Analisis Polen
Sampel polen yang diperoleh dari tungkai A. cerana dan tumbuhan di sekitar sarang dikeringkan selama 24 jam. Sampel polen diletakkan ke dalam tabung dan
ditutup rapat, kemudian ditaruh ke dalam kotak yang berisi silica gel untuk menghindari sampel terkontaminasi oleh jamur. Sampel polen yang telah diambil
kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Metode yang digunakan untuk analisis polen adalah acetolysis Erdman 1972.
Sampel dimasukkan ke dalam tabung cupsidal dan ditambahkan 1 ml KOH 10 yang bertujuan untuk menghilangkan bahan organik yang menempel pada
sampel polen sehingga dindingnya dapat terlihat jelas. Kemudian sampel polen disentrifus selama 10 menit pada 3500 rpm. Setelah sentrifus selesai cairan KOH
dibuang dan dicuci dengan menggunakan akuades disentrifus selama 10 menit pada 3500 rpm dan diulang dua kali.
Sampel polen yang telah dicuci dengan akuades, ditambahkan asam asetat glasial sebanyak 1 ml kemudian disentrifus selama 10 menit pada 3500 rpm.
Tahap selanjutnya supernatan dibuang dan sampel ditambahkan campuran acetic anhydrous 100 dengan asam asetat H
2
SO
4
100 dengan perbandingan 9:1 sebanyak 1 ml, kemudian dipanaskan dengan menggunakan penangas air pada
suhu 90-95 °C selama 5 menit dan disentrifus selama 10 menit pada 3500 rpm. Setelah itu supernatan dibuang dan ditambahkan lagi asam asetat glasial sebanyak
1 ml kemudian disentrifus selama 10 menit pada 3500 rpm. Tahap selanjutnya endapan dicuci dengan aquades sebanyak 2-3 kali dengan cara disentrifus selama
10 menit pada 3500 rpm. Tahapan terakhir supernatan dibuang dan sampel dibuat preparat dengan menambahkan gliserin jelly 30
Preparat diamati menggunakan mikroskop cahaya. Parameter yang diamati adalah ciri morfologi meliputi bentuk, ukuran dan permukaan polen Huang
1972. Data ciri morfologi polen yang diperoleh akan dirujuk pada Erdman 1972 dan Huang 1972 serta dilakukan verifikasi oleh Bob Yuris dari PT. Corelab
Indonesia .
Analisis Data
Analisis jumlah A. cerana yang melakukan aktivitas harian terbang masuk membawa polen menggunakan program K-Lite Mega Codec Pack 3.4.5. Pengaruh
faktor lingkungan terhadap aktivitas A. cerana mencari polen dianalisis dengan Principle Component Analysis PCA menggunakan program R http:www.r-
project.org dan korelasi antara faktor lingkungan dengan aktivitas harian A. cerana terbang mencari polen.
HASIL
Aktivitas Terbang Harian A. cerana
Aktivitas terbang harian A. cerana pada bulan Oktober 2008 dan Maret 2009 memiliki kesamaan yaitu terdapat satu puncak aktivitas terbang. Aktivitas
terbang harian A. cerana tersebut secara umum dimulai pada pukul 05.20 sampai dengan 18.00 WIB Gambar 11-12. Jumlah A. cerana dalam aktivitas terbang
harian pada bulan Oktober 2008 lebih sedikit dibandingkan bulan Maret 2009 baik pagi, siang maupun sore hari.
Aktivitas terbang harian A. cerana bulan Oktober 2008 terjadi peningkatan pertama pada pukul 05.20-06.30 WIB, kemudian aktivitas A. cerana terbang
harian meningkat tinggi pada pukul 06.30-07.00 WIB. Puncak aktivitas A. cerana mencari pakan terjadi pada pukul 07.20-09.00 dengan jumlah rata-rata individu
yang masuk adalah 449 setiap 10 menit. Kemudian terjadi penurunan yang tinggi pada pukul 09.20-12.30 WIB Gambar 11, Lampiran 1.
