PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS IDI (INSTRUCTIONAL DEVELOPMENT INSTITUTE) PADA MATA PELAJARAN PERAWATAN TANGAN DAN MEWARNAI KUKU SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BERINGIN.

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS IDI

(INTRUCTIONAL DEVELOPMENT INSTITUTE) PADA MATA

PELAJARAN PERAWATAN TANGAN DAN MEWARNAI

KUKU SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BERINGIN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh :

Purnama Sari

NIM. 5113344022

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Purnama Sari: Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis IDI (Instructional Development Institute) Pada Mata Pelajaran Perawatan Tangan dan Mewarnai Kuku Siswa Kelas X Smk Negeri 1 Beringin. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran berupa produk model pembelajaran IDI pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku. Selain itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas pengembangan model pembelajaran IDI.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Beringin. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku yang didesain menggunakan model pembelajaran IDI. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X tata kecantikan kulit yang berjumlah 30 orang di SMK Negeri 1 Beringin. Model pembelajaran IDI meliputi tiga tahapan, yakni : penentuan (define), pengembangan (develop), dan penilaian (evaluate). Subjek uji coba terdiri dari ahli materi, ahli desain pembelajaran, 5 orang siswa untuk uji coba kelompok kecil, 15 orang siswa untuk uji coba kelompok sedang, 30 orang siswa untuk uji coba kelompok besar, dan dilanjutkan dengan uji efektifitas guru dan siswa. Data tentang kualitas produk pengembangan dikumpulkan dengan angket. Data – data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penlitian menunjukkan: (1) ahli materi perawatan tangan dan mewarnai kuku berada pada kulifikasi sangat baik (89,27%), (2) uji ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi baik (84,7%), (3) uji coba kelompok kecil berada pada kulifikasi (80,3%), (4) uji coba kelompok sedang berada pada kualifikasi baik (86%), (5) uji coba kelompok besar berada pada kualifikasi sangat baik (90,5%), (6) uji efektifitas siwa pada kualifikasi sangat baik (92%), (7) uji efektifitas guru pada kualifikasi sangat baik (91%) ini membuktikan tingkat keefektifan model pembelajaran IDI yang di kembangkan sangat baik. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Prayogi (2011), model pembelajaran IDI berhasil digunakan untuk meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu sebaiknya model pembelajaran IDI digunakan dalam pembelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis Munajatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana

pendidikan di jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Program Studi

Pendidikan Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Adapun dalam hal ini yang dibahas penulis dalam penulisan skripsi ini tentang

Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis IDI (Instructional Development

Institute) Pada Mata Pelajaran Perawatan Tangan dan Mewarnai Kuku Siswa

Kelas X SMK Negeri I Beringin”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan

dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya teristimewa kepada Ayahanda Saidiman dan Ibunda Anna Deliana Siregar yang selalu memberikan

limpahan kasih sayang, doa, motivasi, perhatian, kasih sayang, semangat dan

pengorbanan yang tak ternilai selama pendidikan sampai selesainya skripsi ini.

Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan.


(7)

iii

3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga Unimed sekaligus Dosen Pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis..

4. Ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si, selaku ketua program studi pendidikan tata rias.

5. Ibu Dra. Riana Friska Siahaan, M.Pd, Selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing penulis selama menjalani program akademik.

6. Ibu Dra. Lelly Fridiarty, M.Pd dan ibu Dra. Marnala Tobing, M.Pd, selaku

dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Bapak dan ibu dosen beserta staff pegawai jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

8. Bapak Ilyas, M.Pd selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Beringin, Ibu Retni

Tri Ramasari, S.Pd, selaku guru bidang studi perawatan tangan dan mewarnai

kuku kelas X dan seluruh bapak/ibu beserta staff pegawai SMK Negeri 1

Beringin yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

9. Teristimewa adik – adik tersayang Riski Angraini dan Elma Triana Putri yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa, motivasi, dorongan, dan

semangat yang tak ternilai.

10.Teman – teman SMP dan SMA Nurul ‘Ilmi yang telah memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini

11.Teman teman seperjuangan mahasiswa pendidikan tata rias ekstensi dan

reguler 2011 (Khairani, Kasih, Irma, Rilin, Renny) serta semua pihak yang


(8)

iv

Terimakasih atas dukungan, doa, dan motivasinya. Penulis tidak dapat

membalas semua jasa, bantuan, kebaikan, dan pengorbanan yang diberikan

kepada penulis, kiranya Allah SWT membalas semua kebaikan. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna adanya baik dalam segi

penulisannya maupun dari segi ilmiahnya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan

kemampuan, pengalaman dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis menerima

segala kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun guna

penyempurnaan penulisan karya ilmiah dikemudian hari.

