Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam perpindahan merek telepon seluler merek lain ke merek samsung: studi pada pengguna telepon seluler merek samsung yang sebelumnya menggunakan telepon seluler merek lain di Universitas Islam

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PERPINDAHAN MEREK TELEPON SELULER

MEREK LAIN KE MEREK SAMSUNG

(Studi Pada Pengguna Telepon Seluler Merek Smsung Yang Sebelumnya Menggunakan Telepon Seluler Merek Lain di Universitas Islam Negeri

Syarief Hidayatullah Jakarta) Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Vanny Ravindra NIM: 1110081000038

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PERPINDAHAN MEREK TELEPON SELULER

MEREK LAIN KE MEREK SAMSUNG

(Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH

VANNY RAVINDRA NIM: 1110081000038

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Yahya Hamja, MM Dr. Muniaty Aisyah, Ir.MM

NIP.194906021978031001 NIP.197803072011012003

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 11 Agustus 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas nama mahasiswa :

1. Nama : Vanny Ravindra 2. NIM : 1110081000038 3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Perpindahan Merek Telepon Seluler Merek Lain ke Merek Samsung.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan “LULUS” dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Agustus 2014

1. Yoghi Citra Pratama, M.Si. ( ) NIP : 19830717 2011011 011 Ketua

2. Ade Suherlan, MBA ( )

NIP : 1980052009121001 Sekretaris

3. Cut Erika Ananda, MBA ( )


(4)

iii

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Perpindahan Merek Telepon Seluler Merek Lain ke Merek Samsung

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 22Oktober 2014 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa : 1. Nama : Vanny Ravindra

2. NIM : 1110081000038 3. Jurusan : Manajemen 4. Judul Skripsi :

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Juni 2014

1. Leis Susanawaty, SE, M.Si ( ) NIP : 1972208092005012004 Ketua

2. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si. ( ) NIP : 197312212005012002 Sekretaris

3. Dr. Yahya Hamja, MM ( )

NIP : 19490602 197803 1 001 Pembimbing I 4. Dr. Muniaty Aisyah, Ir. MM ( )

NIP : 19780307 201101 2 003 Pembimbing II

5. Cut Erika Ananda, MBA ( )


(5)

iv

LEMBAR PERNYATAANKEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Vanny Ravindra

NIM : 1110081000038

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan danmempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atautanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 11 September 2014


(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Vani Ravindra Usia : 21 Tahun Tempat Lahir : Tangerang Tanggal Lahir : 12 Agustus 1992 Kebangsaaan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl.Wadassari 1 RT 01/02 No.27 Kel.Pd.Betung Kec.Pd.Aren Tangerang selatan

Status : Belum Menikah

B. Riwayat Pendidikan

1998 - 2004 : SDN Pesanggrahan 08 Petang Jakarta 2004 - 2007 : SMPN 177 Jakarta

2010 – 2010 : SMAN 47 Jakarta

2010 – 2014 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah FakultasEkonomi Jurusan Management


(7)

vi ABSTRACT

This research aims to determine the factors that influence consumer decisions in brand switching from another brand of selullar phone to Samsung brand. This research uses 100 consumer who use a seluller phone Samsung brand in Jakarta State Islamic University. Sample use non-probability sampling method, that is taking of not randomsample, with accidental sampling. Techniqueof data collection bydistributing of questionnaire directly to respondent. Amount of variables which checked is 27 variables. Of data analyzed use analysis of factor with SPSS 17.0 For Windows.Research earnings yield indicate that out of 27 variable which analyzed with factor analysis model is 8 the formed factor, factor 1 Advertising (eigenvalues value 7.025), factor 2 Consumer Dissatisfaction (eigenvalue value 3.034), factor 3 Product (eigenvalues 1,801 value), factor 4 Brand image (eigenvalues 1,781 value), factor 5 Price (eigenvalues 1.583 value ), factor 6 Promotion (eigenvalues value 1.296), factor 7 the ability of the product to be repaired (eigenvalues 1,136 value), and factor 8 locations (eigenvalues 1,095 value).

Keyword : Advertising, Price, Brand Image, Consumer Unsatisfaction, Brand Switching


(8)

vii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam perpindahan merek telepon seluler merek lain ke merek Samsung. Data penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang konsumen yang menggunakan telepon seluler/Smartphone merek Samsung di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. Metode penentuan sampel adalah non-probability sampling, yaitu penarikan sampel secara tidak acak, dengan cara Accidental Sampling. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Jumlah variabel yang diteliti adalah 27 variabel. Data diolah dengan menggunakan analisis faktor dengan alat bantu SPSS 17 for Windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 27 variabel yang dianalisa dengan model analisis faktor ada 8 faktor yang terbentuk, faktor yang mempengaruhi konsumen dalam perpindahan merek telepon seluler lain ke merek Samsung, yaitu faktor 1 Periklanan (nilai eigen value 7.025), faktor 2 Ketidakpuasan Konsumen (nilai eigen value 3.034), faktor 3 Produk (nilai eigen value 1.801), faktor 4 Citra Merek (nilai eigen value 1.781), faktor 5 Harga (nilai eigen value 1.583), faktor 6 Promosi (nilai eigen value 1.296), faktor 7 kemampuan produk untuk diperbaiki (nilai eigen value 1.136), dan faktor 8 lokasi (nilai eigen value 1.095)

Kata kunci : Periklanan, harga, ketidakpuasan konsumen, citra merek, perpindahan merek.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Wa shallallahu wa sallam ‘ala Nabiyyina Muhammadin, Wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, Amma ba’du.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah megaruniakan Rahmat dan Hidayah-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam beserta para sahabatnya yang telah membawa cahaya kehidupan bagi kita semua.

Tidak henti-hentinya penulis mengucap rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’alakerena berkat kehendak dan izin-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Penulis juga menyadari bahwa skripsi tidak lepas dari bantuan dan dukungan orang-orang disekitar penulis dalam penyusunannya. Untuk itu, dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Abu Bakar dan Ibu Nengsih atas doa, usaha, dan keikhlasan kalian yang sudah membesarkan dan mendidik penulis sampai saat ini. Tanpa kedua orang tua penulis bukan apa-apa dan hanya dengan ridho dari kedua orang tua serta Allah SWT penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, MM., selaku ketua jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(10)

ix

5. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing I. Terima kasih banyak atas waktu, saran, motivasi, dan ilmu yang sangat bermanfaat yang telah bapak berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, MM selaku dosen pembimbing II. Terima kasih banyak atas waktu yang selalu bapak sediakan untuk membimbing penulis, serta masukan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Hemmy Fauzan, SE., MM selaku dosen pembimbing akademik.

8. Seluruh jajaran staf karyawan dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Seluruh responden penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk menjawab kuesioner yang penulis berikan. Penulis sadari tanpa bantuan dan kerja sama kalian penelitian ini tidak dapat berjalan.

10. Sahabat tercinta Isna, Sofwa, Icha, Danil terima kasih atas dukungan nya. Untuk Isna semoga cepat sidang dan wisuda bareng. Buat Danil selamat sudah Wisuda duluan.

11. Kawan-kawan KKN Sahabat 2013 yang telah memberikan pengalaman baru selama sebulan KKN, Andi, Karjo, Taslim, Upi, Nadiah, Nuni, Malik, Ujoh, Rahmat, Ipin, dan Ababil sukses untuk kita semua.

12. Kawan-kawan Manajemen A, kawan – kawan konsentrasi pemasaran, Derian, Hafidz, Rachmat, Fitrah, Lutfi, Adit, Reza, Anjar, Abi dan yang lainnya sukses untuk kita semua kawan. Ingat, tim futsal kita pernah berjaya pada masanya hehehe.

13. Kawan-kawan seperjuangan Tiwi, Putra, Nisa, Ita, Wanti, dan yang lainnya terima kasih untuk kebersamaan kita, untuk ilmu yang kita bagi, dan untuk kerja keras kita, dan untuk motivasi yang kalian berikan, sukses untuk kita semua.

