PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU PERGANTIAN MEREK PADA TELEPON SELULER

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SOCIOECONOMIC STATUS OF STUDENTS AGAINST BRAND SWITCHING BEHAVIOR ON MOBILE PHONE

By

DESI RELGA BUDI CALESTIN

This research aims to find out and analyze the influence of socioeconomic status of students against the brand switching behavior on a mobile phone on a student majoring in Sociology, Faculty of social and political sciences of the University of Lampung. The approach in this research is quantitative primary research strategies in the survey with a questionnaire as a tool of measurement research. Respondents in this study amounted to 68 people, the determination of the sample in this study using random sampling techniques. The analysis of the data used in this study uses regression and correlation analysis. The results showed: (1) There is the influence of social economic status among students with the brand switching behavior on a mobile phone but the influence on the level of weakness. 50% of respondents are not affected by the prestige that are on cell phones but rather uses a cell phone. (2) many of the students who become the respondents do not have excess consumption patterns, or just something to consume goods or services which only they need, more than 50% of the respondents are on moderate consumption patterns or have no tendency to conspicious consumption patterns. as well as the type and uses a cell phone. (3) based on the results of the analysis of the correlation, there is a significant relationship between socio-economic status of the elderly with the brand switching behavior on mobile phones and the results are 0,038 with significance 0,011 on the level of correlation is weak. That is, the Although there is a significant relationship but relationship between socio-economic status of the elderly with the behavior of the turn of the brand on the Sociology student less closely.


(2)

ABSTRAK

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU PERGANTIAN MEREK PADA TELEPON SELULER

Oleh

DESI RELGA BUDI CALESTIN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh status sosial ekonomi mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek pada telepon seluler pada mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Pendekatan pada penelitian ini adalah kuantitatif yang secara primer menggunakan strategi penelitian survei dengan kuesioner sebagai alat ukur

penelitiannya. Responden pada penelitian ini berjumlah 68 orang, penentuan

sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ada pengaruh antara status sosial ekonomi mahasiswa dengan perilaku pergantian merek pada telepon seluler tetapi pengaruh tersebut ada pada tingkat lemah. 50% responden tidak terpengaruh dengan prestise yang ada pada telepon seluler tetapi lebih kepada kegunaan telepon seluler tersebut (2) Sebanyak 37% responden pada penelitian ini berada pada pola konsumsi sedang atau tidak mempunyai kecenderungan pola konsumsi berlebih. (3) Berdasarkan hasil analisis korelasi, ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku pergantian merek pada telepon seluler yaitu sebesar 0,308 dengan signifikansi 0,011 dan hasil korelasi berada pada tingkat lemah. Artinya, meskipun ada hubungan yang signifikan namun hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku pergantian merek pada mahasiswa Sosiologi kurang erat.

Kata Kunci: Status Sosial Ekonomi, Perilaku Pergantian Merek, Telepon Seluler


(3)

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU PERGANTIAN MEREK(BRAND SWITCHING BEHAVIOR)

PADA TELEPON SELULER

(Stuudi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP UNILA)

Oleh

DESI RELGA BUDI CALESTIN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI MAHASISWA TERHADAP PERILAKU PERGANTIAN MEREK(BRAND SWITCHING BEHAVIOR)

PADA TELEPON SELULER

(Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP UNILA)

(Skripsi)

Oleh

DESI RELGA BUDI CALESTIN

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ... 20 2. Diagram Kategori Status Sosial Ekonomi Mahasiswa ... 67


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN JUDUL DALAM... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN...v

PERNYATAAN... vi

RIWAYAT HIDUP... vii

MOTTO... viii

PERSEMBAHAN... ix

SANWACANA...x

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR... xix

I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian ...6

D.Manfaat Penelitian ...6

II. TINJAUAN PUSTAKA...7

A. Tinjauan tentang Status Sosial Ekonomi ...7

1. Tingkat Pendidikan ...8

2. Jenis Pekerjaan ...9

3. Tingkat Pendapatan ...10

4. Kepemilikan Barang...11

B. Tinjauan tentang Perilaku Pergantian Merek...12

1. Pengertian Merek ...12

2. Loyalitas Merek...13

3. Perilaku Pergantian Merek ...14


(7)

D. Tinjauan tentang Telepon Seluler...16

1. Pengertian Telepon Seluler...16

2. Perkembangan Telepon Seluler...17

E. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Mahasiswa Terhadap Perilaku Pergantian Merek Pada Telepon Selular...17

1. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Mahasiswa Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa...18

2. Pengaruh Sifat Konsumtif Berlebih (Conspicious Consumption) Mahasiswa Terhadap Perilaku Pergantian Merek (Brand Switching Behaviour)Pada Telepon Seluler Di Kalangan Mahasiswa...19

F. Kerangka Pikir dan Hipotesis ...20

1. Kerangka Pikir...20

2. Hipotesis...20

III. METODE PENELITIAN...23

A. Tipe Penelitian ...23

B. Lokasi Penelitian...23

C. Definisi Konseptual ...23

D. Definisi Operasional dan Indikator Variabel ...25

E. Populasi dan Sampel ...25

1. Populasi Penelitian...25

2. Sampel Penelitian...26

F. Teknik Pengumpulan Data...27

G. Teknik Pengolahan Data ...28

H. Penentuan Skor dan Kategori...29

I. Teknik Analisa Data ...30

J. Pengujian Hipotesis ...31

K. Uji Validitas dan Reliabilitas ...31

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN...34

A. Gambaran Lokasi Penelitian ...34

B. Gambaran Umum Mahasiswa Fakultas ISIP Universitas Lampung ... 36


(8)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...41

A. Hasil Penelitian ...41

1. Karakteristik Responden ...41

2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ...43

3. Pola Konsumsi...50

4. Jenis dan Kegunaan Telepon Seluler ...55

5. Perilaku Pergantian Merek Pada Telepon Seluler...59

6. Hubungan Status Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Pergantian Merek Pada Telepon Seluler Mahasiswa ...63

7. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Pergantia Merek pada Telepon Seluler Mahasiswa ...67

B. Pembahasan ... 71

VI. KESIMPULAN DAN SARAN...74

A. Kesimpulan ...74

B. Saran ...76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional... 25

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 41

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Semester Kuliah dan Angkatan Kuliah ... 42

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua... 43

6. Tabel SilangPendidikan Orang Tua dengan Pendapatan Orang Tua ... 44

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 45

8. Pemilikan Barang Berupa Rumah... 46

9. Pemilikan Barang Berupa Kendaraan Pribadi... 47

10.Kategori Interval Status SosialEkonomi ... 48

11.Kategorisasi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 49

12.Uang yang dihabiskan Responden DalamSehari ... 50

13.Uang yang diberikan Orang Tua Responden ... 51

14. Uang yang dihabiskan untuk Satu Telepon Seluler ... 51

15. Tempat Alternatif Berbelanja... 52

16.Tabel Interval Tingkat PolaKonsumsi ... 53


(10)

18. Merek atau Aplikasi Telepon Seluler... 55

19. HargaTeleponSeluler yang Dimiliki ... 55

20. Data Penjualan Telepon Seluler Seluruh Dunia ... 55

21. Jumlah Telepon Seluler yang Dimiliki ... 56

22. Kegunaan Telepon Seluler ... 56

23. Kategori Interval Jenis dan Kegunaan Telepon Seluler ... 58

24. Kategorisasi Jenis dan Kegunaan TeleponSeluler ... 58

25. Alasan Utama Berganti Merek Telepon Seluler ... 59

26. Telepon Seluler sebagai Status Sosial Ekonomi ... 60

27. Banyaknya Berganti Merek atau Aplikasi Telepon Seluler Dua Tahun Terakhir ... 60

28. Kategorisasi Interval Perilaku Pergantian Merek pada Telepon Seluler ... 61

29. Kategorisasi Perilaku Pergantian Merek pada Telepon Seluler ... 62

30. Uji Korelasi Status Sosial Ekonomi Orang Tua... 63

31. Uji Korelasi Pola Konsumsi... 64

32. Uji Korelasi Jenis Serta Kegunaan Telepon Seluler ... 65

33. Model Summary... 67

34. Coefficients ... 68

35. Uji Anova Status Sosial Ekonomi Mahasiswa Tehadap Perilaku Pergantian Merek(Brand Switchig)pada Telepon Seluler ... 70


(11)

(12)

(13)

(14)

MOTTO

“Take one step back to jump ten steps ahead, failed is not a bad thing give up is, some people are too lazy to see from a new perspective and new way”

(Mama)

“Sertakan Allah pada setiap urusan, berusaha adalah hal terbaik dan doa adalah kekuatan dibaliknya.”

(Bapak)

”If you’re searching for that one person that will change your life, take a look in the mirror” (Desi Relga Budi Calestin)


(15)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini untuk :

Ayahanda dan Ibunda tersayang Budiyanto dan Tintin Sopha

Adik-adikku tercinta

Triasha Rizki Apseltio dan Keisya Lintang Azizah

Terima kasih atas segala cinta, pengorbanan, kesabaran, motivasi,keikhlasan, dan do’a yang tiada henti

dalam menanti keberhasilanku

Para pendidik yang telah membimbing dan mendidik dengan ketulusannya

Sahabat, teman, dan almamater tercinta yang mendewasakanku dalam berpikir dan bertindak serta


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Desi Relga Budi Calestin. Lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 08 Desember 1993. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Budiyanto dan Ibu Tintin Sopha. Penulis memiliki satu orang adik laki-laki dan satu orang adik perempuan.

Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Penulis beralamat di Jalan Diponegoro Gg. Hi. Adnan No.21 Sumur Batu, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung. Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis :

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Gulak-Galik yang diselesaikan pada tahun 2005. 2. SMP Negeri 16 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008. 3. SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi melalui jalur SNMPTN. Pada periode 2012/2013 penulis aktif di Himpunan Jurusan Sosiologi sebagai Seksi Bidang Minat dan Bakat. Pada Januari 2014 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Gunung Sugih Besar, Kabupaten Lampung Timur.


(17)

SANWACANA

Bismilahirrahmannirahim,

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dah hidayat-Nya, Tuhan semesta alam yang maha kuasa atas bumi, langit dan seluruh isinya, serta hakim yang maha adil dihari akhir kelak. Berkat daya dan upaya serta kekuatan yang dianugerahkan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Mahasiswa Terhadap Perilaku Pergantian Merek (Brand Switching Behavior) pada Telepon Seluler”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dari itu Saya menyampaikan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H., selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(18)

4. Bapak Drs. Bintang Wirawan, M.Hum., selaku dosen Pembimbing Skripsi, terima kasih telah meluangkan banyak waktu, tenaga, fikiran bahkan materi agar Saya bisa menyelesaikan Skripsi ini. Terima kasih atas semua ilmu yang bapak berikan, semoga dapat berguna kelak.

5. Teuku Fahmi, S.Sos. M.Krim., selaku dosen Pembahas. Saya menyadari begitu banyak kekurangan dalam skripsi ini. Terima kasih atas kritik dan saran yang bapak berikan sehingga menjadikan skripsi ini lebih baik.

6. Ibu Dra. Yuni Ratna Sari, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan arahan.

7. Seluruh Dosen di Jurusan Sosiologi FISIP Unila. Terimakasih atas semua ilmu yang sudah Bapak dan Ibu Dosen berikan, semoga ilmu yang diberikan selama berkuliah di FISIP Sosiologi bermanfaat di masa depan serta bermanfaat bagi banyak orang.

8. Seluruh Staf Administrasi dan karyawan di FISIP Unila yang telah membantu melayani urusan administrasi perkuliahan dan skripsi.

9. Terima kasih kepada seluruh mahasiswa Jurusan Sosiologi Angkatan 2013 – 2014 yang sangat baik hati telah bersedia menjadi responden penelitian skripsi ini.

10. Kedua orangtua ku, bapak dan mama, terima kasih telah memberikan nasihat, motivasi, cinta dan kasih sayang yang tiada duanya untuk mba. Semoga ini menjadi langkah awal mencapai tujuan hidup mba dan untuk menepati janji mba, membuat bapak dan mama bahagia. Jangan pernah berhenti mendoakan suksesnya mba ya ma, ya pak..


(19)

11. Kedua adikku, Io dan Itang, terima kasih sudah menjadi adik-adik Ici yang baik, terima kasih sudah menjadi penghibur dan penyemangat dikala penat. Besar harapan Ici untuk selalu bisa menjadi contoh yang baik untuk kalian berdua, janji ya sama Ici, lampaui apa yang sudah Ici capai.

12. Keluarga besar Sastrodiharjo dan Sanyoto WY. Terima kasih telah memberikan rasa bahagianya hidup di tengah-tengah keluarga besar kita.

13. Alfi Wira Pratama, terima kasih untuk semua dukungan dan sabar mendengar keluh kesah saat pembuatan skripsi ini.

14. Black Rose and Black Jack, Siska Amelia, Annisa Octaviani, Dina Purnama, Elvita Sofianti, Monika Damayanti, Sartika Puspita, Agung Prayoga, Azwar Anas, David Z, Deni Juliyan, terima kasih sudah mewarnai dunia perkuliahan saya, sukses ya kalian!

15. Lil’ bunny aku, Suci Hawa, Gita Juhri, Fani Aziza dan Enggina, thank you for every laugh, every tears and every little secret we’ve shared.

16. Risma, Oktafian, Ikram, Izzudin, Nando, Alderajat, Kefin, jangan bosen temenan sama aku dari SMA ya, kurangin idiotnya.

17. YuliAtika, Nora dan Wilfrida yang sama-sama berjuang dan bersedia jadi pembahas mahasiswa dan moderator seminar, terima kasih.

18. Teman-teman Sosiologi angkatan 2011, Fitri, Yani, Eva, Widya, Nia, Monica, Tiara, Nora, Hengki, Fachri, Andre, Angga, Dimas, Faxy, Mahardika, Tomi, Windu, Yoga, Yossi, Marlina dan semua teman-teman Sosiologi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terima kasih untuk kebersamaanya selama ini.


(20)

19. Teman-teman KKN Desa Gunung Sugih Besar Cella, Dea, Defika, Clara Yolandika, Dessy, Beni, Eja, kak Dani dan Clara Maria, terima kasih sudah menjadi teman spesial selama 40 hari. Mana ini janji nya mau wisuda bareng? 20. Putri, Firda, Ellena, Febri, Deti, Nisa, dan Umi, terima kasih, sudah jadi temen

main, temen ngaji, temen les, temen jajan, terima kasih!

21. Serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih. Semoga kesuksesan bersama kita dan senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 22 September 2015 Penulis


(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Status sosial ekonomi adalah tingkatan atau kedudukan sebuah keluarga di tengah kelompoknya dan posisi yang disandangnya dilengkapi dengan berbagai faktor di antaranya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan serta kepemilikan barang. Hal tersebut sesuai dengan Fadila dan Hidayati (2013) yang menyatakan bahwa status sosial ekonomi merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam srtruktur tertentu di sosial masyarakat. Pemberian posisi ini juga disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang dimainkan oleh si pembawa status tersbut. Setiap individu pasti menginginkan status sosial ekonomi yang lebih baik, namun pada kenyataannya masih banyak individu atau masyarakat yang berstatus sosial ekonomi rendah.

Individu mempunyai tingkat ekonomi menengah ke atas akan cenderung lebih memiliki pola konsumsi yang berlebihan daripada mereka yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah. Masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi tinggi cenderung bergaul dengan status sosial ekonomi yang sama. Masyarakat tersebut mempunyai selera dan pilihan dalam gaya hidup yang biasanya sama.


(22)

2

Masyarakat yang berada di status sosial ekonomi yang berbeda akan cenderung memaksakan konsumsi barang yang sama dengan masyarakat dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi, begitupun dengan masyarakat yang berada di kelas sosial rendah yang memaksakan perilaku konsumsi kelas di atasnya (Trigg, 2001).

Individu atau masyarakat lebih menghargai kekayaan material dibandingkan dengan yang lainnya. Individu yang mempunyai kekayaan menempati posisi atau lapisan paling atas, sedangkan mereka yang tidak memiliki kekayaan, akan selamanya berada di lapisan masyarakat bawah.

Simmel (1978) menyebutkan bahwa ego akan runtuh dan kehilangan dimensinya jika ia tidak dikelilingi oleh banyak obyek eksternal yang menjadi ekspresi dari kecenderungannya, kekuatannya dan cara individualnya karena mereka mematuhinya, atau dengan kata lain, miliknya. Dari pernyataan tersebut, konsumsi barang yang bermakna simbolik dapat menempatkan seseorang pada status sosial ekonomi khusus. Semakin tinggi nilai barang yang dipakai, semakin tinggi status sosial ekonomi orang tersebut, begitupun sebaliknya (Trigg, 2001).

Status sosial ekonomi sangat berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Tidak hanya sekedar kebutuhan pokok, tapi status sosial ekonomi seseorang berpengaruh kepada pola konsumsi barang yang bermakna simbolik. Maksud dari konsumsi simbolik ialah seseorang mengkonsumsi barang sebagai upaya menunjukan status sosial ekonomi tertentu. Veblen mengatakan seseorang cenderung menghabiskan uangnya untuk membeli benda atau barang guna menunjukkan seberapa banyak kekayaannya kepada masyarakat lain bukan


(23)

3

berdasar dengan apa yang dibutuhkannya, inilah yang disebut dengan perilaku konsumsi berlebih(conspiciouos consumption)(Trigg, 2001).

Salah satu kebutuhan yang paling mencolok dari abad 21 saat ini adalah meningkatnya penggunaan teknologi untuk mengakses informasi dan media komunikasi dengan menggunakan telepon seluler. Penyebaran dari telepon seluler tersebut merupakan penyebaran fenomenal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Informasi dan teknologi komunikasi dianggap sebagai elemen kunci dari pertumbuhan ekonomi melebihi pertumbuhan sektor lainnya seperti pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kesehatan, perumahan, dan pangan (Srivastava, 2008).

Pada perkembangannya telepon seluler yang dimiliki seseorang tidak hanya sebagai penunjang akan kebutuhan alat komunikasi saja tetapi juga sebagai penilaian atas kemampuan seseorang mengkonsumsi barang dan jasa. Harga yang melekat pada telepon seluler tersebut adalah bagian dari “show-off” atau pamer yang dimaksudkan belum tentu tiap orang mampu atau memiliki telepon seluler dengan merek yang sama (Özcan dan Koçak, 2003).

