di Wilayah Kota Salatiga TAHUN

JUMLAH SAWAH PER TAHUN KETERANGAN Dari tahun 2009

terlihat jumlah 2009

sawah terhitung 2012 619,632 H 619,632 H 619,632 H 619,632 H stabil tanpa ada

alih fungsi lahan sawah.

Terjadi pertambahan jumlah sawah

sebesar 165,148 h 2013

hal ini sangatlah 619,632 H 619,632 H 619,632 H 784,78 H tidak sesuai

dengan jumlah pembangunan yang terjadi di dengan jumlah pembangunan yang terjadi di

Di tahun 2013

terjadi kenaikkan jumlah sawah yaitu sebesar

setelah itu terjadi 619,632 H 619,632 H 784,78 H

783,22 H

penurunan di tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 1,56 H.

Data tahun 2015 menunjukan kejangalan jumlah sawah di tahun 2014 pada data tahun 2014 adalah 784,78 H namun di data

tahun 2015 2015 619,632 H 619,632 H 619,632 H 619,632 H sejumlah 619,632

H dan sama halnya dengan jumlah sawah di data tahun 2014 adalah 783, 22 H di data tahun 2015 adalah 619,632 H .

Sumber: kantor Pertanahan Kota Salatiga

Data di atas tersebut menunjukkan data luas tanah di kota Salatiga dari tahun ke tahun terdata dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Data dia atas menunjukkan penurunan jumlah sawah di wilayah kota Salatiga yang di sebabkan adanya alih fungsi lahan pertanian terkhusus sawah.

2. Proses Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian di Wilayah Kota Salatiga berdasarkan hasil wawancara dengan pemohon alih fungsi lahan.

a. 5 Wawancara dengan Bapak Nur Yanto. Beliau sebagai pelaku alih fungsi lahan pertanian menjadi non

pertanian di wilayah kota Salatiga beliau memilikki lahan sawah di daerah Ngemplak Salatiga beliau melakukan alih fungsi lahan pertanian melalui calo yaitu mas Indra.

Beliau memberikan sejumlah uang agar di uruskan proses alih fungsi lahan sawah menjadi non sawah dalam hal ini lahan tersebut akan digunakan sebagai tempat tinggal pada waktu itu luas tanah yang di milikki oleh bapak Nur Yanto adalah seluas kurang lebih 4000 m² tanah tersebut rencananya setelah di keringkan akan di bagikan sebagai harta warisan untuk anak-anaknya, beliau mengatakan pada saat itu beliau di minta untuk mengurus beberapa hal yaitu :

1. surat ijin atau persetujuan kepada RT dan RW setempat serta lingkungan sekitar lahan sawah yang di wakili tokoh masyarakat membuat surat bahwa diijinkan untuk di alih fungsikan

2. meminta surat persetujuan dari kelurahan dan kecamatan yang di lampirri foto copy serifikat tanah dan lembar persetujuan RT, RW

3. menyerahkan berkas kepada Indra selaku calo yang di berikan adalah :

a. sertifikat hak milik tanah sawah

b. foto copy KTP

c. surat rekomendasi dari RT-RW serta kelurahan kecamatan

4. Selanjutnya berkas diserahkan ke kantor pertanahan kota Salatiga pada saat itu tidak dikenakan biaya apapun sehingga proses berlangsung secara gratis,

5. setelah menunggu beberapa minggu yang bersangkutan memperoleh kabar bahwa berkas pengajuan alih fungsi lahan tersebut sudah di proses dan akan di kirim tim untuk melakukan survey lokasi lahan sawah tersebut dan di jelaskan bahwa yang akan hadir adalah:

a. kepala Dinas Perikanan dan Pertanian ,

b. Kepala Kantor Pertanahan kota Salatiga

c. serta dinas-dinas terkait lainnya

pada saat dilakukanya survey tidak ada sama sekali pejabat yang hadir untuk melakukan survey tanah bapak Nur Yanto yang hadir hanyalah perwakilan dari kantor pertanahan dan hanya menanyakan lokasinya dimana dan akan di jadikan apa setelah itu para perwakilan dari Kantor Pertanahan Kota Salatiga tersebut mengatakan prosesnya akan di ajukan ke walikota sehingga tunggu sekitar 1 sampai 2 minggu dan dengan biaya pada saat dilakukanya survey tidak ada sama sekali pejabat yang hadir untuk melakukan survey tanah bapak Nur Yanto yang hadir hanyalah perwakilan dari kantor pertanahan dan hanya menanyakan lokasinya dimana dan akan di jadikan apa setelah itu para perwakilan dari Kantor Pertanahan Kota Salatiga tersebut mengatakan prosesnya akan di ajukan ke walikota sehingga tunggu sekitar 1 sampai 2 minggu dan dengan biaya

fungsi lahan sawah menjadi non sawah sebagai berikut:

1. Pelaku alih fungsi lahan di haruskan meminta ijin kepada pihak RT dan RW setempat untuk melakukan proses alih fungsi lahan pertanian

2. Pelaku alih fungsi di haruskan meminta ijin kepada masyarakat sekitar tanah yang akan di alih fungsikan

3. Pelaku alih fungsi menyerahkan surat ijin yang dibeikan oleh RT dan RW serta tokoh masyarakat untuk di ajukan ke tingkat kelurahan

4. Setelah di tingkat kelurahan maka berkas tersebut di ajukan ke tingkat kecamatan

5. Berkas yang telah lengkap di ajukan ke pihak kantor pertanahan dengan di lampiri sertifikat hak milik serta Foto copy KTP

