BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Cikal bakal Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar
sumpah pemuda.Menurut sugono 2007 sikap politik pemuda nusantara yang menyatakan “memjunjung bahasa persatuan,bahasa Indonesia “ merupakan
pengakuan terhadap banyaknya bahasa di Indonesia sebanyak 746 bahasa.Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional,disamping menjadi alat komunikasi antar etnik yang mempunyai bahasa daerah masing-masing sebagai bahasa pertama,bahasa Indonesia juga
telah menjadi alat komunikasi efektif bagi terjalinnya hubungan antar etnik di Indonesia.Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara yang
ditetapkan sehari setelah hari proklamasi kemerdekaan republic Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam pasal 36 UUD 1945,sejak saat itu bahasa
Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan dalam mengelola Negara dalam situasi formal,seperti interaksi dikantor-kantor,disekolah-sekolah,pidato
dan ceramah serta secara tertulis dalam buku. Namun tidak semua orang menggunakan tatacara atau aturan-aturan yang benar,salah satunya pada
penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan. Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Hal ini terbukti
bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. Mereka tidak mampu membedakan antara
bahasa yang baku dan yang nonbaku. Pateda Alwi, 1997:30 mengatakan bahwa, “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita harus berbahasa yang
baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku.”
Slogan “Pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan itu
hanyalah suatu retorika yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa baku. Demikian juga,
masih ada cibiran bahwa bahasa baku itu hanya buatan pemerintah agar bangsa ini dapat diseragamkan dalam bertindak atau berbahasa. “Manakah ada
bahasa baku, khususnya bahasa Indonesia baku? “Manalah ada bahasa Indonesia lisan baku”? “Manalah ada masyarakat atau orang yang mampu
menggunakan bahasa baku itu, sebab mereka berasal dari daerah.’’ Atau mereka masih selalu dipengaruhi oleh bahasa daerahnya jika mereka
berbahasa Indonesia secara lisan.
1.2. Rumusan Masalah