Medan, Maret 2016

Penulis,

Purnama Sari Nim. 5113344022


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penlitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teoritis ... 10

1. Hakikat Model Pembelajaran ... 10

1.1. Kompetensi Belajar ... 10


(10)

vi

1.3. Pengertian Model Pembelajaran ... 13

2. Hakikat Model Pembelajaran IDI ... 14

2.1.Pengertian Model Pembelajaran IDI ... 14

2.2.Tahapan Model Pembelajaran IDI ... 17

2.3.Fungsi Model Pembelajaran ID ... I22 2.4.Karakteristik Model Pembelajaran IDI ... 22

2.5.Kelebihan dan Kekuarangan Model Pembelajaran IDI ... 23

3. Hakikat Kompetensi Belajar ... 24

3.1.Mengidentifikasi Kuku Tangan ... 24

3.2.Merawat Tangan dan Mewarnai Kuku... 32

B. Penelitian yang Relevan ... 52

C. Kerangka Konseptual ... 53

D. Pertanyaan Penelitian ... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 55

B. Objek dan Subjek ... 55

C. Model Pengembangan ... 56

D. Tahapan Penelitian ... 60

E. Pengujian Produk ... 62

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 64


(11)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 70

1. Deskripsi Produk Awal ... 70

2. Deskripsi Data Hasil Uji Coba ... 80

3. Analisis Data ... 105

B. Revisi Produk ... 117

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 119

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 121

B. Saran ... 122


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema need assessment ... 18

2. Struktur kuku ... 27

3. Macam – macam penyakit kuku ... 28

4. Kelainan – kelainan pada kuku ... 30

5. Bentuk kuku ... 30

6. Bentuk tangan ... 31

7. Manicure desk ... 35

8. Cawan ... 36

9. Manicure set ... 36

10.Kikir amplas ... 36

11.Pendorong kutikula ... 37

12.Pengangkat kutikula ... 37

13.Gunting kutikula ... 37

14.Jepitan kuku ... 38

15.Waskom kecil ... 38

16.Sikat kuku ... 38

17.Washlap, kapas, tissue, dan Cotton bud ... 39

18.Handuk kecil ... 39


(13)

ix

20.Nail polish remover ... 40

21.Cream cuticula ... 40

22.Krim massage ... 41

23.Sabun cair ... 41

24.Hand & body lotion ... 41

25.Base coat ... 42

26.Cat kuku ... 42

27.Top coat ... 42

28.Persiapan kosmetik perawatan tangan ... 43

29.Pembersihan tangan ... 43

30.Menghilangkan cat kuku ... 44

31.Memotong dan mengikir kuku ... 44

32.Merendam tangan dan menyikat kuku ... 45

33.Merapikan kuku ... 45

34.Mengoleskan dan mendorong cream cuticle ... 46

35.Pengolesan cream massage ... 46

36.Melenturkan pergelangan tangan ... 47

37.Gerakan rotasi ... 47

38.Friction dengan ibu jari ... 48

39.Friction pada jari ... 48

40.Petrisage dengan jempol diatas punggung tangan ... 48

41.Petrisage pada jari ... 49


(14)

x

43.Rotasi pada jari ... 50

44.Efflurage seluruh tangan ... 50

45.Mengangkat sisa cream massage ... 50

46.Pengolesan base coat ... 51

47.Pengolesan cat kuku ... 51

48.Diagram batang perolehan skor empiris desain pengembangan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku oleh ahli materi ... 106

49.Diagram batang perolehan skor empiris desain pengembangan model pembelajaran IDI pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku oleh ahli desain pembelajaran ... 107

50.Diagram batang perolehan skor empiris desain pengembangan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku hasil uji coba lapangan ... 109

51.Diagram batang perolehan skor empiris desain pengembangan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku hasil uji coba efektifitas ... 115


(15)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar nilai siswa tahun 2013 – 2014 ... 3