6. Setelah di ajukan maka pihak kantor pertanahan akan mengrim tim survey untuk meninjau lokasi alih fungsi

7. Tim peninjau atau tim survey mengajukan ke walikota salatiga dan selanjutnya ijin Di keluarkan oleh walikota.

Alih fungsi ini melalui perantara calo yang membantu Bapak Nur Yanto sebagai pemilik lahan sawah untuk di alih fungsikan menjadi non pertanian biaya calo dan segala biaya yang bersangkutan sampai proses alih fungsi lahan sawah Alih fungsi ini melalui perantara calo yang membantu Bapak Nur Yanto sebagai pemilik lahan sawah untuk di alih fungsikan menjadi non pertanian biaya calo dan segala biaya yang bersangkutan sampai proses alih fungsi lahan sawah

b. Wawancara dengan M. Slamet Riyadi selaku pelaku alih fungsi lahan sawah menjadi tanah kering 6 :

Bapak Slamet memilikki lahan sawah seluas 140 m² yang terletak di daerah sidomukti Salatiga beliau menyatakan bahwa lahan sawah yang dimilikkinya adalah lahan sawah yang sudah tidak bisa menghasilkan jumlah panen seperti sebelumnya dalam kata lain jumlah panen menurun sehingga beliau melakukan alih fungsi lahan sawah tersebut beliau melakukan aih fungsi lahan sawah dengan meminta ijin kepada kelurahan dan kecamatan setelah itu beliau mengurus sendiri ke kantor pertanahan kota Salatiga dengan membawa beberapa berkas yaitu formulir yang di berikan oleh pihak kelurahan serta di tanda tangani oleh lurah dan camat , foto copy KTP (kartu tanda penduduk) serta gambatr rencana peruahan lahan pertanian menjadi non pertanian dan juga surat pernyataan bahwa tanah tersebut adalah milik bapak M. Slamet Riyadi hal ini dilakukan pada tahun 2013. Berikut data yang di milikki bapak Slamet saat pengajuan di kantor pertanahn kota Salatiga.

1. mengenai diri pemohon Nama

: M.Slamet Riyadi

Tempat tanggal lahir : Salatiga 11 November 1961

Kewarganegaraan

: WNI

Pekerjaan/jabatan

: Petani dan Jualan

Alamat : Dukuh Sidomukti Salatiga

2. mengenai tanah yang dimohonkan perubahannya : Kelurahan

Batas – batas utara

:jalan

Timur

:HM No. 3200

Selatan

:HM No. 3200

Barat

:HM No. 3200

Pengunaan tanah Saat ini

: Sawah

Akan dipergunakan untuk : Tempat Tinggal

3. surat yang dilampirkan :

a. salinan KTP (kartu tanda penduduk)

b. sertifikat HM

c. Gambar rencana pengunaan tanah

d. Surat pernyataan bahwa: Nama

:Suryanto

Pekerjaan

:petani dan jualan

Alamat

:Dukuh RT 06 RW 06

Dengan tujuan pengunaan tanah adalah sebagai tempat tinggal Dengan tujuan pengunaan tanah adalah sebagai tempat tinggal

b. Menjaga dan mencegah terjadinya pencemaran air, tanah dan udara di sekitarnya yang disebabkan oleh sampah kotoran limbah industri dan lainnya.

Apabila tidak melaksanakan atau menyimpang dari yang tertulis dalam surat pernyataan , maka bersedia membongkar kembali atau menyerahkan kembali hak atas tanah kepada pemerintah

Hal ini lah yang di jadikan salah satu syarat yang harus di penuhi oleh bapak yanto selaku pelaku alih fungsi dan setelah itu bapak Slamet mendapat surat bahwa telah di tunjuk tim untuk survey lapangan dan di dalam panitia tersebut berisi beberapa pihak yaitu:

a. Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga

b. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga

c. Kepala Bappeda Kota Salatiga

d. Kepala Bagian Hukum Setda Kota Salatiga

e. Camat Sidomukti Kota Salatiga

f. Lurah Dukuh

g. Seksi pengaturan dan penataan pertanian Kota Salatiga Itulah beberapa pihak yang tergabung di dalam panitia peninjau lapangan dan pada hari pelaksanaan survey lapangan yang hadir bukanlah para pimpinan yang tertera di dalam surat namun yang hadir hanyalah perwakilan dari kantor Pertanahan Kota Salatiga dan bapak Slamet di beritahu bahwa setelah dilakukan g. Seksi pengaturan dan penataan pertanian Kota Salatiga Itulah beberapa pihak yang tergabung di dalam panitia peninjau lapangan dan pada hari pelaksanaan survey lapangan yang hadir bukanlah para pimpinan yang tertera di dalam surat namun yang hadir hanyalah perwakilan dari kantor Pertanahan Kota Salatiga dan bapak Slamet di beritahu bahwa setelah dilakukan

a. Hubungan pemohon dengan tanah tersebut adalah milik sendiri

b. Tanah yang diajukan perubahan pengunaan tanah tersebut kurang produktif

c. Dengan perubahan tanah ini tidak menganggu produksi pangan

d. Perubahan pengunaan tanah tersebut tidak menganggu saluran air

e. Kemungkinan pencemaran tidak ada

f. Kemungkinan sumur di sekitarnya kering tidak ada

g. Kawasan yang dimohonkan terletak dikawasan pemukiman kepadatan rendah

h. Lokasi yang di mohon mendukung terkait dengan peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030

i. Kepastian luas tanah yang diberikan pertimbangan untuk disetujui ijin perubahan pengunaan tanahnya seluas 140 m²

Berdasarkan

tersebut panitia berkesimpulan bahwa perubahan pengunaan tanah seperti yang dimohonkan tidak terdapat keberatan, dan selanjutnya agar permohonan dapat diijinkan dengan alasan dan syarat-syarat:

pertimbangan –pertimbangan pertimbangan –pertimbangan

b. Bagi pembangunan yang mengunakan tenaga kerja harus mengunakan tenaga kerja setempat

c. Berita acara lebih lanjut akan ditetapkan dalam keputusan ijin perubahan pengunaan tanah pertanian ke non pertanian yang akan dikeluarkan oleh kepala kantor pertanahan Kota Salatiga.

