BAB I SAMPAI DENGAN BAB BAB I BAB V

(1)

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Ketersediaan data dan informasi yang akurat dan up to date

merupakan hal yang sangat penting dalam penyusunan dokumen

perencanaan pembangunan daerah. Penyusunan profil daerah yang berisi

data dan informasi merupakan salah satu sarana untuk dapat

mengidentifikasi dan menguraikan isu-isu atau permasalahan utama daerah, potensi atau kekuatan daerah serta peluang-peluang yang dimiliki daerah.

Demikian juga dalam Organisasi Perangkat Daerah (OPD), diperlukan profil organisasi untuk dapat memahami situasi dan kondisi organisasi,

menguraikan permasalahan utama yang dihadapi organisasi dan

mengidentifikasi potensi, kekuatan dan peluang yang dimiliki. Profil SKPD

termasuk dokumen mendasar yang menjadi acuan SKPD dalam

melaksanakan ketugasannya. Tujuan penyusunan Profil Bappeda Tahun 2015 adalah :

a. Menguraikan kondisi Bappeda dengan menggunakan data dan

informasi terkini;

b. Menguraikan permasalahan yang dihadapi dan potensi yang dimiliki Bappeda;

c. Untuk memprediksi kebutuhan Bappeda dalam rangka pencapaian

target-target kinerja.

d. Mengetahui kinerja dan prestasi Bappeda dalam pelaksanaan tugas tahun 2015 sampai dengan semester II tahun 2015.

1.2. Sejarah Bappeda Kabupaten Sleman

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan :

1) Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan

di daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah.


(2)

2) Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan,

keseimbangan dan kesinambungan pembangunan didaerah,

diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu.

Bertitik tolak dari hal tersebut di atas, maka dikeluarkanlah Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II, Instruksi Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor

1/Inst/1981 Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Daerah

Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II se Propinsi DIY, Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II, Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 1982 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Sleman, sampai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sleman. Pada tahun 2015 struktur organisasi di Bappeda mengalami perubahan. Perubahan struktur organisasi Bappeda termuat di dalam Perda No. 8 Tahun 2014 tentang perubahan ke 2 atas perda No. 9 Tahun 2009 Tentang OPD Kabupaten Sleman.

Perubahan dalam struktur organisasi yang terjadi di Bappeda adalah Bidang Perkotaan dan Perdesaan di lebur menjadi Bidang Fisik dan Prasarana Juga ada penambahan bidang baru yakni Bidang Statistik, Penelitian, dan Perencanaan Daerah. Selain itu beberapa bidang di Bappeda Sleman mengalami perubahan nomenklatur atau penyebutan. Diantaranya :

1) Subbidang Data dan Informasi Bidang Pengendalian dan Evaluasi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman berubah menjadi Subbidang Statistik, Data, dan Informasi Bidang Statistik, Penelitian, dan Perencanaan;

2) Subbidang Penelitian dan Pengembangan Bidang Pengendalian dan

Evaluasi berubah menjadi Subbidang Penelitian dan Pengembangan Bidang Statistik, Penelitian, dan Perencanaan;


(3)

3) Subbidang Monitoring dan Evaluasi Bidang Pengendalian dan Evaluasi menjadi Subbidang Pengendalian Bidang Pengendalian dan Evaluasi,

4) Bidang Sosial Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Sleman berubah menjadi Bidang Sosial dan

Pemerintahan;

5) Subbidang Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Sosial Budaya

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman berubah menjadi Subbidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dan Kebudayaan Bidang Sosial dan Pemerintahan;

6) Subbidang Kependudukan dan Pemerintahan Bidang Sosial Budaya

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berubah menjadi Subbidang Pemerintahan Bidang Sosial dan Pemerintahan;

7) Subbidang Perekonomian dan Pariwisata Bidang Ekonomi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman berubah menjadi Subbidang Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Bidang Ekonomi;

8) Subbidang Ketenagakerjaan dan Investasi Bidang Ekonomi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman berubah menjadi Subbidang Tenaga Kerja dan Pariwisata Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman;

9) Subbidang Tata Ruang Perkotaan Bidang Perkotaan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman berubah menjadi Subbidang Penataan Ruang, Pertanahan, dan Perumahan Bidang Fisik dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman;

10) Subbidang Lingkungan Hidup Bidang Perkotaan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman berubah menjadi Subbidang Lingkungan Hidup, Energi, dan Sumber Daya

Mineral Bidang Fisik dan Prasarana Badan Perencanaan


(4)

1.3. Sistematika Penulisan

Sistimatika Profil SKPD adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang

1.2. Sejarah SKPD

1.3. Sistematika Penulisan

Bab II Kondisi Umum

2.1. Struktur Organisasi dan Kelembagaan : berisi uraian tugas pokok dan fungsi SKPD serta bagan/struktur organisasi

2.2. Sumber Daya Aparatur : berisi kondisi pegawai (jumlah,

jabatan, tingkat pendidikan, dan golongan) dipilah menurut jenis kelamin.

2.3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana : berisi data per

sekretariat/bidang meliputi: peralatan kantor, kendaraan, dll.

Bab III Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

3.1. Visi

3.2. Misi

3.3. Tujuan, Sasaran dan Target tahun 2015

Bab IV Data dan Informasi Pembangunan

4.1. Data dan informasi hasil pembangunan : berisi data

capaian/realisasi kinerja, sesuai sub bab berikut:

4.1.1. Hasil kegiatan SKPD : berisi uraian/penjelasan tentang produk/output yang dihasilkan Bappeda berdasarkan DPA tahun 2011-2015 (dokumen kajian, dokumen hasil monev, dokumen analisis dll).

4.1.2. Data Lampiran 1 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 :

berisi data yang tercantum dalam lampiran 1

Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 sesuai tupoksi Bappeda

4.1.3. Data Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

(LPPD) : berisi data penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan yang menjadi ketugasan Bappeda.