Berbeda dengan aktivitas terbang harian A. cerana di bulan Oktober 2008, peningkatan aktivitas A. cerana terbang harian pertama bulan Maret 2009 pada
pukul 05.20-07.30 WIB dan aktivitas terbang harian A. cerana meningkat tinggi pada pukul 07.50-10.00. Puncak aktivitas terjadi pada pukul 10.20-11.30 dengan
jumlah rata-rata individu yang masuk adalah 599 setiap 10 menit kemudian tejadi penurunan yang tinggi pada pukul 11.50-13.20 WIB dan pada pukul 13.30-18.00
penurunan sudah mulai rendah Gambar 12, Lampiran 1.
Gambar 11 Rata-rata jumlah A. cerana koloni 4 dan 8 dalam mencari pakan dan polen pada bulan Oktober 2008. A. cerana masuk membawa
polen A. cerana masuk.
Gambar 12 Rata-rata jumlah A. cerana koloni 2 dan 3 dalam mencari pakan dan polen pada bulan Maret 2009. A. cerana masuk membawa
polen A. cerana masuk.
Aktivitas Harian A. cerana Mencari Polen
Aktivitas harian A. cerana mencari polen bulan Oktober 2008 hampir sama mengikuti pola aktivitas terbang harian A. cerana yaitu memiliki satu
puncak dan pola aktivitas mencari pakan pagi dan sore. Pola aktivitas harian A. cerana terbang lebih awal dibandingkan dengan aktivitas terbang harian.
Aktivitas A. cerana mencari polen bulan Oktober 2008 terjadi peningkatan aktivitas A. cerana mencari polen mulai pukul 05.20-07.00 WIB.
Puncak aktivitas pada pukul 07.20-09.00 WIB dengan jumlah rata-rata sebanyak 300 individu tiap 10 menit kemudian terjadi fluktuasi penurunan hingga pukul
17.30 WIB Gambar 11, Lampiran 2. Aktivitas A. cerana mencari polen pada bulan Maret 2009 berlangsung
pukul 05.50-18.00 WIB. Puncak aktivitas mencari polen terjadi pada pukul 08.20- 10.00 dengan jumlah rata-rata sebanyak 337 individu tiap 10 menit. Pola aktivitas
A. cerana mencari polen berbeda dengan aktivitas masuk ke sarang di bulan Maret 2009 Gambar 12, Lampiran 2.
Persentase aktivitas A. cerana membawa polen bulan Oktober 2008 dan Maret 2009 secara berturut-turut yaitu sebesar 26.46 dan 29.17, sedangkan
aktivitas masuk sarang tanpa polen secara berturut-turut yaitu sebesar 73.54 dan 70.83 Gambar 13.
Gambar 13 Persentase Aktivitas harian
A. cerana
mencari pakan. Tidak membawa polen dan membawa polen .
Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Aktivitas Terbang Harian A. cerana
dan Mencari Polen
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi dalam aktivitas terbang harian A. cerana dan mencari polen. Berdasarkan analisis PCA intensitas cahaya lebih
berpengaruh dibandingkan suhu udara dan kelembaban Gambar 14. Intensitas cahaya berhubungan dengan suhu udara dan kelembaban udara. Intensitas cahaya
dan suhu berkorelasi positif terhadap aktivitas harian A. cerana mencari polen artinya jika intensitas cahaya tinggi maka suhu udara meningkat dan
meningkatkan aktivitas harian A. cerana mencari polen. Kelembaban berkorelasi negatif terhadap aktivitas harian A. cerana
mencari polen. Pada saat intensitas cahaya naik maka suhu udara akan naik dan menyebabkan kelembaban udara manjadi rendah. Kelembaban udara yang tinggi
mengakibatkan aktivitas A. cerana menjadi turun.
PCA bulan Oktober 2008 II. PCA bulan Maret 2009
Gambar 14 Hasil analisis PCA Pengaruh faktor lingkungan terhadap aktivitas harian A. cerana mencari pakan a: A. cerana masuk sarang, b: A.
cerana membawa polen, c: intensitas cahaya, d: kelembaban, e: suhu udara.
