Teori-teori Kependudukan Rasio Jenis Kelamin

yang rendah. Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan wanita, bisa mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan. Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pula keaadan sosial, ekonomi dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua atau muda. Sedangkan pada penduduk umur muda dapat dipakai sebagai ukuran perbandingan beban tanggungan yaitu angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas dengan banyaknya orang yang produktif umur antara 16-64 tahun.

2.1.5. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk merupakan indikator daripada tekanan penduduk di suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi.

2.2. Teori-teori Kependudukan

Teori kependudukan dikembangkan oleh dua faktor yang sangat dominan yaitu yang pertama adalah meningkatkannya pertumbuhan penduduk terutama dinegara-negara yang sedang berkembang dan hal ini menyebabkan agar para ahli memahami agar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk, sedangkan yang kedua adalah Universitas Sumatera Utara masalah-maslah yang universal, yang menyebabkan para ahli harus lebih banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk mengkaji lebih lanjut sejauh mana telah terjadi suatu hubungan antara penduduk dengan perkembangan ekonomi dan sosial. Menurut Robert Thomas Maalthus 1966-1834 yang terkenal sebagai pelopor ilmu kependudukan yang lebih popular disebut dengan prinsip kependudukan the principle of population menyatakan bahwa penduduk apabila tidak ada pembatasanakan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini dan dia juga menyatakan bahwa manusia untuk hidup membutuhkan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk dan apabila tidak ada pembatasan terhadap pertumbuhan, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan mkanan sehingga inilah yang menjadi sumber kemelaratan dan kemiskinan manusia.

2.3 Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan daqlam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum rumus rasio dapat dituliskan sebagai berikut`: Universitas Sumatera Utara dimana: SR = Sex ratio rasio jenis kelamin k = konstanta biasanya bernilai 100 Ida Bagus Mantra,2004 Besar kecil rasio jenis kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh: 1. Sex Ratio at Birth Dibeberapa negara umumnya berkisar antar 103-105 bagi laki-laki per 100 perempuan. 2. Pola Mortalitas antara Penduduk Laki-laki dan Penduduk Perempuan Jika kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan, maka rasio jenis kelaminnya semakin kecil. 3. Pola Migrasi antara Penduduk Laki-laki dan Penduduk Perempuan Jika suatu daerah sex ratio 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak penduduk laki- laki, sedangkan jika sex ratio 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak penduduk perempuan. Universitas Sumatera Utara

2.4 Angka Pertumbuhan Penduduk