Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Artemia franciscana Padat Penebaran Artemia franciscana

18 c. Kandungan nutrisi Silase yang dibuat dengan cara asam biasanya mengandung 84 total nitrogen N sebagai peptida dan asam amino bebas, dan 9 total N sebagai amonia sedangkan menurut Yunizal 1985, spesifikasi mutu silase mengandung 70 – 75 air, 18 – 20 protein, 1 – 2 lemak dan 4 – 6 abu.

4. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Artemia franciscana

a. Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup adalah persentase organisme yang hidup dari jumlah seluruh organisme yang dipelihara dalam suatu wadah Effendie, 1997. Menurut Manik dan Djunaidah 1980 lingkungan dengan kualitas air yang baik dan ketersediaan pakan menjadi faktor penentu tercapainya distribusi kehidupan populasi di perairan tersebut. b. Pertumbuhan Menurut Kimball 1994 pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai perubahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu. Pertumbuhan pada organisme dapat terjadi secara sederhana dengan peningkatan jumlah sel-selnya, dan juga dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan jumlah dan ukuran sel. Pada organisme agar pertumbuhan dapat terjadi maka laju sintesis molekul yang komplek dari organisme itu misalnya protein harus melebihi laju perombakannya. Artinya harus ada tambahan molekul organik asam amino, asam lemak, gliserol, dan glikosa yang diambil dari lingkungannya. Pada Crustaceae pertumbuhan diekspresikan sebagai suatu 19 pertumbuhan panjang dan berat yang terjadi pada setiap rangkaian pergantian kulit. Pertumbuhan akan terjadi apabila terdapat kelebihan input energi dan asam amino protein yang berasal dari makanan setelah digunakan untuk metabolisme dasar Effendie, 1997. Menurut Stappen 2003 pertumbuhan A. franciscana dipengaruhi oleh banyak faktor, jenis yang mempunyai potensial rata-rata pertumbuhan tinggi akan menghasilkan produk yang maksimal. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan digolongkan menjadi dua yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar utama yang berpengaruh pada makanan dan suhu perairan, sedangkan faktor dalam meliputi umur dan jenis kelamin Effendie, 1997.

5. Padat Penebaran Artemia franciscana

Padat penebaran adalah jumlah individu yang ditebar dalam wadah tertentu dalam batas-batas tertentu. Kepadatan penebaran merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya kompetisi antar organisme budidaya dalam mendapatkan makanan. Peningkatan padat penebaran akan berhenti pada suatu batas tertentu karena pakan dan lingkungan sebagai pembatas Hickling, 1971. Stickney 1979 mengatakan bahwa padat penebaran semakin tinggi akan mengakibatkan persaingan di antara individu-individu yang dipelihara, terutama persaingan untuk mendapatkan ruang gerak dan pakan, sehingga individu yang kalah akan terganggu kelangsungan hidupnya. Padat penebaran yang tinggi akan mengakibatkan kekurangan pakan sehingga pertumbuhannya terhambat sehingga diperoleh berat hidup organisme yang 20 berkurang. Padat penebaran tinggi dapat menstimuli reproduksi ovipar A. franciscana, meskipun dalam kepadatan tinggi hewan akan bertambah lambat dari pembatasan makanan akibat kompetisi. Dengan demikian ada batas-batas penebaran dan batas ini tergantung umur dan ukurannya. Huet 1971 dalam Purwanto 1998 mengatakan bahwa padat penebaran terlalu tinggi akan menyebabkan organisme budidaya menjadi lemah karena kompetisi ruang hidup sehingga kelangsungan hidupnya akan rendah dan terhambatnya pertumbuhan akibat kekurangan pakan.

B. Kerangka Pemikiran