(5)

4.1.4. Capaian SPM dan MDGs : berisi capaian SPM yang ditetapkan kementerian dan MDGs sesuai tupoksi Bappeda.

4.1.5. Capaian Penetapan Kinerja (Tapkin) : berisi data capaian kinerja Bappeda

4.1.6. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) : berisi data capaian IKU Bappeda

4.1.7. Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) : berisi data capaian IKK Bappeda sebagaimana yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri

4.2. Data Prestasi : berisi data prestasi yang diraih Bappeda di tingkat Provinsi dan Nasional.

4.3. Foto-foto kegiatan Bappeda.


(6)

BAB II

Kondisi Umum

2.1. Struktur Organisasi dan Kelembagaan

Sesuai dengan Perda No. 8 Tahun 2014 tentang perubahan ke 2 atas perda No. 9 Tahun 2009 Tentang OPD Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman Nomor 24.4 tahun 2014 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Bappeda, maka susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman terdiri dari:

1. Kepala Badan;

2. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Badan, terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

b. Subbagian Keuangan; dan

c. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi.

3. Bidang Bidang Statistik, Penelitian dan Perencanaan terdiri dari: a. Subbidang Statistik, Data dan Informasi;

b. Subbidang Penelitian dan Pengembangan; dan c. Subbidang Perencanaan Daerah.

4. Bidang Fisik dan Prasarana terdiri dari:

a. Subbidang Penataan Ruang, Pertanahan dan Perumahan;

b. Subbidang Lingkungan Hidup, Energi dan Sumberdaya Mineral; dan c. Subbidang Pekerjaan Umum, Perhubungan dan Komunikasi dan

Informatika.

5. Bidang Ekonomi terdiri dari:

a. Subbidang Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;

b. Subbidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dan c. Subbidang Tenaga Kerja dan Pariwisata.

6. Bidang Sosial dan Pemerintahan terdiri dari:

a. Subbidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dan Kebudayaan; b. Subbidang Kesehatan dan Sosial; dan

c. Subbidang Pemerintahan.


(7)

a. Subbidang Pengendalian; dan b. Subbidang Evaluasi.

8. Unit Pelaksana Teknis yang dipimpin oleh kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan melalui Sekretaris; dan

9. Kelompok Jabatan Fungsional yang dalam melaksanakan tugas

dikoordinasikan oleh tenaga fungsional yang ditunjuk dan berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Kepala Badan melalui Sekretaris.

Dalam menjalankan perannya, Bappeda memiliki kedudukan, tugas dan fungsi sebagai berikut :

A. Sekretariat 1) Tugas pokok

Menyelenggarakan urusan umum, kepegawaian, keuangan,

perencanaan, evaluasi, dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas satuan organisasi.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Sekretariat; b) perumusan kebijakan teknis kesekretariatan; c) pelaksanaan urusan umum;

d) pelaksanaan urusan kepegawaian; e) pelaksanaan urusan keuangan;

f) pelaksanaan urusan perencanaan dan evaluasi;

g) pengoordinasian pelaksanaan tugas Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah; dan

h) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Sekretariat.

Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) sub bagian, dengan Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 1) Tugas pokok


(8)

2) Fungsi

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis urusan umum dan kepegawaian;

c) penyiapan bahan pelaksanaan urusan surat-menyurat,

kearsipan, kepustakaan, dokumentasi, informasi, perlengkapan, dan rumah tangga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

d) penyiapan bahan perencanaan kebutuhan pegawai,

pengembangan pegawai, kepangkatan, hak dan kewajiban pegawai, pembinaan pegawai, serta tata usaha kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; dan

e) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian.

b. Sub Bagian Keuangan 1) Tugas pokok

Menyiapkan bahan pelaksanaan urusan keuangan.

2) Fungsi

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Subbagian

Keuangan;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis urusan

keuangan;

c) penyiapan bahan pelaksanaan anggaran, perbendaharaan,

pembukuan, dan penyusunan laporan keuangan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah; dan

d) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbagian Keuangan.

c. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi 1) Tugas pokok

Menyiapkan bahan pelaksanaan urusan perencanaan dan evaluasi.

2) Fungsi

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Subbagian


(9)

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis urusan perencanaan dan evaluasi;

c) penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan rencana kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

d) penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

e) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbagian Perencanaan dan Evaluasi.

B. Bidang Statistik, Penelitian, dan Perencanaan 1) Tugas Pokok

Mengoordinasikan, melaksanakan, dan membina perencanaan bidang statistik, penelitian dan pengembangan, dan perencanaan pembangunan daerah.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Bidang Statistik, Penelitian, dan Perencanaan;

b) perumusan kebijakan teknis perencanaan bidang statistik,

penelitian dan pengembangan, dan perencanaan

pembangunan daerah;

c) pengoordinasian, pelaksanaan, dan pembinaan perencanaan

bidang statistik, penelitian dan pengembangan, dan

perencanaan pembangunan daerah;

d) pengoordinasian, pengelolaan, dan pelayanan data dan

informasi

pembangunan daerah;

e) pengoordinasian, pelaksanaan, dan pembinaan perencanaan pembangunan daerah meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah, Rencana Stategis Organisasi Perangkat Daerah, dan Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah;

f) evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang statistik, data, dan


(10)

informasi, penelitian dan pengembangan, dan perencanaan pembangunan daerah; dan

g) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Statistik, Penelitian, dan Perencanaan.

Bidang Statistik, Penelitian, dan Perencanaan memiliki 3 (tiga) sub bidang dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Subbidang Statistik, Data, dan Informasi 1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan pembinaan perencanaan bidang statistik, kearsipan, perpustakaan, dan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah.

2) Fungsi

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Subbidang

Statistik, Data, dan Informasi;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan bidang statistik, kearsipan, perpustakaan, dan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah;

c) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan statistik, kearsipan, dan perpustakaan;

d) penyiapan bahan pengoordinasian pengelolaan dan

penyusunan data dan informasi pembangunan daerah; e) pelayanan data dan informasi pembangunan daerah;

f) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang statistik, kearsipan, dan perpustakaan; dan

g) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Statistik, Data, dan Informasi.

b. Subbidang Penelitan dan Pengembangan 1) Tugas pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan pembinaan

penelitian dan pengembangan pembangunan daerah dan

perencanaan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera.