14. Yang Terakhir saya menyampaikan terimakasih banyak kepada Dita Puspita, karena kamu selalu mendukung aku menjadi semangat mengerjakan menyelesaikan Tugas Akhir ini. Semoga kamu cepat menyusul dan mendapat Gelar Sarjana tanpa telat. Amiiin


(11)

x

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun sangat diharapkan bagi penulis. Akhir kata, besar harapan bagi penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 11 September 2014


(12)

xi

DAFTAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP vi

ABSTRACT viii

ABSTRAK ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR GAMBAR xix

DAFTAR LAMPIRAN xx

BAB I -- PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Perumusan Masalah 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

1. Tujuan Penelitian 9

2. Manfaat Penelitian 9

BAB II -- TINJAUAN PUSTAKA 11

A. Landasan Teori 11

1. Pemasaran 11

2. Bauran Pemasaran 11

3. Perilaku Konsumen 13


(13)

xii

5. Periklanan 20

6. Harga 24

7. Ketidakpuasan Konsumen 31

8. Citra Merek 35

9. Penelitian Terdahulu 40

10. Kerangka Pemikiran 44

11. Hipotesis 45

BAB III -- METODOLOGI PENELITIAN 46

A. Ruang Lingkup penelitian 46

B. Metode penentuan sampel 46

C. Metode pengumpulan data 47

D. Metode analisis data 49

1. Uji Kualitas Data 49

2. Analisis Faktor 50

E. Operasional Variabel penelitian 58

BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN 61

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 61 1. Sejarah Singkat Produk 61

B. Hasil Dan Pembahasan 66

1. Uji kualitas data 66

2. Karakteristik Responden 69

3. Analisis Deskriptif 71

4. Analisis Faktor 87

BAB V – KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 113

A. Kesimpulan 113

B. Implikasi dan saran 113


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

1.1 Daftar Penjualan tahun 2012-2013 4

1.2 Data Penjualan Dilihat dari OS 4

1.3 Data Penjualan Smartphone 2012-2013 5

1.4 Daftar TOP Brand Index 2012-2013 6

1.5 Daftar TOP Brand Index 2014 6

2.1 Penelitian Terdahulu 39

3.1 Ukuran Ketepatan KMO 53

3.2 Operasional Variabel 58

4.1 Hasil Tryout Uji Validitas 66

4.2 Hasil Uji Reliabilitas Periklanan 68

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Harga 68

4.4 Hasil Uji Reliabilitas Ketidakpuasan Konsumen 68

4.5 Hasil Uji Reliabilitas Citra Merek 68

4.6 Jenis Kelamin 70

4.7 Iklan Samsung Menarik Perhatian 71

4.8 Ketertarikan Konsumen Melihat Iklan Lebih Lanjut 72

4.9 Iklan Samsung Menggerakan Keinginan 72

4.10 Iklan Samsung Meyakinkan Calon Pembeli 73

4.11 Iklan Samsung Membuat Tindakan Pembelian 73

4.12 Kesesuaian harga 74


(15)

xiv

4.14 Harga lebih Stabil 75

4.15 Adanya Potongan Harga 76

4.16 Promosi Harga 76

4.17 Penetapan Harga Geografis 77

4.18 Kinerja 77

4.19 Fitur 78

4.20 Kehandalan 79

4.21 Daya Tahan 79

4.22 Kesuaian 80

4.23 Dapat Diperbaiki 81

4.24 Model yang bgus 81

4.25 Produk Merek Ternama 82

4.26 Reputasi Merek 82

4.27 Penampilan Produk 83

4.28 Kualitas Produk 83

4.29 Fitur Unik 84

4.30 Kebanggan Memakai Merek 85

4.31 Merek Mudah Diingat 85

4.32 Merek Mudah Diucapkan 86

4.33 Merek Mudah Dikenal 86

4.34 KMO and Barletts Test 88

4.35 Nilai MSA 89

4.36 Communalities 90

4.37 Total Variance Explained 96


(16)

xv

4.39 Rotated Component Matrix 102 4.40 Pembagian Faktor yang Terbentuk 110

DAFTAR GAMBAR


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner 123

Lampiran 2 Hasil Skoring Jawaban Responden 128 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas 139 Lampiran 4 Hasil Analaisis Faktor 141


(18)

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang penelitian

Dalam era global seperti sekarang ini perdagangan bebas berkembang dengan pesat tanpa mengenal batasan wilayah maupun negara, hal itu menimbulkan persaingan bisnis yang sangat ketat sehingga menuntut perusahaan bekerja lebih atau lebih kreatif dalam menciptakan peluang bisnis dan inovasi produk. Saat ini begitu banyak merek dan produk pesaing yang ada di pasar membuat konsumen memiliki banyak pilihan dan alternatif produk atau jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berbagai macam pilihan produk baik barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen memberikan kesempatan bagi konsumen untuk memilih merek apa yang akan dikonsumsi. Beragamnya merek yang ditawarkan kepada konsumen memberikan kesempatan bagi konsumen untuk berpindah dari merek satu ke merek lainya. Perilaku perpindahan merek pada pelanggan merupakan fenomena yang komplek yang

dipengaruhi faktor-faktor keprilakuan, persaingan dan waktu (Srinivasan dalam Shellyana dan Dharmesta, 2002:92).

Melihat fenomena yang terjadi saat ini perpindahan merek juga terjadi di dunia teknologi yaitu pada telepon seluler, dilihat dari perkembanganya produk telepon seluler dari jaman ke jaman semakin membaik dari segi kualitas dan fiturnya. Dahulu telepon seluler hanya dipergunakan untuk sekedar menelpon atau mengirimkan pesan singkat


(20)

2 kepada kerabat atau orang lain, namun di jaman sekarang telepon seluler atau yang dikenal handphone sudah menjadi alat pendukung berbagai kegiatan dan aktivitas manusia. Karena itu di jaman sekarang handphone yang dapat menunjang kegiatan dan aktivitas manusia disebut dengan ponsel pintar atau smartphone. Pengembangan produk ponsel pintar atau smartphone sangat cepat. Pengembangan itu terletak pada bentuk, ukuran dan fiturnya.

Menurut id.techinasia.com (2014)Samsung adalah produsen Smartphone terbaik di Asia dan Dunia. Tapi ada banyak pesaing lainya yang mencoba untuk menggeser kekuasaan Samsung dan Apple. Persaingan tersebut sangat terutama di Asia. Dimana sejumlah produsen Handphone menarik pelanggan dengan perangkat yang bagus, tapi dengan harga yang terjangkau. 16 pesaing baru diantaranya adalah Xiaomi, Cooldpad, oppo, micromax, karbonn, xolo, smartfren, evercross, cyrus, mito, ninetology, i-mobile, fpt, q-mobile, cherry mobile, dan Starmobile. Dan pesaing lama diantaranya LG, Motorola, Nokia, Sony, Imo.

Dikutip dari news.detik.com (2013), dengan pertumbuhan pengguna ponsel yang luar biasa, Indonesia memang menjadi pasar yang menguntungkan bagi produsen. Berdasarkan data dari ATSI/Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (2012 kuartal pertama) menunjukan bahwa jumlah pengguna telepon seluler sudah mencapai 255 juta dan angka ini sudah melebihi total jumlah populasi Indonesia yang mencapai 240 juta. Data yang dikeluarkan oleh International Data Corporation (IDC), sebuah


(21)

3 institusi analisis dan riset, juga mendukung fakta ini yaitu bahwa penjualan ponsel pintar atau smartphone meningkat dari 11% di kwartal ketiga 2011 menjadi 13% di kwartal yang sama 2012. IDC bahkan menamakan Indonesia sebagai pasar telepon genggam terbesar di Asia Tenggara.

Selain itu juga dengan adanya perjanjian ACAFTA (ASEAN CHINA Free Trade Area) tahun 2010 maka semakin terbuka pintu perdagangan antara negara-negara di ASEAN dengan China yang implikasinya terlihat dari maraknya merek-merek ponsel china seperti Beyond, Vitell, Taxco, Huawei, ZTE, dan lainya.

Persaingan yang terjadi saat ini tidak hanya terjadi pada segi produk saja, melainkan lebih terletak pada fitur-fitur ponsel itu sendiri. Seperti model kemasan (packaging), layanan purna jual (after sales service), pelayanan yang diberikan (service), iklan (advertising), promosi (promosi), dan fitur-fitur lainya yang cukup dihargai oleh konsumen (Veramayanti, 2009:4). Terlebih lagi saat ini smartphone semakin berkembang baik dari segi fitur maupun sistem operasinya. Mayoritas pengguna ponsel menyukai ponsel multifungsi yang berarti ponsel itu bisa menunjang semua kegiatan yang dibutuhkan oleh konsumen. Namun vendor-vendor ternama cenderung mengeluarkan ponsel berfitur lengkap dengan harga yang mahal. hadirnya produk baru membuat peta persaingan ponsel di pasaran semakin ketat. Apalagi produk baru seringkali hadir dengan harga yang menarik sehingga mendorong konsumen untuk mencari variasi .


