BAB 1 PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian di Kota Salatiga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar

  daerahnya adalah sebagai daerah pertanian yang tersebar di seluruh daerah di indonesia, pertanian adalah suatu kegiatan dimana manusia melakukan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan untuk menghasilkan bahan pangan , bahan baku , serta untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap manusia.pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia . pentingnya pangan bagi manusia mendorong pemerintah untuk menerbitkan Undang- Undang yang khusus mengatur tentang pangan

  1

  yakni Undang-Undang No 18 Tahun 2012 Tentang Pangan Di dalam melakukan kegiatan pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan maka di butuhkan lahan guna menunjang kegiatan pertanian tersebut , lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai lingkungan fisik yang meliputi

  2

  tanah serta faktor yang mempengaruhi pengunaannya . lahan pertanian adalah bidang lahan yang digunakan sebagai tempat dimana kegiatan pertanian dilakukan. Tanpa adanya suatu lahan yang dapat di gunakan sebagai kegiatan pertanian maka pertanian tidak dapat dilakukan.

  Sementara itu dengan adanya program pembangunan nasional yang di 1 canangkan oleh pemerintah pusat maka di butuhkan lahan untuk melakukan

  Muchsin.,Aspek Kebijaksanaan Hukum Penatagunaan Tanah Dan Penataan Ruang, edisi pertama, sinar grafika (2008),hlm 12 program tersebut dan dalam hal ini lahan pertanian lah yang akhirnya di alih fungsikan yang sebelumnya adalah tanah pertanian maka di alih fungsikan menjadi tanah non pertanian. alih fungsi ini terjadi secara merata di seluruh daerah di indonesia salah satunya adalah wilayah pertanian di wilayah Kota Salatiga.

  Sebagian lahan pertanian yang terdapat di wilayah Kota Salatiga adalah sawah maka mata pencaharian masyarakat sebagian besar adalah bekerja sebagai petani , namun seiring perkembangan zaman dan dengan adanya program pembangunan nasional luas tanah pertanian di wilayah kota Salatiga semakin berkurang hal ini disebabkan oleh pertambahan penduduk serta perkembangan ekonomi dan industri yang semakin meningkat dari tahun ke tahun serta kebutuhan masyarakat akan fasilitas publik baik jalan, tempat pendidikan, serta tempat kesehatan hal ini lah yang menyebabkan lahan pertanian di alih fungsikan dari lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. namun upaya untuk mempertahankan luas lahan pertanian sudah dilakukan dengan adanya Undang-Undang No 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

  Lahan pertanian Di kota Salatiga juga di lindungi oleh peraturan daerah mengenai rencana tata ruang wilayah tahun 2011 sampai dengan 2030.

  Yang tertuang dalam Pasal 55 Peraturan Daerah mengenai rencana tata ruang wilayah tahun 2010 sampai dengan 2030 didalam pasal tersebut hanya menjelaskan mengenai letak lahan peruntukan pertanian terkhusus sawah. Dari pasal tersebut di sebutkan mengenai jumlah lahan pertanian pangan berkelanjutan yang berjumlah kurang lebih 274 hektar yang terbagi didalam 8 (delapan) kelurahan sehingga di dalam peraturan daerah kota salatiga mengenai rencana tata ruang wilayah kota Salatiga tahun 2011 sampai dengan 2030 tidak mengatur secara luas dan kompleks apabila terjadi alih fungsi lahan pertanian di wilayah pertanain kota Salatiga dari tahun ke tahun tanah pertanian di kota Salatiga semakin berkurang dikarenakan kurangnya pengawasan dan aturan yang pasti mengenai pembatasan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian.

  Perubahan lahan sawah yang terjadi di kota Salatiga sebagian besar beralih fungsi menjadi pemukiman hal ini terjadi karena jumlah masyarakat yang semakin meningkat serta adanya program pembangunan nasional di kota