Pertimbangan-pertimbangan

maka permohonan perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian untuk rumah tinggal atas nama M. Slamet Riyadi dapat dikabulkan.

tersebut

Jika di urutkan proses alih fungsi dilakukan :

1. Pemohon mengisi formulir yang disediakan oleh kelurahan

2. Formulir di tanda tangani oleh lurah dan camat

3. Pemohon mengajukan formulir permohonan yang di sertai dengan :

a. Sertifikat hak milik

b. Foto copy kartu tanda penduduk

c. Surat pernyataan

d. Gambar rencana alih fungsi lahan

4. Setelah berkas lengkap pihak Kantor Pertanahan membentuk panitia pertimbangan alih fungsi lahan pertanian

5. Panitia melakukan survey ke lapangan

6. Panitia membuat berita acara dan di berikan ke walikota serta di

7. Kantor pertanahan mengeluarkan ijin di kabulkan atau tidak dikabulkan berdasarkan hasil sidang panitia.

Kedua hasil wawancara ini yang dapat diperoleh dikarenakan sebagian besar para pelaku alih fungsi lahan pertanian terkhusus sawah di wilayah Kota Salatiga tidak mengurusnya sendiri dan hal tersebut dilakukan oleh calo sehingga para pemohon alih fungsi lahan pertanian di wilayah Kota Salatiga tidak mengetahui secara jelas bagaiman proses tersebut berlangsung namun sebagian besar permohonan yang di ajukan oleh para pemohon selalu di kabulkan oleh pemerintah Kota Salatiga hal inilah yang menyebabkan alih fungsi di wilayah Kota Salatiga tidak terkendali, laju alih fungsi lahan yang semakin pesat serta kebutuhan akan tempat tinggal yang menyebabkan alih fungsi terjadi tanpa secara besar-besaran.

Alih fungsi lahan yang terjadi sering sekali disalah gunakan oleh pihak- pihak yang tidak bertangung jawab untuk memperoleh keuntungan dari proses alih fungsi tersebut, sehingga masyarakat memandang bahwa alih fungsi di Kota Salatiga sangatlah mudah dilakukan asalkan dengan biaya yang tinggi dan semakin tinggi uang yang diberikan maka alih fungsi lahan akan semakin mudah dilakukan.

Berikut perbandingan proses alih fungsi lahan yang dilakukan oleh kedua pemohon tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel : 4

Perbandingan Permohonan Alih Fungsi Lahan Pertanian

1. Meminta Surat Ijin Kepada RT dan Tidak meminta ijin Kepada pihak RW prihal akan dilakukannya Alih RT dan RW namun mengisi Fungsi Lahan Pertanian.

Formulir Permohonan Alih Fungsi Yang

diberikan oleh Pihak

Kelurahan

2. Meminta persetujun kelurahan dan Menyerahkan formulir dan di tanda kecamatan

tangani oleh lurah dan camat

3. Meminta persetujuan

kepada -

masyarakat sekitar

4. Menyerahkan Berkas ke kantor Menyerahkan Berkas ke kantor Pertanahan yang di lampiri syarat- Pertanahan yang di lampiri syarat- syarat yaitu:

syarat yaitu:

a. Sertifikat hak milik

a. Sertifikat hak milik

b. Foto copy kartu tanda penduduk

b. Foto copy kartu tanda penduduk

c. Surat pernyataan

c. Surat pernyataan

d. Gambar rencana alih fungsi lahan d. Gambar rencana alih fungsi lahan

5. Memperoleh surat bahwa akan di Memperoleh surat bahwa akan di adakan survey lapangan oleh panitia adakan survey lapangan oleh panitia Pertimbangan alih fungsi

Pertimbangan alih fungsi

7. Ijin di keluarkan oleh kantor Ijin di keluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga

Pertanahan Kota Salatiga serta Memperoleh Sk dari Walikota.

8. Dikenakan biaya proses dan calo Tidak dikenakan biaya

3. Proses alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian sebelum pemindahan kewenangan ke Pemerintah Kota Salatiga menurut Kantor Pertanahan Kota Salatiga.

Kantor Pertanahan Kota Salatiga adalah salah satu pihak yang memilikki wewenang untuk memberikan ijin dilakukannya alih fungsi lahan pertanian, dalam memberikan ijin alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian kantor pertanahan Kota Salatiga tidak bekerja sendiri namun dalam hal ini Kantor Pertanahan Kota Salatiga bekerja sama dengan pihak-pihak terkait yang bersangkut paud dengan alih fungsi lahan pertanian pihak-pihak yang di maksud adalah :

1. Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Salatiga

2. Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Salatiga

3. Bapedda Kota Salatiga

4. Bagian Hukum Setda Kota Salatiga

5. Camat

6. Lurah

7. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, Kantor Pertanahan Kota Salatiga

Pihak –pihak inilah yang menjadi team untuk memberikan tangapan serta masukan terhadap permohonan alih fungsi lahan Pertanian di wilayah Kota Salatiga. serta pihak-pihak ini lah yang nantinya akan langsung turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan lapang di lokasi yang akan di alih fungsikan serta para pihak ini akan membuat berita acara hasil peninjauan lapang yang akan di serahkan kepada kantor Pertanahan Kota Salatiga serta Walikota Salatiga.

Prosedur yang diterapkan oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga dalam hal alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian memilikki beberapa tahapan

yaitu 7 :

1. Pemohon harus menyiapkan beberapa syarat yaitu :

a. Salinan Kartu Tanda Penduduk (EKTP)

b. Sertifikat Hak Milik

c. Gambar rencana penggunaan tanah

d. Surat permohonan untuk melakukan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian

e. Surat pernyataan permohonan

2. Pemohon mengisi Formulir yang telah disediakan oleh pihak Kantor Pertanahan Kota Salatiga serta di tanda tangani oleh Pemohon serta Lurah dan Camat

3. Setelah berkas tersebut lengkap maka pemohon memberikan berkas-

berkas tersebut kepada Kantor Pertanahan Kota Salatiga.