(11)

2) Fungsi

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Subbidang Penelitian dan Pengembangan;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penelitian dan

pengembangan pembangunan daerah dan perencanaan

bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

c) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

d) penyiapan bahan pelaksanaan dan pembinaan penelitian dan pengembangan pembangunan daerah;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis penelitian dan

pengembangan pembangunan daerah dan perencanaan

bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera; dan

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Penelitian dan Pengembangan.

c. Subbidang Perencanaan Daerah 1) Tugas pokok

menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah dan perencanaan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa.

2) Fungsi

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Subbidang Perencanaan Daerah;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penyusunan

dokumen perencanaan pembangunan daerah dan

perencanaan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

c) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka


(12)

Menengah Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah,

Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah, dan

Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah;

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis penyusunan dokumen perencanaan pembangunan, dan perencanaan bidang pemberdayaan masyarakat dan desa; dan

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Perencanaan Daerah.

C. Bidang Fisik dan Prasana 1) Tugas Pokok

mengoordinasikan, melaksanakan, dan membina perencanaan bidang penataan ruang, pertanahan, perumahan, pekerjaan umum, perhubungan, komunikasi dan informatika, lingkungan hidup, energi, dan sumber daya mineral.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Bidang Fisik dan Prasarana;

b) perumusan kebijakan teknis perencanaan bidang penataan

ruang, pertanahan, perumahan, pekerjaan umum,

perhubungan, komunikasi dan informatika, lingkungan hidup, energi, dan sumber daya mineral;

c) pengoordinasian, pelaksanaan dan pembinaan perencanaan bidang penataan ruang, pertanahan, perumahan, pekerjaan umum, perhubungan, komunikasi dan informatika, lingkungan hidup, energi, dan sumber daya mineral;

d) pengoordinasian, pelaksanaan, dan pembinaan penyusunan dokumen tata ruang wilayah;

e) evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang penataan

ruang, pertanahan, perumahan, pekerjaan umum,


(13)

f) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Fisik dan prasarana.

Bidang perdesaan memiliki 3 (tiga) sub bidang dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Sub Bidang Penataan Ruang, Pertanahan, dan Perumahan 1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan pembinaan

perencanaan bidang penataan ruang, pertanahan, dan

perumahan.

2) Fungsi

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Subbidang Penataan Ruang, Pertanahan, dan Perumahan;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan bidang penataan ruang, pertanahan, dan perumahan; c) penyiapan bahan penyusunan data perencanaan bidang

penataan ruang, pertanahan, dan perumahan;

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang penataan ruang, pertanahan, dan perumahan;

e) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan pembinaan penyusunan dokumen tata ruang wilayah; f) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis perencanaan

penataan ruang, pertanahan, dan perumahan; dan g) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Penataan Ruang, Pertanahan, dan Perumahan.

b. Sub Bidang Pekerjaan Umum, Perhubungan, dan Komunikasi dan Informatika

1) Tugas Pokok

Mempunyai tugas menyiapkan bahan pengoordinasian,

pelaksanaan, dan pembinaan perencanaan bidang pekerjaan umum, perhubungan, dan komunikasi dan informatika.


(14)

2) Fungsi

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Subbidang

Pekerjaan Umum, Perhubungan, dan Komunikasi dan

Informatika;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan bidang pekerjaan umum, perhubungan, dan komunikasi dan informatika;

c) penyiapan bahan penyusunan data perencanaan bidang

pekerjaan umum, perhubungan, dan komunikasi dan

informatika;

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang pekerjaan umum,

perhubungan, dan komunikasi dan informatika;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang pekerjaan umum, perhubungan, dan komunikasi dan informatika; dan

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Pekerjaan Umum,

Perhubungan, dan Komunikasi dan Informatika.

c. Sub Bidang Lingkungan Hidup, Energi, dan Sumber Daya Mineral 1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan

perencanaan bidang lingkungan hidup, energi, dan sumber daya mineral.

2) Fungsi

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Subbidang Lingkungan Hidup, Energi, dan Sumber Daya Mineral;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan bidang lingkungan hidup, energi, dan sumber daya mineral;

c) penyiapan bahan penyusunan data perencanaan bidang


(15)

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan pembinaan perencanaan bidang lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang lingkungan hidup, energi, dan sumber daya mineral; dan

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Lingkungan Hidup, Energi, dan Sumber Daya Mineral.

D. Bidang Ekonomi 1) Tugas Pokok

Mengoordinasikan, melaksanakan, dan membina perencanaan

bidang pertanian, perikanan, kehutanan, perindustrian,

perdagangan, koperasi, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, pariwisata, dan penanaman modal.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Bidang Ekonomi;

b) perumusan kebijakan teknis perencanaan bidang pertanian, perikanan, kehutanan, perindustrian, perdagangan, koperasi, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, pariwisata, dan penanaman modal;

c) penyusunan data perencanaan bidang pertanian, perikanan, kehutanan, perindustrian, perdagangan, koperasi, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, pariwisata, dan penanaman modal;

d) pengoordinasian, pelaksanaan dan pembinaan perencanaan bidang pertanian, perikanan, kehutanan, perindustrian, perdagangan, koperasi, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, pariwisata, dan penanaman modal; e) evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang pertanian,

perikanan, kehutanan, perindustrian, perdagangan, koperasi, keuangan daerah, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, pariwisata, dan penanaman modal; dan


(16)

f) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Ekonomi.

Bidang Ekonomi memiliki 3 (tiga) sub bidang dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Sub Bidang Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan 1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan

perencanaan bidang pertanian dan ketahanan pangan,

perikanan, dan kehutanan. 2) Fungsi

a) penyiapan bahan penyusunan rencana kerja Subbidang Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan

bidang pertanian dan ketahanan pangan, perikanan, dan

kehutanan;

c) penyiapan bahan penyusunan data perencanaan bidang pertanian dan ketahanan pangan, perikanan, dan kehutanan;

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang pertanian dan ketahanan pangan, perikanan, dan kehutanan;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang pertanian dan ketahanan pangan, perikanan, dan kehutanan; dan

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

b. Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi 1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil dan menengah, dan keuangan daerah.


