Memberi tanda jahitan PENUTUP
Gambar 1.6 Mesin Press Bidang Datar Kapasitas Besar
4. Steam Gantung setrika uap gantung
Langkah Kerja Pengepresan sebagai berikut: 1.
Pengepresan pertama baiasanya dilakukan pada bagian-bagian yang perlu diberi kain pelapis kerah, lapisan luar tengah muka
blus, bagian atas saku, manset dll., dan lapisan atau lipatan yang tidak menggunakan pelapis lapisan dalam tengah muka blus,
lipatan lengan kemeja pendek dll. Untuk proses pengepresan menggunakan mesin press
biasanya untuk bagian-bagain busana yang agak besar, untuk mengepres lapisan atau lipatan biasanya cukup menggunakan
setrika biasa. Pengepresan menggunakan mesin press cukup dilakukan lebih kurang 2 menit untuk setiap kali press.
• Caranya tempelkan terlebih dahulu kain keras yang ada perekatnya pada bagian buruk kain, kemudian letakkan bagian
kain keras di bagian bawah kain utama tergantung pada mesin pressnya, bila bagian atas yang panas, maka yang
dipress adalah bagian yang ada pelapis, setelah itu baru di press dengan menggunakan mesin press atau mesin nahkoda.
Pada saat pengepresannya cukup ditekan-tekan saja agar kain keras tidak berubah bentuk atau mulur. Untuk lipatan-lipatan
busana yang tidak menggunakan pelapis, maka dipress dengan menggunakan setrika biasa.
• Bila pengepresan pertama ini telah selesai maka potong- potongan kain tersebut dikembalikan pada kelompoknya agar
tidak hilang atau tercecer kemanamana. Biasanya dalam proses pengepresan menggunakan mesin press ini dilakukan
1-2 orang. Cukup satu orang bila mesin press yang digunakan kecil, bila mesin pressnya besar biasanya dimiliki perusahaan
menengah ke atas dengan kapasitas produksi yang besar pula menggunakan 2 orang operator agar mempercepat
proses produksi.Tujuan pengepresan pertama ini adalah agar bagian-bagian yang yang mempunyai pelapis serta laipsan
atau lipatan pada busana tersebut benar-benar rapi, licin, dan tidak kembung.
2. Pengepresan kedua atau setrika jadi atau proses steamer
merupakan pengepresan pada busana yang sudah jadi atau yang sudah melalui proses bersih benang dan kontrol.
3. Pengepresan ketiga ini menggunakan setrika uap yang khusus
untuk industri busana karena memiliki mesin tenaga uap tersendiri. Tujuan penggunaan setrika uap agar hasil lipatan lebih
rapi dan rata atau licin, dan tidak ada bekas-bekas putih atau efek mengkilap pada busana yang disetrika
Pengaturan suhu sewaktu pengepresan disesuai-kan dengan bahan yang akan di press.
a. Pengepresan dengan strika press Pada alat tersebut sudah ada tombol pengatur suhu. Suhu maksimal
1100 watt. Tombol yang nomor 6 dengan panas maksimal 1100 watt. Tombol nomor 1, 2 dan 3 pressnya sama dengan memakai strika biasa
tanpa uap air. Untuk tombol 4, 5 dan 6 dapat mempress dengan uap air. Untuk pakaian sintetis dan silk panas maksimal sampai nomor 4, tapi
harus memakai uap air. Dan untuk katun dan lenan bisa lebih.
b. Pengepressan dengan mesin press Harus disesuaikan dengan tanda-tanda suhu mesin. Nomor 1 untuk nilon,
nomor 2 untuk silk, nomor 3 untuk wool, nomor 4 untuk katun dan nomor 5 untuk linen. Untuk nomor 1 tanpa uap air, untuk silk, wool, katun dan
linen sudah memakai uap air. Untuk lebih jelasnya lihat buku pedoman petunjuk pemakaian mesin press, karena setiap tipe mesin press
pengaturannya sesuai dengan spesifikasinya masing-masing.
c. Memakai Sterika Biasa Bila memakai seterika biasa panasnya juga disesuaikan dengan bahan
yang akan dipress, kemudian dapat dipakai bahan katun yang dibasahkan untuk alas pengepresaan agar hasilnya rapi dan dapat
mengatasi gosong pada pakaian. Pengaturan suhunya nomor 2 untuk silk dan nilon, nomor 3 untuk poliester dan rayon, nomor 4 untuk wool nomor
5 untuk katun dan nomor 6. untuk linen dengan strika yang panas maksimal 450 watt. Seandainya memakai seterika yang panasnya 300
watt bisa dengan panas maksimal untuk mengepres polyester dan rayon dan dengan mengalas dengan kain katun basah.