(22)

4 Pada bulan November 2013 Gartner salah satu perusahaan analisis terbesar di dunia merilis data penjualan telepon seluler dan Smartphone pada tahun 2013.dilihat dari data tersebut terlihat bahwa Samsung telah merajai pasar ponsel di Dunia. (tabel 1.1)

Tabel 1.1

Data penjualan smartphone pada tahun 2012-2013 untuk lingkup seluruh dunia

Company 2013 units 2013 market share (%)

2012 units 2012 market share (%) Samsung 80.356,8 32,1 55.054,2 32,1 Apple 30.330,0 12,1 24.620,3 14,3 Lenovo 12.882,0 5,1 6.981,0 4,1 LG Electronic 12.055,4 4,8 6.986,1 4,1 Huawei 11.665,7 4,7 7.804,3 4,5 Others 102.941,8 41,1 70.206,8 40,9 Total 250.231,7 100,0 171.652,7 100,0 Sumber : gart ner.com (2013)

Tabel 1.2

Data penjualan Smartphone dilihat dari sistem operasinya untuk lingkup seluruh dunia tahun 2012-2013

Operating system

2013 units 2013 market share (%)

2012 units 2012 Market share (%) Android 205.022,7 81,9 124.552,3 72,6

iOS 30.330,0 12,1 24.620,3 14,3

Microsoft 8.912,3 3,6 3.993,6 2,3 Blackberry 4.400,7 1,8 8.946,8 5,2

Bada 633,3 0,3 4.454,7 2,6

Symbian 457,5 0,2 4.401,3 2,6

Others 475,2 0,2 683,7 0,4

Total 250.231,7 100,0 171.652,7 100,0 Sumber : gart ner.com (2013)


(23)

5 Tabel 1.3

Data penjualan telepon seluler pada tahun 2012-2013 Company 2013 units 2013 market

share (%)

2012 units 2012 Market share (%) Samsung 117.053,8 25,7 97.956,8 22,7 Nokia 63.048,4 13,8 82.300,6 19,1 Apple 300.330,0 6,7 24.620,3 5,7 LG Electronics 18.030,7 4,0 13.968,8 3,2

ZTE 13.696,4 3,0 16.605,9 3,9

Huawei 13.574,4 3,0 11.918,9 2,8

Lenovo 12.999,8 2,9 7.203,7 1,7

TCL

Commnication

12.345,6 2,7 9.326,7 2,2 Sony mobile

Communication

9.757,5 2,1 8.2012,4 1,9

Yulong 8.801,0 1,9 5.218,5 1,2

Others 156.004,7 34,2 153.701,20 35,7 Total 455.642,3 100,0 431.023,8 100,0 Sumber : gart ner.com(2013)

Dapat dilihat diatas merek ponsel samsung merajai tingkat penjualan ponsel di dunia, disusul dengan nokia dan apple. Untuk kategori smartphone juga merek Samsung berada di posisi puncak yang di susul oleh apple dan lenovo di posisi kedua dan ketiga.

Di Indonesia sendiri menurut TOP Brand index tahun 2013 pasar handphone masih dikuasai oleh nokia dan disusul oleh samsung di urutan ke dua. Sedangkan di kategori smartphone blackberry masih kokoh dipuncak Top Brand Index disusul oleh Nokia dan Samsung di posisi kedua dan ketiga.


(24)

6 Tabel 1.4

Daftar TOP Brand Index tahun 2012, 2013

2012 2013

Handphone TBI Smarphone TBI Handphone TBI Smartphone TBI

Merek Merek Merek Merek

Nokia 54.2% Blackberry 40.7% Nokia 50,9% Blackberry 39.0% Huawei 8.5% Nokia 37.9% Samsung 9.8% Nokia 37.0% Samsung 4.8% Samsung 6.6% Cross 4.3% Samsung 11.1% Nexian 4.6% Nexian 3.9% Nexian 4.2% Nexian 3.6% Sumber : t opbrand-aw ard.com(2013)

Tabel 1.5

Daftar TOP Brand Index tahun 2014 2014

Smarphone TBI Merek

Blackberry 44.3%

Nokia 22.7%

Samsung 18.0%

Nexian 2%

Sumber : t opbrand-aw ard.com (2014)

Dapat kita lihat diatas top brand index Samsung masih kalah dengan Nokia dan Blackberry, namun kalau dilihat dari perkembanganya, ponsel dan smartphone merek samsung mengalami peningkatan yang lumayan. Itu mengindikasikan bahwa ponsel pintar merek samsung sudah banyak digemari oleh masyarakat indonesia. Menurut Fabian dalam (ht t p:/ / t elset new s.com / 61092/ sam sung-kuasai-pasar-ponsel-indonesia/)

mengatakan bahwa dari keseluruhan pangsa pasar ponsel di Indonesia, baik itu feature phone maupun smartphone, samsung menguasai market share sebesar 24.8%. dari jumlah tersebut, 30% diantaranya dari lini smartphone. Berdasarkan data data tersebut mengindikasikan adanya perpindahan merek yang semula menggunakan merek lain menjadi menggunakan merek ponsel Samsung.


(25)

7 Menurut Peter dan Olson (2002) dalam Wardani (2010:15) perpindahan merek brand switching adalah pola pembelian yang dikarakteristikan dengan perubahan atau pergantian dari suatu merek ke merek lain. Dari sekian banyak yang dapat menyebabkan perilaku perpindahan merek, terdapat beberapa faktor yaitu citra merek, ketidak puasan konsumen, iklan dan harga.

Penelitian Monroe, Dodd dan Grewal (1991) dalam Khairani (2011:4) menyatakan bahwa pembeli yang mempunyai citra merek yang tinggi akan menimbulkan minat beli. Jika sebuah merek sudah dikenal dan kemudian dalam benak konsumen ada asosiasi tertentu terhadap sebuah merek untuk membedakanya dengan merek yang lain lalu konsumen akan mempersepsikan dengan kualitas yang tinggi.

Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk merupakan konsep penting yamg perlu dipahami pemasar karena dapat memengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Sehingga dapat diindikasikan bahwa ketidakpuasan konsumen merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perpindahan merek karena pelanggan yang tidak puas akan mencari informasi pilihan produk lain dan mereka mungkin akan berhenti membeli produk atau mempengaruhi orang lain untuk tidak membeli (setiyaningrum dalam ikhsan 2012:7).

Lu Hsu dan Hsien Chang (2003:322) dalam Ermayanti (2006:99) berpendapat bahwa “advertising provides incentives and stimuli for customer to switch brand” yang berarti periklanan memberikan perangsang


(26)

8 dan pendorong bagi konsumen untuk berpindah merek dan menyatakan bahwa konsumen dengan tingkat persepsi periklanan yang berbeda mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk berpindah merek. Periklanan menurut kotler (20013:202) didefinisikan sebagai segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Faktor selanjutnya yang dapat memengaruhi perpindahan merek adalah harga. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler dan Amstrong 2008:439). Sebagai contoh, apabila harga yang ditawarkan sama dengan merek sainganya, hal semacam itu juga dapat menyebabkan perpindahan merek.

Dari pernyataan diatas penulis mencoba untuk mengetahui apakah faktor citra merek, ketidakpuasan konsumen, iklan dan harga mempengaruhi konsumen produk telepon seluler lain dalam memutuskan perpindahan ke merek telepon seluler Samsung. Dengan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul :

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Perpindahan Merek Telepon Seluler Merek Lain ke Merek Samsung”


(27)

9 B. Perumusan Masalah

Dari uraian diatas, penulis mencoba merumuskan masalah yang ingin dikaji, yaitu : faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam perpindahan telepon seluler merek lain ke merek samsung

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penuli memberikan batasan masalah dengan tujuan agar pembahasan pada penelitian ini tidak melebar dan tetap on the track . Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah peneliti hanya membahas pada faktor periklanan, harga, ketidakpuasan konsumen, dan citra merek.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan penulis dibidang pengetahuan dibidang pemasaran dan perilaku konsumen yaitu perpindahan merek. Juga sebagai alat untuk mempraktekan teori-teori yang telah diperoleh. Dan juga sebagai Prasyarat untuk menempuh gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta.


(28)

10 b. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat digunanakn sebagai tambahan refrensi penelitian selanjutnya yang lebih lengkap dari ini

c. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan strategi yang akan ditempuh perusahaan untuk mempertahankan pelanggan agar tidak berpindah ke merek lain.


(29)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing anda melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karier, tempat, (pariwisata, rumah, lokal industri), undang-undang, jasa (pengangkutan, penerbangan), hiburan (pertunjukan, pertandingan-pertandingan), dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan-yayasan sosial dan keagamaan (Morrisan, 2010:2).

Strategi pemasaran (marketing strategi) merupakan suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi (Peter dan Olson, 2005:10).

2. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran yang biasa disebut dengan marketing mix juga disebut “the four P of the marketing mix” yaitu product strategi, price strategi, place strategy, dan promotion strategi (Siswanto dan Kleinsteuber, 2002:12). 4P menggambarkan pandangan penjual tentang alat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, setiap alat pemasaran dirancang untuk menyerahkan manfaat pelanggan (Kotler dan Keller, 2012:24).


(30)

12 a. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, dan pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide (Kotler dan Keller 2013:4).

b. Harga

Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen lain menghasilkan biaya (Kotler dan Keller 2013:67)

Produk dengan harga tinggi atau mahal memberikan pesan kepada konsumen mengenai kualitas produk yang juga tinggi begitu pula sebaliknya. Persepsi ini biasanya sudah tertanam kuat dibenak konsumen sehingga jika ada produk yang menjanjikan kualitas terbaik dengan harga yang lebih murah daripada produk pesaing, maka hal ini hanya akan membingungkan konsumen. dengan kata lain faktor harga, promosi, dan saluran distribusi harus menyampaikan satu pesan mengenai positioning produk dimata konsumen. tiga faktor, yaitu kualitas produk tingkat persaingan serta kegiatan promosi yang dilakukan saling berinteraksi dalam menentukan harga suatu produk (Morissan, 2010:78-79).

c. Promosi

Promosi merupakan elemen atau bagian dari pemasaran yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumenya


(31)

13 (Morissan, 2010:25). Promosi penjualan adalah variasi insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu barang atau jasa pada event-event atau waktu-waktu tertentu (Surachman,2008:183).

d. Distribusi

Saluran pemasaran (Marketing Channel)sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk dan jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler dan Keller 2013:106)

3. Perilaku Konsumen

a. Pengertian perilaku konsumen

American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen (Consumen Behaviour) sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (Peter dan Olson, 1999:6). Ada tiga ide penting dari definisi diatas, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis, hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar, dan hal tersebut melibatkan pertukaran.