(17)

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Subbidang Perindustrian,

Perdagangan, dan Koperasi;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil dan menengah, dan keuangan daerah;

c) penyiapan bahan penyusunan data perencanaan bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil dan menengah, dan keuangan daerah;

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil dan menengah, dan keuangan daerah;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil dan menengah, dan keuangan daerah; dan

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi.

c. Sub Bidang Ketenagakerjaan dan Pariwisata 1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian, pariwisata, dan penanaman modal.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Subbidang Tenaga Kerja dan Pariwisata;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, pariwisata, dan penanaman modal;

c) penyiapan bahan penyusunan data perencanaan bidang

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, pariwisata, dan


(18)

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian, pariwisata, dan penanaman modal;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, pariwisata, dan penanaman modal; dan

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Tenaga Kerja dan Pariwisata.

E. Bidang Sosial dan Pemerintahan 1) Tugas Pokok

Bidang Sosial dan Pemerintahan mempunyai tugas

mengoordinasikan, melaksanakan, dan membina perencanaan

bidang pendidikan, pemuda dan olah raga, kebudayaan,

kesehatan, sosial, otonomi daerah, pemerintahan umum,

perangkat daerah, kepegawaian, persandian, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, dan kependudukan dan pencatatan sipil.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Bidang Sosial dan Pemerintahan; b) perumusan kebijakan teknis perencanaan bidang pendidikan,

kepemudaan dan olah raga, kebudayaan, kesehatan, sosial, otonomi daerah, pemerintahan umum, perangkat daerah, kepegawaian, persandian, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, dan kependudukan dan pencatatan sipil;

c) penyusunan data perencanaan bidang pendidikan,

kepemudaan dan olah raga, kebudayaan, kesehatan, sosial, otonomi daerah, pemerintahan umum, perangkat daerah, kepegawaian, persandian, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, dan kependudukan dan pencatatan sipil;

d) pengoordinasian, pelaksanaan dan pembinaan perencanaan bidang pendidikan, kepemudaan dan olah raga, kebudayaan, kesehatan, sosial, otonomi daerah, pemerintahan umum,


(19)

bangsa dan politik dalam negeri, dan kependudukan dan pencatatan sipil;

e) evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang pendidikan, kepemudaan dan olah raga, kebudayaan, kesehatan, sosial, otonomi daerah, pemerintahan umum, perangkat daerah, kepegawaian, persandian, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, dan kependudukan dan pencatatan sipil; dan

f) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Sosial dan Pemerintahan.

Bidang Sosial Budaya memiliki 3 (tiga) sub bidang dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Sub Bidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dan Kebudayaan

1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan

perencanaan bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga, dan kebudayaan.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Subbidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dan Kebudayaan;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan

bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga, dan

kebudayaan;

c) penyiapan bahan penyusunan data perencanaan bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga, dan kebudayaan;

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga, dan kebudayaan;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis perencanaan

bidang pendidikan, kepemudaan dan olahraga, dan


(20)

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Subbidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, dan Kebudayaan.

b. Sub Bidang Kesehatan Dan Sosial 1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang kesehatan, dan sosial.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Subbidang Kesehatan, dan Sosial; b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan

bidang kesehatan, dan sosial;

c) penyiapan bahan penyusunan data perencanaan bidang kesehatan, dan sosial;

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang kesehatan, dan sosial;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis perencanaan bidang kesehatan, dan sosial; dan

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Kesehatan, dan Sosial.

c. Sub Bidang Pemerintahan 1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang otonomi daerah, pemerintahan umum, perangkat daerah, kepegawaian, persandian, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, dan kependudukan dan pencatatan sipil.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Subbidang Pemerintahan;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan

bidang otonomi daerah, pemerintahan umum, perangkat

daerah, kepegawaian, persandian, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, dan kependudukan dan pencatatan sipil;


(21)

c) penyiapan bahan penyusunan data perencanaan bidang

otonomi daerah, pemerintahan umum, perangkat daerah,

kepegawaian, persandian, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, dan kependudukan dan pencatatan sipil;

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan perencanaan bidang otonomi daerah,

pemerintahan umum, perangkat daerah, kepegawaian,

persandian, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, dan kependudukan dan pencatatan sipil;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis perencanaan

bidang otonomi daerah, pemerintahan umum, perangkat

daerah, kepegawaian, persandian, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, dan kependudukan dan pencatatan sipil; dan

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerja Subbidang Pemerintahan.

F. Bidang Pengendalian dan Evaluasi 1) Tugas Pokok

Mengoordinasikan, melaksanakan, dan membina pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan, pelaksanaan rencana, dan

hasil rencana pembangunan daerah serta program

pembangunan lainnya.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Bidang Pengendalian dan

Evaluasi;

b) perumusan kebijakan teknis bidang pengendalian dan

evaluasi kebijakan perencanaan, pelaksanaan rencana, dan

hasil rencana pembangunan daerah serta program

pembangunan lainnya;

c) penyusunan data pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan, pelaksanaan rencana, dan hasil rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya;


(22)

d) pengoordinasian, pelaksanaan dan pembinaan pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan, pelaksanaan rencana, dan hasil rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya;

e) evaluasi kebijakan teknis pengendalian dan evaluasi kebijakan, pelaksanaan, dan hasil rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya; dan

f) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang Pengendalian dan Evaluasi.

Bidang Pengendalian dan Evaluasi memiliki 2 (dua) sub bidang dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

a. Sub Bidang Pengendalian 1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan dan pelaksanaan rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Subbidang Pengendalian;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengendalian

dan evaluasi kebijakan perencanaan dan pelaksanaan

rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya;

c) penyiapan bahan penyusunan data pengendalian dan

evaluasi kebijakan perencanaan dan pelaksanaan rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya;

d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan dan

pembinaan pengendalian dan evaluasi kebijakan

perencanaan dan pelaksanaan rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan dan pelaksanaan rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya;


(23)

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Subbidang Pengendalian.

b. Sub Bidang Evaluasi 1) Tugas Pokok

Menyiapkan bahan pengoordinasian, pelaksanaan, dan

pembinaan evaluasi hasil rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya.