3 Salatiga. Serta alih fungsi yang terjadi adalah dari lahan pertanian yaitu

  sawah beralih fungsi menjadi infrastruktur baik jalan ataupun fasilitas publik saat ini pengaturan mengenai perlindungan sawah sangatlah minim di kota Salatiga sehingga menyebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian tidak terkendali. peraturan yang ada saat ini hanyalah peraturan mengenai lahan pertanian yang terdapat di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga tahun 2011 sampai dengan 2030 pasal 55 peraturan daerah mengenai rencana tata ruang wilayah tahun 2011 sampai dengan 2030 didalam pasal tersebut hanya menjelaskan mengenai letak lahan peruntukan pertanian terkhusus sawah dari pasal tersebut di sebutkan mengenai jumlah lahan pertanian pangan berkelanjutan yang berjumlah kurang lebih 274 hektar yang terbagi didalam 8 (delapan) kelurahan Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah kota Salatiga ini tidak mengatur secara detail mengenai perlindungan terhadap alih fungsi lahan pertanian hal ini lah yang menyebabkan tidak terkontrolnya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian terkhusus sawah yang dilakukan. Pemerintah kota Salatiga kurang memperhatikan hal mengenai perlunya sawah sebagai tempat produksi bahan pangan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan masayarakat khususnya di kota salatiga. Pemerintah Kota Salatiga seharusnya lebih memperhatikan beberapa hal mengenai alih fungsi lahan dikarenakan sesuai dengan undang- undang no 41 tahun 2009 mengatur megenai kewajiban dari setiap daerah untuk memilikki tanah pertanian terkhusus sawah sebagai sumber pangan berkelanjutan.

  Apabila jumlah sawah di kota Salatiga sebagai sumber pangan masayarakat Salatiga tidak terpenuhi ataupun tidak seimbang dengan jumlah masyarakat atau penduduk kota salatiga maka tidak akan ada keseimbangan antara kebutuhan pangan dengan jumlah penduduk. Sehingga wilayah kota salatiga dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri dengan hasil dari lahan pertanian terkhusus sawah yang terdapat di wilayah kota Salatiga.

  H ingga saat ini alih fungsi lahan pertanian di wilayah kota Salatiga masih

  terjadi salah satunya adalah pembangunan jalan tol di wilayah kota Salatiga yang melewati lahan pertanian terkhusus sawah hal ini menyebabkan jumlah lahan pertanian terkhusus sawah semakin berkurang di wilayah kota salatiga menurut keterangan Kepala Dinas Perikanan Dan Pertanian kota Salatiga alih fungsi yang dilakukan guna pembangunan jalan tol yang menyebabkan banyak sekali lahan sawah hilang akibat pembangunan tersebut dan hal itu dilakukan melarang hal tersebut hingga saat ini pemerintah kota Salatiga tidak bisa memberikan lahan penganti untuk lahan sawah yang telah di alih fungsikan menjadi jalan tersebut hal ini terjadi karena terbatasnya lahan di wilayah kota S alatiga dikarenakan padatnya penduduk.

  Maka dari itu perlu diberikan suatu aturan yang secara khusus mengenai alih fungsi lahan pertanian terkhusus sawah hal ini bertujuan untuk mengatur mengenai alih fungsi lahan pertanian sehingga lahan pertanian terkhusus sawah tidak sewenang- wenang di alih fungsikan menjadi daerah non pertanian. sehingga alih fungsi lahan pertanian tidak hanya di lindungi oleh Rencana Tata Ruang Wilayah kota Salatiga saja namun ada aturan lain yang lebih rinci serta lebih detail mengenai alih fungsi lahan pertanian. hal ini lah yang menjadi latar belakang penelitian hukum (legal research),

  Pentingnya kajian ini adalah untuk mengetahui apakah alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayah kota salatiga sudah memadahi serta Apakah sesuai dengan aturan yang berlaku di tingkat nasional mengenai alih fungsi lahan pertanian di kota salatiga untuk melihat kesesuaian antara aturan yang ada di kota Salatiga dengan fakta yang ada dilapangan serta mengkaji aturan-aturan yang bersangkutan dengan alih fungsi lahan baik di tingkat Nasional sampai dengan tingkat daerah agar kesesuaian antara perkembangan pembangunan daerah kota salatiga dapat berjalan dengan baik tanpa menghilangkan lahan pertanian yang sangat bermanfaat serta berhubungan dengan kehidupan masyarakat khususnya masyarakat kota Salatiga.

  Berikut adalah Topik skripsi yang pernah di tulis yang dalam hal ini membahas mengenai alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian : Tabel 1 :

  Perbandingan skripsi mengenai alih fungsi lahan pertanian

  NO Item Leonardo Anggun Adhi Kuncoro Sugiyono

  (312012026)

Adhi Sugih

Prabowo

(312005003)

  Enggar Puspito Adi (312011703) Adimas

  Bramantya A.I (312014023)

  1. Judul Pengaturan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam rencana tata ruang wilayah daerah

Pelaksanaan

alih fungsi

tanah pertanian

menjadi tanah

non pertanian

di wilayah

pemerintah kota

salatiga Pelaksanaan perizinan perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian di kabupaten Kelaten

  Pengaturan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayah kota Salatiga

  2. Rumusan masalah Apakah terdapat inkonsistensi pengaturan perlindungan lahan pertanian berkelanjutan dengan perda RTRW di kabupaten semarang dan kota salatiga Bagaimana

pelaksanaan

alih fungsi

tanah pertanian

menjadi non

pertanian di

wilayah

pemerintah kota

salatiga

  Bagaimana pelaksanaan pemberian izin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian sebagai upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi diberikannya izin perubahan penggunaan tanah pertanian ke non pertanian oleh badan pertanahan nasional kabupaten Kelaten bagaimana proses alih fungsi lahan pertanian di kota salatiga apakah sudah ada aturan tentang alih fungsi lahan pertanian di kota Salatiga.