2. Tahapan model pembelajaran IDI ... 17

3. Kelebihan dan kekurangan model IDI ... 23

4. Desain Pengembangan Pembelajaran Perawatan Tangan dan Rias Kuku dengan Mengadopsi Model Pembelajaran IDI ... 57

5. Tahapan-Tahapan Pengujian Produk ... 63

6. Kisi – kisi angket kebutuhan siswa ... 64

7. Kisi – kisi angket kebutuhan guru ... 65

8. Kisi – kisi instrumen pengembangan model tentang kualitas materi pembelajaran oleh ahli materi ... 66

9. Kisi – kisi instrumen penelitian tentang kualitas desain pembelajaran oleh ahli desain pembelajaran ... 67

10.Kriteria Penilaian ... 69

11.Interval Tingkat Kecenderungan Penilaian ... 69

12.Data Analisis Kebutuhan Siswa ... 71

13.Data Analisis Kebutuhan Guru ... 72

14.Skor penilaian oleh ahli materi tentang kelayakan isi (skala 1 – 5) ... 81

15.Skor penilaian oleh ahli materi tentang penyajian (skala 1 – 5) ... 82


(16)

xii

17.Tingkat kecenderungan penilaian ahli materi terhadap aspek kelayakan isi

materi pembelajaran ... 84

18.Tingkat kecenderungan penilaian ahli materi terhadap aspek kelayakan

penyajian materi pembelajaran ... 84

19.Tingkat kecenderungan penilaian ahli materi terhadap aspek kelayakan

bahasa materi pembelajaran ... 85

20.Komentar dan saran dari ahli materi yang perlu direvisi ... 85

21.Skor penilaian oleh ahli desain tentang kelayakan isi (skala 1-5) ... 86

22.Skor penilaian oleh ahli desain tentang kelayakan penyajian (skala 1-5)... 87

23.Skor penilaian oleh ahli desain tentang kelayakan presentasi (skala 1-5) .. 88

24.Tingkat kecenderungan penilaian ahli desain pembelajaran terhadap

aspek kelayakan isi pembelajaran ... 89

25.Tingkat kecenderungan penilaian ahli desain pembelajaran terhadap

aspek penyajian pembelajaran ... 90

26.Tingkat kecenderungan penilaian ahli desain pembelajaran terhadap

aspek presentasi pembelajaran ... 90

27.Komentar dan saran dari ahli desain pembelajaran yang perlu direvisi ... 91

28.Skor penilaian desain pengembangan model pembelajaran berbasis

IDI (Instructional Development Institute) pada mata pelajaran perawatan

tangan dan mewarnai kuku di SMK Negeri 1 beringin pada uji


(17)

xiii

29.Tingkat kecenderungan penilaian terhadap desain pengembangan model

pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata pelajaran

perawatan tangan dan mewarnai kuku uji coba kelompok kecil ... 94

30.Skor penilaian desain pengembangan model pembelajaran IDI

(Instructional Development Institute) pada mata pelajaran perawatan

tangan dan mewarnai kuku kelas X SMK Negeri 1 Beringin pada uji

coba kelompok sedang (skala 1-5) ... 96

31.Tingkat kecenderungan penilaian terhadap desain pengembangan model

pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata

pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku uji coba kelompok

sedang ... 99

32.Skor penilaian desain pengembangan model pembelajaran IDI

(Instructional Development Institute) pada mata pelajaran perawatan

tangan dan mewarnai kuku kelas X SMK Negeri 1 Beringin pada uji

coba kelompok sedang (skala 1-5) ... 101

33.Tingkat kecenderungan penilaian terhadap desain pengembangan model

pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata

pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku uji coba kelompok

besar ... 104

34.Persentase rata – rata hasil penilaian terhadap desain pengembangan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata


(18)

xiv

35.Persentase rata – rata hasil penilaian terhadap desain pengembangan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata

pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku oleh ahli desain

pembelajaran ... 107

36.Persentase rata – rata hasil penilaian terhadap desain pengembangan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata

pelejaran perawatan tangan dan mewarnai kuku pada uji coba di

lapangan ... 108

37.Skor penilaian tingkat efektifitas pengembangan desain model

pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata

pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku kelas X SMK Negeri 1

Beringin ... 110

38.Data hasil revisi pada ahli materi ... 117


(19)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Standart Kompetensi ... 126

2. Silabus ... 131

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 134

4. Peta Konsep Materi ... 162

5. Media Powerpoint ... 163

6. Angket Kebutuhan Siswa ... 166

7. Angket Kebutuhan Guru ... 167

8. Angket Penilaian Dan Tanggapan Ahli Materi ... 171

9. Angket Penilaian Dan Tanggapan Ahli Desain Pembelajaran... 181

10.Angket Penilaian Dan Tanggapan Siswa ... 189

11.Angket Efektifitas Guru Dan Siswa ... 190


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai

aspek kehidupan dapat dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran.