4. Kantor Pertanahan Kota Salatiga membentuk panitia pertimbangan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian yang terdiri dari:

a. Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga

b. Kepala bagian Tata Pemerintahan skertariat daerah Kota Salatiga

c. Kepala Bappeda kota Salatiga

d. Kepala Bagian Hukum sekertariat daerah Kota Salatiga

e. Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga e. Kepala Dinas Pertanian Kota Salatiga

fungsikan dari lahan pertanian menjadi non pertanian

g. Lurah yang bersangkutan terhadap lokasi yang akan dialih

fungsikan dari lahan pertanian menjadi non pertanian

h. Kepala seksi pengaturan dan penataan pertanahan kantor pertanahan Kota Salatiga.

5. Panitia yang telah terbentuk bertanggung jawab untuk :

a. Melakukan survey atau peninjauan lapangan terhadap lokasi yang akan di alih fungsikan

b. Membuat berita acara hasil survey

c. Memberikan masukan dan pertimbangan sesuai dengan bidang yang di kuasai

d. Melakukan sidang untuk memutuskan di ijinkan atau tidaknya alih fungsi lahan dilakukan

6. Panitia pertimbangan melakukan survey di lapangan dengan melihat beberapa hal yaitu:

a. Bahwa tanah tersebut adalah milik sendiri dan pemohon adalah pemilik dari pada tanah pertanian yang akan dialih fungsikan menjadi non pertanian

b. Apakah tanah pertanian yang diajukan oleh pemohon yang dalam hal ini pemilik tanah sudah tidak produktif lagi untuk di jadikan lahan pertanian sehingga atas dasar itu di alih fungsikan menjadi non pertanian.

c. Apabila tanah pertanian tersebut dialih fungsikan apakah akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan pangan

d. Dampak saluran irigasi apabila di alih fungsikan menjadin non pertanian

e. Alih fungsi yang dilakukan apakah akan memberikan dampak pencemaran

f. Lokasi alih fungsi yang akan dilakukan berada di pemukiman yang bersetatus kepadatan rendah penduduk

g. Apakah lokasi alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian tersebut sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga.

7. Setelah itu panitia membuat berita acara hasil survey yang di serahkan kepada Walikota dan bahas saat sidang

8. Walikota Salatiga menerbitkan Surat keputusan berdasarkan berita acara dan hasil sidang panita pertimbangan

Dalam hal alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di berikan batasan jangka waktu proses perijinan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian yaitu:

1. Pelaksanaan sidang dan peninjauan lapangan setelah menerima permohonan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian adalah 7 (tujuh) hari sampai dengan 23 (dua puluh tiga) hari.

2. Pengajuan berita acara kepada walikota yaitu prihal hasil pemeriksaan lapangan adalah 3 (tiga) hari sampai dengan 14

3. Penerbitan surat keputusan setelah berita acara diterima oleh walikota mengenai di perbolehkan atau tidaknya alih fungsi lahan pertanian di lakukan adalah 11(sebelas) hari.

Kantor Pertanahan memiliki beberapa aturan yang menjadi acuan untuk mengatur mengenai alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayah Kota Salatiga:

1. Undang –Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria

2. Undang –Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

3. Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

5. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah

6. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Oktober 1984 tentang Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian

7. Surat Menteri Agraria Nomor 410-1851 Tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Pengunaan Non Pertanian Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang.

8. Surat Menteri Negara Perencanaan BAPPENAS Nomor 5334/1994 Tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah

9. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua BAPPENAS Nomor 5335/MK/9/1994 Tanggal 29 September 1994 Tentang penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah tingkat Kabupaten/ Kota.

10. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan / Ketua BAPPENAS Nomor 541/MK/10/1994 tanggal 4 Oktober 1994 Tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan Perumahan.

11. Surat Menteri Negara Agraria/ Kepala BPN Nomor 460-3346 Tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian

12. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-1594 tanggal 5 Juni 1996 Tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering.

13. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal

25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan.

14. Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002 tanggal 1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.

15. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2011-2030

Berikut adalah bagan mengenai tata cara alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayah kota Salatiga sebelum pemindahan wewenang dari Kantor Pertanahan Kota Salatiga kepada Pemerintah Kota Salatiga:

Pemohon alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian

Pemohon menyerahkan persyaratan kepada kantor pertanahan kota Salatiga berupa:

salinan Elektronik Kartu Tanda Penduduk , sertifikat HM, gambar rencana pengunaan

tanah, surat permohonan , surat pernyataan permohonan

Kantor pertanahan membentuk panitia pertimbangan dengan anggota :

Kepala kantor pertanahan kota salatiga, kepala bagian TAPEM SETDA, kepala

Bapedda, kepala bagian Hukum SETDA, kepala Dinas Pertanian , camat, lurah , kepala seksi pengaturan dan penataan pertanahan kantor pertanahan kota

Salatiga.

Panita yang telah di bentuk tersebut melakukan tinjauan ke lapangan serta membuat berita acara hasil tinjauan lapangan dengan batasan waktu 7 sampai

dengan 23 hari

Panita mengajukan berita acara hasil tinjauan lapangan kepada walikota Salatiga Dengan batasan waktu pemberian berita acara adalah 14 hari

Walikota membuat surat keputusan setelah berita acara di terima paling lama

4. Proses alih Fungsi Lahan Pertanian Setelah adanya pemindahan wewenang kepada Pemerintah Kota Salatiga

Badan pertanahan Kota Salatiga menyampaikan bahwa wewenang yang di milikki oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga dalam hal alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian sudah tidak lagi menjadi wewenang dari pihak badan pertanahan kota Salatiga melainkan sudah menjadi wewenang dari Pemerintah Kota Salatiga. kantor Pertanahan Kota Salatiga hanya memilikki wewenang untuk memberikan ijin Pertimbangan teknis Pertanahan dan setelah menghasilkan Risalah berupa hasil peninjauan lapangan berikut adalah urutan

permohonan ijin Pertimbangan Teknis Pertanahan 8 :