  3. Jenis penelitian Jenis penelitia adalah legal research dengan Penelitian diskriptif Penelitian

  Diskriptif Normatif undang-undang

  4. Kabupaten Wilayah Kota Wilayah Wilayah kota Lokasi semarang dan Salatiga kabupaten Kelaten Salatiga kota salatiga

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pemaparan dari latar belakang penelitian hukum , maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah : 1. alih fungsi lahan pertanian di kota Salatiga

  Bagaimana 2. Apakah sudah ada aturan tentang alih fungsi lahan pertanian di kota Salatiga.

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah penelitian hukum diatas maka yang menjadi tujuan penelitian hukum penulis adalah:

  1. Salatiga Untuk mengetahui proses alih fungsi lahan pertanian di kota 2.

  Untuk mengetahui aturan tentang alih fungsi lahan pertanian di kota Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat teoritis  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran atau memberikan solusi dalam bidang hukum perdata terkait dengan alih fungsi lahan pertanian di kota salatiga. dengan demikian diharapkan pembaca atau calon peneliti semakin mengetahui tentang hukum mengenai alih fungsi lahan pertanian terkhusu sawah.

   Dapat dijadikan acuan maupun pedoman untuk para pihak atau peneliti lain yang ingin mengkaji dan menganalisis secara mendalam menganai alih fungsi lahan pertanian di kota salatiga sesuai dengan apa yang penulis utarakan di atas Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian dalam rangka meningkatkan kualitas penegakkan hukum perdata dalam bidang alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian.

E. Metode Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian hukum dan empirik. Untuk rumusan masalah no 1 (satu) yaitu untuk mengetahui alih fungsi lahan pertanian di wilayah kota Salatiga merupakan penelitian empirik dan rumusan masalah no 2 (dua) untuk mengetahui aturan mengenai alih fungsi lahan pertanian di wilayah kota Salatiga merupakan penelitian hukum.

  1. Tujuan penelitian no 1 (satu) sebagai penelitian empirik. Penelitian empirik adalah suatu cara atau metode yang dilakukan yang bisa diamati oleh indra manusia , sehingga cara atau metode yang digunakan tersebut bisa diamati juga oleh orang lain serta penelitian empirik berfokus meneliti suatu fenomena atau keadaan dari objek penelitian secara detail dengan menghimpun kenyataan yang terjadi serta mengembangkan konsep yang menemukan kebenaran mengenai alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dengan menggunakan metode berpikir induktif dan kriterium kebenaran koresponden serta fakta yang digunakan untuk melakukan proses induksi dan pengujian kebenaran secara koresponden adalah fakta yang mutakhir. kemudian dilakukan pengujian secara induktif

  • –verifikatif pada fakta mutakhir yang terdapat di dalam masyarakat. Dengan demikian kebenaran dalam suatu penelitian telah dinyatakan reliable tanpa harus

  4

  melalui proses rasionalisasi . Serta Pendekatan yang digunakan untuk metode penelitian empirik adalah yuridis sosiologis yaitu penelitian dilakukan dengan melihat keadaan nyata masyarakat atau lingkungan masyarakat dengan maksud dan tujuan untuk menemukan fakta , yang kemudian menuju pada identifikasi mengenai fakta yang ada serta dengan di perolehnya data berupa fakta di lapangan serta dilakukan proses identifikasi maka dapat menjawab permasalahan yang ada. sebagai data primer maka wawancara akan dilakukan terhadap : a.

  Instansi Pemerintah Kota Salatiga yang terkait dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian seperti , Dinas Perikanan dan Pertanian kota Salatiga, Kantor Pertanahan Kota Salatiga, sekertariat daerah bagian tata pemerintahan Otonomi Daerah. Serta instansi-instansi lainnya yang terkait dengan alih fungsi lahan pertanian di wilayah kota Salatiga. b.

  Wawancara dilakukan kepada i.

  Bapak Nur Yanto ii. M. Slamet Riyadi pihak-pihak inilah yang pernah melakukan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian terkhusus sawah di wilayah kota Salatiga hal ini akan menajadi tolak ukur bagaimana fakta di lapangan mengenai tata cara alih fungsi lahan pertanian yang dilakukan oleh pemerintah kota Salatiga.

  c.

  Wawancara juga dilakukan terhadap pihak-pihak lain yang berkaitan dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayah kota Salatiga.