2) Fungsi

a) penyusunan rencana kerja Subbidang Evaluasi;

b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis evaluasi hasil rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya;

c) penyiapan bahan penyusunan data evaluasi hasil rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya; d) penyiapan bahan pengoordinasian, pelaksanaan dan

pembinaan evaluasi hasil rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya;

e) penyiapan bahan evaluasi kebijakan teknis evaluasi hasil rencana pembangunan daerah serta program pembangunan lainnya; dan

f) penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Subbidang Evaluasi.


(24)

Gambar 1

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BAPPEDA KABUPATEN SLEMAN

Bidang Pengendalian dan Evaluasi Subbidang Pengendalian Subbidang Evaluasi KEPALA BADAN SEKRETARIAT

Unit Pelaksana Teknis Subbidang Pekerjaan

Umum, Perhubungan dan Kominikasi dan Informatika Subbidang Pemerintahan Subbidang Perencanaan Daerah

Bidang Sosial dan Pemerintahan Bidang Fisik dan Prasarana

Bidang Statistik, Penelitian dan Perencanaan

Subbidang Penataan Ruang, Pertanahan

dan Perumahan Subbidang Lingkungan

Hidup, Energi dan Sumberdaya Mineral

Subbidang Pendidikan, Pemuda dan Olahraga,

dan Kebudayaan Subbidang Kesehatan

dan Sosial Subbidang Statistik,

Data dan Informasi Subbidang Penelitian dan Pengembangan Subbagian Perencanaan dan Evaluasi Subbagian Umum dan Kepegawaian Subbagian Keuangan Bidang Ekonomi Subbidang Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Subbidang Perindustrian, Perdagangan dan Subbidang Tenaga Kerja

dan Pariwisata Kelompok Jabatan


(25)

2.2. Sumberdaya Aparatur

Jumlah pegawai Bappeda Kabupaten Sleman per Desember 2015 sebanyak 69 orang, terdiri dari 37 laki-laki dan 32 perempuan. Kondisi pegawai Bappeda dikelompokkan seperti tabel berikut:

TABEL II-1 KONDISI PEGAWAI

MENURUT PENDIDIKAN FORMAL

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

SD

SMA/K D3

S1

S2 1

10

1

12 13

0

2

1

11

18

Laki-laki

Perempuan

TABEL II-2 KONDISI PEGAWAI

MENURUT GOLONGAN/RUANG PANGKAT KEPEGAWAIAN

0 5 10 15 20 25 30

Gol I Gol II Gol III Gol IV

1 2

29

5

0 0

15

17

Laki-laki


(26)

Tabel II-3

KONDISI PEGAWAI MENURUT JABATAN

0 5 10 15 20 25

Eselon II b Eselon III a Eselon III b Eselon IV a Jabatan Fungsional

Staf

0 1

3

6

3

24

1

0

2

11

2

12

Laki-laki

Perempuan

2.3. Sumberdaya Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana kerja Bappeda keadaan per Desember 2015 tersebar di Sekretariat dan Bidang-bidang, seperti pada tabel II-4 berikut :

TABEL II-4

SARANA DAN PRASARANA KERJA DI BAPPEDA

NO. NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN

I Sekretariat

1 Kendaraan Roda 4 2 unit 1 Toyota Rush

1 Toyota Avansa

2 Kendaraan Roda 2 5 unit 3 Subbag,

2 Operasional

3 Komputer 15 unit Sekretariat : 3 Unit

Sekretaris : 1 Unit Perpustakaan : 2 Unit Arsip : 1 Unit

Lobi : 1 Unit

Gudang (rusak) : 7 Unit


(27)

Kepala : 2 Unit

Gudang (rusak) : 8 Unit

5 Printer 10 unit Sekretariat : 5 Unit

Sekretaris : 1 Unit Arsip : 1 Unit

Perpustakaan : 1 Unit Gudang (rusak) : 2 Unit

6 LCD 7 unit Sekretariat : 3 Unit

Gudang (rusak) : 4 Unit

7 Mesin Ketik 5 unit 3 manual

2 elektrik

8 Wireless 1 unit 1 unit aula (lengkap)

9 TV 4 unit Ruang Rapat A : 1 Unit

Ruang Rapat C : 1 Unit Ruang Ka Bappeda : 1 Unit

Ruang Sekretaris : 1 Unit

10 Camera digital 3 unit Sekretariat : 2 Unit

Gudang (rusak) : 1 Unit

11 Handycam 1 unit

12 Camera DSLR 2 unit

II Bidang Fisik dan Prasarana

1 Kendaraan Roda 4 1 unit Toyota Kijang

2 Kendaraan Roda 2 3 unit

3 Komputer 6 unit

4 Laptop 4 unit 1 rusak

5 Printer 6 unit 1 kurang baik

6 Mesin Ketik 1 unit

7 Camera digital 1 unit Rusak

8 Brankas 1 unit

III Bidang Ekonomi

1 Kendaraan Roda 4 1 unit Toyota Kijang

2 Kendaraan Roda 2 2 unit

3 Komputer 3 unit

4 Laptop 2 unit

5 Printer 3 unit


(28)

IV Bidang Sosial dan Pemerintahan

1 Kendaraan Roda 4 1 unit Toyota Kijang

2 Kendaraan Roda 2 3 unit

3 Komputer 5 unit 1 rusak

4 Printer 5 unit

5 Mesin Ketik 2 unit

6 Brankas 1 unit

V Bidang Sosial dan Pemerintahan

1 Kendaraan Roda 4 1 unit Toyota Kijang

2 Kendaraan Roda 2 3 unit

3 Komputer 4 unit

4 Laptop 4 unit

5 Printer 5 unit

6 Mesin Ketik 1 unit

7 Brankas 1 unit

VI Bidang Statistik, Penelitian dan Perencanaan

1 Kendaraan Roda 4 1 unit Toyota Kijang

2 Kendaraan Roda 2 3 unit

3 Komputer 7 unit

4 Laptop 4 unit

5 Printer 6 unit 1 rusak

6 Scanner 1 unit SCBD

7 Mesin Ketik 1 unit

8 Brankas 1 unit

Kantor Bappeda menempati tanah seluas 5.800 m2, dengan luas

bangunan 1.562 m2, terdiri dari dari beberapa ruang seperti ditunjukkan pada


(29)