Identifikasi Polen dari Tungkai A. cerana
Total polen yang dikumpulkan dari tungkai A. cerana pada empat koloni pada bulan Oktober 2008 dan Maret 2009 di Desa Cinanjung, Kecamatan
Tanjungsari, Kabupaten Sumedang sebanyak 200 sampel polen. Hasil identifikasi polen ditemukan delapan famili terdiri dari 18 spesies tumbuhan sumber pakan A.
cerana empat spesies masih belum bisa diidentifikasi Gambar 15. Lima famili tumbuhan sumber pakan A. cerana ditemukan pada bulan Oktober 2008 dan enam
famili tumbuhan sumber pakan A. cerana ditemukan pada bulan Maret 2009 Tabel 1.
Hasil identifikasi polen, Z. mays Poaceae dan Cocos nucifera Arecaceae merupakan sumber pakan utama A. cerana. Polen Z. mays Poaceae
ditemukan pada semua koloni. Persentase individu A. cerana yang membawa polen Z. mays sebesar 68 Tabel 1.
Tabel 1 Jenis polen yang dikoleksi dari tungkai A. cerana pada bulan Oktober 2008 dan Maret 2009
No Nama Ilmiah
Familia Persentase A. cerana membawa
jenis polen Rata-rata
persentase Koloni
4 Koloni
8 Koloni
2 Koloni
3 1
Zea mays Poaceae
80 84 82 26 68.0 2
sp.`1 Myrtaceae 2 0 0 0 0.5
3 sp.`2
Unidentified 2 0 0 0 0.5
4 Eucalyptus sp.
Myrtaceae 2 2 0 0 1.0
5 Arenga pinata
Arecaceae 14 2 0 0 4.0
6 Muntingia calabura
Elaeocarpaceae 0 4 0 0 1.0
7 Cocos nucifera
Arecaceae 0 4 0
12 4.0 8
sp. 3 Unidentified
0 2 0 0 0.5 9
Sechium edule Cucurbitaceae
0 2 0 2 1.0 10
Sorghum vulgare Poaceae
0 0 8 4 3.0 11
Acacia sp. Mimosaceae
0 0 6 8 3.5 12
Mimosa pudica Mimosaceae
0 0 2 4 1.5 13
Helianthus annuus Asteraceae
0 0 0 2 0.5 14
Nicotiana tobacum Solanaceae
0 0 0 4 1.0 15
sp. 4 Asteraceae
0 0 0 14 3.5
16 Calliandra
calothyrsus Mimosaceae
0 0 0 6 1.5 17
sp. 5 Unidentified
0 0 2 12 3.5
18 sp. 6
Unidentified 0 0 0 6 1.5
Tabel 2 Ukuran dan karakter polen dari tungkai A. cerana di Sumedang bulan Oktober 2008 dan Maret 2009
Ukuran Bentuk tampak dari sisi
No Nama ilmiah
Familia Polar µm
Ekuator µm Polar
Ekuator Ornamen eksin
1 Zea mays
Poaceae 87.50 ± 0.0018
92.10 ± 0.0021 Circular
Prolate-spheroidal Psilate
2 sp. 1
Myrtacea 59.00 ± 0.0022
51.00 ± 0.0022 Circular
Spheroidal 3
sp. 2 Unidentified
10.00 ± 0.0018 10.00 ± 0.0025
Circular Suboblate
Psilate 4
Eucalyptus sp. Myrtaceae
16.50 ± 0.0014 17.50 ± 0.0018
Subangular Oblate
Psilate 5
Arenga pinata Arecaceae
36.00 ± 0.0014 43.50 ± 0.0022
Circular Suboblate
Echinate 6
Muntingia calabura Elaeocarpaceae
13.00 ± 0.0011 12.50 ± 0.0018
Angular Spheroidal
Psilate 7
Cocos nucifera Arecaceae
48.50 ± 0.0038 73.50 ± 0.0022
Rectangular Prolate
Psilate 8
sp. 3 Unidentified
98.00 ± 0.0033 100.00 ± 0.0018
Circular Spheroidal
Striato-reticulate 9
Sechium edule Cucurbitaceae
80.00 ± 0.0018 Circular
Croton pattern 10
Sorghum vulgare Poaceae
44.00 ± 0.0028 48.50 ± 0.0022
Circular Prolate-spheroidal
Psilate 11
Acacia sp. Mimosaceae
149.00 ± 0.0028 Circular
Psilate 12
