24
memprediksi harga saham pada masa yang akan datang. Prediksi ini dimungkinkan karena konsep pendekatan teknikal beranggapan bahwa pola
pergerakan harga saham yang terjadi pada saat ini dan di masa yang lalu cenderung akan terulang kembali di masa yang akan datang.
b. Pendekatan Analisis Fundamental Analisis fundamental tidak menaruh perhatian pada pola pergerakan
harga di masa lalu tetapi berusaha menentukan nilai yang tepat untuk saham. Untuk menentukan nilai tersebut, dipertimbangkan unsur-unsur keuangan
fundamental seperti laba, deviden, struktur modal, proyeksi dan risiko. Sebelum pemodal investor melakukan transaksi di pasar modal, para
investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap emiten perusahaan yang menerbitkan menawarkan saham di bursa efek. Salah satu aspek yang
menjadi bahan penilaian bagi pemodal adalah kemampuan emiten dalam memprediksi laba. Apabila laba meningkat, secara teoritis harga saham juga
meningkat. Usman 1990 mengemukakan bahwa para fundamentalis mencoba
mempelajari hubungan antara harga saham dan kondisi perusahaan. Argumen dasarnya adalah bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan. Husnan 1994
mengemukan bahwa kemampuan perusahaan untuk laba meningkat, maka harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat. Dengan kata lain,
profitabilitas akan mempengaruhi harga saham
B. Penelitian Terdahulu
Ou dan Penman 1989, O’Connor 1973 tentang dampak pengumuman laporan keuangan terhadap harga saham di Amerika
menyimpulkan bahwa laporan keuangan mampu memprediksi harga saham. Barley dan Livnat 1990 menemukan bahwa ratio keuangan berkaitan erat
dengan perubahan harga saham. Dari sudut pandang investor, ratio keuangan digunakan untuk menentukan pembelian saham, untuk meminjamkan dana
ataupun untuk melihat potensi perusahaan di masa depan.
25
Meader dan Sprecher 1991 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham di NYSE pada periode 1930-1940. Hasilnya
menunjukan bahwa nilai buku Book Value, modal bersih, EPS mempunyai pengaruh yang positif. Sedangkan dividend mempunyai pengaruh negatif
terhadap perubahan harga saham. Kemudian mereka melakukan penelitian ulang dengan variabel yang sama pada periode tahun 1931-1939. Hasilnya
ternyata semua variabel mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Donalson Silalahi 1991 terhadap 38 perusahaan yang listing di BEI
dengan periode penelitian tahun 1989-1990. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa fruktuasi harga saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh
variabel ROA, DPR, volume perdagangan saham dan tingkat bunga deposito. Hasilnya ROA mempunyai pengaruh yang dominan terhadap harga saham.
Penelitian Sulaiman 1995 tentang faktor-faktor yan berpengaruh terhadap harga saham industri makanan dan minuman di BEI. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ROA, DPR, leverage keuangan, tingkat pertumbuhan, likuiditas struktur modal dan tingkat bunga deposito secara simultan
berpengaruh nyata terhadap harga saham. Sedangkan secara partial ROA, tingkat pertumbuhan, likuiditas dan tingkat bunga mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham. Variabel lainnya tidak signifikan. Charistiana 1996 tentang hubungan antara Indeks Harga Saham
Gabungan IHSG dengan faktor-faktor fundamental ekonomi di BEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk periode short run, faktor-faktor
fundamental yang memiliki hubungan signifikan dengan perubahan Indeks Harga Saham Gabungan adalah permintaan saham investor lokal dan investor
asing, suku bunga deposito bank berjangka 3 bulan serta jumlah uang yang bereder M2. Sedangkan perubahan kurs rupiah terhadap US dollar dan
perubahan inflasi tidak menunjukan hubungan yang signifikan. Noer Sasongko dan Nila Wulandari 2006 “Pengaruh Eva Dan Rasio-
Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham”. Hasil penelitiannya menunjukan
26
EPS berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan ROA, ROE, Return On Sale, Basic Earning Power dan Economic Value Added tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
C. Kerangka Pemikiran