Ada beberapa alasan mengapa individu memburu suatu merek tertentu darida merek lain. Di Indonesia merek terkenal dari telepon pintar adalah iPhone dan Blackberry, untuk komputer tabletnya adalah iPad. Tapi sebenarnya bukan hanya iPhone, BlackBerry dan iPad saja. Mengikuti budaya baru yang berkembang, selalu ada upaya untuk terus-menerus menarik garis pemisah dari strata yang lebih rendah di dalam masyarakat. iPhone dan BlackBerry dapat menjadi pembeda dari kelompok lain karena harganya relatif lebih mahal dibanding merek terkenal


(24)

4

sebelumnya yaitu Nokia yang dianggap sebagai handphone sejuta umat. Artinya, memiliki BlackBerry atau iPhone membedakan pemiliknya dari “sejuta umat” (Pambudy, 2012).

Fenomena tersebut nyatanya terjadi juga di lingkungan FISIP Universitas Lampung. Banyak mahasiswa atau mahasiswi yang menggunakan barang dengan tujuan simbolik bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah telepon seluler. Mahasiswa yang memiliki berbagai macam latar belakang sosial ekonomi yang berbeda cenderung akan berusaha mensejajarkan status sosial ekonominya, karena dengan begitu mereka diakui keberadaanya. Bervariasinya merek telepon seluler memberikan banyak pilihan kepada pengguna telepon seluler seperti jenis, fitur dan modelnya, bahkan setiap tipe telepon seluler sering juga ditujukan khusus untuk kalangan tertentu dengan status sosial dan jenis pekerjaannya.

Pada kalangan mahasiswa yang memiliki status ekonomi sosial yang tinggi, mempunyai barang terbaru merupakan salah satu cara pengaktualisasian dirinya terhadap di mana status sosial ekonominya berada. Perilaku pergantian merek atau brand switching pada telepon seluler atau gadget merupakan hal yang biasa terjadi di kalangan mahasiswa, hal ini menjadi salah satu cara mahasiswa beradaptasi dan melebur dalam kelompoknya. Tanpa mereka sadari, perilaku pergantian merek (brand switching behavior) akan terus mereka lakukan dan mengakibatkan mereka memiliki pola konsumsi yang berlebih.

Adapun maksud dari penelitian mengenai pengaruh status sosial ekonomi mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek ini untuk mengetahui apakah


(25)

5

benar perilaku konsumsi berlebih pada pola konsumsi mahasiswa dalam perilaku pergantian merek dipengaruhi atau tidak oleh status sosial ekonomi mahasiswa tersebut.

B. Rumusan Masalah

Perkembangannya telepon seluler yang dimiliki seseorang tidak hanya sebagai penunjang akan kebutuhan alat komunikasi saja tetapi juga sebagai penilaian atas kemampuan seseorang mengkonsumsi barang dan jasa. Harga yang melekat pada telepon seluler tersebut adalah bagian dari “show-off” atau pamer yang dimaksudkan belum tentu tiap orang mampu atau memiliki telepon seluler dengan merek yang sama. Pada kasus ini, mahasiswa yang berasal dari berbagai kelas ekonomi bertemu pada satu lingkungan sosial pendidikan. Menarik untuk ditelusuri lebih lanjut mengenai telepon seluler yang dimiliki mahasiswa bernilai kebutuhan atau hanya simbolik.

Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka muncul perumusan masalah yang harus dipecahkan. Adapun perumusan masalah tersebut adalah:

“Apakah status sosial ekonomi mempengaruhi perilaku pergantian merek (brand switching behavior)pada telepon seluler di kalangan mahasiswa?”


(26)

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Mengetahui apakah status sosial ekonomi mahasiswa mempengaruhi perilaku pergantian merek (brand switching behavior) pada telepon seluler di kalangan mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis:

Sebagai sumbangan bagi para ahli maupun akademisi lain yang mengkaji masalah status sosial ekonomi berkaitan dengan perilaku pergantian merek. 2. Manfaat praktis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh akademisi untuk menjadi referensi dalam menjelaskan fenomena terkait pergantian merek pada telepon seluler khususnya yang dipengaruhi oleh status sosial ekonomi.

3. Manfaat metodologis:

Sebagai tolak ukur untuk penelitian selanjutnya adakah variabel-variabel lain yang dipengaruhi atau mempengaruhi fenomena yang dijelaskan pada penelitian ini.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Status Sosial Ekonomi

Menurut Yulisanti (2000) status sosial ekonomi adalah kedudukan seseorang dalam suatu rangkaian strata yang tersusun secara hierarkhis yang merupakan kesatuan tertimbang dalam hal-hal yang menjadi nilai dalam masyarakat yang biasanya dikenal sebagai privelese berupa kekayaan serta pendapatan, dan prestise berupa status, gaya hidup dan kekuasaan. Sedangkan menurut Polak (1971) status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial seseorang dalam kelompok atau dalam masyarakat.

Status sosial ekonomi merupakan tingkatan atau posisi sebuah keluarga di tengah kelompoknya dilengkapi dengan berbagai faktor di antaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan kepemilikan barang yang dapat meningkatkan prestise.Mahasiswa yang dianggap belum dewasa secara keuangan dan belum mempunyai kedudukan sosial secara individu di masyarakat, masih bergantung pada status sosial ekonomi orang tuanya.


(28)

8

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya terhadap generasi muda. Pendidikan merupakan proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat (Nasution, 1983). Pendidikan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang dilakukan manusia dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya, baik secara formal, informal maupun non formal.

Tingkat pendidikan atau sering disebut dengan jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20, 2003:3). Sedangkan menurut Ihsan (2003) tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan dan ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik


(29)

9

dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan (Ihsan, 2003).

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 dan 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Berdasarkan pendapat di atas, tingkat pendidikan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang dilakukan manusia, yang dilakukan dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya. Tingkat pendidikan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal dan informal yang dimiliki orang tua mahasiswa jurusan Sosiologi FISIP UNILA angkatan 2013-2014.

2. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan adalah segala sesuatu yang dikerjakan manusia dengan berbagai tujuan. Ada yang melakukan pekerjaan karena membutuhkan pekerjaan tersebut dan ada juga yang melakukan pekerjaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu, jenis-jenis pekerjaan cukup banyak sesuai dengan keahlian seseorang (Fadila dan Hidayati, 2013).

Kesimpulan jenis pekerjaan adalah segala sesuatu yang dikerjakan manusia utuk melangsungkan kehidupannya. Jenis pekerjaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan tetap dan pekerjaan sampingan yang dimiliki orang tua mahasiswa yang menghasilkan penghasilan tiap bulannya.


(30)

10

3. Tingkat Pendapatan

Seseorang harus berusaha dan bekerja untuk menjalankan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dari berusaha dan bekerjalah seseorang mendapatkan upah atau pendapatan. Pendapatan merupakan hal yang penting dalam mendukung kelangsungan hidup suatu keluarga di mana orang tua sebagai fungsi ekonomis dalam keluarga tersebut akan memenuhi semua kebutuhan demi berlangsungnya hidup keluarga tersebut. Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin tinggi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dari anggota keluarga itu.

Pendapatan(income)adalah uang yang diterima seseorang dari perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, laba, dan lain sebagainya, bersama dengan tunjangan pengangguran, uang pensiun dan lain sebagainya (Pass dan Lowes, 1994). Sedangkan menurut Valerie J. Hull, bahwa jumlah seluruh pendapatan dan kekayaan keluarga termasuk barang dan hewan peliharaan dipakai untuk membagi keluarga ke dalam tiga kelompok pendapatan yaitu, pendapatan tinggi, pendapatan menengah dan pendapatan rendah (Singarimbun, 1985). Selain itu, pendapatan atau income dari seseorang adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimiliknya kepada sektor produksi (Boediono, 1996).

Sumardi, Mulyanto dan Dieter-evers (1982) membagi pendapatan menjadi tiga macam yaitu:

1. Pendapatan pokok, artinya pendapatan utama dan pokok, yaitu hasil yang didapat oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara teratur dan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.


(31)

11

2. Pendapatan tambahan, yaitu pendapatan yang tidak tetap dan tidak teratur namun hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap bulan, dan selalu berusaha untuk mencari tambahan serta usaha yang dapat menambah penghasilan rumah tangga.

3. Pendapatan keseluruhan, yaitu pendapatan pokok ditambah pendapatan tambahan yang diperoleh keluarga pada setiap bulan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pendapatan tidak hanya berupa uang tapi juga berupa barang dan sejumlah kekayaan yang dimiliki oleh lembaga tertentu. Pendapatan yang dimaksud adalah seluruh penerimaan baik berupa barang atau uang dari pihak lain atau hasil kerja sendiri, termasuk dari anggota lainnya, menilainya dengan berupa uang atau barang yang dinilai harganya dalam satuan rupiah saat ini. Dapat dikatakan bahwa tingkat pendapatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jumlah pendapatan keseluruhan yang dimiliki oleh orang tua mahasiswa setiap bulannya.

4. Kepemilikan Barang

Selain pekerjaan, pendidikan dan pendapatan yang menjadi ukuran status sosial ekonomi seseorang adalah kepemilikan barang. Semakin banyak orang memiliki suatu barang berharga seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa orang itu mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin dihargai oleh orang-orang di sekitarnya. Maksud dari kepemilikan barang dalam penelitian ini adalah status kepemilikan rumah yang mahasiswa dan orang tua tempati, kendaraan yang mahasiswa miliki dan pengeluaran mahasiwa dalam kurun waktu satu bulan.