1. Pemohon alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian mengambil formulir permohonan ijin Pertimbangan Teknis Pertanahan di kantor Pertanahan Kota Salatiga

2. Formulir tersebut di berikan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga serta beberapa lampiran yang berisikan :

a. Keterangan tentang pemohon

b. Keterangan tentang tanah

c. Surat kuasa apabila di kuasakan

d. Foto copy identitas (ktp/KK) pemohon dan kuasa apabila dikuasakan yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket d. Foto copy identitas (ktp/KK) pemohon dan kuasa apabila dikuasakan yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

f. Proposal rencana kegiatan teknis pada lokasi yang akan di bangun.

g. Sket lokasi yang dimohon

h. SPPT PBB tahun akhir

i. Foto copy sertifikat yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

3. Surat pernyataan yang berisikan bahwa tanah tersebut tidak berada dalam sengketa atau perselisihan dengan pihak lain baik mengenai haknya maupun batas-batasnya. Yang diberi materai 6000.

4. Berkas tersebut di terima dan di proses oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga dan menunjuk 2 (dua) orang petugas lapang pertimbangan Teknis Pertanahan

5. Kedua petugas tersebut membuat berita acara hasil peninjauan lapang yang berisikan:

a. Letak tanah , lingkungan/jalan, Kelurahan, Kecamatan

b. Luas, Status tanah

c. Statuts penggunaan tanah

d. Penggunaan tanah saat dilakukan peninjauan

e. Rencana digunakan

f. Sesuai atau tidak dengan rencana tata ruang wilayah kota

6. Setelah peninjauan lapang oleh petugas lapang maka berita acara peninjauan lapang di berikan kepada Tim penyusun Risalah Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam hal alih fungsi lahan Pertanian Tim tersebut berisikan :

a. Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga

b. Kasi Penataan Pertanahan

c. Kasubsi PGT dan Kawasan Tertentu

d. Kasubsi Landreform dan Konsulidasi Tanah

e. Staf subsi PGT dan Kawasan Tertentu

7. Selanjutnya Tim tersebut akan membuat Risalah Pertimbangan Teknis Pertanahan Dalam Rangka alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian.

Berikut adalah contoh pengajuan ijin pertimbangan Teknis Pertanahan yang dilakukan oleh Mulyani Purwaningsih pada Tanggal 23-08-2017

Salatiga 23 -8-2017 Nomor

: Lampiran

: Prihal

: pertimbangan Teknis Pertanahan Kepada : Yth. Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga Cq

: Kepala Seksi Pengaturan Dan Penataan Pertanahan Yang bertanda tangan di bawah ini, kami MULYANI PURWANINGSIH alamat ADIPURA No. 99 RT 06 RW 01 Kalicacing dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama………….. dengan ini mengajukan pertimbangan teknis pertanahan

dalam rangka untuk ijin perubahan status penggunaan tanah dengan keterangan sebagai berikut:

A. KETERANGAN TENTANG PEMOHON

a. Nama Pemohon :MULYANI PURWANINGSIH

b. Alamat :Adipurnan No 99 RT 06 RW 01 Kalicacing

c. No KTP

B. KETERANGAN TENTANG TANAH

a. Luas

:361 M²

b. Letak

: Blotongan

i. Kelurahan

:Sidorejo

ii. Kecamatan ii. Kecamatan

:Salatiga

c. Status Tanah

: SAWAH

d. Penggunaan tanah sekarang :Bangunan Non pertanian

e. Rencana penggunaan tanah :USAHA Bengkel sepeda Motor Untuk melengkapi permohonan ini, bersama kami Lampirkan:

1. Surat kuasa apabila dikuasakan

2. Foto Copy Identitas (KTP,KK) pemohon dan kuasa apabila dikuasakan yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

3. Foto Copy NPWP, Akta pendirian perusahaan dan pengesahan badan Hukum, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket bagi badan hukum.

4. Proposal Rencana Kegiatan Teknis Pada lokasi yang akan di bangun

5. Sket lokasi yang dimohon

6. SPPT PBB tahun terakhir

7. Foto Copy sertifikat yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket

Atas perhatiannya disampaikan terimakasih.

Hormat kami Pemohon

MULYANI PURWANINGSIH

Surat pengajuan permohonan ijin pertimbangan Teknis Pertanahan Tersebut selanjutnya di ajukan Ke pihak Kantor Pertanahan Kota Salatiga. Dan selanjutnya kantor pertanahan akan mengirim 2 petugas peninjau lapangan dan berikut adalah contoh berita acara peninjuan lokasi Pertimbangan Teknis Pertanahan

BERITA ACARA PENINJAUAN LOKASI PERTIMBANGAN TEKNIS PERTANAHAN DALAM RANGKA IZIN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN KE NON PERTANIAN Nomor : 15/400.9/BA.PL/VIII/2017

Pada hari ini, tanggal 30 Agustus 2017, Kami yang bertanda tangan di bawah ini , petugas lapang Pertimbangan Teknis Pertanahan yang telah ditunjuk:

1. Nama

:Sislani, S.IP

Telah melaksanakan peninjauan lokasi untuk keperluan pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka penerbitan izin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian dengan hasil sebagai berikut:

1. Hari/tanggal

: 28 Agustus 2017

2. Identitas pemohon Nama

: MULYANI PURWANINGSIH

Alamat : Gg. Adipuran No 99, RT 06 RW 01, Kelurahan Kalicacing, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga

3. Status Penggunaan Tanah : Bekas C No.478 Persil 32 Klas IV S

(sawah)