Mimosa pudica Mimosaceae
10.50 ± 0.0011 11.50 ± 0.0014
Circular oblate
Psilate 13
Helianthus annuus Asteraceae
34.00 ± 0.0014 38.50 ± 0.0014
Circular Spheroidal
Echinate 14
Nicotiana tobacum Solanaceae
26.50 ± 0.0014 29.00 ± 0.0014
Circular Suboblate
Psilate 15
sp. 4 Asteraceae
20.50 ± 0.0011 22.50 ± 0.0018
Circular Spheroidal
Echinate 16
Calliandra calothyrsus Mimosaceae
186.50 ± 0.0028 Inter-semi-angular
Psilate 17
sp. 5 Unidentified
47.50 ± 0.0018 48.50 ± 0.0014
Circular Oblate-Spheroidal
Psilate 18
sp. 6 Unidentified
50.00 ± 0.0018 54.20 ± 0.0014
Circular Suboblate
Psilate
a b c
d e f
g h
i
j k l
m n
o
p q
r
Gambar 15 Polen yang dikumpulkan dari tungkai A. cerana di Areal Gunung Geulis Sumedang pada, A Oktober 2008, B Maret 2009, AB
Oktober 2008 dan Maret 2009. Zea mays Poaceae a, sp. 1 Myrtaceae b, sp. 2 Unidentified c, Eucalyptus sp. Myrtaceae
d,
Arenga pinata Arecacea e, Muntingia calabura Elaeocarpaceae f, Cocos nucifera Arecaceae g, sp. 3
Unidentified h, Sechium edule Cucurbitaceae i, Sorghum vulgare Poaceae j, Acacia sp. Mimosaceae k, Mimosa pudica
Mimosaceae l, Helianthus annuus Asteraceae m, Nicotiana tobacum Solanaceae n, sp. 4 Asteraceae o, Calliandra
calothyrsus Mimosaceae p, sp. 5 Unidentified q, sp. 6 Unidentified r.
Polen sp1, sp 2, Muntingia calabura, dan sp. 3 hanya ditemukan pada bulan Oktober 2008. polen sp1 dan sp 2 hanya ditemukan pada koloni 4,
sedangkan polen M. calabura dan sp. 3 hanya ditemukan pada koloni 8. Polen H. annuus, Nicotiana tobacum, sp. 4, C. calothyrsus, dan sp. 6 hanya ditemukan pada
bulan Maret 2009 di koloni 3. Hasil identifikasi karakter polen yang paling banyak ditemukan pada bulan
Oktober 2008 dan Maret 2009 adalah bentuk polar circular, bentuk ekuator spheroidal dan ornamen eksin psilate. Ukuran polen yang paling besar adalah C.
calothyrsus dan yang paling kecil adalah Sp. 2 Tabel 2. Polen yang dikumpulkan tiap individu A. cerana berasal dari satu spesies
tumbuhan Lampiran 6, 7, 8, dan 9.. Jumlah individu A. cerana yang masuk sarang paling banyak membawa polen Z. mays.
Identifikasi Tumbuhan yang Mekar di Sekitar Sarang A. cerana
Hasil pengumpulan bunga tumbuhan yang sedang mekar di sekitar sarang dalam radius 1 km, ditemukan delapan jenis polen tumbuhan yang tidak
dimanfaatkan semua koloni Gambar 16, Tabel 3. Bunga yang sedang mekar diambil berdasarkan pada saat pengamatan di lapangan, bunga tersebut dikunjungi
A. cerana.
a b
c
d e
f
g h
Gambar 16 Polen yang dikumpulkan dari tumbuhan sekitar sarang di Areal Gunung Geulis Sumedang pada bulan Oktober 2008 dan Maret
2009. Mangifera indica Anacardiaceae a, Carica papaya Caricaceae b, Ipomoea batatas Convolvulaceae c, Arachis
hypogaea Papilionaceae d, Datura metel Solanaceae e, Portulaca oleracea Portulacaceae f, Hibiscus tiliaceus
Malvaceae g, Leucauna leucephala Mimosaceae h.