(32)

12

B. Tinjauan Tentang Perilaku Pergantian Merek(Brand Switching Behavior) 1. Pengertian Merek(Brand)

Menurut Laksana (2008) merek adalah suatu nama, lambang, tanda, atau disain yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing. Sedangkan menurut Aaker, merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan (seperti cap, logo atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu (Ferrinadewi, 2008).

American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifiksikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Dharmmesta, 1999). Sedangkan Kotler (2000) mendefinisikan merek sebagai janji dari penjual untuk secara konsisten memberikan fitur, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli sehingga merek yang baik akan memberikan jaminan kualitas dan bukan hanya simbol. Kedua definisi tersebut menjelaskan bahwa pemberian merek merupakan keputusan yang penting bagi perusahaan. Maka yang ingin diketahui dari penelitian ini adalah merek telepon seluler apa sajakah yang pernah dan sedang dimiliki oleh mahasiswa.


(33)

13

2. Loyalitas Merek

Menurut Beatty, Kahle, dan Homer (1998) komitmen atas suatu merek (loyalitas merek) dapat didefinisikan sebagai kesertaan emosional/psikologis pada sebuah merek dalam suatu kategori produk (Prakoso, 2012) . Komitmen ini lebih terfokus pada komponen emosional/perasaan. Ketidakpuasan emosional konsumen atas pengalamannya dengan produk akan dapat menyebabkan konsumen merasa tertarik untuk mencari merek lain di luar kebiasaannya. Dengan kerangka analisis yang sama, loyalitas berkembang mengikuti tiga tahap, yaitu tahap kognitif, afektif, dan konatif. Tinjauan ini memperkirakan bahwa konsumen menjadi loyal lebih dulu pada aspek kognitifnya, kemudian pada aspek afektif dan akhirnya pada aspek konatif. Dalam perkembangannya, aspek konatif ini telah dikonversi menjadi perilaku atau tindakan (loyalitas tindakan) yang berhubungan dengan keputusan pembelian dan bukan hanya sekedar melakukan pembelian ulang (Dharmmesta, 1999).

Setiap tahapan loyalitas, mulai dari loyalitas kognitif sampai dengan loyalitas konatif mempunyai dua alternatif kemungkinan kejadian, yaitu konsumen yang memiliki keteguhan pada merek yang dipilihnya (loyalitas merek) dan kerentanan konsumen untuk berpindah ke merek lain (brand switching). Kedua hal tersebut akan tergantung pada seberapa besar tingkat integrasi (kondisi di mana ketiga tahap kognitif, afektif, dan kogatif telah terealisasikan dan membentuk suatu kesatuan yang selaras) yang ada pada diri konsumen. Pada sub ini, yang ingin diketahui adalah seberapa besar loyalitas mahasiswa terhadap merek telepon


(34)

14

seluler yang dimiliki dengan ukuran, berapa waktu yang paling lama mahasiswa miliki dengan satu merek (brand)telepon seluler.

3. Perilaku Pergantian Merek(Brand Switching Behavior)

Menurut Tjiptono (Widyasari, 2008) perilaku konsumen yang menunjukkan adanya tindakan untuk berganti merek produk yang digunakan disebut dengan brand switching.Switchingterhadap sebuah merek tentu dapat saja terjadi karena berbagai faktor. Perpindahan merek tentu menjadi sebuah kerugian bagi sebuah perusahaan, jika switching dalam menggunakan sebuah merek terus terjadi tentu kelangsungan hidup sebuah merek akan terancam. Menurut Durianto (Widyasari, 2008) mengungkapkan perilaku brand switching adalah sebuah keadaan yang menunjukan adanya tindakan yang dilakukan konsumen untuk menggunakan merek yang berbeda dengan yang biasa digunakan. Keputusan untuk melakukan pergantian merek tentu dilandasi atas berbagai alasan. Switching sebuah merek tentu menguntungkan bagi konsumen akan tetapi merugikan bagi perusahaan. Terjadinya brand switching tentu akan mengurangi komitmen dan pangsa pasar merek produk yang dihasilkan konsumen.

Pendapat lain menyatakan bahwa brand switching behavior adalah perilaku perpindahan merek yang dilakukan oleh konsumen karena alasan-alasan tertentu atau dapat diartikan juga sebagai kerentanan konsumen untuk berpindah ke merek lain (Dharmmesta, 1999). Perilaku perpindahan merek merupakan fenomena yang kompleks, yang dapat terjadi karena adanya perilaku mencari keberagaman (variety seeking), terdapatnya penawaran produk lain atau dapat juga terjadi karena adanya masalah yang ditemukan atas produk yang sudah dibeli. Selain itu,


(35)

15

perilaku perpindahan merek juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perilaku, persaingan dan waktu. Sedangkan Assael (1995) menyatakan bahwa perpindahan merek terjadi pada produk-produk dengan karakteristik keterlibatan yang rendah (low involvement).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pada jenis produk yang lain yaitu jasa, perpindahan dapat terjadi karena adanya alasan–alasan yang berhubungan dengan

kepuasan dan kualitas jasa. Sebagai contoh, konsumen berpindah jasa karena adanya alasan yang berhubungan dengan kualitas dalam industri perbankan (Rust dan Zahorik, 1993), ketidakpuasan yang menyeluruh dalam industri asuransi dan karena kegagalan pelayanan di toko-toko eceran. Penelitian ini ingin mengetahui berapa banyak mahasiswa berganti telepon seluler dalam dua tahun terakhir.

C. Tinjauan Tentang Pola Konsumsi

Pola adalah suatu bentuk, sistem, atau pun cara kerja yang biasanya berlangsung secara terus menerus baik mengalami perubahan ataupun tidak. Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan, memakai, menggunakan, atau mengurangi kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut Mankiw (2000) konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga konsumsi terdiri dari barang tidak tahan lama (non durable goods) adalah barang yang habis dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan dan pakaian. Kedua adalah barang tahan lama (durable goods) adalah barang yang dimiliki usia panjang seperti mobil, televisi, alat–alat elektronik. Ketiga, jasa


(36)

16

perusahaan seperti potong rambut dan berobat ke dokter. Konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa akhir guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya.

Simpulan dari pengertian di atas adalah bahwa yang dimaksud dengan pola konsumsi adalah suatu bentuk kegiatan manusia yang secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan secara berulang-ulang menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan yang berakibat mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa. Contoh dari kegiatan konsumsi antara lain: makan, minum, naik kendaraan umum, menonton film di bioskop.

Pada masyarakat Indonesia yang saat ini sudah sangat modern, identitas seseorang saat ini biasanya dipengaruhi oleh pemahaman simbolik atas barang-barang yang dimilikinya. Kepemilikan materi pun juga menempatkan seseorang dalam lingkungan sosial material. Terlebih lagi kepemilikan materi memberi informasi kepada seseorang tentang identitas orang lain.

D. Tinjauan Tentang Telepon Seluler. 1. Pengertian Telepon Seluler

Telepon seluler merupakan alat komunikasi digital. Menurut Hamidin (2009), telepon seluler dilengkapi dengan data berupa teks sebagai sarananya. Konsumen yang mobilitasnya cukup tinggi umumnya menggunakan media ini sebagai alat komunikasi mereka. Telepon seluler bukan sekedar alat telekomunikasi canggih, namun merupakan gaya hidup (life style) bagi masyarakat. Hal ini disebabkan


(37)

17

oleh karakter penggunaannya yaitu ringan,portable, sederhana dan harganya yang saat ini sudah terjangkau dan dapat digunakan di manapun.

Banyaknya pilihan merek pada telepon seluler membuat masyarakat khususnya mahasiswa, mengikuti tren berganti-ganti telepon seluler dengan seri terbaru. Menurut Haryati (2007) perubahan gaya hidup ini juga disebabkan karena pengaruh budaya konsumerisme melalui iklan-iklan telepon seluler dan semakin meningkatnya daya beli konsumen.

2. Perkembangan Telepon Seluler

Saat ini perkembangan teknologi informasi atau yang biasa juga disebut sebagai teknologi informasi dan komunikasi (information and communicatian technology) mengalami kemajuan yang luar biasa. Telepon seluler yang dulunya dengan fasilitas voice dan SMS (Short Message Service) memungkinkan manusia mengatasi hambatan jarak dan waktu untuk melakukan komunikasi. Namun mengikuti perkembangan teknologi digital kini telepon seluler dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti menangkap siaran radio dan televisi, pemutar audio dan video, kamera digital, game, layanan internet, dan layanan generasi ketiga (3G) dengan jasavideophone.

E. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Mahasiswa terhadap Perilaku Pergantian Merek(Brand Switching Behavior)Pada Telepon Seluler 1. Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa Pola konsumsi seringkali dilakukan secara berlebihan sebagai usaha seseorang untuk memperoleh kesenangan, meskipun sebenarnya kebahagiaan yang diperoleh hanya bersifat semu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi antara lain


(38)

18

adalah status sosial ekonomi. Dalam penelitian ini status sosial ekonomi yang dimaksud adalah status sosial ekonomi yang dimiliki oleh orang tuanya. Mahasiswa yang memiliki orang tua yang status sosial ekonominya tinggi, belum tentu dirinya merasa sebagai orang yang memiliki status sosial ekonomi tinggi. Sebaliknya, ada mahasiswa yang memiliki orang tua yang berstatus sosial sedang, tetapi merasa seperti orang kaya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola konsumsi mahasiswa yang dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua. Pada kenyataannya saat ini orang-orang yang mempunyai perilaku konsumsi tinggi adalah orang-orang yang mempunyai penghasilan tinggi, karena untuk mengkonsumsi suatu barang menghabiskan uang yang tidak sedikit.

