21 diselenggarakannya. Keberadaan guru dalam proses pendidikan dan
pembelajaran di dalam ruang pembelajaran ataupun dalam lingkungan masyarakat merupakan sosok penting yang dianggap sentral Saroni, 2011:
169. Dengan memiliki kompetensi sosial, diharapkan seorang mampu
berinteraksi, berkomunikasi, serta bergaul dengan santun dengan pihak-pihak di lingkungan masyarakat. Musheri Agus Wibowo dan Hamrin, 2012: 125
mengatakan dengan kompetensi sosial maka guru dapat bergaul secara efektif, adapaun ciri-cirinya yaitu: 1 mengembangkan hubungan atas dasar saling
menghormati, 2 mengembangkan hubungan atas dasar prinsip keterbukaan, dan mengembangkan berasakan asah, asih, asuh, 3 bekerja sama secara efektif
dengan anak didik, rekan sejawat, orang tuawali, dan masyarakat. Roqib dan Nurfuadi 2009: 132 mengungkapkan bahwa kompetensi
sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan
tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Kompetensi sosial mahasiswa adalah salah satu faktor tercapainya tujuan
pembelajaran. Namun kompetensi sosial mahasiwa tidak bisa berdiri sendiri, akan tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor lain itu bisa berupa faktor
internal yaitu yang berasal dari mahasiswa itu sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari luar mahasiswa.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompetensi Sosial
Partisipasi sosial dalam berbagai macam kegiatan juga ikut mempengaruhi kompetensi sosial individu, semakin banyak partisipasi sosial
22 maka kompetensi sosialnya akan semakin baik. Kompetensi interpersonal
merupakan bagian dari kompetensi sosial. Menurut Soekanto 1982, faktor- faktor yang mempengaruhi kompetensi interpersonal, yaitu:
a. Imitasi, mempunyai peran penting dalam proses interaksi. Salah satu segi positif dari imitasi adalah mendorong seseorang untuk mematuhi
kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Tetapi imitasi juga dapat menyebabkan hal-hal negative, misalnya ditirunya tindakan-tindakan
yang menyimpang dan mematikan daya kreasi.
b. Sugesti, hal ini terjadi apabila individu memberi suatu pandangan dan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima pihak
lain. Berlangsung sugesti bisa terjadi karena pihak yang menerima sedang labil emosinya sehingga menghambat daya pikirnya secara
rasional. Biasanya orang yang memberi sugesti orang yang berwibawa atau mungkin orang yang sifatnya otoriter.
c. Identifikasi, sifatnya lebih mendalam, karena kepribadian individu dapat terbentuk atas dasar proses identifikasi. Proses ini dapat
berlangsung dengan sendirinya maupun di sengaja sebab individu memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.
d. Simpati, merupakan suatu proses dimana individu merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan
sangat penting walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk kerjasama dengannya.
Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi sosial mahasiswa terdiri dari faktor mahasiswa itu sendiri internal dan faktor
situasional eksternal. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sutermeister dalam S. Eko P. Wiyoko, 2005 faktor-faktor yang mempengaruhi kerja karyawan, maka
kompetensi mahasiswa juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor diri internal dan faktor situasional eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri guru, meliputi: a Latar belakang pendidikan, b Pengalaman, c Penataran d pelatihan, e Etos kerja. Sedangkan faktor situasional yang dapat
mempengaruhi kompetensi guru meliputi: a Lingkungan kerja, b Saran dan prasarana, c Gaji, dan d Lingkungan sosial.
23
3. Lingkungan Sosial di Kampus