Tabel 3 Ukuran dan karakter polen tumbuhan sekitar sarang A. cerana yang tidak ditemukan pada semua koloni di Sumedang bulan Oktober 2008 dan Maret 2009
Ukuran Bentuk tampak dari sisi
No Nama ilmiah
Familia Polar µm
Ekuator µm Polar
Ekuator Ornamen eksin
1 Mangifera indica
Anacardiaceae 22.00 ± 0.0014
21.00 ± 0.0012 Semi-angular
Suboblate Psilate
2 Carica papaya
Caricaceae 24.00 ± 0.0021
25.00 ± 0.0014 Circular
Spheroidal Psilate
3 Ipomoea batatas
Convolvulaceae 112.00 ± 0.0014
Circular Echinate
4 Arachis hypogaea
Papilionaceae 32.50 ± 0.0012
37.50 ± 0.0014 Circular
Suboblate Psilate
5 Datura metel
Solanaceae 50.00 ± 0.0014
65.00 ± 0.0014 Circular
Spheroidal Striate
6 Portulaca oleracea
Portulacaceae 77.50 ± 0.0024
75.00 ± 0.0014 Circular
Spheroidal Striato-reticulate
7 Hibiscus tiliaceus
Malvaceae 35.00 ± 0.0021
Circular Spheroidal
Echinate 8
Leucauna leucephala Mimosaceae
51,50 ± 0,0021 52,50 ± 0,0033
Circular Spheroida
Psilate
Peta Struktur Sarang A. cerana
Luas total sisir koloni A. cerana di sumedang, bulan Oktober 2008 lebih kecil dibandingkan dengan koloni bulan Maret 2009. Bulan Oktober 2008 luas
total sisir koloni 4 dan 8 secara berturut-turut sebesar 41433.02 dan 33807.99 mm
2
, sedangkan bulan Maret 2009 yaitu koloni 2 dan 3 sebesar 49813.83 dan 50922.19 mm
2
. Jumlah penduduk A. cerana bulan Oktober 2008 pad koloni 4
dan 8 berturut-turut sebanyak 9040 dan 8410 individu, sedangkan jumlah penduduk bulan Maret 2009 pada koloni 2 dan 3 sebanyak 13430 dan 12290
Tabel 4. Jumlah sel dalam sarang A. cerana yang diisi madu paling banyak terdapat
pada koloni 2 239 sel madu dan paling sedikit adalah koloni 8 142 sel madu. Jumlah sel polen yang paling banyak yaitu koloni 2 308 sel polen dan paling
sedikit yaitu koloni 8 202 sel polen. Jumlah sel larva yang paling banyak yaitu koloni 4 170 sel larva dan paling sedikit yaitu koloni 8 82 sel larva. Jumlah sel
pupa yang paling banyak yaitu koloni 4 650 sel pupa dan paling sedikit yaitu koloni 3 128 sel pupa. Sedangkan jumlah sel kosong yang paling yaitu banyak
koloni 2 275 sel kosong dan paling sedikit yaitu koloni 8 75 sel kosong.
Tabel 4 Luas total sarang dan jumlah sel madu, polen, larva dan pupa dalam tiap koloni A. cerana di Sumedang
Persentase Bulan
Tahun sel
sel sel
sel sel
Koloni Luas
total mm²
Jumlah individu
madu polen
larva pupa
kosong Oktober
4 41433.02
9040 16
17 12
44 11
2008 8
33807.99 8410
19 28
11 32
10 Maret
2 49813.83
13430 24
27 13
12 24
2009 3
50922.19 12290
25 32
10 14
19
Kompetisi Antara A. cerana dengan A. mellifera
Kompetisi mencari pakan antara A. cerana dengan A. mellifera pada jarak 5 meter dan 10 meter didominasi A. cerana Tabel 5-6. Adanya kompetisi juga
dapat ditunjukkan pola grafik pada jarak 5 dan 10 meter antara pukul 07.20-07.30 WIB, 08.20-08.30 WIB dan 09-20.09.30 WIB yaitu penurunan jumlah A. cerana
diikuti dengan peningkatan jumkah A. mellifera.
