Optimasi Linear dan Dualitas Metode Newton

Definisi 6 Ruang Baris dan Ruang Kolom Jika A adalah matriks × , maka ruang bagian dari ℝ 1× yang direntang oleh vektor- vektor baris dari A disebut ruang baris dari A. Ruang bagian dari ℝ yang direntang oleh vektor-vektor kolom dari A disebut ruang kolom dari A. Leon 2001 Definisi 7 Ruang Nol Misalkan A adalah matriks × . Misalkan NA menyatakan himpunan semua penyelesaian dari sistem homogen � = �. Jadi � � = { ∈ ℝ |� = �} Himpunan semua penyelesaian dari sistem homogen � = � membentuk ruang bagian dari ℝ . Ruang bagian NA disebut kernel ruang nol atau nullspace dari A. Leon 2001

2.3 Optimasi Linear dan Dualitas

Masalah optimasi linear dalam bentuk standar diberikan sebagai berikut min{ T x : Ax = b, x ≥ 0} P dengan, c, x  ℝ , b  ℝ dan A  ℝ . Masalah P disebut masalah primal. Masalah dual dari masalah primal P diberikan sebagai berikut max { T y : � T y + s = c, s ≥ 0 } D dengan, s  ℝ dan y  ℝ . Masalah D disebut masalah dual. Daerah fisibel dari P dan D masing- masing adalah :  := {x : Ax = b, x ≥ 0}  := {y,s : � T y + s = c, s ≥ 0} Daerah interior masalah P dan D didefinisikan sebagai berikut  := {x : Ax = b, x 0},  := {y,s : � T y + s = c, s �} Silalahi 2011 Definisi 8 Daerah Fisibel Himpunan titik-titik yang memenuhi semua kendala dan pembatasan tanda pada optimasi linear. Winston 2004 Definisi 9 Solusi Optimal Solusi optimal pada masalah maksimisasi adalah suatu titik pada daerah fisibel dengan nilai fungsi objektif paling besar. Sedangkan solusi optimal untuk masalah minimisasi adalah suatu titik pada daerah fisibel dengan nilai fungsi objektif paling kecil. Winston 2004 Proposisi 1 Dualitas Lemah Misalkan x dan s masing-masing fisibel untuk P dan D. Kemudian T x - T y = T s ≥ 0. Akibatnya, T x terbatas di atas untuk nilai optimal dari D, dan T y terbatas di bawah untuk nilai optimal dari P. Selain itu, jika kesenjangan dualitas duality gap T s bernilai nol maka x adalah solusi optimal untuk P dan y,s adalah solusi optimal untuk D. Roos et al. 2006 Bukti :lihat Roos Teorema 1 Dualitas Jika P dan D fisibel maka kedua masalah tersebut mempunyai solusi optimal. Kemudian, x   dan y,s   adalah solusi optimal jika dan hanya jika T s = 0. Roos et al. 2006 Bukti : lihat Roos Definisi 10 Kendala Redundant Kendala redundant adalah kendala yang tidak mengubah daerah fisibel dari masalah optimasi linear. Silalahi 2011 Definisi 11 Central Path Suatu kurva yang bergerak dari bagian dalam pada daerah fisibel menuju solusi optimal. Silalahi 2011

2.4 Metode Newton

Metode Newton disebut juga metode Newton-Raphson. Metode Newton adalah suatu metode yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan taklinear, yang dituliskan dalam bentuk : � = �, � = 1,2, … , = 1 , 2 , … , T . Metode Newton Raphson dapat diturunkan dengan menggunakan orde pertama dari deret Taylor. Sebagai contoh untuk fungsi satu peubah atau � = 1, dan = 1 ∈ ℝ, orde pertama deret Taylor 1 1 sebagai berikut 1 1 ≈ 1.0 + ′ 1.0 1 − 1.0 = � 1 dengan 1.0 adalah hampiran awal Munir 2003. Dengan menggunakan metode Newton, fungsi taklinear dapat diubah menjadi fungsi linear. Untuk mencari solusi persamaan 1 1 = 0, metode Newton melakukan pendekatan dengan cara mencari solusi � 1 = 0, dengan � adalah fungsi linear. Selain itu, untuk fungsi dua peubah atau � = 2, dan = 1 , � T ∈ ℝ. Deret Taylor orde pertama dapat dituliskan untuk masing- masing persamaan sebagai berikut 1 1 , 2 ≈ 1 1.0 , 2.0 + 1 − 1.0 � 1 1.0 , 2.0 � 1 + 2 − 2.0 � 1 1.0 , 2.0 � 2 2 1 , 2 ≈ 2 1.0 , 2.0 + 1 − 1.0 � 2 1.0 , 2.0 � 1 + 2 − 2.0 � 2 1.0 , 2.0 � 2 dengan 1.0 dan 2.0 adalah hampiran awal Munir 2003. Contoh 1 Diketahui fungsi taklinear f 1 = 1 − 5 1 dengan hampiran awal 1.0 = 0. 1 1 ≈ 1.0 + ′ 1.0 1 − 1.0 1 1 ≈ � 1 = 0 � 1 = 0 + ′ 1 − 0 = − 5 0 + − 5 1 − 0 = 1 + −4 1 Pada saat � 1 = 0 maka 1 + −4 1 = 0 1 = 1 4 Contoh 2 Diketahui fungsi taklinear dengan dua variabel sebagai berikut 1 1 , 2 = 1 2 − 1 2 + 1 1 2 1 , 2 = 2 2 − 1 2 − 2 2 dengan hampiran awal 1.0 = 0, 2.0 = 1  Pelinearan untuk persamaan 1 1 1 , 2 ≈ � 1 , 2 = 0 1 2 − 1 2 + 1 = 0 1 0,1 + −1 0 1 − 0 2 − 1 = 0 1 + −1 1 = 0 1 = 1 Jadi, persamaan baru setelah pelinearan adalah − 1 + 1 = 0  Pelinearan untuk persamaan 2 2 1 , 2 ≈ � 1 , 2 = 0 2 2 − 1 2 − 2 = 0 2 0,1 + −1 2 1 − 0 2 − 1 = 0 −1 + −1 1 + 2 2 − 1 = 0 − 1 + 2 2 − 3 = 0 Jadi, persamaan baru setelah pelinearan adalah − 1 + 2 2 = 3 Solusi dari 1 dan 2 dapat diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan 1 ke persamaan 2 sebagai berikut − 1 + 2 2 = 3 2 2 = 4 2 = 2 Jadi, solusi dari 1 dan 2 setelah dilakukan pelinearan adalah 1 = 1dan 2 = 2.

2.5 Kompleksitas Definisi 12 Kompleksitas