Selain pada penghasilan yang tinggi perilaku konsumsi juga dipengaruhi oleh adanya tingkat pendidikan seseorang sehingga bisa terlihat jelas cara seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Ada pembedaan-pembedaan untuk menunjukkan bahwa seseorang tersebut mempunyai taraf hidup yang lebih baik. Tidak hanya pada penghasilan dan pendidikan yang tinggi, status sosial ekonomi orang tua dapat terlihat dari penilaian orang.

Anggapan seseorang tentang apa yang disebut terpandang, terkenal serta kedudukannya di dalam suatu lingkungan, juga menentukan perilakunya dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa karena untuk menunjukkan prestise dalam pergaulannya. Berdasarkan pernyataan di atas dapat penulis simpulkan bahwa, status sosial ekonomi orang tua sangat berperan dalam menentukan pola konsumsi


(39)

19

mahasiswa. Jadi semakin tingginya status sosial ekonomi orang tua maka pola konsumsi mahasiswa juga meningkat atau konsumtif.

2. Pengaruh Sifat Konsumtif Berlebih (Conspicious Consumption) Mahasiswa Terhadap Perilaku Pergantian Merek (Brand Switching Behavior)Pada Telepon Seluler Di Kalangan Mahasiswa

Mahasiswa yang dipengaruhi status sosial ekonomi orang tuanya terkadang tidak dapat memilah antara kebutuhan yang benar-benar primer atau hanya sekedar kebutuhan sekunder bahkan tersier. Tetapi hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan zaman yang tidak lagi hanya memerlukan sandang, pangan dan papan, tapi juga kebutuhan akan teknologi.

Hal tersebut mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa yang mempunyai motif lain, tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan tapi juga sebagai pengaktualisasian status sosialnya di mata mahasiswa lain. Perkembangan teknologi yang dibarengi dengan kemajuan alat komunikasi menjadi salah satu jalan mahasiswa untuk menunjukkan status sosial ekonominya. Telepon seluler adalah salah satu alat komunikasi yang menjadi ciri atau simbol dari pengaktualisasian tersebut. Telepon seluler dapat menandakan di mana status sosial mahasiswa berada. Berdasarkan penjabaran di atas merek telepon seluler yang dimiliki mahasiswa sangat mempengaruhi penilaian terhadap status sosial ekonomi mahasiswa.


(40)

20

F. Kerangka Pikir dan Hipotesis 1. Kerangka Pikir

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

2. Hipotesis

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena ia merupakan instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil deduksi dari teori atau proposisi, hipotesa lebih spesifik sifatnya, sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris (Singarimbun dan Effendi, 1987). Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah, atau palsu dan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu sangat tergantung pada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan. Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih. Penelitin ini menggunakan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).

Status Sosial Ekonomi Mahasiswa

• Status Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswa

• Pola Konsumsi Mahasiswa

• Jenis dan Kegunaan Telepon Seluler

Perilaku Pergantian Merek (Brand Switching Behavior) pada Telepon Seluler Mahasiswa


(41)

21

Hipotesis alternatif (Ha) diterima maka, hipotesis nol (Ho) ditolak. Begitu juga sebaliknya, jika hipotesis nol (Ho) diterima maka, hopotesis alternatif (Ha) ditolak.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis Mayor:

Ho: tidak ada pengaruh status sosial ekonomi mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek(brand switching behavior)pada telepon seluler mahasiswa Ha: ada pengaruh status sosisal ekonomi mahasiswa terhadap perilaku pergantian

merek (brand switching behavior)pada telepon seluler mahasiswa

Hipotesis Minor:

a. Ho: tidak ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek (brand switching behavior) pada telepon seluler mahasiswa

Ha: ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek(brand switching behavior)pada telepon seluler mahasiswa b. Ho: tidak ada pengaruh pola konsumsi mahasiswa terhadap perilaku pergantian

merek(brand switching behavior)pada telepon seluler mahasiswa

Ha: ada pengaruh pola konsumsi mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek(brand switching behavior)pada telepon seluler mahasiswa

c. Ho: tidak ada pengaruh antara jenis telepon seluler dan kegunaan telepon seluler terhadap perilaku pergantian merek (brand switching behavior) pada telepon seluler mahasiswa


(42)

22

Ha: ada pengaruh antara jenis telepon seluler dan kegunaan telepon seluler terhadap perilaku pergantian merek (brand switching behavior) pada telepon seluler mahasiswa


(43)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah kuantitatif eksplanatoris, yaitu untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian eksplanasi ini dilakukan untuk menguji hipotesis dengan statistik korelasional untuk generalisasi data sampel pada populasi dengan menarik sampel random dari suatu populasi yang diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang beralamat di Jalan Prof. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Rajabasa Bandar Lampung. Adapun alasan peneliti memilih FISIP sebagai tempat penelitian, dikarenakan lokasi ini cukup mewakili tujuan dari penelitian ini, Fakultas ISIP terkenal dengan mahasiswa hedonis yang mementingkan fashion, dari kalangan mampu dan mempunyai pola konsumsi yang tinggi serta mengikuti trend (Kusuma, 2014).

B. Definisi Konseptual

Upaya untuk memudahkan dalam memahami dan menafsirkan berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini, maka ditentukan konsep-konsep yang digunakan dengan menjelaskannya dalam definisi konseptual berikut:


(44)

24

1. Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau tingkat ekonomi seseorang dilihat dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan keadaan ekonomi atau tingkat pendapatan seseorang. Status sosial ekonomi juga dapat dilihat dari kepemilikan barang seseorang.

2. Pola konsumsi adalah suatu bentuk kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan secara berulang-ulang menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan yang berakibat mengurangi ataupun menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa.

3. Telepon seluler adalah alat komunikasidigital, dilengkapi dengan data berupa teks sebagai sarananya, bersifat ringan, portabel, sederhana dan harganya yang saat ini sudah terjangkau dan dapat digunakan di manapun.

4. Perilaku pergantian merek (brand switching behavior) adalah perilaku perpindahan merek yang dilakukan oleh konsumen karena alasan-alasan tertentu atau dapat diartikan juga sebagai kerentanan konsumen untuk berpindah ke merek lain.

D. Definisi Operasional dan Indikator Variabel

Definisi operasional merupakan penjabaran dari masing-masing variabel tersebut. Penjabaran definisi operasional dan indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur penelitian ini antara lain ialah sebagai berikut:


(45)

25

Tabel 1. Definisi Operasional

No. Variabel Indikator Instrumen Skor

1. Status sosial ekonomi orang tua mahasiswa (X1) Tingkat pendidikan Jenis pekerjaan Tingkat pendapatan Kepemilikan barang Kuesioner Ordinal

2. Pola konsumsi mahasiswa (X2)

Tingkat konsumsi barang Jenis barang

Alternatif tempat berbelanja Model belanja

Kuesioner Ordinal

3. Telepon seluler (X3) Jenis telepon seluler Harga telepon seluler Jumlah telepon seluler yang dimiliki

Kegunaan telepon seluler

Kuesioner Ordinal

4. Pergantian merek (Y) Alasan mahassiswa mengganti merek telepon seluler

Berapa waktu yang dibutuhkan untuk satu telepon seluler Banyaknya mahsiswa mengganti telepon seluler dalam 2 tahun

Kuesioner Ordinal

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (1987), populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Jurusan Sosiologi Fisip Unila yang diambil dari tahun 2013-2014. Alasannya adalah karena dalam rentang tahun angkatan tersebut mahasiswa masih aktif di kampus (masih memiliki mata kuliah) dan belum lulus (wisuda). Jumlah mahasiswa Jurusan Sosiologi Fisip Unila angkatan tahun 2013-2014 adalah 212 mahasiswa, jumlah tersebut didapat dari data yang dimiliki oleh Akademik Unila bagian kemahasiswaan tahun 2014.


(46)

26

Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Dalam penelitian ini banyaknya sampel penelitian digunakan rumus sebagai berikut:

 

1 . 2   d N N n Keterangan :

N : banyaknya populasi n : banyaknya sampel

d : Sampling error (ditetapkan 10 %) (Rahmat, 1997:82)

Berdasarkan rumus pengambilan sampel, maka banyaknya sampel penelitian adalah :

 

948 , 67 12 . 3 212 1 1 , 0 . 212 212 2     n n n

Maka sampel pada penelitian ini adalah 67.948 dibulatkan menjadi 68 mahasiswa. Teknik penentuan responden dilakukan dengan metode random sampling, yaitu sampel dipilih sebagai informan secara sengaja dengan pertimbangan mampu memberikan data dan informasi yang dibutuhkan yang menjadi target dalam penelitian ini.


(47)

27

Data yang diperoleh pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan tertulis yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden tinggal mengisi dan menandainya dengan cepat.

Adapun tujuannya ialah:

a. Untuk memproleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.

b.Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas setinggi-tingginya (Singarimbun, 1981).