4. Bukti Hak

: HM 3772

5. Letak Tanah yang dimohon

a. Jalan , Nomor , RT RW : DK.Brajan/ Jalan Lingkar Salatiga

b. Kelurahan

: Blotongan

c. Kecamatan

: Sidorejo

6. Luas Tanah yang dimohon

: 361 m²

7. Koordinat Lokasi : X=307830 Y=692233

8. Arahan Fungsi : Kawasan perdagangan dan jasa

Salatiga, 30 Agustus 2017 Petugas Lapang,

1. Sislani, S.IP NIP. 19601010 198603 1 005 (……………………………………)

2. Sukirna NIP. 19630710 198903 1 006 (……………………………………) 2. Sukirna NIP. 19630710 198903 1 006 (……………………………………)

BERITA ACARA RAPAT KOORDINASI TIM PERTIMBANGAN TEKNIS PERTANAHAN DALAM RANGKA PENERBITAN IJIN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN KE NON PERTANIAN

Nomor :15/400.9/BA.RK/IX/2017,tanggal 04 September 2017 Pada hari ini, senin tanggal empat bulan september tahun dua ribu tujuh belas (04-09-2017),kami yang bertanda tangan di bawah ini, anggota Tim Pertimbangan Teknis Pertanahan yang ditunjuk berdasarkan surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Salatiga Nomor 55.1/KEP.400.9/33.73/VI/2017 tanggal 19 Juni 2017:

1. Nama :NURAKHMI SURYANDARI , A.Ptnh, M.H. NIP

:19620609 198303 2 001 Jabatan :Kepala Seksi Penataan Pertanahan Kantor Pertanahan Kota salatiga Selaku Ketua merangkap Anggota

2. Nama

:WARSA, A.Ptnh

NIP

Jabatan :Kepala Sub Seksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

Jabatan :Staf Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Kantor Pertanahan Kota Salatiga , Selaku Anggota

4. Nama

:SISLANI, S.IP.

NIP

Jabatan :Kepala Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu Kantor Pertanahan Kota Salatiga , Selaku anggota.

Telah melaksanakan rapat koordinasi membahas permohonan pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka ijin perubahan tanah pertanian ke non pertanian , dengan hasil sebagai berikut:

I. KETERANGAN MENGANAI SUBYEK

1. Identitas pemohon Nama

: MULYANI PURWANINGSIH Alamat

: Gg. Adipuran No 99, RT 06 RW 01, Kelurahan Kalicacing, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga

2. Status Penggunaan Tanah : Bekas C No.478 Persil 32 Klas IV S

(sawah)

3. Bukti Hak

: HM 3772 : HM 3772

b. Kelurahan

: Blotongan

c. Kecamatan

: Sidorejo

5. Luas Tanah yang dimohon

: 361 m²

6. Status penggunaan tanah : Bekas C No.478 persil 32 Klas IV s

(SAWAH)

7. Rencana penggunaan tanah : Tempat usaha bengkel sepeda motor

8. Arahan Fungsi Kawasan : Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kota Salatiga tahaun 2010- 2030 , lokasi yang dimohon berada pada kawasan perdagangan dan jasa.

9. Peninjauan lokasi

a. Hari /Tanggal : Senin ,28 Agustus 2017

b. Berita Acara : 15/400.9/BA.PL/VIII/2017,tanggal 30

Agustus 2017

II. KETERANGAN MENGENAI OBYEK DAN LINGKUNGAN SEKITAR

1. Penggunaan Tanah Saat ini 1. Penggunaan Tanah Saat ini

: 311 m² (87%)

c. jalan

: M² (0%)

d. rumah tinggal

: M² (0%)

2. Penggunaan Tanah Sekitar : Lokasi yang dimohon terletak di lingkungan perdagangan dan jasa

3. Pengguasaan tanah

: Sertifikat

Milik Nomor 3772/Blotongan seluas 361 m² , atas Nama Mulyani Purwaningsih, pada saat ini Tanah yang dimohon dikuasai oleh Mulyani Purwaningsih.

Hak

4. Gambaran umum Penguasaan : Penguasaan tanah sekitar lokasi yang tanah sekitar

dimohon merupakan tanah Hak Milik Sertifikat dan Hak Milik Adat/Belum sertifikat

5. Kesesuaian penggunaan tanah : Sesuai : 361 m² (100,00%) peruntukan Yang dimohon dengan RTRW

kawasan perdagangan dan jasa

6. Kemampuan tanah A3bT

A. kedalam efektif > 90 cm

3. tekstur tanah sedang

b. tidak pernah tergenang T. tidak ada erosi

a. lereng : Lokasi yang dimohon berada pada lereng 0-2% seluas 361 m² (100,00%) a. lereng : Lokasi yang dimohon berada pada lereng 0-2% seluas 361 m² (100,00%)

7. Keserasian dengan lingkungan Baik ,serasi dengan lingkungan sekitar sekitar :

8. Ketersediaan tanah untuk kegiatan Tersedia seluas 361 m² (100,00%) yang dimohon :

III. PERTIMBANGAN TIM Tim pertimbangan teknis pertanahan menyimpulkan bahwa terhadap terhadap tanah yang dimohon untuk kegiatan pembangunan tempat usaha (bengkel sepeda motor) seluas 361 m² dapat dipertimbangkan untuk disetujui /ditolak/disetujui bagian yaitu:

a. Disetujui

:361 m² (100,00%)

b. Tidak disetujui

c. Disetujui bersyarat

Sebagaimana peta terlampir

Ketentuan dan syarat-syarat dalam penggunaan tanah tersebut adalah:

1. Dalam rangka memanfaatkan dan meggunakan tanah, pemohon tidak boleh mengorbankan kepentingan umum, antara lain:

a. Tidak menutup akses jalan masyarakat yang berada di belakang

b. Tidak menutup saluran irigasi yang sudah ada dan b. Tidak menutup saluran irigasi yang sudah ada dan

d. Melaksanakan konservasi tanah dan air, seperti menyediakan sumur resapan , biopori, sengkedan / terasering dan lain-lain.

2. Penggunaan dan pemanfaatan tanah tidak boleh saling menggangu atau bertentangan dengan penggunaan dan pemanfaatan tanah sekitarnya, seperti melanggar norma sosial, budaya, agama dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat sekitar.