Gambar 2. AULA BAPPEDA Ruang Rapat B Toilet BIDANG STATISTIK, PENELITIAN DAN PERENCANAAN Per pusta kaan BIDANG PENGEN DALIAN DAN EVALU ASI BIDANG SOSIAL DAN PEMERINTAHAN BIDANG FISIK DAN PRASA RANA Toilet Gudang RUANG KEPALA Ruang Sekretaris Toilet Perpustaka an Ruang Arsip BIDANG EKONO MI Ruang Rapat A Loby SEKRETARIAT Toilet Ruang Rapat C Ruang Java Promo Gudang Mushola Tempat Parkir

Tempat Parkir Rumah Jaga GARDU GARDU U R. Arsip aris DENAH


(30)

BAB III

Visi, Misi, Tujuan

dan Sasaran

3.1. Visi

Visi merupakan pernyataan untuk mengubah kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik di masa mendatang. Visi Bappeda Sleman Tahun

2011-2015 adalah “Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang

berkualitas, partisipatif, dan visioner”.

Visi diatas merupakan suatu gambaran masa depan yang ingin dicapai oleh Bappeda Kabupaten Sleman sebagai suatu lembaga perencanaan pembangunan daerah. Bappeda Kabupaten Sleman berkewajiban menyusun rencana pembangunan selalu mempertimbangkan pengalaman empiris masa lalu, kondisi saat ini sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan rumusan kebijaksanaan perencanaan untuk masa yang akan datang.

Penjelasan Visi:

a. Makna berkualitas adalah apabila hasil-hasil perencanaan memenuhi beberapa kriteria, dalam kerangka visi di atas ditetapkan tiga kriteria, yaitu: 1) Berbasis lokal :

Perencanaan pembangunan didasarkan pada potensi lokal dan bertujuan untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan dan kebutuhan lokal. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah akomodatif terhadap dinamika dan aspirasi masyarakat, sehinga secara efektif dan efisien dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan pembangunan daerah.

Mendukung perencanaan pembangunan nasional :

Perencanaan pembangunan daerah harus tetap pada kerangka dan arah perencanaan pembangunan nasional serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional.


(31)

2) Akomodatif terhadap dinamika global :

Perencanaan pembangunan daerah dilandaskan pada kerangka berpikir global dan bertindak untuk kepentingan lokal (think globally act locally). Hal ini dimaksudkan bahwa perencanaan pembangunan daerah dapat memberikan arah yang tepat bagi proses pembangunan

daerah sehingga mampu meningkatkan kapasitas daerah dan

masyarakat menghadapi arus globalisasi.

b. Makna partisipatif adalah proses perencanaan pembangunan harus mampu mengakomodir secara obyektif berbagai kebutuhan dan aspirasi masyarakat agar dapat menghasilkan konsensus bersama menuju perubahan yang lebih baik dan diterima oleh semua pihak. Oleh karena itu

dalam setiap pengambilan keputusan memerlukan keterlibatan

masyarakat. Partisipasi aktif tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak positif terhadap perencanaan pembangunan. Sebaliknya apabila partisipasi masyarakat diabaikan

sedangkan mobilisasi masyarakat yang dikembangkan, proses

pembangunan akan terhambat bahkan akan mengalami kegagalan, karena masyarakat kurang merasa memiliki hasil - hasil pembangunan.

c. Makna visioner adalah memiliki wawasan kedepan yang selalu

mengutamakan prinsip partisipatif, inovatif, adaptif, antisipatif, dan bertanggung jawab.

3.2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut telah ditetapkan misi yang didalamnya mengandung tujuan dan sasaran organisasi yang akan dicapai serta menggambarkan tugas pokok dan fungsi Bappeda. Rumusan misi Bappeda Kabupaten Sleman adalah:

a. Mewujudkan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah yang efektif.

b. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi pembangunan c. Meningkatkan kualitas sumber daya dan pelayanan umum bidang


(32)

Penjelasan Misi

a. Mewujudkan perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan

daerah yang efektif.

Perencanaan pembangunan daerah merupakan sub sistem dari

sistem perencanaan pembangunan nasional. Sistem perencanaan

pembangunan mengedepankan pada pendekatan perencanaan partisipatif yang berlandaskan pada prinsip keterbukaan dan partisipasi aktif seluruh

pemangku kepentingan (stakeholders) dengan menerapkan prinsip

kesetaraan dan keadilan. Pemantapan sistem perencanaan pembangunan daerah ditempuh dengan mengedepankan partisipatif aktif stakeholders agar mampu menghasilkan perencanaan pembangunan yang bersifat

komprehensif, dan holistik atau menyeluruh, sehingga mampu

memberikan arah kebijaksanaan pembangunan dan menciptakan iklim kondusif bagi keterlibatan aktif stakeholders dalam keseluruhan proses pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan yang dihasilkan juga harus implementatif, artinya hasil-hasil perencanaan dapat diterapkan

dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan daerah. Untuk

mewujudkan hal tersebut dilakukan melalui koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi. Koordinasi yaitu kerjasama untuk membina

saling pengertian/pemahaman. Integrasi yaitu keterpaduan untuk

mencapai hasil yang optimal. Sinkronisasi yaitu keselarasan untuk meminimalisasi konflik dan/atau dampak negatif. Simplifikasi yaitu penyederhanaan untuk kecepatan dan mudah mengerti.

Pengendalian pelaksanaan Rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang

tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan

penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Selanjutnya Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

Evaluasi pelaksanaan Rencana adalah bagian dari kegiatan


(33)

menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja pembangunan.

Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan dalam rangka

perencanaan pembangunan. Setiap instansi berkewajiban untuk

melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan yang merupakan dan atau terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya. Dalam melaksanakan evaluasi kinerja kegiatan pembangunan.

b. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi pembangunan

Institusi perencana pembangunan harus dapat meningkatkan

kemampuan menyediakan data atau informasi pembangunan dengan cepat, tepat dan akurat.

c. Meningkatkan kualitas sumber daya dan pelayanan umum bidang perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan.

