BAB V MASALAH KESEHATAN
5.1 Identifikasi Masalah 5.1.1 Curah Pendapat Brainstorming
Dari hasil brainstorming dengan beberapa teman dan pegawai puskesmas didapatkan beberapa masalah dalam pelaksanaan SDIDTK balita dan anak
prasekolah, diantaranya:
a. Masalah dalam input :
1. Tidak meratanya pelaksanaan program SDIDTK 2. Pemahaman petugas tentang pelaksanaan SDIDTK rendah
25
3. Tidak ada pembagian tugas yang jelas antara pengelola tumbuh kembang dengan guru,kader, dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam
pelaksanaan SDIDTK. 4. Tidak semua pemeriksaan dilakukan
b. Masalah dalam Proses :
1. SDIDTK hanya dilakukan di Posyandu dan TK 2. Tidak diberikan Pengarahan atau pelatihan secara menyeluruh
mengenai proses dan pelaksanaan SDIDTK. 3. Kurangnya kordinasi dan pelimpahan wewenang dari pengelola
SDIDTK kepada petugas pelaksana yang terlibat. 4. Kurangnya fasilitas pendukung dalam pelaksanaan SDIDTK
c. Masalah dalam output :
1. Belum semua anak balita dan prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK
2. Hanya dilakukan pemeriksaaan pertumbuhan balita dan anak prasekolah
3. Pelaksanaan SDIDTK hanya dilakukan oleh pengelola program tumbang saja
4. Hanya dilakukan pemeriksaan sesuai dengan fasilitas yang tersedia
d. Outcome
1. Rendahnya angka capaian pelakanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah
2. Pelaksanaan SDIDTK tidak sesuai dengan pedoman pelaksanaan SDIDTK ditingkat pelayanan dasar yang di keluarkan oleh kemenkes.
3. Pelaksanaan SDIDTK tidak optimal. 4. Tujuan pelaksanaa SDIDTK tidak tercapai.
Dari hasil curah pendapat didapatkan 16 masalah, setelah dilakukan pembahasan maka masalah yang diprioritaskan adalah :
26
1. Belum semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK.
2. Rendahnya angka capaian pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah.
3. Hanya dilakukan pemeriksaan pertumbuhan balita dan anak prasekolah 4. Pelaksanaan SDIDTK tidak sesuai dengan Pedoman Pelaksaan SDIDTK
ditngkat pelayanan dasar. 5. Pelaksanaan SDIDTK hanya dilakukan oleh pengelola saja.
6. Pelaksanaan SDIDTK tidak optimal 7. Tujuan Pelaksanaan SDIDTK tidak tercapai.
5.1.2 Konfirmasi Masalah dengan Data
Hasil identifikasi masalah kemudian dibuktikan dengan data otentik berupa data primer ataupun data sekunder. Data sekunder berupa data yang sudah ada di
Puskesmas, untuk melengkapi dapat ditambah dengan data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan pengelola program tumbuh kembang
secara langsung. Adapun konfirmasi data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Belum semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK.
Berdasarkan laporan kerja puskesmas Putri ayu, jumlah balita yang seharusnya mendapatkan pelayanan SDIDTK sebanyak 5024 orang,
sedangkan yang mendapatkan pelayanan hanya 1613 orang. Untuk anak prasekolah yang seharusnya mendapatkan pelayanan SDIDTK adalah
2444 sedangkan yang mendapatkan pelayanan hanya 1588. Selain itu, instansi yang terlibat dalam pelaksanaan SDIDTK hanya TKPAUD dan
posyandu saja.
2. Rendahnya angka capaian pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah
Berdasarkan laporan kinerja puskesmas Putri Ayu 2016 didapatkan bahwa persentase capaian balita yang telah terjangkau dengan kegiatan program
SDIDTK sebanyak 32,10 dan prasekolah sebanyak 64,97. hal ini belum mencapai indikator keberhasilan yang terdapat pada Buku pedoman
27
pelaksanaan program SDIDTK balita dan anak prasekolah, yang diharapkan 90 anak balita dan prasekolah terjangkau oleh kegiatan
program SDIDTK.
3. Hanya dilakukan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan balita dan anak prasekolah
Berdasarkan wawancara dengan pengelola program tumbuh kembang di puskesmas didapatkan bahwa kegiatan SDIDTK yang di laksanakan yaitu
deteksi penyimpangan pertumbuhan saja berupa pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
4. Pelaksanaan SDIDTK tidak sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan SDIDTK ditngkat pelayanan dasar.
Berdasarkan buku pedoman pelaksanaan SDIDTK di tingkat pelayanan dasar dijelaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan pada SDIDTK
meliputi stimulasi perkembangan sesuai dengan usia anak, deteksi dini tumbuh kembang meliputi penyimpangan pertumbuhan, deteksi
penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional.
5. Pelaksanaan SDIDTK hanya dilakukan oleh pengelola tumbuh kembang saja.
Berdasarkan wawancara dengan pengelola SDIDTK didapatkan bahwa kegiatan SDIDTK di TKPAUD dilakukan oleh pengelola tumbuh
kembang. Seharusnya guru bisa melakukan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan seperti, deteksi dini penyimpangan perkembangan pada
waktu tertentu sesuai dengan usia anak tanpa harus menunggu datangnya petugas Puskesmas ke TKPAUD atau jadwal pembagian kapsul vitamin
A.1 Selain itu, untuk kegiatan SDIDTK di posyandu memakai sistem 5 meja sehingga hanya melakukan pemeriksaan deteksi dini peyimpangan
pertumbuhan saja.