Berbagai masalah dalam proses belajar diselaraskan dan distabilkan agar kondisi

belajar tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat diperoleh

seoptimal mungkin. Untuk melengkapi komponen belajar dan pembelajaran di

sekolah, sudah seharusnya guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai

untuk membantu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien.

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya

usaha untuk memperoleh perubahan dalam diri. Di Indonesia proses pembelajaran

telah diatur oleh pemerintah dalam suatu Perundang-undangan dan Peraturan

Pemerintah. Salah satunya yaitu Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005

mengenai Standar Nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 yang isinya: Proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Hal ini menjadi suatu tantangan dalam dunia pendidikan khususnya


(21)

2

didirikan untuk menciptakan lulusan agar siap kerja sesuai dengan minat dan

bakatnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Undang-Undang Negara Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18

dijelaskan bahwa : “ Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu”. Berdasarkan pernyataan tersebut jelas bahwa sekolah menengah kejuruan

memfokuskan pada suatu program keahlian atau program pendidikan tertentu.

Pembaharuan sistem pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan, relevansi pendidikan, dan perubahan kurikulum mutlak diperlukan

agar perkembangan pendidikan dapat mengikuti perkembangan jaman. Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang berorientasi pada

serangkaian pengalaman belajar yang harus dicapai oleh peserta didik. Pada

kurikulum KTSP peserta didik diharapkan mampu mengembangkan potensi

dalam dirinya untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan lingkungan. Dalam

kurikulum tersebut Perawatan Tangan dan Mewarnai Kuku merupakan salah satu

mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan tata

rias.

Mata pelajaran Perawatan Tangan dan Mewarnai Kuku adalah salah satu

materi yang terdapat dalam bidang keahlian tata kecantikan kulit di SMK Negeri

1 Beringin. Selama ini guru hanya menerapkan model pembelajaran yang masih

konvensional yang bersifat teaching learning pada mata pelajaran perawatan

tangan dan mewarnai kuku yang menyebabkan masih kurangnya pemahaman


(22)

3

pengetahuan mengenai kuku, pengetahuan peralatan dan kosmetika perawatan

tangan (manicure) dan pengetahuan langkah kerja perawatan tangan (manicure)

sehingga pada saat melakukan praktek masih ada siswa yang belum mampu

melakukan perawatan tangan dan mewarnai kuku dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada mata pelajaran

Perawatan Tangan dan Mewarnai Kuku di SMK Negeri 1 Beringin yang terletak

di Jln. Pendidikan No.50 Beringin pada tanggal 10 Agustus 2015 diketahui

bahwa : 1) penerapan model pembelajaran masih secara konvensional, 2) aktifitas

belajar siswa yang belum optimal dalam pembelajaran, 3) penggunaan model

pembelajaran pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku belum

efektif, 4) minimnya fasilitas sekolah dalam melakukan perawatan tangan dan

mewarnai kuku. Hal ini menyebabkan tujuan pembelajaran belum tersampaikan.

Pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku masih ada kompetensi

dasar yang belum tercapai, ini diperkuat dari nilai hasil belajar siswa pada mata

pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku siswa kelas X SMK Negeri 1

Beringin dari tahun 2013 – 2015 masih ada siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dalam proses pembelajaran. Dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 1. Daftar Nilai Siswa Tahun 2013 - 2015

NO NILAI TAHUN

2013 2014 2015 1. 89 – 70 16 orang 18 orang 19 orang 2. 69 – 50 12 orang 14 orang 15 orang Jumlah 28 orang 30 orang 34 orang


(23)

4

Hal ini diperkuat dengan hasil tes awal yang penulis laksanakan.

Berdasarkan hasil tes awal diperoleh data nilai siswa sebagai berikut : yang

memperoleh nilai 89 – 70 hanya 18 orang dan yang memperoleh nilai 69 – 50 hanya 12 orang. Berdasarkan hasil tes awal tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa siswa tata kecantikan kulit belum mampu menguasai teori perawatan

tangan dan mewarnai kuku dengan baik sehingga hasil tes awal mata pelajaran

tersebut kurang baik.

