Tabel 1. Komposisi kimia kulit dan core kenaf Komposisi kimia
bahan baku kering oven kulit
core Holoselulosa
79.6 77.6
α-selulosa 69.8
45.3 Lignin
9.2 19.0
Abu 1.1
1.4 Ekstraktif alkohol
benzene 3.4
3.0 Ekstraktif air panas
15.9 7.5
Sumber: J Wood Sci 2001 Areal penanaman kenaf di Indonesia tersebar di Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, dan Kalimantan Selatan. Produktivitas serat kenaf Indonesia masih rendah, tetapi bila dibandingkan dengan
produktivitas dari lima negara produsen serat karung yaitu Bangladesh, India, Cina, Nepal, dan Thailand ternyata Indonesia tidak kalah, kecuali dengan
Cina. Cina mempunyai produktivitas tertinggi diantara kelima negara tersebut Balittas 2000.
C. Perekat Urea Formaldehyde
Urea Formaldehyde UF termasuk salah satu jenis perekat yang bersifat
thermosetting hasil reaksi kondensasi dan polimerisasi antara urea dan
formaldehida. Perekat UF termasuk tipe perekat MR Moisture Resistance, dalam pemakaiannya banyak digunakan untuk industri mebel dan kayu lapis
type II. Perekat UF matang dalam kondisi asam yang mana keasaman UF diperoleh dengan menggunakan hardener NH4Cl. Kelemahan utama UF
adalah mudah terhidrolisis sehingga terjadi kerusakan pada ikatan hidrogennya oleh kelembaban atau basa serta asam kuat khususnya pada suhu
sedang sampai tinggi Pizzi 1983. Perekat ini digunakan pada produk dimana keseragaman dimensi dan
kehalusan permukaannya sangat diperhatikan Youngquist 1999. Koch 1972 menyatakan bahwa perekat UF banyak dipakai untuk keperluan dalam
ruangan karena warnanya yang terang, harganya yang murah, dan kemampuannya untuk matang secara cepat pada suhu 127 °C.
D. Bahan Aditif Wax atau lilin adalah salah satu jenis zat aditif yang ditambahkan pada
adonan untuk meningkatkan sifat papan komposit yang dihasilkan. Dalam komposisi papan, emulsi wax menimbulkan daya tahan air yang bagus dan
stabilitas dimensi yang tinggi pada papan. Kegunaan ini sangat penting untuk memberikan perlindungan selama proses perendaman tidak sengaja dari papan
selama atau setelah konstruksi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penambahan wax dapat mengurangi penyerapan air secara bertahap Maloney
1993. Jenis wax yang digunakan adalah parafin, yaitu adalah lilin mineral yang
merupakan produk sampingan dari industri minyak dimana minyak mentah diberi perlakuan untuk memisahkan fraksi volatil seperti bensin, kerosin,
napta, dan solar. Parafin memiliki titik leleh antara 48-56 º C Kolmann 1975. Sjostrom 1998 mencatat bahwa kayu alam juga mengandung lilin yang
merupakan konstituen utama dari bahan lipofil yang terdapat dalam sel-sel parenkim. Kandungan lilin pada kayu berkisar antara 0,08-0,09 berdasarkan
berat kayu kering. Lilin merupakan ester asam lemak dengan alkohol tinggi yang dapat diekstraksi dari kayu dengan pelarut organik yaitu dietil eter,
petroleum eter, aseton dan lain-lain Fengel dan Gerd 1995. Fungsi parafin pada produksi papan partikel adalah menimbulkan kesan
licin pada permukaan, mengurangi penyerapan air, dan mempermudah pemotongan papan serta pengolahan dengan mesin. Penambahan parafin
sebesar 1 atau kurang berdasarkan berat kering partikel mempunyai pengaruh yang kecil atau tidak mempengaruhi sifat kekuatan papan partikel,
akan tetapi penambahan lebih besar dari 1 kadangkala menurunkan sifat kekuatan papan. Hal tersebut dapat dicegah dengan penambahan perekat,
menaikkan kerapatan atau mengubah ukuran partikel.
E. Standar Pengujian Sifat-sifat Papan Partikel Berbagai standar yang digunakan dalam pengujian sifat-sifat papan
partikel, yaitu: 1. Standar Nasional Indonesia SNI 03-2105-1996.
Standar ini mencakup definisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengukuran dimensi, cara pengambilan contoh, cara pengujian, syarat
lulus uji, syarat penandaan dan cara pengemasan. Parameter sifat fisis dan mekanis papan partikel standar SNI 03-2105-
1996. Kerapatan gcm
3
: 0,5-0,9 Kadar Air : 14
Daya Serap Air : - Pengembangan Tebal : Maks 12
MOR kgcm
2
: Min 80 MOE kgcm
2
: 15.000 Internal Bond
Kgcm
2
: Min 15 2. Japanesse Standard Association JIS A 5908 1994
Parameter sifat fisis dan mekanis papan partikel standar JIS A 5908 1994:
Kerapatan gcm
3
: 0,4-0,9 Kadar Air : 5-13
Pengembangan Tebal : Maks 12 MOE kgcm
2
Tipe 8 : Min 20.400 Tipe 13 : Min 25.500
Tipe 18 : Min 30.600 MOR kgcm
2
Tipe 8 : Min 82 Tipe 13 : Min 133
Tipe 18 : Min 184
Internal Bond kgcm
2
Tipe 8 : Min 1,5 Tipe 13 : Min 2,0
Tipe 18 : Min 3,1 Keterangan :
ω Tipe 8 adalah Base Particleboard atau Decorative Particleboard dengan kuat lentur minimal 8,0 Nmm
2
82 kgcm
2
. ω Tipe13 adalah Base Particleboard atau Decorative Particleboard dengan
kuat lentur minimal 13,0 Nmm
2
133 kgcm
2
. ω Tipe18 adalah Base Particleboard atau Decorative Particleboard dengan
kuat lentur 18,0 Nmm
2
184 kgcm
2
.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2005 sampai Juli 2005, bertempat di Laboratorium Biokomposit, Laboratorium Kayu Solid, dan
Laboratorium Keteknikan Kayu, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
B. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah partikel kenaf Hibiscus cannabinus L. bagian inti core dengan ukuran 2-3 mm berumur
± 4 bulan yang berasal dari Lamongan, Jawa Timur. Perekat Urea Formaldehyde
UF dan parafin dalam bentuk emulsi. Alat-alat yang digunakan antara lain: saringan, alumunium foil, kantong
plastik, oven, timbangan elektrik, blender, spraygun, frame dari plat besi berukuran 30 cm x 30 cm dengan ketebalan 1 cm, mesin hot press, kaliper,
micrometer sekrup, bak plastik, gelas plastik, circular saw, dan Universal
Testing Machine UTM.
C. Metode penelitian
1. Persiapan Bahan Partikel kenaf yang digunakan sebagai bahan baku dalam penelitian ini
berukuran 2-3 mm. Papan yang dibuat merupakan papan partikel berukuran 30 cm x 30 cm tebal 1 cm dengan kerapatan sasaran 0,7 gcm
3
. Komposisi partikel tidak memiliki perbedaan antara lapisan permukaan face dan back
dan lapisan tengahnya single-layer particleboard. Perekat UF yang ditambahkan dalam pembuatan papan sebesar 10, sementara kadar parafin
sebesar 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 berdasarkan berat total papan.