Sebagai penggerak perencanaan, SDM perencana pembangunan

menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan proses

perencanaan pembangunan. Kualitas perencanaan sangat tergantung pada kemampuan dan keahlian para perencana secara teknis maupun kemampuan lain yang bersifat intersektoral multidisipliner dan berpikir komprehensif. Peningkatan kualitas SDM merupakan peningkatan kualitas

individu dalam mengemban beban tugas masing-masing dalam

organisasi. Peningkatan profesionalisme merupakan upaya peningkatan kinerja terkait dengan kesetiaan, logika dan etika. Meningkatkan kapasitas

instansi perencanaan dengan mengupayakan untuk senantiasa

meningkatkan kemampuan baik personil maupun kelembagaan

merupakan upaya untuk mewujudkan pelayanan prima kepada semua


(34)

3.3. Tujuan, Sasaran dan Target Tahun 2015

Tujuan Bappeda Tahun 2015 berdasarkan perubahan Renstra Bappeda Tahun 2011-2015, yaitu :

1) Menjamin konsistensi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah;

2) Meningkatkan pengelolaan data dan informasi pembangunan; 3) Mewujudkan pelayanan prima.

Tabel III.1.

Sasaran yang ingin dicapai Bappeda pada tahun 2015 adalah :

NO TUJUAN SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN

TARGET 2015

1 2 3 4 5 9

1 Menjamin

konsistensi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan daerah

perencanaan yang

1 Persentase kesesuaian

komponen RPJMD dengan

komponen RPJPD

% 100

implementatif dan

inklusif

2 Persentase kesesuaian % 90

komponen Renstra

SKPD dengan komponen RPJMD

3 Persentase perumusan % 100

kebijakan RKPD yang

sesuai

dengan RPJMD

4 Persentase perumusan % 100

kebijakan Renja SKPD yang

sesuai dengan RKPD

5 Persentase program pada

PPAS % 100

yang sesuai dengan usulan

program pada Renja SKPD


(35)

NO TUJUAN SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN

TARGET 2015

1 2 3 4 5 9

6 Persentase program pada

RKA % 100

SKPD yang sesuai dengan

usulan program pada PPAS

7 Persentase kegiatan

dalam RKA % 95

SKPD yang sesuai dengan

usulan kegiatan pada Renja

SKPD

8 Persentase rencana % 95

kegiatan dalam Renja SKPD

yang terlaksana melalui DPA

SKPD

9 Persentase kecamatan

yang % 94

sudah tercakup dalam RDTR

10 Tersedianya informasi

mengenai % 94

rencana tata ruang (RTR) wilayah kabupaten beserta rencana rincinya melalui peta

analog dan peta digital

11 Keterwakilan masyarakat kompo 8

dalam forum perencanaan nen

partisipatif/Musrenbang

12 persentase keterlibatan % 95

masyarakat dalam proses perencanaan


(36)

NO TUJUAN SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN

TARGET 2015

1 2 3 4 5 9

13 keterlibatan % 30

perempuan dalam proses perencanaan

pembangunan 14 Terlaksananya

penjaringan % 100

aspirasi masyarakat melalui

forum konsultasi publik yang

memenuhi syarat inklusif dalam

proses penyusunan RTR dan

program pemanfaatan ruang,

yang dilakukan minimal 2 (dua)

kali setiap disusunnya RTR dan

program pemanfaatan ruang

Pelaksanaan

15 persentase realisasi

indikator % 100

rencana

sasaran daerah dalam

RPJMD pembangunan

daerah yang

efektif

16 persentase realisasi

indikator % 95

sasaran bappeda dalam Renstra Meningkatkan pengelolaan data dan informasi pembangunan data dan informasi pembangunan yang aktual

17 data statistik tersaji tepat

waktu bulan

- Sleman Dalam Angka Sept

- Kecamatan dalam angka Nov

- SIPD Des


(37)

NO TUJUAN SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN

TARGET 2015

1 2 3 4 5 9

- PDRB Kecamatan apr

- Inflasi (per triwulan) - ICOR

- IPM Nov

- IHB des

- Inkesra nov

- Statistik Industri des

- IPG Des

- Gini Rasio Nov

Mewujudkan pelayanan prima

penerapan manajemen kerja

sesuai standar

18 Implementasi SOP Bappeda

% 90

19 Tingkat kepuasan % 82

terhadap pelayanan Bappeda


(38)

BAB IV

Data dan Informasi

Pembangunan

4.1. Data Dan Informasi Hasil Pembangunan 4.1.1. Hasil Kegiatan SKPD

4.1.1.1 Bidang Statistik, Penelitian, dan Perencanaan A. Subbidang Statistik, Data, dan Informasi

1. Updating Data SIPD Bangda

SIPD merupakan sebuah sistem informasi yang berfungsi untuk

mengumpulkan data data secara terpadu dari SKPD dan instansi vertical di lingkungan Kabupaten Sleman yang mampu mendukung perencanaan dan evaluasi pembangunan di Kabupaten Sleman. Selain itu juga sebagai sarana pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan di daerah dapat dilaksanakan dengan lebih mudah.

Data SIPD memiliki peran diantaranya untuk : sebagai dasar pedoman acuan dan dukungan perencanaan pembangunan, sebagai dasar pembanding dalam pemantauan pembangunan, dasar pertimbangan dalam pelaksanaan pembangunan, dan sebagai alat /indicator untuk evaluasi pembangunan.

Tujuan :

a. Menyediakan dukungan data dan informasi bagi pengambilan keputusan

dan kebijakan baik di daerah maupun di pusat;

b. Meningkatkan komitmen pemerintah daerah untuk membangun pola kerja

berbasis data dan informasi;

c. Membangun database pembangunan daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota

yang menggambarkan seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh daerah tersebut dalam aplikasi web SIPD.