Guru sebagai tenaga pengajar sangat berpengaruh untuk meningkatkan

mutu pembelajaran. Hal ini dapat terwujud dengan mengembangkan model

pembelajaran yang didesain semenarik mungkin. Dalam proses belajar mengajar

tak luput dari penggunaan model pembelajaran yang digunakan dapat untuk

mempengaruhi hasil kegiatan belajar mengajar yang ingin dicapai, maka dalam

memilih model pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru

antara lain model pembelajaran harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan

sehingga guru dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Pentingnya

pengembangan model pembelajaran agar diperoleh suatu kegiatan belajar

mengajar yang efektif, efisien dan menarik sehingga siswa tidak jenuh dalam

proses belajar mengajar dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran yang dikuasai oleh guru dapat di aplikasikan dalam

proses belajar mengajar. Tanpa model pembelajaran yang jelas maka kegiatan

belajar mengajar tidak akan terarah dengan jelas dan tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan sulit tercapai, sehingga pembelajaran tidak dapat berlangsung


(24)

5

siswa. Bagi guru model pembelajaran dapat dijadikan pedoman untuk bertindak

dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sedangkan bagi siswa dapat

mempermudah siswa dalam memahami isi pembelajaran.

IDI (Instructional Development Institute) adalah model pembelajaran yang

dikembangkan oleh University Consortium for Instructional Development and

Technology (UCIDT), yang terdiri dari University of Southem California (USC),

International University di San Diego, Michigan Sate University (MSU), Syracuse

University dan Indiana University. Model ini telah dikembangkan dan

diuji-cobakan pada beberapa negara di Asia dan Eropa serta telah berhasil di 334

institusi pendidikan di Amerika.

Dari uraian diatas peneliti ingin mengembangkan model pembelajaran

Instructional Development Institute (IDI), yaitu salah satu model pembelajaran

yang menerapkan prinsip-prinsip pendekatan sistem dan terdiri dari 3 tahapan

besar, yaitu penentuan (define), pengembangan (develop), dan evaluasi (evaluate).

Model IDI (Instructional Development Institute) merupakan model pembelajaran

yang efektif, mudah dan sederhana yang dapat diterapkan di SMK. Dengan

menggunakan model pembelajaran IDI guru tidak hanya sekedar mengajar,

memberikan materi dan memberikan perintah kepada siswa akan tetapi harus

memenuhi segala unsur-unsur didalamnya seperti mengidentifikasi masalah,

mengidentifikasi objektivitas, dan testing prototipe. Selain hal tersebut, guru juga

harus mampu untuk mengajak siswa agar berpartisipasi aktif untuk memenuhi

kebutuhan pembelajaran. Pada hakikatnya proses belajar mengajar merupakan


(25)

6

kerja sama secara terpadu dan harmonis dalam mencapai tujuan belajar mengajar.

(Harjanto : 2008)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan

judul “Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis IDI (Instructional Development Institute) Pada Mata Pelajaran Perawatan Tangan dan Mewarnai Kuku Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Beringin ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah

yang ada sebagai berikut :

1. Pembelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku selama ini didominasi

dengan metode ceramah dan demonstrasi.

2. Pembelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku di SMK Negeri 1

Beringin masih belum optimal.

3. Model pembelajaran yang digunakan selama ini terlalu monoton sehingga

suasana pembelajaran terlihat membosankan dan tidak menarik.

4. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Beringin

monoton dan kurang menarik.

5. Hasil belajar siswa kelas X Tata Kecantikan Kulit SMK Negeri 1 Beringin


(26)

7

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut, maka pengembangan model

pembelajaran IDI dibatasi dalam ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Materi pelajaran yang diteliti hanya meliputi kompetensi Perawatan

Tangan dan Mewarnai Kuku yaitu teknik Perawatan Tangan Dan

Mewarnai Kuku (dasar)

2. Model pembelajaran yang dikembangkan berupa desain model

pembelajaran IDI.

3. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X kulit pada semester ganjil

Bidang Keahlian Tata Kecantikan SMK Negeri 1 Beringin T.A 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka masalah

penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengembangan model pembelajaran IDI pada mata

pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku di SMK Negeri 1 Beringin

T.A 2015/2016?