1) Perilaku konsumen itu dinamis maksudnya bahwa seorang konsumen atau grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.


(32)

14 2) Perilaku konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar maksudnya yaitu untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi), dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta dimana (kejadian disekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.

3) Perilaku konsumen melibatkan konsumen maksudnya adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran.

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, seta ide-ide (Mowen dan Minor, 2002:6).

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi, 2008:3).

Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang


(33)

15 yang berhubungan dengan konsumsi (Schifmann dan Kanuk, 2008:6).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dibedakan menjadi dua (Setiadi, 2008:4) yaitu :

1) Faktor kebudayaan a) Kebudayaan

Merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

b) Sub Budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Contohnya, kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.

c) Kelas sosial

Adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaanya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2) Faktor Sosial

a. Kelompok referensi

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seseorang.


(34)

16 b. Keluarga

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yaitu keluarga orientasi: orang tua seseorang, keluarga prokreasi: pasangan hidup anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara insentif.

c. Peran dan status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya, keluarga, klub, organisasi.

3) Faktor pribadi

a) Umur dan tahapan dalam siklus hidup b) Pekerjaan

Para pemasar beruasaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

c) Keadaan ekonomi

Terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

d) Gaya hidup

Pola hidup didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapatan seseorang.


(35)

17 e) Kepribadian dan konsep diri

Karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responya terhadap lingkungan lingkungan yang relatif konsisten.

4) Faktor-faktor psikologis a) Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman.

b) Persepsi

Didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

c) Proses belajar

Menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d) Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

4. Perpindahan Merek

a. Merek

Menurut American Marketing Association dalam Kotler (2012:259), merek (Brand) adalah suatu nama, istilah tanda,


(36)

18 lambang, atau desainatau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau jasa dari produk-produk milik pesaing.

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. (Rangkuti, 2009:2).

Merek merupakan nama atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, simbol, lambang, tanda, slogan, kata-kata atau kemasan) untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual atau pemegang merek (Surjaatmadja, 2008:3). b. Pengertian perpindahan merek

Perpindahan merek (Brand Switching) adalah saat dimana seorang konsumen atau sekelompok konsumen berpindah kesetiaan dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainya (Abisatya, 2009:6). Perpindahan merek ini ditandai dengan adanya perbedaan signifikan antar merek. Konsumen dalam hal ini tidak mengetahui banyak mengenai kategori produk yang ada.

Perpindahan merek adalah pola pembelian yang dikarakteristikan dengan perubahan atau pergantian dari suatu merek ke merek lain (Peter dan Olson dalam setiyaningrum, 2007).

Perpindahan merek (brand switching) ditandai dengan adanya perbedaan signifikan antar merek. Konsumen dalam hal ini mengetahui banyak mengenai kategori produk yang ada. Para pemasar dengan demikian perlu mendiferensiasikan keistimewaan


(37)

19 mereknya untuk menjelaskan merek tersebut. perpindahan merek juga ditandai dengan keterlibatan yang rendah.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan merek

Pada saat pelanggan yang loyal berpindah ke perusahaan atau brand atau produk lain, perusahaan akan mengalami kerugian pendapatan di masa yang akan datang dan kehilangan pelanggan yang sangat menguntungkan. Perilaku konsumen yang melakukan Brand Switching menurut Keavaney (1995), pindahnya pelanggan ke perusahaan atau produk lain dimungkinkan oleh adanya faktor-faktor seperti harga, inconvenience, core service failure, service encounter failure, response to service failure, persaingan antar perusahaan, dan masalah-masalah etika.

Menurut Bitner dalam Setiyaningrum (2007) menyatakan bahwa faktor-faktor seperti waktu, ada/tidakya uang, sedikitnya alternatif, switching cost, dan kebiasaan dapat mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek dan sebagai akibatnya terjadi perpindahan merek.

Menurut Lin et All dalam Khrisna (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Brand Switching diantaranya adalah : 1). Product/service attributes, yaitu merupakan segala macam

atribut yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa. Sub-faktornya diantaranya adalah kemudahan layanan, keunggulan desain produk, dan kelengkapan fitur.


(38)

20 2). Marketing capabilities, yaitu merupakan macam kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan dalam usahanya untuk memasarkan produk/jasa. Sub-faktornya adalah kreativitas iklan, variasi promosi, dan intensitas iklan.

3). Perceived quality, yaitu merupakan tingkat kualitas yang dirasakan oleh konsumen setelah membeli dan mengkonsumsi produk/jasa. Sub-faktornya adalah kualitas fitur, kualitas barang 4). Aftersales service, yaitu merupakan pelayanan lebih lanjut yang

mampu diberikan perusahaan setelah proses pembelian produk/jasa. Sub-faktornya adalah apresiasi kepada konsumen, pelayanan servis center, dan kecepatan servis center.

5). Brand recognition, yaitu meliputi seberapa jauh konsumen mengetahui, mengenal, dan memberi tanggapan suatu merek dari produk/jasa. Sub-faktornya adalah popularitas merek, penghargaan atas merek dan reputasi merek.

5. Periklanan

a. Pengertian periklanan

Periklanan (Advertising) semua bentuk berbayar atas presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas (Kotler dan Keller 2013:202).


(39)

21 b. Tujuan periklanan

Tujuan periklanan yaitu tugas komunikasi khusus dan tingkat pencapaian yang harus dicapai dengan pemirsa tertentu dalam jangka waktu tertentu (Kotler dan Keller 2013:203)

Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut sasaranya, yakni untuk memberi informasi, persuasi atau meningkatkan para pembeli, menambah nilai dan membantu usaha lain perusahaan. 1). Iklan normatif, bertujuan untuk membentuk permintaan pertama

dengan memberitahu pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli dan membangun citra perusahaan

2). Iklan persuasif, bertujuan untuk membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu, dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi merek, mendorong alih merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk pembeli menerima/mencoba menstimulasikan penggunaan produk. 3). Iklan pengingat, bertujuan untuk mengingatkan pada produk


(40)

22 membelinya membuat pembeli tetap ingat produk itu walau tidak musimnya, dan mempertahankan kesadaran puncak. 4). Iklan penambah nilai, bertujuan untuk menambah nilai merek

pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas dan penguatan persepsi konsumen.

5). Iklan bantuan aktivitas lain, bertujuan membantu memfasilitasi aktivitas lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran, misalnya iklan membantu dalam pelepasan promosi penjualan (kupon), membantu wiraniaga (perkenalan produk), menyempurnakan hasil komunikasi pemasaran yang lain.

Bagi produsen, iklan bukan hanya menjadi alat promosi barang maupun jasa, melainkan juga untuk menanamkan citra kepada konsumen maupun calon konsumen tentang produk yang ditawarkan. Citra yang dibentuk oleh iklan sering kali menggiring khalayak untuk percaya pada produk, sehingga mendorong calon konsumen untuk mengkonsumi maupun mempertahankan loyalitas konsumen.

c. Tahapan hierarki efek akibat periklanan

Dalam bukunya Umar (2005:246-247) menerangkan bahwa, minat konsumen potensial atas suatu produk yang ditawarkan dipasar, pada dasarnya terbagi atas tiga tahapan, yaitu tahap mengetahui, terpengaruh, dan bertindak untuk melakukan


(41)

23 pembelian. Model yang pada umumnya dipakai untuk melihat tahapan-tahapan ini adalah model AIDCA.

1). Perhatian (Attention)

Pada tahap ini iklan yang ditayangkan harus dapat menarik perhatian khalayak sasaranya, jika tahap ini tidak berhasil, maka tahap selanjutnya menjadi tidak berguna. Dengan mengetahui hasil pada tahap ini perusahaan sudah dapat mengevaluasi program periklanan yang dilaksanakan.

2). Minat (Interest)

Jika perhatian khalayak sasaran berhasil direbut, iklan yang ditayangkan hendaknya dapat membuat pemirsa berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk yang diiklankan. Untuk itu pemirsa harus dirangsang agar mau mengikuti pesan-pesan iklan tersebut.

3). Keinginan (Desire)

Iklan harus berhasil menggerakan keinginan pemirsa untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. kebutuhan atau keinginan mereka untuk memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu sebagai kelanjutan tahap interest.