6. Pelaksanaan SDIDTK tidak optimal Berdasarkan buku pedoman SDIDTK di tingkat pelayanan dasar, kegiatan
SDIDTK di selenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, Masyarakat, lembaga swadaya dan tenaga profesional. Namun,
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pengelola tumbuh kembang, petugas yang terlibat seperti guru tidak dilibatkan dalam
pelaksanaan SDIDTK hanya membantu dalam pengkondisian anak yang mengikuti pelaksanaan SDIDTK. Seharusnya untuk memaksimalkan
pencapaian pelaksanaan SDIDTK perlu adanya keterlibatan guru untuk
28
menyampaikan informasimelakukan sosialisasi tentang kegiatan SDIDTK kepada orang tua balita dan anak praseolah yang berada di wilayahnya.
7. Tujuan Pelaksanaan SDIDTK tidak tercapai. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pengelola Tumbuh
kembang, Tujuan SDIDTK yang telah terselenggara di puskesmas Putri Ayu masih terbatas pada deteksi dini penyimpangan. Hal ini tidak sesuai
dengan Tujuan khusus yang tertera pada buku pedoman SDIDTK ditingkat pelayanan dasar.
5.1.3 Pernyataan Masalah Problem Statement
1. Belum semua balita dan anak prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK.
2. Rendahnya angka capaian pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah.
3. Hanya dilakukan pemeriksaan pertumbUhan balita dan anak prasekolah 4. Pelaksanaan SDIDTK tidak sesuai dengan Pedoman Pelaksaan SDIDTK
ditngkat pelayanan dasar. 5. Pelaksanaan SDIDTK hanyadilakukan oleh pengelola saja.
6. Pelaksanaan SDIDTK tidak optimal 7. Tujuan Pelaksanaan SDIDTK tidak tercapai.
5.2 Penentuan Prioritas Masalah Tabel 5.1 MCUA untuk menentukan prioritas masalah
29
N O
Kriteria
Masalah
Besarnya masalah
Keseriusan Masalah
Pengaruh terhadap
kesehatan masyarakat
Pengaruh terhadap
kesehatan pasien
Jumlah Bobot 5
4 3
2 1.
Belum semua Balita dan anak Prasekolah
mendapatkan pelayanan SDIDTK
N 7
7 4
5 BN
35 28
12 10
85
2 Capaian SDTITK
rendah N
8 8
5 7
BN 40
32 15
14 101
3 Hanya dilakukan
pemetiksaan penyimpangan
pertumbuhan N
6 7
3 4
BN 30
28 9
8 75
4 Pelaksanaan
SDIDTK tidak sesuai dengan
pedoman N
7 6
3 5
BN 35
24 9
10 78
5 Pelaksanaan
SDIDTK hanya dilakukan oleh
pengelola SDIDTK N
7 6
3 4
BN 35
24 6
8 73
6 Pelaksanaan
SDIDTK tidak optimal
N 6
6 3
4 BN
30 24
9 8
71
7 Tujuan pelaksanaan
SDIDTK Tidak optimal
N 7
6 4
5 BN
35 24
12 10
81
Keterangan:
30
B : Bobot
Bobot ditentukan 2-5 N :
Nilai Nilai ditentukan 1-10
BN : Bobot x Nilai
Dari hasil MCUA diatas diperoleh urutan prioritas masalah pada makalah ini adalah “Rendahnya pencapaian pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah
di puskesmas Putri Ayu.” Sedangkan prioritas masalah dengan menggunakan tekhnik PAHO Pan
Americam Health Organization adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2 Penentuan prioritas masalah dengan metode PAHO Pan Americam Health Organization
N o
Masalah M
S V
C Total
1 Belum semua balita dan ana
prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK
4 3
3 2
72
2 Capaian SDIDTK rendah
4 4
3 2
96
3 Hanya dilakukan pemeriksaan
deteksi dini penyimpangan pertumbuhan balita dan anak
prasekolah 3
3 3
2 54
4 Pelaksanaan SDIDTK tidak sesuai
dengan pelaksanaan pedoman 3
4 3
2 72
5 Pelaksanaan SDIDTK hanya
dilakukan oleh pengelola tumbuh kembang
4 3
2 3
48
6 Pelaksanaan SDIDTK tidak
optimal 4
4 3
1 54
7 Tujuan pelaksanaan SDIDTK
tidak tercapai 4
3 3
2 72
Keterangan:
31
M = Magnitude S = Severity
V = Vulnerability C = Community concern
Skor ditentukan 1-10 dan skor kolom M x S x V x C =Total Dari hasil tabel MCUA dan PAHO diatas, maka diperoleh masalah yang prioritas
pada adalah: “Rendahnya pencapaian pelaksanaan SDIDTK balita dan anak prasekolah di puskesmas Putri Ayu.”
5.3 Identifikasi Faktor Penyebab Masalah