Keterangan: = Nilai rata-rata A. cerana mulai turun = Nilai rata-rata A. mellifera mulai naik
Jumlah A. cerana yang mengunjungi air gula jarak 5 meter mulai meningkat pada pukul 07.00 sampai dengan 07.15 WIB. Pukul 07.25 sampai
dengan 08.30 WIB jumlah A. cerana mulai menurun dan pada pukul 09.00 terjadi penurunan yang drastis sampai pukul 09.30 WIB. Sedangkan jumlah A. mellifera
yang datang ke air gula pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.30 relatif stabil, akan tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan A. cerana. Pada pukul
09.00 sampai dengan pukul 09.30 WIB jumlah A. mellifera mulai terjadi peningkatan Tabel 5.
Jumlah A. cerana yang mengunjungi air gula pada jarak 10 meter juga mulai meningkat pada pukul 07.00 sampai dengan 07.10 WIB. Pukul 07.20
sampai dengan 08.30 WIB jumlah A. cerana mulai menurun dan pada pukul 09.00
Waktu pengamatan
Rata-rata A. cerana
Rata-rata A. mellifera
07.00 109.4
0.8 07.05
109.6 1.6
07.10 115.2
0.8 07.15
116.4 1.2
07.20 116.4
1.4 07.25
115.0 1.4
07.30 112.6
2.4 08.00
91.8 2.0
08.05 83.2
1.8 08.10
75.4 1.4
08.15 63.8
1.4 08.20
63.6 2.6
08.25 58.6
2.2 08.30
54.2 1.6
09.00 18.0
1.8 09.05
12.0 2.4
09.10 9.6
1.4 09.15
10.2 1.8
09.20 10.2
1.8 09.25
8.8 2.2
09.30 9.0
2.8
terjadi penurunan yang drastis sampai pukul 09.30 WIB. Sedangkan jumlah A. mellifera yang mengujungi air gula pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.30
WIB mengalami fluktuatif Tabel 6.
PEMBAHASAN
Aktivitas A. cerana Terbang Harian dan Mencari Polen
Aktivitas terbang harian A. cerana lebih awal dibandingkan dengan aktivitas harian mencari polen. Aktivitas terbang harian A. cerana dimulai pada
pukul 05.20 WIB Lampiran 1. Hal ini karena A. cerana pekerja masih mencari keberadaan sumber pakan, kemudian diinformasikan pada pekerja yang lain
sebagai petunjuk arah dan jarak sumber pakan dari sarang. Informasi lokasi sumber pakan disampaikan melalui tarian yaitu round dance atau waggle dance
tergantung jarak sumber pakan dari sarang Free 1982. Lebah A. cerana pada awal mencari pakan akan menggunakan insting berdasarkan petunjuk matahari.
Insting merupakan tingkah laku yang dihasilkan secara genetik dan pengaruh faktor lingkungan McFarland 1985. Apis cerana pekerja akan menggunakan
navigasi untuk mencari daerah sumber pakan yang belum diketahui melalui kompas udara Menzel et al. 2006. Apis cerana mempunyai kemampuan
mengingat pergerakan di lingkungan dengan mempergunakan penanda dan kompas udara Dyer 1996
Aktivitas harian A. cerana mencari polen diketahui dari A. cerana yang masuk ke sarang dengan membawa polen di corbicula pada tungkai bagian
belakang. Nilai rata-rata puncak aktivitas harian mencari polen bulan Oktober 2008 lebih rendah dibandingkan dengan bulan Maret 2009 Gambar 11 12. Hal
ini menunjukkan bahwa variasi tipe polen pada bulan Oktober 2008 lebih sedikit 9 jenis polen dibandingkan dengan bulan Maret 2009 12 jenis polen. Hasil
penelitian aktivitas A. cerana dan A. mellifera mencari polen di Muzaffur, Bihar, India bulan Maret ditemukan 24 tipe polen dan 7 diantaranya dalam keadaan
melimpah, sedangkan bulan Oktober ditemukan 21 tipe polen dan 6 tipe polen dengan jumlah yang melimpah Suryanarayana et al. 1992.
Intensitas cahaya mempengaruhi aktivitas harian A. cerana mencari pakan Gambar 14. Hal ini mungkin karena A. cerana menggunakan cahaya matahari
sebagai kompas untuk menunjukkan arah dan jarak sumber pakan dari sarang Drickamer et al. 2002. Intensitas cahaya yang fluktuatif mengakibatkan pola
mencari pakan mengalami fluktuatif. Intensitas cahaya berkaitan dengan faktor lingkungan yang lain yaitu suhu udara dan kelembaban udara.
