Pengaruh Kurikulum Berbasis PesantrenTerhadap Kecerdasan Spiritual Siswa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kecerdasan Spiritual yang dilambangkan dengan SQ sebenarnya tidak harusberhubungan dengan agama. “SQ has no necessary connection to religion ,” 93 Karena kecerdasan spiritual adalah suatu kebutuhan untuk mencari makna daripengalaman-pengalamannya. Inti dari kecerdasan spiritual justru terletak padadorongan untuk mencari perspektif yang jauh lebih besar, lebih dalam, danlebih kaya. Jadi seperti yang telah diungkapkan sebelunmya kecerdasanspiritual adalah suatu kecerdasan akan “proses pemaknaan” yang tidakmemiliki suatu hubungan yang penting dengan agama, kecerdasan yang tidakhanya mengenali nilai-nilai -dan tentunya pula makna- yang telah ada, namunjuga suatu kreativitas dalam menemukan kebaruannya. Dalam konteks kecerdasan spiritual menurut al-Ghazali, hati menjadi elemen penting. Kebenaran sejati sebenarnya terletak pada suara hati nurani yang menjadi pekik sejati kecerdasan spiritual. Hakikat manusia adalah jiwanya, segala kesempurnaan jiwa terletak pada kesucian hati. Suci hatinya manusia menjadi penentu kebahagiaan manusia sehingga akan tercermin dalam hidupnya akhlak yang terpuji. Sebagai realisasai pensucian jiwa dengan melaksanakan tazkiyatun nafs dan riyadahah yang sungguh-sungguh. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan hal-hal transenden, hal-hal yang mengatasi waktu dan melampaui 93 Danah Zohar dan Ian Marshall, Spiritual Intelligence, The Ultimate Intelligence, London: Bloornsburry, 2000, 8. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kekinian dan pengalaman manusia. Kecerdasan spiritual adalah bagian terpenting dan terdalam dari manusia. 94 Di dalam perspektif agama Islam kecerdasan pada manusia disebut sebagai kecerdasan spiritual dikarenakan kecerdasan tersebut bersumber dari fitrah manusia itu sendiri, yaitu fitrah potensi beragama, meyakini ketauhidan Allah SWT sebagai pencipta alam semesta. Seperti yang dinyatakan Al-Qur’an dalam surat ar-Rum : 30: ۡ ﺄ تﺮ ۡﻄ ۚﺎ ٗ ﱢﺪ ﮭ ۡ و ﻲ ﱠ ﭑﮭﱠ ﺮﻄ سﺎﱠ ۡ ﺪ ۡ ﻻ ۚﺎﮭ ۡ ۚﱠ ذ ﱢ ۡ ﭑ ﱢﺪ ﺮﺜ ۡ أ ﱠ و سﺎﱠ نﻮ ۡ ﻻ Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”QS. Ar- Rum : 30 95 . Fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan Hati Qalb adalah sesuatu yang paling mulia dan melekat pada diri manusia. Dalam pandangan Islam dengan hati inilah manusia mampu mengenal Allah SWT, hati adalah pendorong dalam bertindak serta mampu mengungkap tabir yang tertutup dalam diri manusia. Hati menjadi pusat dari semua 94 Taufiq Paisak, Revolusi IQEQSQ Antara Neurosains dan Al-Qur’an, Bandung: Mizan Pustaka, 2005, 137. 95 Soenarjo, dkk., Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Thoha Putra, 1995, 645. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kegiatan jasmani dan indera. Anggota jasmani merupakan pelayanan bagi hatinya sendiri. Manusia dengan hatinya harus selalu dan saling memberi kekuatan yang akan melahirkan cahaya nurani. Allah telah membimbing hati orang beriman agar mengenal Tuhannya dan mengenal dirinya sendiri. Persoalan kurikulum berbasis pesantren senantiasa mewarnai kehidupan pesantren dari masa-kemasa. Seiring dengan gelombang kehidupan ini, dalam setiapkurun waktu dan tempat tertentu muncul tokoh yang memperjuangkanmodernisasi pesantren. Kurikulum berbasis pesantren adalah upaya penegakan moralmenjadi sangat penting dalam rangka mencapai keharmonisan hidup. Perilaku keseharian mempunyai peran yang sangat penting dalam Islam, bahkanmerupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.Kepentingan moral ini tidak dapat dirasakan oleh manusia itu sendiri dalamkehidupan berkeluarga dan bermasyarakat bahkan dalam kehidupanbernegara.Kurikulum berbasis pesantren sebenarnya mau membentuk akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnaiberbagai aktifitas kehidupan siswa di segala bidang. Siswa yangmemiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju yang disertai denganakhlak yang mulia, niscaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dia milikiitu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pesatren merupakan lembaga yang sangat berkompeten dan memiliki peranan besar dalam meingkatakan dan mengembangkan spritual siswa di dilingkungan pesantren serta mampu mengarahakan siswa menjadi anak yang cerdas bertanggung jawab kreatif dan ihlas karena dengan adanya program pembinaan ke agamaan yang bisa di sebut kurikulum dalam kehidupan sehari hari di sesantren. Dalam upaya pembentukan kecerdasan spiritual pada anak Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan danbimbingan yang diberikan kepada anak ketika mereka masih kanak-kanakakan memiliki pengaruh yang kuat di dalam jiwa mereka, sebab masa tersebutmemang merupakan masa persiapan dan pengarahan. Tauhid merupakanpelajaran pertama yang harus diberikan orang tua kepada anak-anaknya untukmengembangkan fitrahnya, sebab secara fitri anak dilahirkan dalam keadaanmembawa fitrah tauhid. Dengan pendidikan ibadah maka si anak akan mampumengembangkan potensi fitrahnya, dan dengan pendidikan hatijiwa akanmampu membersihkan jiwa dan penyakit hati. Pendidikan yang ditawarkandalam kecerdasan spiritual perspektif Islam adalah pendidikan hatijiwa yangberlandaskan pada nurani suara hati berasaskan ajaran al-Qur’an dan alhadits. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang bersifat ilmiah melalui prosedur yang telah ditentukan. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang dikembangkan menjadi permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. 1 Untuk mempermudah memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka metode-metode yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional karena untuk membuktikan ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel kurikulum berbasis pesantren dan efektifitasnya dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa, maka penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasi product moment. Sehingga penelitian ini disebut penelitian kuantitatif. terutama penelitian deskriptif, yaitu memberikan gambaran yang jelas tentang fenomena yang sedang diselidiki. 2 1 Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pedoman Penulisan Skripsi Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2010, 19. 2 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999, 274. 91 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Identifikasi Variabel