3. Dalam rangka memanfaatkan dan menggunakan tanah, harus memenuhi azas penggunaan tanah yaitu untuk di perkotaan azas ASRI,TERTIB, LESTARI (ATLAS) dengan memperhatikan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

4. Dalam rangka penggunaan dan pemanfaatan tanah harus memenuhi ketentuan peraturan/ perundang-undangan yang berlaku, sebagaimana diatur dalam rencana tata ruang wilayah Kota Salatiga tahun 2010- 2030 (peraturan daerah nomor 4 tahun 2011)

5. Pemohon segera mengajukan permohonan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian kepada pemerintah kota Salatiga.

Salatiga , 04 September 2017

1. Ketua NURAKHMI SURYANDARI, A.Ptnh.,M.H.

2. Sekertaris SISLANI, S.IP. NIP. 19601010 198603 1 005

3. Anggota W ARSA, A.Ptnh NIP. 19650404 198603 1 004

4. SUKIRNA NIP. 19630710 198903 1 006

Di atas adalah contoh berita acara yang di hasilkan dari rapat koordinasi oleh tim pertimbangan teknis pertanahan prihal alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian yang di lakukan di wilayah kota salatiga dan pemohon adalah ibu MULYANI PURWANINGSIH dan selanjutnya dari berita acara ini di hasilkan juga RISALAH , RISALAH ini adalah hasil akhir dari pertimbangan teknis pertanahan yang selanjutnya pemohon harus menyerahkan RISALAH tersebut kepada pihak pemerintah Kota Salatiga berikut adalah contoh RISALAH yang di hasilkan oleh tim pertimbangan teknis tanah dalam hal ijin alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian diwilayah kota Salatiga:

RISALAH PERTIMBANGAN TEKNIS PERTANAHAN DALAM RANGKA PENERBITAN IJIN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH PERTANIAN KE

NON PERTANIAN Nomor : 15/400.9/PTP/IX/2017,tanggal 06 September 2017

I. DASAR PENERBITAN PERTIMBANGAN TEKNIS PERTANAHAN

1. Formulir permohonan tertanggal 23-08-2017 yang diajukan pemohon dan berkas lengkap diterima pada tanggal 25-08-2017:

a. Nama :Mulyani Purwaningsih

b. Alamat :Gg Adipuran No99 RT 06 RW 01

c. Bertindak atas nama

: diri sendiri

2. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

3. Berita Acara Peninjauan Lokasi Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Rangka penrbitan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian, Nomor 15/400.9/BA.PL/VIII/2017, tanggal 30 Agustus 2017

4. Berita Acara Rapat Koordinasi Tim Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Penerbitan Ijin perubahan penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian , Nomor 15/400.9/BA.RK/IX/2017, tanggal 04 September 2017.

II. KETERANGAN MENGENAI TANAH YANG DIMOHON

1. Status Penggunaan Tanah : Bekas C No.478 Persil 32 Klas IV S

(sawah)

2. Bukti Hak

: HM 3772

3. Letak Tanah yang dimohon

a. Jalan , Nomor , RT RW : DK.Brajan/ Jalan Lingkar Salatiga

b. Kelurahan

: Blotongan : Blotongan

: Sidorejo

4. Luas Tanah yang dimohon

: 361 m²

5. Status penggunaan tanah : Bekas C No.478 persil 32 Klas IV s

(SAWAH)

6. Rencana penggunaan tanah : Tempat usaha bengkel sepeda motor

7. Arahan Fungsi Kawasan : Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kota Salatiga tahaun 2010- 2030 , lokasi yang dimohon berada pada kawasan perdagangan dan jasa.

III. KESIMPULAN

1. Permohonan pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka penerbitan Ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian dapat disetujui seluas 361 m² dengan rincian sebagai berikut:

a. Untuk kegiatan pembangunan tempat usaha (bengkel sepeda motor) 361 m² (100,00%)

2. Ketentuan dan syarat-syarat penggunaan tanah adalah sebagai berikut:

a. Dalam rangka memanfaatkan dan menggunakan tanah pemohon tidak boleh mengorbankan kepentingan umum , antara lain

i. Tidak menutup akses jalan masyarakat yang berada di

belakang

ii. Tidak menutup saluran irigasi yang sudah ada dan ii. Tidak menutup saluran irigasi yang sudah ada dan

iv. Melaksanakan konversi tanah dan air seperti menyediakan sumur serapan , biopori, sengkedan / terasering dan lain- lain.

b. Penggunaan dan pemanfaatan tanah tidak boleh saling menggangu atau bertentangan penggunaan dan pemanfaatan tanah sekitarnya seperti melanggar norma sosial, budaya, agama dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat sekitar.

c. Dalam rangka memanfaatkan dan menggunakan tanah , harus memenuhi azas penggunaan tanah yaitu untuk di perkotaan Azas Asri, Tertib, Lestari (ATLAS) dengan memperhatikan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

d. Dalam rangka penggunaan dan pemanfaatan tanah haruslah memenuhi ketentuan peraturan/perundang-undangan yang berlaku, antara lain penggunaan dan pemanfaatan tanah harus sesuai dengan fungsi kawasan sebagaimana di atur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030 (peraturan Daerah No 4 tahun 2011 Tentang RTRW Kota Salatiga)

e. Pemohon segera mengajukan permohonan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian kepada pemerintah daerah.

3. Keterangan lebih rinci mengenai ketentuan dan syarat-syarat penggunaan tanah, letak dan luas tanah yang disetujui, dapat dilihat pada peta pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian sebagaimana terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian . apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan atau kesalahan akan diadakan perbaikan seperlunya.