Suhu udara juga mempengaruhi aktivitas harian A. cerana mencari pakan Gambar 14. Hal ini mungkin karena perubahan suhu udara di dalam dan di luar
berhubungan dengan perilaku A. cerana dalam mencari pakan. Suhu udara mempengaruhi aktivitas A. cerana di dalam maupun di luar sarang karena suhu
udara yang sangat rendah dapat mengakibatkan otot sayap menjadi lemah sehingga tidak dapat terbang Winston 1987. Apis cerana mampu
mempertahankan kondisi suhu udara di dalam sarang pada saat suhu udara dibawah 23 °C dengan cara bergerombol cluster. Sedangkan pada saat suhu
dalam sarang meningkat 30-32 °C , A. cerana mengepakkan sayap fanning dan evaporasi air
untuk mendinginkan kondisi di dalam sarang Darmayanti 2008. Kelembaban udara berpengaruh terhadap aktivitas A. cerana mencari
polen Gambar 14. Hal ini mungkin karena kelembababan udara yang tinggi akan mengakibatkan aktivitas A. cerana mencari polen menurun. Udara yang lembab
mengakibatkan polen menjadi lengket sehingga A. cerana akan mengalami kesulitan dalam pengumpulan polen sehingga lebah menjadi kurang agresif Shuel
1992 Persentase aktivitas A. cerana membawa polen di bulan Oktober 2008
lebih sedikit daripada bulan Maret 2009 Gambar 13. Hal ini mungkin karena pada bulan Maret 2009 merupakan bulan basah dengan curah hujan rata-rata
15.88 mmjam sehingga banyak terdapat bunga yang mekar di sekitar sarang, sedangkan bulan Oktober 2008 curah hujan rata-rata 9.46 mmjam Lampiran 5.
Apis cerana dapat memilih polen yang mempunyai nutrisi tinggi pada saat musim berbunga
. Nutrisi yang terkandung dalam tiap tipe polen berbeda. Kandungan
nutrisi yang ada pada polen yang dikumpulkan lebah berdasarkan analisis kimia yaitu protein 24.1, gula reduksi 20.7, gula non reduksi 2.1, dan pati
1.8 Herbert Shimanuki 1978. Kandungan total asam amino pada sampel polen bervariasi dengan kisaran 108.73 mgg DM Artemisia sampai dengan
241.17 mgg DM Sinapsis alba Szczesna 2006. Persentase aktivitas A. cerana membawa polen yang tinggi pada bulan
Maret 2009 menunjukkan koloni sedang berkembang dan banyak terdapat larva
sehingga membutuhkan banyak sumber protein untuk pertumbuhan dan perkembangan larva. Hasil penelitian Suryanarayana et al. 1992 di Apriari
Muzaffur, Bihar, India menyebutkan bahwa puncak ketersediaan polen terjadi pada bulan Januari sampai dengan Mei dan di bulan November. Hal ini juga
dikemukakan Berry Delaplane 2001 bahwa keberadaan anakan dalam sarang akan merangsang A. cerana pekerja untuk mengumpulkan polen. Jumlah madu
dan polen yang banyak mengindikasikan jumlah larva yang banyak Doull 1973. Pakan larva pekerja merupakan komponen yang bersih yang diproduksi kelenjar
hypopharyngeal campuran antara madu, enzim pencernaan dan air Winston 1987. Faktor lain yang mempengaruhi persentase aktivitas A. cerana membawa
polen yaitu jumlah sel kosong pada sisir. Hasil penelitian Schulz et al. 1998 bahwa adanya sel kosong pada sisir sarang lebah madu akan meningkatkan
tingkah laku lebah pekerja dalam pengumpulan polen. Luas total sisir sarang A. cerana pada bulan Oktober 2008 lebih kecil
dibandingkan bulan Maret 2009 Tabel 4. Perbedaan luas total dapat disebabkan dua faktor yaitu dalam dan luar koloni. Faktor dalam koloni yaitu jumlah A.
cerana pekerja pada bulan Oktober 2008 lebih sedikit dibandingkan dengan bulan Maret 2009 sehingga penghasil malam lebah wax sebagai bahan untuk
membangun sisiran sarang lebih sedikit. Sedangkan faktor luar koloni yaitu ketersediaan sumber pakan di sekitar sarang. Apis cerana akan membangun
sarang pada saat sumber nektar melimpah Pratt 1999.
