metrorrhagia 6 kasus 7,8 dan spotting 15 kasus 19,3, serta 1 akseptor 2,2 tidak mengalami gangguan Menstruasi
Dokumentasi hasil pelayanan terhadap beberapa peserta KB diketahui adanya perubahan pola haid .Dalam rangka aksepbilitas program metode
kontrasepsi suntik DMPA dan efek sampingnya maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang ”Perubahan Pola Menstruasi Pada 9 Bulan
Pertama Dalam Aseptor KB Suntik DMPA di. Klinik Maria Delitua Tahun 2010”
B. Rumusan Masalah
Belum diketahui perubahan pola menstruasi yang terjadi Pada 9 Bulan Pertama aseptor KB suntik DMPA di Klinik Maria Delitua 2010
C.Tujuan Penenelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi Perubahan Pola Menstruasi Pada 9 Bulan Pertama Pemakaian Aseptor KB Suntik DMPA Di Klinik Maria Delitua
2010
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi yang tidak mengalami haid pada 9 Bulan Pertama
Aseptor KB Suntik DMPA di Klinik Maria Delitua 2010 2.
Untuk mengidentifikasi perdarahan berupa bercak spotting pada 9 Bulan Pertama Aseptor KB Suntik DMPA Di Klinik Maria Delitua Januari –
Maret 2010 3.
Untuk mengidentifikasi perdarahan di luar siklus menstruasi pada 9 bulan Pertama Aseptor KB Suntik DMPA Di Klinik Maria Delitua Januari –
Maret 2010 3
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Klinik Bersalin Sebagai sumber informasi untuk pelaksanaan program pelayanan
kontrasepsi 2. Bagi institusi dan Pendidikan
Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis dan lebih mendalam
3. Bagi peneliti •
Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang di dapat selama perkuliahan. •
Sebagai bahan masukan dalam memberikan penyuluhan kepada WUS wanita usia subur
• Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat
4
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Menstruasi
1. Pengertian Menstruasi
Menstruasia ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan deskuamasi endometrium. Kasdu Dini .2008 Panjang siklus
haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam
mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari otsium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung + 1 hari.
Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita
tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklus tidak terlalu sama. Panjang siklus haid dipengaruhi usia seseorang.
Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya
panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa hanya 20 saja panjang siklus haid 28 hari. Panjang
siklus yang biasa pada manusia ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97 wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18 – 42 hari. Jika siklusnya kurang dari
18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi anovulator. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari
diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 + 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia
defisiensi besi jumlah darahnya haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik. Darah haid tidak membeku; ini mungkin
disebabkan fibrinolisin. Manuaba, 2007
5
Universitas Sumatera Utara