Dissolve Oxygen DO Analisis Kualitas Air Sungai Ciujung Menggunakan Model WASP (Water Quality Analysis Simulation Program)

17 Hasil simulasi nitrat dengan model WASP menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat berkisar antara 0.04 - 0.70 mgL pada debit minimum dengan nilai rata-rata nitrat di perairan Sungai Ciujung adalah 0.33 mgL dan konsentrasi nitrat tertinggi terdapat pada lokasi Kragilan 1. Sementara pada saat debit maksimum konsentrasi nitrat berkisar antara 0.24 – 0.70 mgL dengan nilai rata-rata nitrat adalah 0.44 mgL dan konsentrasi nitrat tertinggi terdapat pada lokasi Kamaruton. Hasil simulasi nitrat dengan model WASP disajikan dalam Gambar 8. Gambar 8 Nilai nitrat hasil simulasi model WASP Hasil simulasi nitrat dari semua titik lokasi memenuhi kriteria mutu air kelas dua baik pada saat debit minimum maupun debit maksimum. Kandungan nitrat tersebut diduga berasal dari penggunaan pupuk pada lahan pertanian di sekitar sungai. Hal ini didasarkan atas penggunaan lahan di Kabupaten Serang yang didominasi oleh persawahan. Selain itu, kandungan nitrat di perairan Sungai Ciujung juga berasal dari air limbah permukiman. Limbah permukiman umumnya mengandung senyawa organik dan protein yang dapat teruraikan oleh bakteri menjadi nitrat.

d. Amonia

Amonia merupakan hasil katabolisme protein yang diekskresikan oleh organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat organik oleh bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam bentuk tak terionisasi NH 3 atau bebas, dan dalam bentuk terionisasi NH 4 atau ion amonium. Kadar amonia yang terlalu tinggi berpengaruh negatif terhadap kehidupan organisme akuatik, yaitu secara langsung dapat mematikan organisme perairan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa konsentrasi amonia pada debit minimum secara keseluruhan memenuhi kriteria mutu air kelas II, kecuali pada lokasi Sukamaju 1. Konsentrasi amonia ketika debit minimum berkisar antara 0.01 – 1.42 mgL, dengan rata-rata sebesar 0.18 mgL. Pada saat debit maksimum lokasi Kragilan 2, Kragilan 3 dan Sukamaju 2 melebihi kriteria mutu air kelas II. Besarnya konsentrasi amonia berkisar antara 2 4 6 8 10 12 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 NO 3 m g L Jarak km Debit Maksimum KMA Maksimum Kelas II Hasil Pengamatan Debit Minimum 18 0.02 – 1.62 mgL, dengan rata-rata sebesar 0.41 mgL. Konsentrasi amonia tertinggi terdapat di lokasi Sukamaju 2, baik pada saat debit minimum maupun debit maksimum. Profil penyebaran konsentrasi amonia Sungai Ciujung di semua titik lokasi pada saat debit minimum dan maksimum disajikan dalam Gambar 9. Gambar 9 Konsentrasi amonia hasil simulasi model WASP Amonia merupakan indikator masuknya buangan limbah permukiman, seperti air seni dan tinja. Selain itu, tercemarnya Sungai Ciujung oleh amonia disebabkan banyaknya kegiatan pertanian dan peternakan. Amonia masuk ke dalam perairan melalui pembusukan organisme yang sudah mati dan limbah serta pengikatan nitrogen atmosferik oleh bakteri. Meskipun amonia merupakan nutrisi penting untuk ganggang, namun kelebihan jumlah amonia dalam lingkungan perairan dapat menyebabkan eutrofikasi sungai, danau dan pesisir pantai. Eutrofikasi menyebabkan kandungan oksigen dalam perairan menjadi berkurang. Kandungan amonia relatif kecil jika jumlah kandungan oksigen terlarutnya tinggi. Kandungan amonia dalam perairan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan menyebabkan kematian ikan yang terdapat pada perairan tersebut.

e. Posfor

Posfor yang terdapat dalam air alam atau limbah cair berada dalam bentuk fosfat. Umumnya kandungan fosfat terlarut dalam perairan alami tidak lebih dari 0.1 mgL kecuali pada perairan penerima limbah rumah tangga dan industri tertentu serta penerima air limbah dari daerah pertanian yang mangalami pemupukan fosfat. Bila kadar fosfat dalam air sangat rendah lebih kecil dari 0.01 mgL, pertumbuhan tanaman dan ganggang akan terhalang, keadaan ini dinamakan oligotof Supartiwi 2000. Unsur posfor adalah unsur yang bertanggung jawab terhadap terjadinya eutrofikasi. Hasil simulasi posfor baik pada debit minimum maupun debit maksimum, keduanya di bawah kriteria mutu air kelas II sesuai PP 822001, kecuali pada 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 NH 4 m g L Jarak km Debit Maksimum Debit Minimum KMA Maksimum Kelas II