Salatiga ,06 September 2017 KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA SALATIGA

MANGPUL. S.H. NIP 19630223 199003 1 001

Tembusan disampaikan kepada Yth: Walikota Salatiga di Salatiga Dari penjabaran di atas mengenai tata cara Kantor pertanahan kota

Salatiga menerbitkan ijin mengenai pertimbangan teknis pertanahan yang selanjutnya akan menjadi pertimbangan bagi pemerintah kota Salatiga dalam hal alih Fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dan wewenang yang dahulu menjadi wewenang Kantor pertanahan kota Salatiga semenjak 26 juni 2016 sudah beralih menjadi hak dari pemerintah kota dalam memberikan ijin alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayah kota Salatiga.

Namun yang menjadi maslah adalah sampai saat ini pemerintah kota Namun yang menjadi maslah adalah sampai saat ini pemerintah kota

5. Proses Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di kota Salatiga.

Apabila lahan pertanian yang akan di alih fungsikan adalah lahan pertanian pangan berkelanjutan terdapat beberapa syarat yang berbeda dengan alih

fungsi lahan pertanian bukan berkelanjutan 9 :

a. Persyaratan Alih Fungsi Lahan Pertanian Untuk Kepentingan Umum

a. Adanya latar belakang dilakukannya alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan a. Adanya latar belakang dilakukannya alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan

c. Rencana pengembangan lahan dan peruntukannya, termasuk kajian lingkungan hidup strategis, AMDAL dan pengelolaan lingkungan

d. Adanya rencana alih fungsi lahan pangan berkelanjutan yang meliputi: luasan, lokasi serta pelepasan hak atas tanah petani melalui ganti rugi tanah dan berbagai imoditas serta infrastruktur di atasnya dan menyiapkan lahan penganti baik yang berada di dalam satu kabupaten ataupun lintas kabupaten di dalam satu Provinsi, atau lintas provinsi sesuai dengan luasan lahan penganti yang diminta dan telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah di wilayah tersebut dan pengantiannya disediakan oleh pemohon alih fungsi.

e. Alih fungsi dapat dilakukan setelah adanya jaminan lahan penganti dan dana yang tersedia dikabupaten atau kota dari pemerintah atau pemerintah daerah serta perencanaan pembukaan lahan baru.

b. 10 Persyaratan alih fungsi lahan apabila terjadi bencana

a. Alih fungsi lahan karena terjadi bencana, maka laporan kelayakan strategis dan rencana alih fungsi lahan tidak diperlukan, tetapi pembebasan dan ganti rugi kepemilikan hak atas tanah bagi pemilik tanah termasuk komoditas serta infrastruktur lain tetap diselesaikan dengan pemiliknya terutama masyarakat dan petani.

b. Apabila lahan yang dialih fungsikan berupa lahan beririgasi maka lahan pengantiannya dialokasikan di daerah irigasi dengan luasan minimal 3 kali luas lahan yang di alih fungsikan.

c. Apabila lahan yang dialih fungsikan berupa lahan beririgasi dan lahan pengantinya dialokasikan di lahan rawa pasang surut dan/atau lebak dengan luasan minimal 6 kali luas lahan yang di alih fungsikan.

d. Apabila lahan yang dialih fungsikan berupa lahan beririgasi dan lahan pengantinya dialokasikan di lahan yang tidak beririgasi maka luasan lahan pengantinya adalah 9 kali luas lahan yang di alih fungsikan.

e. Apabila lahan yang di alihfungsikan adalah lahan rawa pasang surut dan atau lebak maka luasan lahan penganti adalah 2 kali luas lahan yang di alih fungsikan.

f. Lahan yang dialihfungsikan adalah lahan rawa pasang surut dan atau lebak dan lahan pengantinya dialokasikan pada daerah tidak beririgasi maka lahan penganti adalah 4 kali luas lahan yang di alih fungsikan.

g. Apabila lahan yang dialihfungsikan berupa lahan tidak beririgasi maka lahan pengantinya di alokasikan di daerah tidak beririgasi dengan luasan minimal 1 kali luas lahan yang dialihfungsikan.

h. Lahan penganti ini dapat berada di satu kabupaten kota, atau dapat berada di dalam satu provinsi atau lintas provinsi dengan lahan h. Lahan penganti ini dapat berada di satu kabupaten kota, atau dapat berada di dalam satu provinsi atau lintas provinsi dengan lahan

Berikut adalah kriteria alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan yang

Pertanian Nomor 81/permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Teknis Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan wilayah kota Salatiga mengikuti aturan ini

di ijinkan

sebagai pedoman 11 :

1. Pengadaan tanah untuk jalan umum meliputi pembangunan jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten/ Kota, dan jalan desa serta lingkungan sebagaimana di atur di dalam peraturan perundang-undangan serta pembangunan jalan usaha tani dikawasan peruntukan pertanian pangan berkelanjutan yang berfungsi untuk menunjang peningkatan produksi yang mengakibatkan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan tidak melanggar ketentuan yang berlaku.

2. Pengadaan tanah untuk pembangunan waduk , bendungan , bangunan pengairan dan irigasi pada kawasan pertanian berkelanjutan meliputi: pembangunan jaringan irigasi sampai dengan di tingkat tersier, embung, situ, dan parit, rorak yang berfungsi untuk penyediaan dan konservasi air dalam rangka menunjang keberlangsungan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

3. Pengadaan tanah untuk pembangunan saluran air minum atau air bersih ,drainase dan sanitasi pada kawasan pertanian pangan berkelanjutan meliputi : pembangunan jaringan air minum atau air bersih baik di permukaan maupun dibawah tanah bangunan drainase dan sanitasi dalam rangka memenuhi kebutuhan masayarakat di pedesaan dan perkotaan.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Think Talk Write SD Negeri Brin

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Think Talk Write SD Negeri Bringin 02 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun P

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahu

0 0 8

2.1.2. Ciri-ciri Motivasi Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko

0 0 27

3.2. Setting Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II

0 0 27

4.1.1. Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Kabupa

0 0 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahu

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahu

0 0 99

BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian di Kota Salatiga

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Tujuan Hukum a. Pengertian Hukum - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian di Kota Salatiga

0 0 10