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner ini pertama-tama penulis membuat pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam bentuk kuesioner, kemudian disebarkan kepada para responden.

2. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan dengan mencari literatur dan referensi dari buku-buku bacaan yang mengandung teori, keterangan atau laporan yang berhubungan dengan penelitian ini (Singarimbun dan Effendi, 1989).

Penelitian ini menggunakan beberapa referensi atau literatur yang bersifat cetak seperti buku, skripsi atau penelitian terdahulu, serta beberapa jurnal. Selain cetak studi pustaka pada penelitian ini juga diperkaya dengan beberapa buku dan jurnal online yang diunduh terkait dengan bahasan penelitian.

G. Tehnik Pengolahan Data 1. Tahap Editing


(48)

28

Pada tahap ini data yang diperiksa kembali apakah ada kesalahan dalam melakukan pengisian yang tidak lengkap atau tidak jelas. Dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap kuesioner yang telah diisi oleh para responden untuk menyeleksi apakah kuesioner tersebut diisi dengan benar atau tidak oleh responden. Hasilnya adalah, kuesioner bisa diterima 100%.

2. Tahap Koding

Tahap mengklasifikasikan jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden menurut jenis pertanyaan kuesioner dengan memberikan kode a, b, c, dan d pada setiap jawaban. Setelah dilakukan pengecekan terhadap kuesioner kemudian diberikan kode pada masing-masing pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut. Kode a, b, c, dan d pada jawaban mewakili nilai yang diinginkan, seperti a bernilai 4 atau mempunyai skor 4 dan berkurang 1 pada kode selanjutnya. Tetapi, ada jawaban yang tidak diberikan skoring seperti jawaban lainnya karena jawaban tersebut dinilai tidak mempunyai tingkatan, seperti jenis pekerjaan orang tua. Jenis pekerjaan orang tua selanjutnya akan dibandingkan dengan pendapatan yang mempunyai skoring.

3. Tahap Tabulasi

Pada tahap ini hasil kuesioner dimasukkan ke dalam tabel dan kemudian di interpretasikan. Dalam tahap ini setelah kuesioner selesai diberi kode maka kuesioner tersebut disajikan di dalam bentuk tabel dengan menggunakan kode kode yang telah dibuat sebelumnya. Tabel yang disajikan merupakan tabel silang dan tabel tunggal yang didapat dari hasil penghitungan pada SPSS 17. Kemudian isi dari tabel tersebut diinterpretasikan atau dijelaskan dalam bentuk kalimat agar lebih mudah untuk dipahami oleh para pembaca.


(49)

29

4. Tahap Interpretasi

Tahap ini dari penelitian yang berupa data yang diinterpretasikan agar lebih mudah dipahami yang kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Dalam tahap ini, setelah data-data tersebut selesai dijadikan tabel dan dihitung kemudian di interpretasikan hasil tabel dan perhitungan dari SPSS 17 dan diambil kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.

H. Penentuan Skor dan Kategori

Aspek-aspek yang dievaluasi dalam kuesioner akan dibuat pertanyaan-pertanyaan untuk masing-masing variabel X dan Y dengan 4 alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan akan diberikan penilaian atau skor yaitu sebagai berikut:

1. Untuk jawaban yang diharapkan yaitu A diberikan skor 4 2. Untuk jawaban yang diharapkan yaitu B diberikan skor 3 3. Untuk jawaban yang diharapkan yaitu C diberikan skor 2 4. Untuk jawaban yang diharapkan yaitu D diberikan skor 1

Selanjutnya untuk mengkategorikan jawaban responden pada setiap variabel penelitian digunakan rumus interval sebagai berikut:

k

X

Xn

c

1 Keterangan : c = interval

k = banyaknya kelas

Xn= nilai observasi terbesar


(50)

30

I. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Analisis kuantitatif yaitu jenis data yang dapat diukur secara langsung atau lebih tepatnya dapat dihitung. Setelah diadakan pengolahan data, maka analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan tabel silang. Untuk meguji hipotesis dalam penelitian ini, analisis dengan menggunakan metode statistik adapun teknik statistik yang digunakan untuk analisis data adalah sebagai berikut:

1. Analisis Koefesien Determinasi (R2)

Koefesien determinasi ini mencerminkan seberapa besar variasi dan persentase sumbangan pengaruh serentak variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi didapat dari penghitungan dengan alat bantu yaitu SPSS 17.

2. Regresi Linear

Penghitungan pengaruh pada penelitian ini menggunakan regresi linear untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi mahasiswa (status sosial ekonomi orang tua, pola konsumsi mahasiswa dan jenis serta kegunaan telepon seluler) terhadap perilaku pergantian merek pada telepon seluler mahasiswa. Seperti koefisien determinasi, regresi linear juga menggunakanSPSS 17sebagai alat bantu hitung pada penelitian ini.

J. Pengujian Hipotesis

Selanjutnya pengujian hubungan kedua variabel juga dilakukan pada penelitian ini dan tetap menggunakanSPSS 17.


(51)

31

1. Uji Statistik F (Uji Simultan)

Uji F merupakan uji model secara keseluruhan (simultan) atau dengan kata lain pengujian secara serentak atau bersama-sama, ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara bersama-sama, pengujian ini menggunakan distribusi F yaitu membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel. Oleh sebab itu Uji F ini lebih relevan dilakukan pada regresi berganda. Uji F dilakukan untuk melihat apakah semua koefisien regresi berbeda dengan nol atau dengan kata lain model diterima. Di mana jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima atau variabel bebas (independen) secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat (dependen), dengan kata lain perubahan yang terjadi pada variabel terikat (dependen) tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas (independen), di mana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5 %.

K. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas instrumen penelitian digunakan untuk mengetahui tingkat kesahihan atau kevalidan kuesioner penelitian. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasiproduct moment.Setelah perhitungan per item pertanyaan dengan menggunakan rumus korelasi Product moment diperoleh (r hitung) maka angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r (r-tabel).

Jika nilai hitung product moment lebih kecil atau di bawah angka kritik tabel korelasi nilai r maka pertanyaan tersebut tidak valid. Sebaliknya jika nilai hitungproduct momentlebih besar atau diatas angka kritik tabel korelasi nilai r maka pertanyaan tersebut valid (Singarimbun dan Efendi, 1989:137).


(52)

32

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik. Instrumen yang sudah baik tidak bersifat tendensus mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Apabila data yang terkumpul memang benar atau sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu (instrumen). Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 1998).

Untuk mencari realibilitas keseluruhan item adalah dengan mengkoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukkannya dalam Koefisien Alfa (Croncbach) pada SPSS 17 . Instrumen penelitian dikatakan memenuhi syarat jika koefisien alfa r-tabel, lalu diinterpretasikan pada tabel interpretasi nilai r.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Berikut ini adalah hasil uji validitas dan realibilitas kuesioner yang telah di uji melalui SPSS 17.0. Untuk menentukan r tabel yang digunakan, maka digunakan rumus df = n–2 maka didapatkan df = 68 - 2 = 66. Oleh sebab itu

maka nilai r tabel yang digunakan pada urutan ke-66 dengan taraf signifikan 0,05. Sehingga r tabel yang digunakan yaitu 0,2012.


(53)

33

Tabel 2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pertanyaan r hitung r tabel Validitas r hitung > r tabel

Cronbach Alpha

Reliabilitas Cronbach Alpha

> r tabel

1 0,5 0,2012

Valid

0,876

Reliabel

2 0,573 0,2012 0,874

3 0,48 0,2012 0,876

4 0,272 0,2012 0,888

5 0,631 0,2012 0,872

6 0,448 0,2012 0,878

7 0,319 0,2012 0,881

8 0,134 0,2012 0,883

9 0,442 0,2012 0,877

10 0,579 0,2012 0,875

11 0,496 0,2012 0,876

12 0,574 0,2012 0,874

13 0,617 0,2012 0,873

14 0,623 0,2012 0,872

15 0,57 0,2012 0,876

16 0,424 0,2012 0,878

17 0,594 0,2012 0,873

18 0,538 0,2012 0,875

19 0,419 0,2012 0,878

20 0,369 0,2012 0,879

21 0,341 0,2012 0,88

22 0,502 0,2012 0,876

23 0,389 0,2012 0,879

24 0,362 0,2012 0,88


(54)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh status sosial ekonomi mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek (brand switching behavior) pada telepon seluler dikalangan mahasiswa Sosiologi FISIP UNILA 2013-2014, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil uji korelasi, antara variabel independen (status sosial ekonomi orang tua (X1)) dengan variabel dependen (perilaku pergantian merek pada telepon seluler Y)) yaitu sebesar 0,308 dan signifikansi 0,011 dan 0,011 < 0,05. Maka ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku pergantian merek pada telepon seluler dan hasil korelasi berada pada tingkat lemah. Artinya, meskipun ada hubungan yang signifikan namun hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku pergantian merek pada mahasiswa Sosiologi FISIP UNILA kurang erat.

Perhitungan regresi berganda menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas (status sosial ekonomi orang tua, pola konsumsi, dan jenis serta kegunaan telepon seluler) memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku pergantian merek (brand switching behavior)telepon seluler mahasiswa.


(55)

75

Nilai F hitung hasil pengolahan data adalah sebesar 52,498. Dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel, diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar dibanding nilai F tabel yaitu 52,498 > 3,99 dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen atau variabel status sosial ekonomi mahasiswa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel perilaku pergantian merek.

