Definisi 6 Ruang Baris dan Ruang Kolom Jika  A  adalah  matriks
× ,  maka  ruang bagian  dari
ℝ
1×
yang direntang  oleh  vektor-
vektor baris dari A disebut ruang baris dari A. Ruang  bagian  dari
ℝ   yang  direntang  oleh
vektor-vektor  kolom  dari  A  disebut  ruang kolom dari A.
Leon 2001
Definisi 7 Ruang Nol Misalkan  A  adalah  matriks
× .  Misalkan
NA menyatakan
himpunan semua
penyelesaian  dari  sistem  homogen � = �.
Jadi � �  = { ∈ ℝ |� = �}
Himpunan  semua  penyelesaian  dari  sistem homogen
� = �  membentuk  ruang  bagian
dari
ℝ .  Ruang  bagian    NA  disebut  kernel ruang nol atau nullspace dari A.
Leon 2001
2.3 Optimasi Linear dan Dualitas
Masalah  optimasi  linear  dalam  bentuk standar diberikan sebagai berikut
min{
T
x : Ax = b, x
≥ 0}     P dengan,  c,  x
 ℝ
,  b
 ℝ
dan  A
 ℝ
. Masalah P disebut masalah primal.
Masalah  dual  dari  masalah  primal  P diberikan sebagai berikut
max {
T
y :
�
T
y + s = c, s
≥ 0 }  D dengan,  s
 ℝ   dan  y    ℝ .  Masalah  D
disebut masalah dual. Daerah  fisibel  dari  P  dan  D  masing-
masing adalah :
 := {x : Ax = b, x ≥ 0}  := {y,s : �
T
y + s = c, s
≥ 0}
Daerah  interior  masalah  P  dan  D didefinisikan sebagai berikut
:= {x : Ax = b, x 0},
:= {y,s :
�
T
y + s = c, s
�} Silalahi 2011
Definisi 8 Daerah Fisibel Himpunan  titik-titik  yang  memenuhi  semua
kendala  dan  pembatasan  tanda  pada  optimasi linear.
Winston 2004
Definisi 9 Solusi Optimal Solusi  optimal  pada  masalah  maksimisasi
adalah  suatu  titik  pada  daerah  fisibel  dengan nilai  fungsi  objektif  paling  besar.  Sedangkan
solusi  optimal  untuk  masalah  minimisasi adalah  suatu  titik  pada  daerah  fisibel  dengan
nilai fungsi objektif paling kecil.
Winston 2004
Proposisi 1  Dualitas Lemah Misalkan x dan s masing-masing fisibel untuk
P  dan  D.  Kemudian
T
x -
T
y =
T
s
≥ 0. Akibatnya,
T
x terbatas  di  atas  untuk  nilai
optimal  dari  D,  dan
T
y terbatas  di  bawah
untuk  nilai  optimal  dari  P.  Selain  itu,  jika kesenjangan  dualitas  duality  gap
T
s bernilai  nol  maka  x  adalah  solusi  optimal
untuk  P  dan  y,s  adalah  solusi  optimal untuk D.
Roos et al. 2006 Bukti
:lihat Roos
Teorema 1 Dualitas Jika  P  dan  D  fisibel  maka  kedua  masalah
tersebut mempunyai
solusi optimal.
Kemudian,  x
 dan y,s   adalah solusi
optimal jika dan hanya jika
T
s = 0.
Roos et al. 2006
Bukti :
lihat Roos
Definisi 10 Kendala Redundant
Kendala redundant adalah kendala yang tidak mengubah  daerah  fisibel  dari  masalah
optimasi linear. Silalahi 2011
Definisi 11 Central Path
Suatu kurva yang bergerak dari bagian dalam pada daerah fisibel menuju solusi optimal.
Silalahi 2011
2.4 Metode Newton
Metode  Newton  disebut  juga  metode Newton-Raphson.  Metode  Newton  adalah
suatu metode
yang digunakan
untuk menyelesaikan  persamaan  taklinear,  yang
dituliskan dalam bentuk :
�
= �, � = 1,2, … , =
1
,
2
, … ,
T
. Metode Newton Raphson dapat diturunkan
dengan menggunakan orde pertama dari deret
Taylor.  Sebagai  contoh  untuk  fungsi  satu peubah  atau
� = 1,  dan  =
1
∈ ℝ,  orde
pertama deret Taylor
1 1
sebagai berikut
1 1
≈
1.0
+
′ 1.0
1
−
1.0
= �
1
dengan
1.0
adalah  hampiran  awal  Munir 2003.
Dengan  menggunakan  metode  Newton, fungsi  taklinear  dapat  diubah  menjadi  fungsi
linear.  Untuk  mencari  solusi  persamaan
1 1
= 0,  metode  Newton  melakukan pendekatan  dengan  cara  mencari  solusi
�
1
= 0, dengan � adalah fungsi linear. Selain itu, untuk fungsi dua peubah atau
� = 2,  dan  =
1
,
� T
∈ ℝ.  Deret  Taylor orde  pertama  dapat  dituliskan  untuk  masing-
masing persamaan sebagai berikut
1 1
,
2
≈
1 1.0
,
2.0
+
1
−
1.0
�
1 1.0
,
2.0
�
1
+
2
−
2.0
�
1 1.0
,
2.0
�
2 2
1
,
2
≈
2 1.0
,
2.0
+
1
−
1.0
�
2 1.0
,
2.0
�
1
+
2
−
2.0
�
2 1.0
,
2.0
�
2
dengan
1.0
dan
2.0
adalah  hampiran  awal Munir 2003.
Contoh 1
Diketahui  fungsi  taklinear  f
1
=
1
− 5
1
dengan hampiran awal
1.0
= 0.
1 1
≈
1.0
+
′ 1.0
1
−
1.0 1
1
≈ �
1
= 0 �
1
=    0  +
′ 1
− 0 =
− 5 0  + − 5
1
− 0 = 1 +
−4
1
Pada saat �
1
= 0 maka 1 +
−4
1
=  0
1
=  1 4
Contoh 2
Diketahui  fungsi  taklinear  dengan  dua variabel sebagai berikut
1 1
,
2
=
1 2
−
1 2
+ 1          1
2 1
,
2
=
2 2
−
1 2
− 2           2 dengan hampiran awal
1.0
= 0,
2.0
= 1   Pelinearan untuk persamaan 1
1 1
,
2
≈  �
1
,
2
=  0
1 2
−
1 2
+ 1  =  0
1
0,1  +  −1 0
1
− 0
2
− 1 =  0
1 + −1
1
=  0
1
=  1 Jadi,  persamaan  baru  setelah  pelinearan
adalah −
1
+ 1 = 0   Pelinearan untuk persamaan 2
2 1
,
2
≈ �
1
,
2
=  0
2 2
−
1 2
− 2 =  0
2
0,1  +  −1 2
1
− 0
2
− 1 =  0
−1 +  −1
1
+ 2
2
− 1   =  0 −
1
+ 2
2
− 3  =  0 Jadi,  persamaan  baru  setelah  pelinearan
adalah −
1
+ 2
2
= 3 Solusi  dari
1
dan
2
dapat  diperoleh  dengan mensubstitusikan persamaan 1 ke persamaan
2 sebagai berikut − 1  + 2
2
=  3 2
2
=  4
2
=  2 Jadi,  solusi  dari
1
dan
2
setelah  dilakukan pelinearan adalah
1
= 1dan
2
= 2.
2.5 Kompleksitas Definisi 12 Kompleksitas