53.8 96.6 Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Sistem Mayor-Minor Program Pendidikan Sarjana (S1) Institut Pertanian Bogor.
Selain menggambarkan hubungan antar peubah,
analisis biplot
juga bisa
menggambarkan kedekatan relatif antar objek. Pada biplot Gambar 5 dapat diketahui
bahwa Fapet D dan Fateta F cenderung membentuk kelompok khusus yang memiliki
kemiripan bahwa pemberlakuan kurikulum sistem
mayor-minor tidak
terlalu berpengaruh
di kedua
fakultas ini.
Sedangkan FEM H dan Fema I memiliki kekemiripan
terhadap pada
umumnya peubah. Disini dapat dikatakan bahwa
pemberlakuan kurikulum sistem mayor- minor sangat berpengaruh di kedua fakultas
ini. FMIPA G, Fahutan E dan Faperta A juga memiliki kemiripan tersendiri dari
beberapa peubah. FPIK C berada pada kelompok yang terpisah dari fakultas yang
lain.
Hasil biplot ini mampu menerangkan informasi keragaman data sebesar 91.36
dari total keragaman data dengan keragaman yang diterangkan oleh dimensi pertama
sebesar 81.04 dan keragaman yang diterangkan oleh dimensi kedua sebesar
10.32. Dengan kata lain biplot ini dianggap cukup baik dalam menjelaskan
informasi karena informasi yang hilang hanya sebesar 8.64 dari semua informasi
yang ada.
Perkuliahan yang sebaiknya diterapkan pada kurikulum sistem mayor-minor antara
mahasiswa mayor dengan mahasiswa minor disajikan pada Gambar 6. Dari Gambar 6
dapat diketahui jumlah proporsi dosen yang berpendapat
perkuliahannnya sebaiknya
digabung dan dipisah hampir sama yaitu 53.8 dan 46.2.
Gambar 6 Pandangan dosen terhadap pelaksanaan
perkuliahan kurikulum
sistem mayor-
minor Dosen
yang menilai
pelaksanaan perkuliahan
sebaiknya dipisah
karena berbagai
alasan diantaranya
adanya perbedaan latar belakang pengetahuan dari
mahasiswa minor yang beragam sehingga melalui penyajian yang sama di sebuah kelas
belum tentu tingkat pemahaman materi mahasiswa minor secepat mahasiswa mayor.
Selain
itu perkuliahan
dipisah juga
dimaksudkan agar tidak terjadi bentrok jadwal
sehingga diharapkan
nantinya mahasiswa dapat mengambil minor yang
sesuai dengan
minatnya tanpa
ada