Nilai korelasi (R) dari hasil pengolahan data adalah sebesar 0,451. Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa sumbangan variabel independen (tingkat status sosial ekonomi mahasiswa) yang terdiri dari status sosial ekonomi orang tua, pola konsumsi dan jenis serta kegunaan telepon seluler terhadap variabel dependen (perialku pergantian merek pada telepon seluler) adalah sebesar 20%. Nilai korelasi tersebut menggambarkan bahwa hubungan antara status sosial ekonomi mahasiswa dengan perilaku pergantian merek pada telepon seluler mempunyai hubungan yang sedang atau tidak terlalu erat.

Berdasarkan hasil korelasi dan regresi yang didapat, penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek (brand switching behavior) pada telepon seluler dikalangan mahasiswa Sosiologi FISIP UNILA 2013-2014, maka Ha diterima dan H0ditolak. Dengan kata lain, semakin tinggi status sosial ekonomi mahasiswa maka semakin tinggi perilaku pergantian merek (brand switching behavior) telepon seluler dan sebaliknya semakin rendah status sosial ekonomi


(56)

76

mahasiswa, maka semakin rendah perilaku pergantian merek (brand switching behavior)telepon selulernya.

B. SARAN

Sesuai dengan hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka memberikan saran:

1. Penelitian mempunyai kelemahan di mana belum bisa membuktikan apakah pergantian merek pada telepon seluler benar-benar kebutuhan nyata atau hanya kebutuhan yang diada-adakan. Sebagai saran untuk akademisi lain untuk bisa membuktikan bahwa alasan dari pergantian merek sebenarnya adalah kebutuhan nyata atau sebaliknya.

2. Pada penelitian ini pengaruh status sosial ekonomi mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek (brand switching) telepon seluler hanya sebesar 20% dan sisanya sebanyak 80% dipengaruhi faktor lain. Sebagai saran untuk mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang status sosial ekonomi, sebaiknya mencari faktor-faktor lain yang sebesar 80% pengaruhnya terhadap perilaku pergantian merek dan sebagainya.


(57)

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Assael, Henry, 1995,Consumer Behavior and Marketing Action, Boston:Kent Publishing Co.

Bitner, Mary Jo. 1992.Servicescape: The Impact of Physical Surroundings on Employees.The Journal ofMarketing, Vol. 56 (2), 57-71.

http://web.wilkes.edu/servicescape. Diunduh pada 5 Februari 2015. Boediono. 1996.Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE.

Dharmmesta, Basu, S. 1999. Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti.Jurnal Ekonomi danBisnis Indonesia, Vol. 14 (3).http://jieb-febugm.com. Diakses pada 3 Februari 2015.

Djan, I., & Ruvendi, R. 2006. Prediksi Perpindahan Penggunaan Merek Handphone Dikalangan Mahasiswa. Dalam Alens Diana Mantansari.Perilaku Brand

Switching Pada Telepon Seluler yang Dipengaruhi Oleh Reference Group. Jurnal. Malang: Universitas Brawijaya. http://www.jurnal.ub.ac.id. Diakses pada 25 November 2014.

Fadila, Ade Citra dan Hidayati, Dewi Ayu. 2013. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Anak. Jurnal Sociologie, Vol.4, 262-269. http://www.pshi.fisip.unila.ac.id. Diakses pada 8 Juli 2015.

Ferrinadewi, Erna. 2008.Pengaruh Threath Emotion Konsumen dan Brand Trust Pada Keputusan Pembelian Produk Susu Anlene Di Surabaya.Skripsi:

Universitas Sumatera Utara. http://www.repository.usu.ac.id. Diakses pada 22 Desember 2014.

Gerke, Solvay. 2000. Global Lifestyle Under Local Conditions: The New

Indonesian Middle Class. In Ninuk Pambudy,Gaya Hidup Suka Mengonsumsi dan Meniru: Beranikah Berinovasi?. Prisma, Vol. 31 (1), 14-27. Jakarta: LP3ES

Hamidin, Hamdan. 2009. Gaya Hidup Masyarakat yang Menggunakan Telepon Seluler. Retrieved From http://www.scribd.com/doc/48280536. diakses pada 22 Februari 2015


(58)

Haryati. 2007. Studi Interaksionisme Simbolik, Budaya Telepon Genggam. Jurnal Penelitian Komunikasi, Vol. 10 (1). http://www.jurnal.ugm.ac.id. Diakses pada 26 Februari 2015.

Ihsan, Faud. 2003.Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Katz, James Everett.2008. Handbook of Mobile Communication Studies. London: The MIT Press.

Kotler, Philip. 2000.Marketing Management, The MilleniumEdition. New Jersey: Prentice HallInternational, Inc.

Kusuma, Muthia Oktiffany . 2014.Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Kelompok Teman Sebaya Pengguna Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung

Laksana, Fajar. 2008.Manajemen Pemasara. Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mankiw, N. Gregory. 2000.Teori Makroekonomi Edisi Keempat. (Imam Nurmawan, Penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Nasution, S.1983.Sosiologi Pendidikan.Jakarta:Jemmars.

Özcan, Yusuf Z and Koçak, Abdullah. 2003. Research Note: A Need or a Status Symbol? Use of Cellular Telephones in Turkey. European Journal of Communication, Vol 18, (2): 241–254.http://www.sagepublications.com.

Diunduh pada 17 November 2014.

Pambudy, Ninuk. 2012. Gaya Hidup Suka Mengonsumsi dan Meniru: Beranikah Berinovasi?.Prisma, Vol. 31 (1), 14-27. Jakarta: LP3ES.

Pass, Christopherdan Lowes, Bryan. 1994.Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Polak, M. 1971.Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas. Jakarta: Balai Pustaka Ikhtiar.

Prakoso, Widas Prasetyo. 2012.Pengaruh Keterlibatan pada Isu, Interaksi Sosial, dan Interaktivitas Sistem terhdap Komitmen dan Dampaknya pada Keinginan Member Untuk Kembali Berpartisipasi dalam OCD Forum.Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. http://www.adln.lib.unair.ac.id. Diakses pada 23 Maret 2015


(59)

Rakhmat, Jalaludin. 1997.Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, Masri dan Efendi Sofian. 1987.Metode Penelitian Sosial. Jakarta: LP3ES.

Srivastava, Lara. 2008. The Mobile Make Its Mark. In James E. Katz.Handbook of Mobile Communication Studies,15-29. Massachusetts: The MIT Press. Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif dan R&D.CV

Alfabeta: Bandung.

Subiyanto, 2003.Kontribusi Penguasaan Konsep Ekonomi Siswa, Status Sosial Ekonomi dan Pola Pendidikan Ekonomi dalam Keluarga Terhadap Pola Perilaku Konsumsi Siswa SMU Kota Madiun. Tesis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Suharsimi, Arikunto. 2006.Prosedur Penelitian.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sumardi, Mulyanto dan Dieter-evers, Hans. 1982.Kemiskinan dan kebutuhan

pokok.Jakarta: Rajawali

Sumardjono. 1997. Prosedur Penelitian.Yogyakarta: Kanisius Supranto, J. 2008.Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Trigg, Andrew B. 2001.Veblen, Bourdieu and Conspicuous Consumption. Journal of Economic Issues, Vol. 35 (1), 99-155.

http://www.jstor.org/stable/4227638. Diunduh pada 20 November 2014.

Veblen, Thorstein. 1899.The Theory Of Leisure Class. Oxford University Press: New York. http://libgen.org. Diunduh pada 18 November 2014.

Widyasari, Suzy. 2008.Analisis Perilaku Brand Switching Konsumen Dalam Pembelian Produk Sepeda Motor.Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September, Vol. 15, No. 2.

Yulisanti. 2000.Status Sosial Ekonomi dan Perilaku Konsumtif Kelas Menengah Baru.APMD: Yogyakarta.

Zahorik, Anthony J. 1993. Customer Satisfaction,Customer Retention and Market Share.Journal of Retailing, Vol. 69 (2), 193-215.


(1)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh status sosial ekonomi mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek (brand switching behavior) pada telepon seluler dikalangan mahasiswa Sosiologi FISIP UNILA 2013-2014, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil uji korelasi, antara variabel independen (status sosial ekonomi orang tua (X1)) dengan variabel dependen (perilaku pergantian merek pada telepon seluler Y)) yaitu sebesar 0,308 dan signifikansi 0,011 dan 0,011 < 0,05. Maka ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku pergantian merek pada telepon seluler dan hasil korelasi berada pada tingkat lemah. Artinya, meskipun ada hubungan yang signifikan namun hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku pergantian merek pada mahasiswa Sosiologi FISIP UNILA kurang erat.

Perhitungan regresi berganda menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas (status sosial ekonomi orang tua, pola konsumsi, dan jenis serta kegunaan telepon seluler) memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku pergantian merek (brand switching behavior)telepon seluler mahasiswa.


(2)

75

Nilai F hitung hasil pengolahan data adalah sebesar 52,498. Dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel, diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar dibanding nilai F tabel yaitu 52,498 > 3,99 dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara keseluruhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen atau variabel status sosial ekonomi mahasiswa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel perilaku pergantian merek.