  2. Tujuan penelitian Nomor 2 (satu) sebagai penelitian hukum. Penelitian hukum adalah suatu penelitian yang mempunyai obyek Hukum, baik Hukum sebagai suatu ilmu atau aturan-aturan yang sifatnya dogmatis maupun hukum yang berkaitan dengan prilaku dan kehidupan masyarakat. penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk

  • – kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan

  5

  permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan . digunakan penelitian Hukum ini karena dengan digunakannya penelitian hukum maka dapat diketahui berbagai aspek aturan-aturan yang melandasi dilakukannya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di Wilayah Kota Salatiga sehingga diharapkan dengan digunakannya penelitian hukum ini kita dapat mengetahui aturan mana yang digunakan dalam mengatur tentang alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayah kota Salatiga. sementara itu jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan, yang menurut Marzuki “pendekatan undang-undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani pendekatan perundang-undangan

  6

  digunakan adalah pendekatan dengan mengunakan legislasi dan regulasi “ pendekatan ini karena sesuai dengan tujuan masalah bahwa ingin diketahui mengenai aturan mana yang digunakan dalam melakukan alih fungsi lahan pertanian maka dari itu pendekatan undang-undang sangatlah tepat untuk menjawab permasalahan yang menjadi tujuan dari penelitian ini. Bahan hukum yang digunakan adalah : Adapun bahan hukum primer untuk rumusan masalah adalah: a.

  Undang-undang no 41 tahun 2009 tentang perlidungan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan b.

  Undang –Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria c.

  Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah d. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Oktober 1984 tentang

  Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian e. Surat Menteri Agraria Nomor 410-1851 Tanggal 15 Juni 1994 tentang Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis

  Untuk Pengunaan Non Pertanian Melalui Penyusunan Rencana Tata Ruang.

  f.

  Surat Menteri Negara Perencanaan BAPPENAS Nomor 5334/1994 Tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non pertanian g. Surat Menteri Negara Agraria/ Kepala BPN Nomor 460-3346

  Tanggal 31 Oktober 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Non Pertanian h. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 460-1594 tanggal 5 Juni 1996 Tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah

  Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering. i.

  Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/107/1985 tanggal 25 Maret 1985 tentang Pencegahan Perubahan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian yang Tidak Terkendalikan. j.

  Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor 591.05/23/2002 tanggal

  1 Februari 2002 tentang Panitia Pertimbangan Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian ke Non Pertanian. k.

  Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2011-2030

  Bahan hukum sekunder meliputi: a.

  Bahan hukum sekunder berupa pendapat hukum serta teori-teori yang berkaitan dengan alih fungsi lahan pertanian yang diperoleh dari literatur hukum, hasil penelitian , artikel ilmiah, maupun wabsite yang terkait dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian. bahan hukum sekunder ini diharapkan dapat memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer untuk menganalisis serta memahami bahan hukum primer.

  F. Unit Analisa Unit Analisa dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana proses alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dengan mengunakan metode atau cara wawancara serta pengumpulan data yang di peroleh dari penelitian lapangan, serta untuk mengetahui apakah di Wilayah Kota Salatiga sudah terdapat aturan yang mengatur mengenai Alih Fungsi Lahan Pertanian mejadi non pertanian.

  Serta digunakannya penelitian hukum maka dapat diketahui berbagai aspek aturan-aturan yang melandasi dilakukannya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di Wilayah Kota Salatiga sehingga diharapkan dengan digunakannya penelitian hukum ini kita dapat mengetahui aturan mana yang digunakan dalam mengatur tentang alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian di wilayah kota Salatiga. sementara itu jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang- undangan, yang menurut Marzuki “pendekatan undang-undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani pendekatan perundang-undangan adalah pendekatan dengan mengunakan

  7

  digunakan pendekatan ini karena sesuai dengan legislasi dan regulasi “ tujuan masalah bahwa ingin diketahui mengenai aturan mana yang digunakan dalam melakukan alih fungsi lahan pertanian maka dari itu pendekatan undang-undang sangatlah tepat untuk menjawab permasalahan yang menjadi tujuan dari penelitian ini

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Think Talk Write SD Negeri Bringin 02 Kecamatan Brin

0 0 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Think Talk Write SD Negeri Brin

0 0 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Think Talk Write SD Negeri Brin

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Think Talk Write SD Negeri Bringin 02 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester I Tahun P

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahu

0 0 8

2.1.2. Ciri-ciri Motivasi Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko

0 0 27

3.2. Setting Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II

0 0 27

4.1.1. Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Kabupa

0 0 44

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahu

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Cooperative Script Berbantuan Permainan Pelangi Tac Tic Toe Siswa Kelas II SDN 1 Kemloko Kabupaten Temanggung Semester 2 Tahu

0 0 99