2. Bagaimanakah efektifitas model pembelajaran IDI yang dikembangkan

pada mata pelajaran perawatan perawatan tangan dan mewarnai kuku di


(27)

8

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan utama penelitian

pengembangan ini adalah untuk menerapkan model pembelajaran IDI, tujuan

penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan model pembelajaran berupa produk model

pembelajaran IDI pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai

kuku.

2. Untuk mengetahui efektifitas pengembangan model pembelajaran IDI.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermakna bagi peneliti, guru-guru

dan sekolah sebagai berikut, adalah:

1. Untuk memberikan pengalaman lebih konkret, memotivasi serta

mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam mengembangkan

model pembelajaran alternatif yang lebih komunikatif dan produktif dalam

dunia pendidikan serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas

dan dapat diterapkan untuk proses pembelajaran pada mata pelajaran lain.

2. Dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran Perawatan

Tangan dan Mewarnai Kuku dengan pembelajaran yang interaktif,

menarik, dan menyenangkan bagi setiap siswa yang pada akhirnya dapat


(28)

9

3. Sebagai salah satu alternatif dalam pemanfaatan model pembelajaran yang

disesuaikan dengan perkembangan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran di kelas.

4. Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi produktif untuk

menggunakan media pembelajaran yang efektif dan efisien guna

meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti untuk mendesain dan

mengembangkan model pembelajaran guna memecahkan masalah sesuai


(29)

121

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian

pengembangan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute)

pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pengembangan Produk

Pada tahap ini disimpulkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan

termasuk kedalam kategori sangat baik dengan persentase hasil penilaian

masing – masing ahli materi 89,27%, ahli desain pembelajaran 84,7%, hasil uji coba kelompok kecil 80,3%, hasil uji coba kelompok sedang 86%, dan uji

coba kelompok besar dengan persentase rata – rata 90,5%. 2. Efektifitas Produk

Pada tahap ini disimpulkan bahwa model pembelajaran IDI (Instructional

Development Institute) yang dikembangkan efektif digunakan sebagai model

pembelajaran untuk mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku

siswa SMK Negeri 1 Beringin. Berdasarkan hasil tanggapan siswa pada uji

coba efektifitas diperoleh penilaian dengan kriteria sangat baik dengan

persentase rata – rata 92% dan tanggapan guru dinilai sangat baik dengan persentase rata – rata 91%.


(30)

122

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diuraikan pada kesimpulan serta hasil

penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran:

1. Agar proses pembelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku dapat

dilakukan dengan cara menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat

dimanfaatkan oleh guru dan siswa, maka disarankan agar desain

pengembangan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute)

ini sudah layak digunakan dengan alasan agar siswa mampu memberikan

umpan balik yang lebih baik.

2. Agar pemanfaatan model pembelajaran IDI (Instructional Development

Institute) sebagai salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam proses

penyampaian pembelajaran khususnya pada mata pelajaran perawatan tangan

dan mewarnai kuku, maka dari itu guru masih tetap sebagai fasilitator agar

siswa tetap terlibat aktif dalam proses pembelajaran perawatan tangan dan

mewarnai kuku.

3. Agar hasil produk ini lebih maksimal dan layak digunakan lebih jauh lagi,

maka diperlukan hal – hal yang mendukung pengembangan produk terdiri dari: ahli pengembangan kurikulum, ahli bidang studi, ahli materi, ahli desain,

dukungan dana dan prasarana serta waktu yang tersedia.

4. Dengan alasan keterbatasan waktu dan dana peneliti, sehingga masih banyak

beberapa pengembangan yang belum terkontrol maka perlu kiranya dilakukan


(31)

123

DAFTAR PUSTAKA

Arends. (2008). Learning to Teach-Belajar untuk Mengajar. Pustaka Belajar, Yogyakarta. (penerjemah Soetjipto, dkk)

Fatah, Eli Nur. 2008. Model Pengembangan Instruksional. Diakses 10 Agustus 2015 dari http://makalahpaperjournal.blogspot.com/2008/12/model-pengembangan-intruksional_22.html

Fitryane, Rannie. 2011. Kiat Cantik & Menarik. Bandung: Yrama Widya

Gustafson, Kent L & Robert Maribe.2002. Survey Of Instructional Development

Models. New York : Educational Resources Information Center

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hidayah, Nina. 2015. Pengembangan Pembelajaran Fisika Berbasis Multi

Representasi Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Optika Geometris Bagi Siswa Sma/Ma. Skripsi Thesis. Yogyakarta, Uin Sunan Kalijaga

Joyce, B and Weil. 2009. Model of Teaching (edisike – 8, cetakan ke – 1).