4). Rasa percaya (Conviction)

Sampai tahap ini tujuan perusahaan melalui iklan telah berhasil menciptakan kebutuhan calon pembeli. Sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh, tapi


(42)

24 masih timbul keraguan. Dalam kondisi ini hendaknya iklan harus dapat meyakinkan atau menimbulkan rasa percaya diri calon pembeli.

5). Tindakan (Action)

Pada tahap ini hendaknya calon pembeli sudah dapat mengambil keputusan, membeli atau tidak. Tetapi belum sungguh-sungguh berusaha untuk membeli. Mungkin keinginan untuk membeli sudah diputuskan tetapi pembelian belum juga dilakukan karena ada kendala. Untuk itu iklan harus dapat menuntun calon pembeli untuk mengambil langkah akhir berupa tindakan pembelian.

Lu-shu dan Chang (2003) dalam Ermayanti (2006:99), berpendapat bahwa periklanan memberikan perangsang dan pendorong bagi konsumen untuk berpindah merek dan menyatakan bahwa konsumen dengan tingkat persepsi yang berbeda mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk berpindah merek

6. Harga

a. Pengertian harga

Harga adalah suatu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen lain menghasilkan biaya (Kotler dan Keller 2013:67).

Variabel harga dalam bauran pemasaran mengacu pada apa yang harus diberikan konsumen untuk membeli suatu barang atau


(43)

25 jasa yang biasanya menggunakan nilai uang. Harga suatu produk ditentukan tidak saja berdasarkan biaya produksi namun juga faktor-faktor lain, seperti persaingan serta persepsi konsumen terhadap produk (Morissan, 2010:78).

b. Penentuan Harga

Penentuan harga memiliki berbagai macam strategi sesuai dengan tahap yang dilalui oleh sebuah produk atau jasa. Kotler dan Amstrong (2008) diantaranya mengelompokan strategi penentuan harga sebagai berikut :

1). Strategi penetapan harga produk baru, yakni penetapan harga memerah pasar dan penetapan harga untuk penetrasi pasar. 2). Strategi penetapan harga bauran produk, yakni penetapan harga

lini produk, penetapan harga produk tambahan, penetapan harga produk terikat, penetapan harga produk sampingan, dan penetapan harga paket produk.

3). Strategi penyesuaian harga, yang terdiri dari penetapan harga diskon dan pengurangan harga, penetapan harga tersegmentasi, penetapan harga psikologis, penetapan harga untuk promosi, penetapan harga dinamis, penetapan harga internasionaldan penetapan harga berdasarkan geografis.

4). Strategi menghadapi perubahan harga, yaitu memelopori perubahan harga, bagaimana bereaksi terhadap perubahan harga, dan merespon perubahan harga.


(44)

26 c. Tujuan penetapan harga

Penetapan harga haru diarahkan pada suatu tujuan. Sebelum penetapan harga dilakukan, tujuanya harus ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan penetapan harga meliputi : (a) orientasi laba: mencapai target laba dan meningkatkan laba: (b) orientasi penjualan: meningkatkan volume penjualan, dan mempertahankan atau mengembangkan pangsa pasar. (Machfoedz, 2007:88)

1). Tujuan berorientasi pada laba

Perusahaan dapat memilih satu diantara dua tujuan berorientasi laba dalam kebijakan penetapan harga. Tujuan berorientasi laba dapat ditempuh dalam periode jangka pendek atau jangka panjang.

a) Mencapai target laba

Perusahaan dapat memilih menetapkan harga produknya untuk mencapai presentase tertentu dari penjualan atau investasinya. Pencapaian tujuan seperti itu diterapkan oleh pedagang pelantara atau produsen. Banyak pengusaha perdagangan eceran dan grosir menggunakan target laba pada penjualan neto sebagai tujuan penetapan harga periode jangka pendek

b) Meningkatkan laba

Tujuan penetapan harga untuk mendapat uang sebanyak banyaknya mungkin diikuti oleh sejumlah besar


(45)

27 perusahaan daripada tujuan lainya. Kesulitan yang dihadapi tujuan ini adalah bahwa istilah memperbesar laba berkonotasi buruk yang dihubungkan dengan harga tinggi dan monopoli. Tujuan memperbesar laba akan lebih menguntungkan perusahaan jika diaplikasikan dalam jangka panjang. Tetapi, untuk mengaplikasikan ini perusahaan harus menerima kerugian dalam jangak pendek.

2). Tujuan berorientasi pada penjualan

a) Meningkatkan volume penjualan

Penetapan harga dibeberapa perusahaan difokuskan pada volume penjualan selama periode tertentu, misalnya 1 tahun atau 3 tahun. Manajemen bertujuan meningkatkan volume penjualan dengan memberikan diskon atau strategi penetapan harga yang agresif lainya meskipun harus mengalami rugi dalam jangka pendek.

b) Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar

Beberapa perusahaan besar atau kecil, menetapkan harga dengan tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar perusahaan. Misalnya, ketika mata uang jepang (YEN) nilainya melebihi nilai dollar AS, produk jepang menjadi lebih mahal di Amerika serikat. Perusahaan jepang dihadapkan pada prospek berkurangnya pangsa pasar. Untuk mempertahankan pangsa pasar,


(46)

28 perusahaan jepang menerima marjin laba yang lebih kecil dan mengurangi biaya sehingga dapat menjual produk dengan harga dibawah harga jual yang seharusnya.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga

Menurut Hasan (2007:304) perusahaan harus pahan betul faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi tingkat harga yang akan ditentukan :

1) Kondisi perekonomian

Kondisi ekonomi (inflasi, booming, atau resesi, tingkat suku bunga), kebijakan serta peraturan pemerintah, dan aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan) sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.

2) Permintaan dan penawaran

Permintaan merupakan sejumlah produk yang dibeli pada suatu tingkat harga tertentu. Masalah penting dalam faktor ini adalah mengestimasi bagaimana respon pembeli terhadap alternatif harga yang ditawarkan. Sedangkan penawaran merupakan suatu jumlah produk yang ditawarkan oleh perusahaan (penjual) pada suatu tingkat harga tertentu. Umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan menjadi lebih besar, tetapi dalam kasus tertentu kelangkaan barang justru berubah menjadi lebih tinggi.


(47)

29 3) Tujuan perusahaan

Tujuan perusahaan yang ingin dicapai dinyatakan secara eksplisit, seperti :

a) Mencapai laba maksimum

b) Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan c) Menciptakan kepemimpinan kualitas

d) Untuk meningkatkan volume penjualan

e) Meraih pangsa pasar yang besar, mempertahankan dan memperbaiki pangsa pasar

f) Menciptakan stabilisasi harga dan mengatasi persaingan g) Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu

tertentu

h) Dan lain sebagainya 4) Faktor legal dan etis

faktor ini biasanya menjadi alat pengawasan pemerintah dalam penentun harga maksimum, minimum, atau harga tertentu (untuk gabah, jasa angkutan, bahan bakar, bunga pinjaman), diskriminasi harga (iuran Tv, listrik) serta praktek praktek lain yang mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.

5) Bauran pemasaran

Penetapan harga harus dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainya yaitu produk, distribusi dan promosi.


(48)

30 6) Biaya

Biaya merupakan daktor dasar dalam penentuan harga yang minimal, sebab tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Biaya-biaya yang harus dipertimbangkan dalam penetapan harga setidaknya sebagai : a) Biaya out-of-pocket, biaya peningkatan, biaya kesempatan,

cotrollable cost, biaya pengganti, biaya nonoperasional b) Struktur biaya

c) Hubungan volume biaya d) Competitive advantage e) Pengaruh pengalaman biaya

f) Seberapa besar pengaruh biaya masa depan perusahaan 7) Ukuran bisnis

Manajemen perlu memutuskan siapa yang harus menetapkan harga, misalnya oleh manajemen puncak, manajemen lini produk, manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan, dan akuntan.

8) Persaingan

Kekuatan-kekuatan yang berpengaruh dalam persaingan dalam industri adalah persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk subtitusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru.


(49)

31 9) Sifat pasar

Setiap perusahaan perlu memahami kaitan sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli. 7. Ketidakpuasan Konsumen (Consumer Unsatisfaction)

a. pengertian ketidakpuasan konsumen

menurut Peter dan Olson (2005:160) serta Kotler dan Amstrong (2008) ketidakpuasan konsumen muncul ketika kinerja suatu produk ternyata lebih buruk dari kinerja yang diharapkan. Konusmen yang merasa tidak puas terhadap suatu produk cenderung tidak akan melakukan pembelian ulang, cenderung beralih merek, serta mengajukan keberatan kepada produsen, pengecer, dan bahkan menceritakan kepada konsumen lainya.

