Kelayakan Usahatani Penetapan Komoditas Unggulan .1 Penentuan Komoditas Basis

44 Kesesuaian lahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kesesuaian lahan aktual yang didasarkan pada karakteristik lahan eksisting. Kesesuaian lahan aktual berbeda dengan kesesuaian lahan potensial. Kesesuaian lahan potensial mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada faktor pembatas sehingga akan memiliki kelas kesesuaian lahan yang lebih tinggi daripada kesesuaian lahan aktual. Peta tanah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan peta dengan skala tinjau dengan tingkat kedetilan data masih sangat rendah, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan analisis kesesuaian lahan potensial. Selain itu data penunjang untuk melakukan analisis kesesuaian lahan potensial tidak tersedia seperti nilai ekonomi dari perbaikan terhadap faktor pembatas.

5.1.3 Kelayakan Usahatani

Analisis usahatani secara sederhana dilakukan dengan menggunakan analisis RC ratio yaitu perbandingan antara total pendapatan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani. Hasil analisis RC ratio dapat memberikan gambaran apakah suatu komoditas layak untuk diusahakan ataukah tidak. Data yang digunakan dalam analisis RC ratio merupakan rata-rata pada tingkat kabupaten. Komponen biaya yang disertakan dalam perhitungan adalah upah tenaga kerja dan sarana produksi seperti bibit, pupuk, dan pestisida. Sewa lahan tidak disertakan dalam perhitungan. Upah tenaga kerja meliputi pengolahan tanah, upah tanam, upah pemupukan, upah pengendalian gulma, dan upah panen yang dinilai secara borongan per hektar per musim tanam. Khusus untuk tanaman padi, upah panen tidak disertakan karena pemanenan padi menggunakan sistem bawon bagi hasil. Untuk mempermudah perhitungan, produksi padi yang digunakan dalam perhitungan RC ratio sudah dikurangi dengan bawon. Analisis RC ratio yang dilakukan terhadap tiga komoditas basis tanaman pangan padi, jagung, ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah menunjukkan bahwa ketiga komoditas tersebut layak diusahakan RC ratio 1, seperti yang terlihat dalam Tabel 16. Nilai RC ratio untuk tanaman padi sebesar 3,38 berarti bahwa untuk setiap rupiah yang dikeluarkan dalam usahatani padi akan 45 memberikan pendapatan sebesar 3,38 rupiah. Demikian juga untuk tanaman jagung, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan pendapatan sebesar 2,86 rupiah. Perlu diingat bahwa pendapatan di sini merupakan pendapatan kotor sebelum dikurangi dengan biaya. Perhitungan RC ratio disajikan dalam lampiran 6, 7, dan 8. Tabel 16 Nilai hasil analisis RC ratio komoditas basis tanaman pangan Komoditas Total Pendapatan Rpha Total Biaya Rpha Nilai RC ratio Padi 11.125.000 3.295.000 3,38 Jagung 11.440.000 4.005.000 2,86 Ubi kayu 11.700.000 5.145.000 2,27 Menurut BP2TP 2003, Analisis usahatani digunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan lahan untuk tanaman semusim, seperti tanaman padi, palawija, dan sayuran. Suatu usahatani tanaman tertentu dikatakan layak apabila nilai RC ratio-nya lebih besar atau sama dengan nilai yang ditetapkan. Peluang atau kelayakan investasi dengan analisis finansial digunakan sebagai parameter kelayakan penggunaan lahan untuk tanaman tahunan misalnya kelapa sawit, karet, dan kakao. Indikator yang diperhatikan untuk menganalisis kelayakan ekonomi pengelolaan usahatani tersebut adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, dan Benefit Cost Ratio BCR. Suatu investasi untuk usaha tanaman tahunan tertentu dikatakan layak apabila nilai indikator tersebut lebih besar atau sama dengan nilai yang ditetapkan. Komoditas yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan tanaman semusim sehingga analisis usahatani cukup dengan metode RC ratio. Penentuan komoditas basis menghasilkan padi, ubi kayu, dan jagung sebagai komoditas basis terpilih berdasarkan analisis LQ, trend luas panen, dan neraca penyediaan dan konsumsi pangan. Ketiga komoditas tersebut memiliki lahan yang tersedia dan sesuai untuk budidaya berdasarkan analisis ketersediaan dan kesesuaian lahan. Berdasarkan analisis kelayakan usahatani, ketiga komoditas tersebut juga layak diusahakan yang berarti akan memberikan keuntungan ekonomi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komoditas 46 unggulan yang diusulkan untuk pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Lampung Tengah adalah padi, jagung dan ubi kayu.

5.2 Penetapan Prioritas Komoditas Unggulan Tanaman Pangan