Diterjemahkan Oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Karakhati, Nathalia. 2010. Nail Art – Seni Melukis Kuku. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Kustanti, Henri., dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional

Kwongboonsin. 2008. Human Competences : Towards Further Investigation. Diakses Pada 07 Agustus 2015 dari

http://www.authorstream.com/Presentation/kwongboonsin-162739-human-competences-education-ppt-powerpoint

Maryunita. 2011. Manicure Pedicure. Diakses pada 10 Agustus 2015 dari http://maryunitafeehily.blogspot.co.id/2011/05/manicure-pedicure.html


(32)

124

Melati. 2012. Pengertian Massage. Diakses pada 10 februari 2016 dari http://ra-dewisekarmelati.blogspot.co.id/p/masase.html

Prayogi, Sigit Agung. 2011. Pengembangan Pembelajaran Fisika Berwawasan

Konstruktivis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Skripsi thesis.

Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga

Sari, Dian Maya. 2012. Perawatan Body Spa, Manicure dan Pedicure, Bleaching

Tangan dan Kaki, Mahendi Tangan. Universitas Negeri Medan

Suciati. 2010. Massage. Diakses pada 10 Februari 2016 dari http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA /197501282001122-SUCIATI/Massage.pdf

Sumarno, Alim. 2013. Model – model Pengembangan Bahan Ajar. Diakses Pada 10 Agustus 2015 dari http://dokumen.tips/documents/model-model-pengembangan-bahan-ajar.html

Suparman, M. Atwi. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga

Syarifuddin. 2011. Model Desain Pembelajaran Versi Idi. Diakses pada 12 Februari 2016 dari http://syariftugas.blogspot.co.id/2011/12/model-desain-pembelajaran-versi-idi.html

Tresna, Pipin. 2010. Modul 4 Merawat Tangan, Kaki Dan Rias Kuku. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta:

Prenada Media Group

Vhitha. 2009. Modul Manicure. Diakses pada 10 Agustus 2015 dari https://vhitha.wordpress.com/2009/06/23/modul-manicure/

Wildani, Khairatul. 2014. Model Desain Pembelajaran. Diakses Pada 22 Juli 2015 dari http://wildhafajr18.blogspot.com/2014/04/model-desain-pembelajaran-idi.html

Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media


(1)

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan utama penelitian pengembangan ini adalah untuk menerapkan model pembelajaran IDI, tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan model pembelajaran berupa produk model pembelajaran IDI pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku.

2. Untuk mengetahui efektifitas pengembangan model pembelajaran IDI.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermakna bagi peneliti, guru-guru dan sekolah sebagai berikut, adalah:

1. Untuk memberikan pengalaman lebih konkret, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam mengembangkan model pembelajaran alternatif yang lebih komunikatif dan produktif dalam dunia pendidikan serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan dapat diterapkan untuk proses pembelajaran pada mata pelajaran lain. 2. Dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran Perawatan

Tangan dan Mewarnai Kuku dengan pembelajaran yang interaktif, menarik, dan menyenangkan bagi setiap siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar.


(2)

9

3. Sebagai salah satu alternatif dalam pemanfaatan model pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

4. Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi produktif untuk menggunakan media pembelajaran yang efektif dan efisien guna meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti untuk mendesain dan mengembangkan model pembelajaran guna memecahkan masalah sesuai bidang terutama ilmu yang diemban yakni ranah model pembelajaran.


(3)

121

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengembangan Produk

Pada tahap ini disimpulkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan termasuk kedalam kategori sangat baik dengan persentase hasil penilaian masing – masing ahli materi 89,27%, ahli desain pembelajaran 84,7%, hasil uji coba kelompok kecil 80,3%, hasil uji coba kelompok sedang 86%, dan uji coba kelompok besar dengan persentase rata – rata 90,5%.

2. Efektifitas Produk

Pada tahap ini disimpulkan bahwa model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) yang dikembangkan efektif digunakan sebagai model pembelajaran untuk mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku siswa SMK Negeri 1 Beringin. Berdasarkan hasil tanggapan siswa pada uji coba efektifitas diperoleh penilaian dengan kriteria sangat baik dengan persentase rata – rata 92% dan tanggapan guru dinilai sangat baik dengan persentase rata – rata 91%.