Mower dan Minor dalam Ermayanti (2006) berpendapat bahwa ketidakpuasan dapat menyebabkan konsumen melakukan beberapa tindakan:

1) konsumen lebih mungkin meninggalkan hubungan dengan produk dan perusahaan

2) konsumen lebih mungkin mengurangi tingkat konsumsi barang dan jasa

b. Ketidakpuasan Konsumen terhadap Brand Switching

Proses konsumen dalam mengambil keputusan pembelian haruslah dipahami oleh pemasar perusahaan dengan baik,


(50)

32 disamping bertujuan untuk membuat strategi pemasaran yang tepat, juga dikarenakan bahwa proses pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen dalam membeli suatu produk tidak dianggap sama. Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakanya dalam membeli. Jika konsumen menilai kinerja produk atau layanan dirasakan sama atau melebihi apa yang diharapkan, maka konsumen akan puas dan sebaliknya jika kinerja produk atau layanan yang diterima kurang dari yang diharapkan, maka konsumen akan tidak puas. Konsumen yang tidak puas cenderung akan bersikap negatif, menghentikan pembelian atau menceritakan hal-hal yang tidak menyenangkan mengenai produk atau jasa yang dibelinya kepada konsumen lain (Suryani 2008:19).

Menurut Assael (1998) dalam Setiyaningrum 2007 bahwa kepuasan dapat memperkuat sikap positif terhadap merek, meningkatkan kecenderungan untuk membeli kembali merek yang sama, sedangkan ketidakpuasan memunculkan sikap negatif terhadap merek, dan mengurangi kecenderungan untuk membeli merek yang sama.

c. Faktor –faktor yang mempengaruhi ketidakpuasan konsumen

Ketidakpuasan konsumen di ukur melalui kualitas produk. Menurut Rangkuti (2009:130), kualitas adalah salah satu dari alat yang paling sering digunakan oleh pemasar untuk melakukan


(51)

33 positioning. Kualitas mempunyai imbas yang langsung terasa pada produk. Hal ini akan semakin mendekatkan pemasar dengan nilai nilai pelanggan dan kepuasan pelanggan.

Menurut Tjiptono (2008:67), didalam kualitas produk terdapat delapan dimensi utama yang biasanya digunkan, yaitu:

1). Kinerja (performance) karakteristik operasi dasar dari suatu produk. Misalnya kecepatan pengiriman paket titipan kilat, ketajaman gambar dan warna sebuah TV, serta kebersihan makanan di restoran.

2). Fitur (Feature), karaktristik pelengkap khusus yang dapat menambah pengalaman pemakaian produk. Contohnya minuman gratis selama penerbangan pesawat, AC pada mobil dan koleksi tambahan aneka nada panggil pada telepon genggam

3). Kehandalan (reliability) yaitu probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan, semakin andal produk bersangkutan.

4). Daya tahan (durability) yaitu jumlah pemakaian produk sebelum produk bersangkutan harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin besar pula daya tahan produk. Baterai merupakan salah satu contoh produk


(52)

34 yang kerap kali menekankan aspek daya tahan sebagai positioning kunci.

5). conformance, yaitu tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan, misalnya ketepatan waktu, keberankatan dan kedatangan kereta api, dan keesuaian ukuran sepatu dengan standar yang berlaku.

6). Service ability

Service ability yaitu kecepatan dan kemudahan untuk direparasi serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.

7). Estetika (aesthetics)

Estetika (aesthetics) menyangkut penampilan produk yang dapat dinilai dengan panca indera (rasa, aroma, suara dan seterusnya) 8). Persepsi terhadap kualitas (Perceived Quality)

Persepsi terhadap kualitas (Perceived Quality) yaitu kualitas yang dinilai berdasarkan reputasi penjual, contohnya mobil BMW, arloji Rolex, kemeja polo, dan peralatan elektronik Sony. Suatu perusahaan tidak akan bertahan tanpa ada konsumen yang mempergunakan atau memakai produk yang dihasilkan pihak produsen, oleh sebab itu guna meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan suatu perusahaan haruslah berdasarkan kepuasan pelanggan (Costumer satisfaction)

Dengan mengetahui kepuasan pelanggan maka barang dan jasa yang diproduksi suatu produsen tersebut memiliki nilai lebih


(53)

35 karena lebih diminati konsumen sebagai pemakai produk tersebut. menurut Umar (2001:93) mengemukakan bahwa kualitas produk merupakan hal yang penting bagi konsumen. kualitas produk, baik yang berupa barang atau jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya, yang disebut dengan dimensi kualitas barang atau produk.

8. Citra merek

a. Definisi citra merek

Image konsumen yang postifi terhadap suatu brand lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian. Brand yang baik juga menjadi dasar untuk membangun citra perusahaan yang positif.

Manfaat dari citra merek yang positif, perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan citra merek yang sudah positif.

Berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai citra merek (brand image) menurut pandangan para ahli:

1) Citra merek secara sederhana menurut Rangkuti (2009:43) adalah sekumpulan asosiasi Brand/merek yang terbentuk dalam benak konsumen.


(54)

36 2) Keller (2008:66) mendefinisikan citra merek sebagai persepsi atau kesan tentang suatu merek yang oleh sekumpulan asosiasi yang menghubungkan pelanggan dengan merek dalam ingatanya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan hasil persepsi dan pemahaman konsumen mengenai merek suatu produk yang dilihat, dipikirkan dan dibayangkan. Dengan menciptakan citra merek yang tepat untuk uatu produk, tentu akan sangat berguna bagi pemasar, karena citra merek akan mempengaruhi penilaian konsumen atas alternatif merek yang dihadapinya.

Fournier menyebutkan bahwa persepsi konsumen terhadap suatu merek merupakan salah satu kunci dalam membangun hubungan jangka panjang. Lebih lanjut, Morris (1996) dalam Rahma (2007:28) mengungkapkan bahwa membangun persepsi yang kuat terhadap merek merupakan prioritas utama pada beberapa perusahaan saat ini. Meenaghan (1995) dalam Rahma (2007:28) juga mengemukakan pentingnya pengembangan citra merek dalam organisasi bisnis. Meenaghan menyatakan bahwa citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi :


(55)

37 1) Meningkatkan pemahaman pengetahuan terhadap aspek-aspek

perilaku konsumen dalam mengambil keputusan.

2) Memperkaya orientasi konsumen terhadap hal-hal yang bersifat simbolis lebih dari pada fungsi-fungsi produk.

3) Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

4) Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan mengingat inovasi teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Graeff (1996) dalam Rahma, (2007:30) menyebutkan bahwa perkembangan pasar yang begitu pesat, akan mendorong konsumen untuk lebih mempertimbangkan citra merek dibangingkan memperhatikan karakteristik produk yang ditawarkan. Kondisi tersebut menunjukan bahwa produk berada dalam psosisi “mature” pada daur hidup produk. Meliputi proprietari, competitive dan image stage. Proprietari menjelaskan bahwa merek mampu menunjukan keunikan suaut produk di pasar. Competitive menjelaskan bahwa merek mampu menjelaskan suatu produk memiliki keunggulan bersaing yang kan menggerakan pesaing untuk melakukan pengembangan produk agar dapat bertahan di pasar. Sedangkan image stage menjelaskan bahwa merek suatu produk mampu menjadi penentu dalam membedakan suatu produk dibenak konsumen dalam memutuskan pembelian dibanding produk lainya.


(56)

38 Dengan demikian dapat disimpulkan berdasarkan pendapat para ahli bahwa merek adalah asosiasi merek yang ada dibenak konsumen, dimana diciptakan oleh uatu asosisasi merek yang kuat, unik dan baik. Dan asosiasi konsumen terhadap merek menentukan citra merek.

b. Pengukuran citra merek berdasarkan aspek sebuah merek

Menurut Keller (2008:56) bahwa pengukuran sebuah merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek, yaitu: strength, uniqueness, dan favourable :

1) Kekuatan (strength)

Strength mengarah pada berbagai keunggulan-keunggulan yang dimiliki merek bersangkutan yang bersifat fisik, dan tidak ditemukan pada merek lainya. Seperti desain produk, produk memiliki kualitas yang baik, dan nama merek yang sudah memiliki reputasi dibidang dunia teknologi. Keunggulan merek itu mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek bersangkutan sehingga bisa dianggap sebagai sebuah kelebihan dibandingkan merek lainya.

2) Favourability

Favourability mengarah pada kemampuan merek untuk mudah diingat oleh pelanggan. Termasuk dalam kelompok favourability ini antara lain : kemudahan merek untuk diucapkan, kemampuan merek untuk tetap diingat pelanggan,


(57)

39 maupun kesesuaian antara kesan dibenak pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek bersangkutan. 3) Keunikan (uniqueness)

Keunikan untuk membedakan sebuah merek diantara merek-merek lain. Kesan ini muncul dari atribut produk. Kesan unik berarti terdapat differensiasiantara produk satu dengan produk lainya.


(58)

40 B. Penelitian Terduhulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Judul Variabel

Independen Variabel Dependen Hasil Penelitian Anandhitya Bagus Arianto (2013) Pengaruh Atribut Produk , harga, kebutuhan mencari variasi dan ketidakpuasa n konsumen terhadap keputusan perpindahan Merek Dari Samsung Galaxy Series di Kota Malang 1.Atribut produk 2.harga 3.Kebutuhan mencari 4.variasi 5.Ketidakpua sankonsum en Perpindahan merek Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang mana hasilnya adalah atribut produk dan harga berpengaruh negative fan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek. Dan kebutuhan mencari variasi dan ketidakpuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek.


