5.46 0.96 Analisis Kualitas Air Sungai Ciujung Menggunakan Model WASP (Water Quality Analysis Simulation Program)

13 Kalibrasi Model Kualitas Air Kalibrasi bertujuan untuk mencocokkan hasil permodelan dengan hasil pengukuran kualitas air di badan sungai atau mempunyai kecenderungan yang sama dengan kondisi di lapangan Hindriani 2013. Parameter BOD adalah indikator umum untuk melihat adanya pencemaran di sungai, khususnya pencemaran senyawa organik. Hasil kalibrasi terhadap parameter BOD disajikan dalam Gambar 5. Gambar 5 Perbandingan BOD model dengan hasil pengukuran di lapangan Kalibrasi model dilakukan dengan cara mengubah nilai koefisien BOD decay, reaerasi, settling BOD, dan kebutuhan oksigen dasar. Kalibrasi yang dilakukan terhadap parameter BOD memperlihatkan bahwa terdapat kesesuaian yang cukup baik antara data hasil pengukuran di lapangan dengan hasil perhitungan model pada parameter BOD baik di hulu maupun hilir di Sungai Ciujung. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat kehandalan di atas 90, artinya model terkalibrasi bermakna tinggi. Nilai koefisien determinasi BOD R 2 sebesar 0.977, menunjukkan bahwa antara variabel independen konsentrasi BOD terhadap variabel dependen jarak lokasi pengukuran mempunyai hubungan yang kuat yaitu diatas 90 dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Hasil 2 4 6 8 10 12 14 16 5 10 15 20 25 30 35 BOD m g L Jarak km Model Hasil Pengukuran R 2 = 0.977 Tabel 3 Beban pencemaran dari aktivitas industri Lokasi Perusahaan Debit m 3 hari BOD COD TSS kghari Cijeruk Kawasan Industri 685.15 32.45 86.49 58.96 Sukamaju 1 PT. Cipta Paperia 1,620 531.81 1,049.47 6240 Kragilan 2 PT. Indah Kiat Pulp and Paper 40,000 13,440 39,329 62,40 Kragilan 3 PT. Intercipta Kimia 8.9 0.45 1.22 1.78 Jumlah kghari 14,004.72 40457.2 6,391.46 Presentase 23.01

66.48 10.5

14 kalibrasi ini menunjukkan model dapat digunakan untuk melakukan berbagai simulasi. Kualitas Air Sungai Ciujung Kondisi Eksisting Data hasil pengukuran kualitas air Sungai Ciujung yang dilakukan di 5 titik lokasi oleh BLH Badan Lingkungan Hidup Kota Serang menggunakan 7 parameter yaitu BOD, COD, DO, NO 3 , NO 2 , Cr, dan Cu. Data sekunder ini didapatkan dari hasil pemantauan Sungai Ciujung bulan Desember 2013 Triwulan IV dari Hulu Bendungan Pamarayan sampai dengan Hilir Jembatan Jongjing. Baku mutu yang digunakan mengacu kriteria mutu air sesuai kelas air pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Sehubungan Pemerintah Pusat dan Daerah belum menetapkan kelas air Sungai Ciujung, maka berdasarkan PP tersebut Sungai Ciujung mengacu pada kriteria mutu air sungai kelas II, yaitu peruntukannya dapat digunakan untuk prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut, sehingga dalam penelitian ini untuk mengkaji kualitas Sungai Ciujung menggunakan kriteria mutu air kelas II sebagai pembanding. Hasil pengukuran kualitas air Sungai Ciujung disajikan pada Tabel 4. Dari hasil pengujian sampel yang dilakukan BLH Kota Serang parameter NO 3 dan NO 2 tidak melebihi baku mutu air sungai kelas II menurut PP 822001. Parameter BOD, DO, Cr, dan Cu semua titik lokasi melebihi baku mutu air sungai kelas II PP 822001, sedangkan parameter COD dari 5 titik lokasi pengambilan sampel terdapat 1 titik lokasi yang melebihi 25 mgL, yaitu lokasi Kamaruton. Hasil Simulasi Model WASP a. Biochemycal Oxygen Demand BOD BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik di dalam air sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. BOD merupakan indikator bahan organik yang terkandung dalam perairan. Semakin tinggi nilai BOD maka semakin tinggi tingkat pencemaran. Tabel 4 Hasil pengukuran kualitas air Sungai Ciujung Lokasi BOD COD DO NO 3 NO 2 Cr Cu mgL Pamarayan 5.4 13.6 5.9 0.5 0.02