Nilai korelasi (R) dari hasil pengolahan data adalah sebesar 0,451. Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa sumbangan variabel independen (tingkat status sosial ekonomi mahasiswa) yang terdiri dari status sosial ekonomi orang tua, pola konsumsi dan jenis serta kegunaan telepon seluler terhadap variabel dependen (perialku pergantian merek pada telepon seluler) adalah sebesar 20%. Nilai korelasi tersebut menggambarkan bahwa hubungan antara status sosial ekonomi mahasiswa dengan perilaku pergantian merek pada telepon seluler mempunyai hubungan yang sedang atau tidak terlalu erat.

Berdasarkan hasil korelasi dan regresi yang didapat, penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek (brand switching behavior) pada telepon seluler dikalangan mahasiswa Sosiologi FISIP UNILA 2013-2014, maka Ha diterima dan H0ditolak. Dengan kata lain, semakin tinggi status sosial ekonomi mahasiswa maka semakin tinggi perilaku pergantian merek (brand switching behavior) telepon seluler dan sebaliknya semakin rendah status sosial ekonomi


(3)

76

mahasiswa, maka semakin rendah perilaku pergantian merek (brand switching behavior)telepon selulernya.

B. SARAN

Sesuai dengan hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka memberikan saran:

1. Penelitian mempunyai kelemahan di mana belum bisa membuktikan apakah pergantian merek pada telepon seluler benar-benar kebutuhan nyata atau hanya kebutuhan yang diada-adakan. Sebagai saran untuk akademisi lain untuk bisa membuktikan bahwa alasan dari pergantian merek sebenarnya adalah kebutuhan nyata atau sebaliknya.

2. Pada penelitian ini pengaruh status sosial ekonomi mahasiswa terhadap perilaku pergantian merek (brand switching) telepon seluler hanya sebesar 20% dan sisanya sebanyak 80% dipengaruhi faktor lain. Sebagai saran untuk mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang status sosial ekonomi, sebaiknya mencari faktor-faktor lain yang sebesar 80% pengaruhnya terhadap perilaku pergantian merek dan sebagainya.


(4)

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Assael, Henry, 1995,Consumer Behavior and Marketing Action, Boston:Kent Publishing Co.

Bitner, Mary Jo. 1992.Servicescape: The Impact of Physical Surroundings on Employees.The Journal ofMarketing, Vol. 56 (2), 57-71.

http://web.wilkes.edu/servicescape. Diunduh pada 5 Februari 2015. Boediono. 1996.Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE.

Dharmmesta, Basu, S. 1999. Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi Peneliti.Jurnal Ekonomi danBisnis Indonesia, Vol. 14 (3).http://jieb-febugm.com. Diakses pada 3 Februari 2015.

Djan, I., & Ruvendi, R. 2006. Prediksi Perpindahan Penggunaan Merek Handphone Dikalangan Mahasiswa. Dalam Alens Diana Mantansari.Perilaku Brand

Switching Pada Telepon Seluler yang Dipengaruhi Oleh Reference Group. Jurnal. Malang: Universitas Brawijaya. http://www.jurnal.ub.ac.id. Diakses pada 25 November 2014.

Fadila, Ade Citra dan Hidayati, Dewi Ayu. 2013. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Anak. Jurnal Sociologie, Vol.4, 262-269. http://www.pshi.fisip.unila.ac.id. Diakses pada 8 Juli 2015.

Ferrinadewi, Erna. 2008.Pengaruh Threath Emotion Konsumen dan Brand Trust Pada Keputusan Pembelian Produk Susu Anlene Di Surabaya.Skripsi:

Universitas Sumatera Utara. http://www.repository.usu.ac.id. Diakses pada 22 Desember 2014.

Gerke, Solvay. 2000. Global Lifestyle Under Local Conditions: The New

Indonesian Middle Class. In Ninuk Pambudy,Gaya Hidup Suka Mengonsumsi dan Meniru: Beranikah Berinovasi?. Prisma, Vol. 31 (1), 14-27. Jakarta: LP3ES

Hamidin, Hamdan. 2009. Gaya Hidup Masyarakat yang Menggunakan Telepon Seluler. Retrieved From http://www.scribd.com/doc/48280536. diakses pada 22 Februari 2015


(5)

Haryati. 2007. Studi Interaksionisme Simbolik, Budaya Telepon Genggam. Jurnal Penelitian Komunikasi, Vol. 10 (1). http://www.jurnal.ugm.ac.id. Diakses pada 26 Februari 2015.

Ihsan, Faud. 2003.Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Katz, James Everett.2008. Handbook of Mobile Communication Studies. London: The MIT Press.

Kotler, Philip. 2000.Marketing Management, The MilleniumEdition. New Jersey: Prentice HallInternational, Inc.

Kusuma, Muthia Oktiffany . 2014.Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Kelompok Teman Sebaya Pengguna Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung

Laksana, Fajar. 2008.Manajemen Pemasara. Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mankiw, N. Gregory. 2000.Teori Makroekonomi Edisi Keempat. (Imam Nurmawan, Penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Nasution, S.1983.Sosiologi Pendidikan.Jakarta:Jemmars.

Özcan, Yusuf Z and Koçak, Abdullah. 2003. Research Note: A Need or a Status Symbol? Use of Cellular Telephones in Turkey. European Journal of Communication, Vol 18, (2): 241–254.http://www.sagepublications.com. Diunduh pada 17 November 2014.

Pambudy, Ninuk. 2012. Gaya Hidup Suka Mengonsumsi dan Meniru: Beranikah Berinovasi?.Prisma, Vol. 31 (1), 14-27. Jakarta: LP3ES.

Pass, Christopherdan Lowes, Bryan. 1994.Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Polak, M. 1971.Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas. Jakarta: Balai Pustaka Ikhtiar.

Prakoso, Widas Prasetyo. 2012.Pengaruh Keterlibatan pada Isu, Interaksi Sosial, dan Interaktivitas Sistem terhdap Komitmen dan Dampaknya pada Keinginan Member Untuk Kembali Berpartisipasi dalam OCD Forum.Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. http://www.adln.lib.unair.ac.id. Diakses pada 23 Maret 2015


(6)

Rakhmat, Jalaludin. 1997.Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, Masri dan Efendi Sofian. 1987.Metode Penelitian Sosial. Jakarta: LP3ES.

Srivastava, Lara. 2008. The Mobile Make Its Mark. In James E. Katz.Handbook of Mobile Communication Studies,15-29. Massachusetts: The MIT Press. Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif dan R&D.CV

Alfabeta: Bandung.

Subiyanto, 2003.Kontribusi Penguasaan Konsep Ekonomi Siswa, Status Sosial Ekonomi dan Pola Pendidikan Ekonomi dalam Keluarga Terhadap Pola Perilaku Konsumsi Siswa SMU Kota Madiun. Tesis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Suharsimi, Arikunto. 2006.Prosedur Penelitian.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sumardi, Mulyanto dan Dieter-evers, Hans. 1982.Kemiskinan dan kebutuhan

pokok.Jakarta: Rajawali

Sumardjono. 1997. Prosedur Penelitian.Yogyakarta: Kanisius Supranto, J. 2008.Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Trigg, Andrew B. 2001.Veblen, Bourdieu and Conspicuous Consumption. Journal of Economic Issues, Vol. 35 (1), 99-155.

http://www.jstor.org/stable/4227638. Diunduh pada 20 November 2014.

Veblen, Thorstein. 1899.The Theory Of Leisure Class. Oxford University Press: New

York. http://libgen.org. Diunduh pada 18 November 2014.

Widyasari, Suzy. 2008.Analisis Perilaku Brand Switching Konsumen Dalam Pembelian Produk Sepeda Motor.Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September, Vol. 15, No. 2.

Yulisanti. 2000.Status Sosial Ekonomi dan Perilaku Konsumtif Kelas Menengah Baru.APMD: Yogyakarta.

Zahorik, Anthony J. 1993. Customer Satisfaction,Customer Retention and Market Share.Journal of Retailing, Vol. 69 (2), 193-215.


Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam perpindahan merek telepon seluler merek lain ke merek samsung: studi pada pengguna telepon seluler merek samsung yang sebelumnya menggunakan telepon seluler merek lain di Universitas Islam

1 21 165

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS MEREK Pengaruh Experiental Marketing Terhadap Loyalitas Merek (Studi Empirik Pada Pengguna Telepon Seluler Merek Nokia di Surakarta).

0 4 16

PENDAHULUAN Pengaruh Experiental Marketing Terhadap Loyalitas Merek (Studi Empirik Pada Pengguna Telepon Seluler Merek Nokia di Surakarta).

0 5 128

ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK TELEPON SELULER MEREK NOKIA DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 1 6

ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK TELEPON SELULER MEREK NEXIAN ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK TELEPON SELULER MEREK NEXIAN DI KECAMATAN SUKOHARJO.

0 1 9

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK TELEPON SELULER MEREK NEXIAN DI KECAMATAN SUKOHARJO.

0 1 4

Analisis Perilaku Konsumen terhadap Kepuasan Pembelian suatu Merek Telepon Seluler GSM.

0 0 36

PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP PEMBENTUKAN LOYALITAS KONSUMEN TELEPON SELULER MEREK SAMSUNG PADA MAHASISWA FKIP UNS.

0 0 16

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PENGGUNA TELEPON SELULER MEREK BLACKBERRY ipi189924

0 0 20

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TELEPON SELULER MEREK SAMSUNG DI BANJARMASIN

0 1 18