sebagai kompetensi tambahan dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi yang diangggap efektif dalam memberikan kemampuan soft skills kepada
siswa selain pembelajaran langsung, yaitu contoh atau model. Model dalam pembelajaran yaitu guru, guru akan menjadi contoh langsung bagi
siswa. Siswa dengan melihat contoh secara langsung, siswa kan lebih mudah memahami pesan yang diberikan oleh guru, tidak hanya
membayangkan saja. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat diharapkan dapat mengintegrasikan soft skills dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga akan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang tidak hanya cakap dalam akademis namun juga cakap dalam
berkepribadian.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
a. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa Rizki Amalia 2012 dengan judul “Strategi Integrasi Soft Skills dalam Pembelajaran Kompetensi Keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Yogyakarta”. Jenis penelitian
yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, dengan jumlah responden sebanyak 7 orang guru kompetensi keahlian administrasi perkantoran di
SMK Negeri 1 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi soft skills dalam pembelajaran kompetensi keahlian administrasi
perkantoran di SMK Negeri 1 Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut : 1 secara umum soft skills telah diintegrasikan dalam proses
belajar mengajar dimulai dengan perencanaan dalam RPP, 2 strategi pembelajaran yang banyak digunakan dalam mengintegrasikan soft skills
pada pembelajaran yaitu strategi kooperatif learning dengan metode diskusi ; 3 terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya yaitu usia
siswa SMK masih labil yang dengan mudah mendapatkan pengaruh lingkungan yang besar dan siswa yang masih acuh terhadap nilai-nilai soft
skills; 4 upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada adalah dengan cara melakukan pendampingan dengan siswa dan terus
memberikan pemahaman tentang apa itu soft skills dan apa manfaatnya.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Khadiqoh Zakiyah 2010 dengan judul “Pengembangan Soft Skills Siswa dalam Pembelajaran Akidah Akhlak
Kelas VIII MTs Negeri Giriloyo Bantul”. Jenis penelitian yang digunakan
yaitu kualitatif dengan pendekatan psikologis dengan jumlah responden sebanyak 35 orang Kepala Sekolah, Guru Akidah Akhlak, dan Siswa
kelas VII MTs N Giriloyo Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan soft skills siswa belum berhasil secara maksimal, hal ini
dapat dilihat dari masih banyaknya siswa yang kurang disiplin dan kurang percaya diri para siswa. Tetapi dapat diketahui bahwa 1Pengembangan
soft skills siswa dalam pembelajaran akidah akhlak dilakukan melalui beberapa cara, antara laian : 1 Memvariasikan metode pembelajaran 2
Penggunaan pendekatan
pembelajaran, 2Faktor
pendukung pengembangan soft skills siswa dalam pembelajaran akidah akhlak MTsN
Giriloyo Bantul : pembagian jumlah siswa perkelas yang cukup sedikit sehingga lebih mudah diperhatikan, fasilitas pendukung pembelajaran
yang cukup memadai dan adanya dukungan dari kepala sekolah, para guru dan karyawan MTsN Giriloyo Bantul; dan faktor penghambatnya yaitu:
siswa yang heterogen dari latar belakang siswa yang berbeda, kecerdasan siswa yang berbeda-beda, kurangnya perhatian orangtua kepada siswa,
komunikasi yang kurang antara orang tua dengan pihak sekolah dan alokasi waktu yang tidak sesuai dengan banyaknya materi yang harus
diajarkan.
C. Kerangka Pikir