(59)

41 Grace Y.D.Radam uri, Naili Farida & Reni Shinta Dewi (2013) Pengaruh Citra Merek,Word of Mouth, Dan Iklan Terhadap keputusan perpindahan merek pada pengguna Blackberry 1.Citra merek 2.Word of Mouth 3.Iklan Perpindahan Merek Hasil penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linier berganda yang mana hasilnya dapat memperlihatk an bahwa dimensi citra merek, word of mouth, dan iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan perpindahan merek. Dwi Ermayanti. S (2006) Pengaruh periklanan, perubahan harga, dan ketidakpuasa n konsumen terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Shampoo Sunsilk di Surabaya 1.Periklanan 2.Perubahan harga 3.Ketidakpua san konsumen Perpindahan merek Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda menunjukan bahwa periklanan, perubahan harga, dan ketidakpuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek.


(60)

42 Sri Kosidah, Nuraini (2014) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaru hi Perilaku Brand Switching Pada KArtu Prabayar XL 1.Ikla 2.Kebutuhan Mencari Variasi 3. Harga 4.Tingkat Keterlibata n 5.Kepuasan Perpindahan Merek Penelitian Ini Menggunakan Regresi Liner Berganda yang menunjukan bahwa iklan tidak berpengaruh signifikan, harga berpengaruh signifikan terhadap perpindahan merek. Noorhayati (2011) Analisis Pengaruh Ketidakpuas an Konsumen dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Brand Switching Behaviour Konsumen Dalam Pembelian Sim Card GSM Prabayar 1. Ketidakpu asan Konsumen 2. Kebutuhan mencari variasi Perpindahan Merek Penelitian yang dilakukan oleh Noorhayati pada pengujian pengaruh ketidakpuasan konsumen dalam perpindahan merek dapat dibuktikan oleh t-value lebih besar dari nilai kritis. Sedangkan kebutuhan mencari variasi tidak dapat dibuktikan karena t-value nya lebih kecil dari nilai kritis.


(61)

43 C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dibuatlah kerangka pemikiran bahwa Perpindahan merek dipengaruhi oleh periklanan, harga, ketidakpuasan konsumen, dan citra merek. Kerangka pemikiran teoritis digambarkan sebagai berikut :


(62)

44 Gambar 2.2

Kerangka pemikiran

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Perpindahan Merek Telepon Seluler

Merek Lain ke Merek Samsung

Periklanan

1.Mengetahui 2.Terpengaruh 3.Bertindak

untuk melakukan pembelian

Harga

1. Kebijakan harga 2. Penyesuaian

harga

Citra merek

1. Kekuatan (strength) 2. Keunikan

3. Favourable Ketidakpuasan

konsumen 1. Kinerja (performance) 2. Fitur (feature)

3. Kehandalan (reliability) 4. Daya tahan (durability) 5. Keseuaian

(conformance) 6. Serviceability 7. Estetika 8. Kualitas yang

dipersepsikan

Analisis faktor

Faktor ke-n Faktor ke-3

Faktor ke-2 Faktor ke-1

Interpretasi hasil

Kesimpulan Uji Kualita Data 1. Validitas 2. Reliabilitas


(63)

45 D. Hipotesis

Diduga faktor periklanan, harga, ketidakpuasan konsumen, dan citra merek merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan perpindahan merek dari telepon seluler/smartphone merek lain ke merek Samsung.


(64)

46 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian kali ini dilakukan pada produk telepon seluler merek Samsung. Sedangkan subjek penelitian ini adalah para Mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah memakai atau menggunakan telepon merek lain lalu berpindah menjadi merek Samsung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel periklanan, harga, ketidakpuasan konsumen, dan citra merek mampu mempengaruhi konsumen sehingga melakukan perpindahan merek yang sebelumnya merek telepon seluler lain menjadi merek Samsung.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Populasi pada penelitian ini adalah pengguna telepon seluler/Smartphone merek Samsung di Jakarta.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2009:81). Menurut Simamora


(65)

47 (2005:108) tidak ada ukuran sampel minimal yang diterima dalam analisis faktor. Memang, semakin besar jumlah sampel maka analisis faktor semakin akurat. Sebaiknya ukuran sampel berjumlah 100 orang atau lebih. Jangan melakukan analisis faktor kalau jumlah sampel kurang dari 50, namun ketentuan ini tidak mutlak. Sebagai aturan umum, jumlah responden minimal adalah tiga kali jumlah variabel. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang.

Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling yaitu metode pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui cara accidental sampling yang merupakan teknik penentuan sampling berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. (Sugiyono, 2010:67)

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sekaran (2006:60), dilihat dari sumber datanya, data bias diperoleh dari sumber dan sekunder. Metode pengumpulan dilakukan dengan dua cara tersebut, yaitu :


(66)

48 1. Data Primer

Cara mendapatkan data dari sumber pertama yang menjadi objek penelitian melalui penyebaran kuesioner dengan pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang tidak memberikan kebebasan kepada responden karena alternatif jawaban sudah ditentukan oleh peneliti.

Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan untuk mengukur tanggapan responden adalah dengan memakai skala ordinal, yaitu skala yang tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel untuk menunjukan perbedaan diantara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkan kedalam beberapa cara ( Sekaran, 2006:17)

Pertanyaan pertanyaan pada penelitian kali ini dibuat dengan skala likert. Skala likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju). Informasi yang diperoleh dengan skala likert berupa skala pengukuran ordinal, oleh karenanya terhadap hasilnya hanya dapat dibuat rangking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan ke tanggapan lainya (Durianto, 2004:41). Skala likert sebagai berikut :

 Sangat setuju (SS) = Diberi bobot / skor 5  Setuju (S) = Diberi bobot / skor 4

 Ragu-ragu (R) = Diberi bobot / skor 3  Tidak setuju (TS) = Diberi bobot / skor 2


(67)

49 2. Data sekunder

Yaitu data yang diambil dengan melakukan studi kepustakaan, yang diperoleh dengan membaca buku-buku teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian untuk memperoleh landasan teoritis yang berguna dalam mempertanggungjawabkan penelitian ini, literatur, tabloid, surat kabar, majalah, jurnal, dan lainya. Peneliti juga menggunakan Internet sebagai media untuk mendapatkan bahan/data yang diperlukan.

D. Metode Analisi Data

1. Uji Kualitas Data

Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan.Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor. a. Uji Validitas Data

Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Dengan kata lain, validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam


(68)

50 mendefinisikan suatu variabel.Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu.Suatu kuesioner dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. (Sugiyono, 2004:172).

Untuk dapat melihat sebuah instrument penelitian itu berguna atau tidak, dapat dilakukan uji validitas terhadap beberapa pertanyaan, dengan mengambil responden sebanyak 20 orang. Selanjutnya adalah membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)= n-2.n adalah jumlah sampel (Sarwono, 2006:226).

b. Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konstan meskipun diuji beberapa kali. Untuk menguji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha.


(69)

51 Reliabilitas suatu instrument dikatakan baik jika memiliki Cronbach Alpha> 0,60 (Ghozali, 2006:46)

2. Analisis Faktor

a. Konsep Dasar Analisis Faktor

Analisis faktor adalah salah satu keluarga analisis multivariate yang bertujuan untuk meringkas atau mereduksi variabel amatan secara keseluruhan menjadi beberapa variabel atau dimensi baru, akan tetapi variabel atau dimensi baru yang terbentuk tetap mampu mempresentasikan variabel utama. Analisis faktor berguna untuk mengelompokkan variabel penelitian atau menemukan dimensi- dimensi yang diteliti. (Santoso 2007).

Menurut Suliyanto (2005:114) analisis faktor adalah suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan (Interdependence) dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang diteliti, yang berarti dapat juga menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian.

Analisis faktor termasuk pada Interpendence tehniques, yang berarti tidak ada variabel dependen maupun independen. Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling hubungan (korelasi) antara sejumlah besar variabel (test score, test item, jawaban kuesioner)


(70)

52 dengan cara mendefinisikan satu set kemasan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor. (Ghozali, 2006:303)

b. Fungsi Analisis Faktor

Malhotra (2009) menjelaskan kegunaan analisis faktor yaitu: 1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasari dan

menerangkan korelasi diantara satu set variabel.

2) Mengidentifikasi suatu variabel faktor baru yang lebih kecil, menetapkan variabel-variabel yang semula berkolerasi dengan analisis multivarian atau analisis regresi atau di diskriminan. 3) Mengidentifikasi tidak tepat kecil variabel dari tidak tepat besar

variabel untuk digunakan dalam analisis multivarian selanjutnya.

c. Proses Analisis Faktor

Menurut Santoso (2007:59), proses utama analisis faktor meliputi hal- hal berikut:

1) Menentukan variabel apa saja yang akan diteliti

2) Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan dengan metodeBarlett Test of Sphericity atau Measure of Sampling Adequancy(MSA). Pada tahap awal analisis faktor ini dilakukan penyaringan terhadap sejumlah variabel, hingga terdapat variabel-variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis.

3) Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat didapat, kegiatan berlanjut ke proses inti pada analisis faktor, yaitu


(71)

53 factoring ; proses ini akan mengekstrak satu atau lebih faktor dari variabel- variabel yang tidak lolos pada uji variabel sebelumnya.Dalam analisis faktor dikenal dua pendekatan utama, yaitu:

a) Exploratory factor analysis (EFA), dengan menggunakan EFA banyaknya faktor yang akan terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu, justru dicari sampai data menjawab kebutuhan dalam menerangkan keragaman data variabel-variabel asal.

b) Confirmatory factor analysis (CFA), yaitu banyaknya faktor yang terbentuk telah ditetapkan terlebih dahulu.

4) Membuat matriks korelasi

Menurut Suliyanto (2004:125) proses analisis faktor didasarkan pada matriks korelasi antara variabel satu dengan variabel yang lain, untuk memperoleh analisis faktor yang semua variabel-variabelnya harus berkolerasi. Untuk menguji ketepatan dalam model faktor, uji statistik yang digunakan adalah Barletts Test Sphericity dan Kaiser Mayer Olkin (KMO) untuk mengetahui kecukupan sampelnya


(1)

142 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items


(2)

143

LAMPIRAN 4

OUTPUT ANALISIS FAKTOR

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .782 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 1215.149

df 351

Sig. .000

Q Nilai MSA Keterangan

1 0.743 Valid

2 0.807 Valid

3 0.793 Valid

4 0.845 Valid

5 0.759 Valid

6 0.637 Valid

7 0.674 Valid

8 0.627 Valid

9 0.751 Valid

10 0.600 Valid

11 0.508 Valid

12 0.795 Valid

13 0.809 Valid

14 0.729 Valid

15 0.739 Valid

16 0.795 Valid

17 0.660 Valid

18 0.827 Valid

19 0.841 Valid

20 0.868 Valid

21 0.815 Valid

22 0.828 Valid

23 0.857 Valid

24 0.833 Valid

25 0.877 Valid

26 0.634 Valid


(3)

144 Communalities

Initial Extraction VAR00001 1.000 .686 VAR00002 1.000 .656 VAR00003 1.000 .814 VAR00004 1.000 .719 VAR00005 1.000 .685 VAR00006 1.000 .654 VAR00007 1.000 .716 VAR00008 1.000 .777 VAR00009 1.000 .590 VAR00010 1.000 .771 VAR00011 1.000 .673 VAR00012 1.000 .675 VAR00013 1.000 .563 VAR00014 1.000 .758 VAR00015 1.000 .719 VAR00016 1.000 .673 VAR00017 1.000 .640 VAR00018 1.000 .709 VAR00019 1.000 .586 VAR00020 1.000 .677 VAR00021 1.000 .735 VAR00022 1.000 .714 VAR00023 1.000 .690 VAR00024 1.000 .707 VAR00025 1.000 .605 VAR00026 1.000 .783 VAR00027 1.000 .774 Extraction Method: Principal Component


(4)

145 Component Matrixa

Component

1 2 3 4 5 6 7 8

VAR00001 .518 .631 -.043 .110 -.006 .032 .049 .044 VAR00002 .434 .614 -.045 .062 -.095 -.022 -.214 -.174 VAR00003 .488 .717 .041 .059 -.147 .086 -.146 -.082 VAR00004 .583 .496 .096 -.031 -.019 .318 .086 .118 VAR00005 .442 .663 -.151 .042 -.138 .004 .060 -.050 VAR00006 .369 .131 .459 .397 .183 -.158 -.217 -.165 VAR00007 .272 -.046 .368 .584 .305 .013 -.263 .015 VAR00008 .384 .233 .328 .266 .034 -.173 .534 .283 VAR00009 .324 -.039 -.327 .210 .303 .187 -.048 .452 VAR00010 .240 -.123 -.424 .142 .359 -.132 -.289 .518 VAR00011 -.073 .009 -.221 .274 .405 .378 .475 -.101 VAR00012 .510 -.361 .140 .321 .013 -.155 .308 -.205 VAR00013 .541 -.384 .046 .280 -.073 -.163 -.089 .052 VAR00014 .572 -.294 .047 .119 -.466 .245 -.163 .154 VAR00015 .550 -.256 -.017 .143 -.525 .068 -.144 .170 VAR00016 .633 -.359 .089 -.095 -.205 .115 .191 .185 VAR00017 .308 .200 -.183 -.028 -.262 -.592 .149 .173 VAR00018 .618 -.311 -.220 .289 .156 .032 .035 -.271 VAR00019 .537 -.279 .249 -.322 -.076 .203 .081 -.020 VAR00020 .707 -.039 -.012 -.227 -.029 .320 .131 .062 VAR00021 .636 -.080 -.307 -.014 .197 .250 -.176 -.313 VAR00022 .694 -.378 -.012 -.169 -.011 -.023 -.164 -.183 VAR00023 .581 -.096 -.398 -.216 .144 -.280 .085 -.181 VAR00024 .643 .078 -.301 -.233 .195 -.316 -.016 -.065 VAR00025 .715 -.083 .003 -.197 .057 -.128 .161 -.046 VAR00026 .304 .128 .330 -.579 .413 .104 -.117 .189 VAR00027 .427 -.075 .588 -.285 .329 -.209 -.062 .055 Extraction Method: Principal Component Analysis.


(5)

146

Total Variance Explained

Com pone nt

Initial Eigenvalues

Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Varian ce Cumulati ve % Total

% of Varianc

e

Cumulati

ve % Total

% of Variance

Cumulati ve %

1 7.025 26.020 26.020 7.025 26.020 26.020 3.725 13.798 13.798

2 3.034 11.236 37.256 3.034 11.236 37.256 3.611 13.375 27.173

3 1.801 6.670 43.926 1.801 6.670 43.926 3.228 11.955 39.128

4 1.781 6.596 50.522 1.781 6.596 50.522 2.054 7.606 46.734

5 1.583 5.863 56.385 1.583 5.863 56.385 1.970 7.297 54.031

6 1.295 4.797 61.182 1.295 4.797 61.182 1.479 5.478 59.509

7 1.136 4.206 65.388 1.136 4.206 65.388 1.353 5.012 64.521

8 1.095 4.054 69.443 1.095 4.054 69.443 1.329 4.922 69.443

9 .874 3.237 72.680

10 .851 3.153 75.833

11 .771 2.856 78.689

12 .738 2.733 81.422

13 .631 2.336 83.758

14 .573 2.122 85.880

15 .482 1.784 87.664

16 .451 1.672 89.336

17 .412 1.526 90.862

18 .375 1.388 92.250

19 .335 1.242 93.492

20 .329 1.219 94.711

21 .273 1.011 95.722

22 .245 .908 96.630

23 .230 .852 97.482

24 .198 .732 98.214

25 .182 .674 98.888

26 .172 .638 99.526


(6)

147

Rotated Component Matrixa Component

1 2 3 4 5 6 7 8

Q1 .782 .039 .121 .060 .088 .109 .182 .046

Q2 .763 -.013 .159 -.011 .142 -.033 -.081 -.143

Q3 .884 .065 .040 .056 .118 -.038 -.008 -.087

Q4 .719 .268 .006 .275 .021 .078 .102 .196

Q5 .799 .012 .153 -.054 -.054 .011 .134 -.012

Q6 .241 .032 .065 .125 .747 -.074 .079 -.075

Q7 .066 .081 -.067 .041 .809 .188 .008 .091

Q8 .274 .131 -.027 .136 .224 .021 .491 .163

Q9 .110 .161 .091 .023 .048 .697 .037 .234

Q10 -.043 .008 .204 .006 .068 .844 -.016 -.098

Q11 -.023 -.168 .046 -.125 -.009 .107 .088 .779

Q12 -.112 .377 .426 -.073 .402 -.136 .339 .194

Q13 -.086 .489 .327 -.061 .387 .162 .136 -.107

Q14 .120 .841 .042 -.057 .106 .083 -.061 -.101

Q15 .127 .777 .095 -.154 .079 .091 .039 -.223

Q16 -.013 .715 .246 .211 -.013 .058 .222 .060

Q17 .242 .031 .319 -.150 -.130 .087 .767 -.437

Q18 .036 .355 .602 -.130 .336 .120 -.044 .270

Q19 .004 .555 .224 .448 -.010 -.144 .003 .072

Q20 .312 .554 .298 .347 -.093 .075 .019 .222

Q21 .278 .291 .579 .069 .133 .139 -.365 .251

Q22 -.002 .524 .574 .233 .166 .001 -.149 -.083

Q23 .129 .112 .790 .070 -.103 .126 .062 -.036

Q24 .286 .062 .714 .197 -.036 .209 .091 -.137

Q25 .198 .353 .549 .304 .042 .015 .212 .007

Q26 .142 -.021 .069 .860 -.041 .104 -.068 -.028

Q27 -.012 .087 .181 .735 .356 -.079 .181 -.163

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 12 iterations.