Menurut Sumadi Suryabrata, variabel sering diartikan gejala yang menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau segala yang akan diteliti. 3 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, variabel diartikan sebagai obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 4 Berdasarkan pengertian diatas dan bertolak pada judul penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini berlaku dua variabel yang menjadi obyek penelitian, yaitu: 1. Variabel Bebas Independent Variabel X Yaitu variabel yang mempengaruhi sesuatu yang lain. Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah EfektifitasKurikulum Berbasis Pesantren. 2. Variabel Terikat Dependent Variabel Y Yaitu variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas. Dalam hal ini variabel yang dimaksud adalah Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas VIII Di Mts Al-Fatich Benowo Surabaya.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subyek penelitian apabila seseorang ingin meneliti semua subyek, maka penelitian 3 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998, 72. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta, 2002, 118. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tersebut merupakan penelitian populasi. 5 Sedangkan menurut Ibnu Hajar, populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum sama. 6 Dari para pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek obyek yang memiliki karakteristik umum sama. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Al-Fatich Benowo Surabaya yang berjumlah 34 siswa.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, pendapatnya mengatakan bahwa untuk ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. 7 Alasan peneliti mengambil sampel kelas VIII MTs di karenakan dari pihak sekolah menyarankan agar penelitian dilakukan di kelas tersebut mengingat kelas tersebut merupakan kelas yang tidak terikat dengan banyak kegiatan belajar untuk menghadapi ujian nasional dan tidak susah untuk diatur.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif 5 Ibid., 130. 6 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar,133. 7 Suharsimi, Prosedur,131. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Yaitu data yang hanya dapat diukur secara tidak langsung. 8 Data kualitatif yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu: 1 Sejarah berdirinya MTs Al-Fatich Benowo Surabaya. 2 Visi, misi dan tujuan 3 Kurikulum 4 Struktur organisasi 5 Kedaan siswa, guru dan karyawan 6 Penelitian tentang kurikulum berbasis pesantren dan kecerdasan spiritual siswa di MTs Al-Fatich Benowo Surabaya. b. Data Kuantitatif Yaitu data yang dapat diukur, dihitung secara langsung. 9 Dengan kata lain kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Adapun data yang kuantitatif diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1 Jumlah Guru di MTs Al-Fatich Benowo Surabaya. 2 Jumlah pegawai sekolah MTs Al-Fatich Benowo Surabaya. 3 Jumlah sarana dan prasarana pendidikan

2. Sumber data

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah : a. Library Research 8 Sutrisno Hadi, Statistik II Yogyakarta: YPFP. UGM, 1987, 66. 9 Ibid., 67.

Dokumen yang terkait

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Sejak Dini

0 9 3

KECERDASAN SPIRITUAL DALAM MENGHINDARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 Kecerdasan Spiritual Dalam Menghindari Perilaku Menyimpang Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 23

KECERDASAN SPIRITUAL DALAM MENGHINDARI PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 Kecerdasan Spiritual Dalam Menghindari Perilaku Menyimpang Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 13

Konstruksi pemikiran KH. Achmad Asrori al Ishaqy dalam mengembangkan pendidikan di Pondok Pesantren Assalafi al Fithrah Surabaya.

3 16 143

Studi komparasi antara Strategi Problem Solving dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri pada tingkat pemahaman siswa tentang mata pelajaran Fiqih di MTs. al Fatich Benowo Surabaya.

0 0 123

UPAYA GURU PAI MELALUI PENANAMAN NILAI KEAGAMAAN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS 8 SMP ISLAM SIDOARJO.

0 0 123

EFEKTIFITAS KEGIATAN MUJAHADAH DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN ASRAMA PERGURUAN ISLAM (API) SUMANDING KEMBANG JEPARA. - STAIN Kudus Repository

0 0 7

EFEKTIFITAS KEGIATAN MUJAHADAH DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN ASRAMA PERGURUAN ISLAM (API) SUMANDING KEMBANG JEPARA. - STAIN Kudus Repository

0 0 22

A. Pendekatan Penelitian - EFEKTIFITAS KEGIATAN MUJAHADAH DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN ASRAMA PERGURUAN ISLAM (API) SUMANDING KEMBANG JEPARA. - STAIN Kudus Repository

0 0 9

EFEKTIFITAS KEGIATAN MUJAHADAH DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN PERILAKU SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN ASRAMA PERGURUAN ISLAM (API) SUMANDING KEMBANG JEPARA. - STAIN Kudus Repository

0 0 29