Identifikasi Polen Sebagai Sumber Informasi Penting untuk Pengembangan
A. cerana
Dari hasil identifikasi polen yang dikumpulkan dari tungkai A. cerana, Z. mays Poaceae dan C. nucifera Arecaceae merupakan sumber pakan utama A.
cerana yang ditemukan pada bulan Oktober 2008 dan Maret 2009 karena Z. mays merupakan tanaman pertanian yang ditanam oleh penduduk secara kontinyu dan
tidak dipengaruhi oleh musim. Di Apriari India A. cerana juga mengambil Z. mays
selain Brassica spp, Phoenix sylvestris L dan Borassus flabellifer Suryanarayana et al. 1992. Polen C. nucifera merupakan sumber pakan A.
cerana yang dapat ditemukan sepanjang tahun Bhargava et al. 2009.
Persentase individu A. cerana yang membawa polen Z. mays yang tinggi di bulan Oktober 2008 dan Maret 2009 Tabel 1. Hal ini mungkin karena Z. mays
merupakan tumbuhan yang dominan di lokasi penelitian dan A. cerana membutuhkan kandungan nutrisi yang tinggi. Zea mays juga dikelompokkan ke
dalam polen bernutrisi tinggi Herbert 1992. Apis cerana dalam mengumpulkan polen Z. mays secara tidak langsung membantu proses penyerbukan Pengamatan
pribadi. Penyerbukan tanaman Z. mays dapat terjadi akibat polen yang menempel pada tubuh A. cerana pada saat mengumpulkan polen dan secara tidak langsung
melakukan transfer polen ke kepala putik pada tanaman Z. mays yang lain. Apis cerana yang memiliki rambut-rambut pada seluruh bagian tubuh sehingga efektif
untuk mengumpulkan polen. Polen yang menempel pada seluruh tubuh A. cerana akan disisir menggunakan tiga pasang tungkai. Kemudian polen akan
dikumpulkan dalam keranjang polen yang terdapat pada tungkai bagian belakang. Polen dikumpulkan di curbicula dalam bentuk pelet yang telah dilembabkan
dengan nektar Gojmerac 1983. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam satu koloni A. cerana
terdapat variasi polen. Perbedaan variasi polen antar koloni A. cerana dapat disebabkan A. cerana mempunyai sifat area fidelity, yaitu A. cerana akan mencari
pakan yang dekat dari sarang. Sifat area fidelity pada aktivitas A. cerana berkaitan dengan perhitungan jumlah energi yang dibutuhkan pada saat terbang. A. cerana
akan belajar dengan cepat untuk mengunjungi larutan gula dan mengumpulkan pakan yang dekat dengan sarang McFarland 1985.
Ukuran dan karakter polen yang dibawa oleh A. cerana bervariasi Tabel 2. Hal ini menunjukkan bahwa A. cerana dalam memanfaatkan sumber polen
bukan berdasarkan pada ukuran dan karakter polen. Apis cerana mengunjungi bunga berdasarkan aroma Reinhard et al. 2004 dan warna bunga Slaa et al.
2003. Lebah A. cerana mampu membedakan warna karena memiliki penglihatan trikromatik yang mempunyai tiga fotoreseptor dalam mata majemuk dengan
puncak sensitivitas 540 nm sensitive hijau, 435 nm sensitive biru, 335 nm sensitive ultraviolet Pietsch et al. 1992. Perbedaan ukuran dan karakter polen
pada satu koloni menggambarkan bahwa A. cerana pekerja tidak hanya memanfaatkan satu jenis tumbuhan Eltz et al. 2001.
Individu A. cerana yang membawa polen pada corbicula menunjukkan satu tipe polen Lampiran 6, 7, 8, dan 9. Apis cerana bersifat pollen constancy