(4)

122

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diuraikan pada kesimpulan serta hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran:

1. Agar proses pembelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku dapat dilakukan dengan cara menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa, maka disarankan agar desain pengembangan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) ini sudah layak digunakan dengan alasan agar siswa mampu memberikan umpan balik yang lebih baik.

2. Agar pemanfaatan model pembelajaran IDI (Instructional Development Institute) sebagai salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam proses penyampaian pembelajaran khususnya pada mata pelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku, maka dari itu guru masih tetap sebagai fasilitator agar siswa tetap terlibat aktif dalam proses pembelajaran perawatan tangan dan mewarnai kuku.

3. Agar hasil produk ini lebih maksimal dan layak digunakan lebih jauh lagi, maka diperlukan hal – hal yang mendukung pengembangan produk terdiri dari: ahli pengembangan kurikulum, ahli bidang studi, ahli materi, ahli desain, dukungan dana dan prasarana serta waktu yang tersedia.

4. Dengan alasan keterbatasan waktu dan dana peneliti, sehingga masih banyak beberapa pengembangan yang belum terkontrol maka perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.


(5)

123

Fatah, Eli Nur. 2008. Model Pengembangan Instruksional. Diakses 10 Agustus 2015 dari http://makalahpaperjournal.blogspot.com/2008/12/model-pengembangan-intruksional_22.html

Fitryane, Rannie. 2011. Kiat Cantik & Menarik. Bandung: Yrama Widya

Gustafson, Kent L & Robert Maribe.2002. Survey Of Instructional Development Models. New York : Educational Resources Information Center

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hidayah, Nina. 2015. Pengembangan Pembelajaran Fisika Berbasis Multi Representasi Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Optika Geometris Bagi Siswa Sma/Ma. Skripsi Thesis. Yogyakarta, Uin Sunan Kalijaga Joyce, B and Weil. 2009. Model of Teaching (edisike – 8, cetakan ke – 1).

Diterjemahkan Oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Karakhati, Nathalia. 2010. Nail Art – Seni Melukis Kuku. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kustanti, Henri., dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional

Kwongboonsin. 2008. Human Competences : Towards Further Investigation.

Diakses Pada 07 Agustus 2015 dari

http://www.authorstream.com/Presentation/kwongboonsin-162739-human-competences-education-ppt-powerpoint

Maryunita. 2011. Manicure Pedicure. Diakses pada 10 Agustus 2015 dari http://maryunitafeehily.blogspot.co.id/2011/05/manicure-pedicure.html


(6)

124

Melati. 2012. Pengertian Massage. Diakses pada 10 februari 2016 dari http://ra-dewisekarmelati.blogspot.co.id/p/masase.html

Prayogi, Sigit Agung. 2011. Pengembangan Pembelajaran Fisika Berwawasan Konstruktivis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Skripsi thesis. Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga

Sari, Dian Maya. 2012. Perawatan Body Spa, Manicure dan Pedicure, Bleaching Tangan dan Kaki, Mahendi Tangan. Universitas Negeri Medan

Suciati. 2010. Massage. Diakses pada 10 Februari 2016 dari http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA /197501282001122-SUCIATI/Massage.pdf

Sumarno, Alim. 2013. Model – model Pengembangan Bahan Ajar. Diakses Pada 10 Agustus 2015 dari http://dokumen.tips/documents/model-model-pengembangan-bahan-ajar.html

Suparman, M. Atwi. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga Syarifuddin. 2011. Model Desain Pembelajaran Versi Idi. Diakses pada 12

Februari 2016 dari http://syariftugas.blogspot.co.id/2011/12/model-desain-pembelajaran-versi-idi.html

Tresna, Pipin. 2010. Modul 4 Merawat Tangan, Kaki Dan Rias Kuku. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Prenada Media Group

Vhitha. 2009. Modul Manicure. Diakses pada 10 Agustus 2015 dari https://vhitha.wordpress.com/2009/06/23/modul-manicure/

Wildani, Khairatul. 2014. Model Desain Pembelajaran. Diakses Pada 22 Juli 2015 dari http://wildhafajr18.blogspot.com/2014/04/model-desain-pembelajaran-idi.html

Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media