Sasaran :

a. Tersedianya data dan informasi serta analisis data secara cepat dan mudah bagi pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan di daerah;


(39)

b. Terbangunnya Sistem Informasi Database Profil Daerah secara online berbasis web;

c. Terlaksananya manajemen pengelolaan database profil daerah yang baik dan akurat.

Penyusunan SIPD di Kab. Sleman melibatkan SKPD yang ada di Kab.Sleman – Kecamatan yang terdiri : 31 SKPD dan Instansi Vertikal seperti : BPS, BPN, serta dukungan data dari Polres, Pengadilan dan Kemenag dll.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan dan pengisian Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) di Kabupaten Sleman pada terdiri dari dua tahap yaitu :

a. Tahap pertama :

Merupakan tahap pengumpulan data dalam rangka penyusunan basis data ke dalam 8 kelompok data yang disusun berdasarkan data dari Dinas, Instansi dan Lembaga terkait. Hasil penyusunan basis data ini dirangkum dalam Himpunan Delapan Kelompok Data. Pada tahap pertama, metode pengumpulan data dilaksanakan melalui pembentukan tim pengumpul data dari dinas/ instansi terkait yang bertanggungjawab mengumpulkan data primer dan sekunder. Tim data ini bertugas mengumpulkan data dari masing – masing SKPD untuk dilaporkan ke Bappeda. Tim / pokja data ini secara bekala 3 bulan sekali mengadakan rapat koordinasi pengisian data dan validasi data.

b. Tahap kedua :

Merupakan tahap entri data secara on line untuk menjadi basis data. Entri data ini dilakukan oleh tim data di Bappeda. Entri data dilakukan selama 2 kali ( semester I yakni data pertengahan tahun dan semester data ( data sampai Bulan Desember).

Sampai dengan Nopember tahun 2015, perkembangan data SIPD di

Kabupaten Sleman sbb :

Jumlah elemen Data : 2691

Jumlah Data tesedia : 2629

Jumlah Data tidak tersedia : 62

Jumlah data terisi : 757

Prosentase keterisian data : 28,79 %


(40)

DATA UMUM 1. Geografi 2. Pemerintahan 3. Demografi

SOSIAL/BUDAYA 4. Kesehatan

5. Pendidikan, Kebudayaan Nasional Pemuda & Olah Raga

6. Kesejahteraan Sosial 7. Agama

SUMBERDAYA ALAM

8. Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan & Perke-bunan

9. Pertambangan & Energi

10. Lingkungan Hidup, Tata Ruang & Pertanahan

INFRASTRUKTUR 11. Perumahan & Pemukiman

12. Pekerjaan Umum

13. Pariwisata, Pos, Telekomunikasi & Informatika

14. Perhubungan & Transportai

EKONOMI 15. Industri, Perdagangan,

Pengem-bangan Usaha Nasional, Lembaga Keuangan dan Koperasi

16. BUMN dan Perbankan Daerah & Lembaga Keuangan Daerah

KEUANGAN DAERAH 17. Pengelolaan Aset atau Barang

Daerah 18. PDRB

19. Ringkasan APBD 20. Dana Perimbangan


(41)

21. Pinjaman Daerah 22. Pajak Daerah 23. Retribusi Daerah POLITIK, HUKUM DAN

KEAMANAN

24. Politik Dalam Negeri & Pengawasan

25. Hukum

26. Keamanan & Ketertiban Masyarakat

INSIDENSIAL 27. Bencana Alam

28. Penyakit Menular 29. Pencurian Ikan 30. Kebakaran Hutan

31. Pencurian dan Penyelundupan Kayu

2. Buku Indeks Kesejahteraan Rakyat

Penyusunan Buku Inkesra merupakan salah satu bentuk publikasi statistik bidang sosial yang rutin dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Maksud dan tujuan penyusunan buku Indeks Kesejahteraan Rakyat adalah sebagai bahan pertimbangan perencanaan makro untuk menentukan sasaran pembangunan. Salah satu wujud pemantauan yang dilaksanakan adalah dengan mengukur kesejahteraan masyarakat sesuai indikator yang relevan. Hasil pencapaian kesejahteraan masyarakat juga dapat mengindikasikan keberhasilan pembangunan sebagai cerminan akuntabilitas publik untuk mengevaluasi kinerja pemerintahan yang dituangkan dalam Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2014.

Buku Inkesra menyajikan beberapa aspek kehidupan masyarakat yang meliputi antara lain kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan hidup, serta pengeluaran konsumsi rumah tangga yang datanya diambil dari hasil Sensus Penduduk, Survei Sosial Ekonomi Nasional dan Survei Angkatan Kerja Nasional Tahun 2014. Informasi dari publikasi ini yang dapat

digunakan sebagai bahan kajian mengenai permasalahan kesejahteraan


(42)

a Maksud dan Tujuan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman Tahun 2014 disajikan

dengan maksud untuk memberikan gambaran mengenai kesejahteraan

masyarakatKabupaten Sleman dan perubahan sosial yang terjadi. Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah menyajikan indikator kesejahteraan rakyat yang meliputi bidang kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan hidup serta pengeluaran konsumsi rumah tangga sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan.

b Ruang Lingkup

Dimensi kesejahteraan rakyat disadari sangat luas dan kompleks, sehingga suatu taraf kesejahteraan rakyat tidak hanya dapat dilihat dari suatu aspek tertentu. Dalam publikasi ini kesejahteraan rakyat diamati dari beberapa aspek yang spesifik, yaitu kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan hidup serta pengeluaran konsumsi rumah tangga.

c Sumber Data

Dari survei-survei yang dilaksanakan BPS yakni Susesnas yang meliputi

komponen, Kesehatan, Pendidikan, Perumahan dan Lingkungan Hidup,

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.

d Sistematika Penulisan

Penyajian Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2014 diuraikan dalam empat bab., yakni bab I berisi Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, sumber data, dan sistematika penulisan. Bab II mengulas konsep dan definisi yang digunakan dalam publikasi ini. Bab III berisi

pembahasan mengenai indikator kesejahteraan rakyat yang meliputi

kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan

lingkungan hidup, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan garis kemiskinan, dan bab IV berisi Kesimpulan.

Secara ringkas isi buku Inkesra 2014 adalah :

1) Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Sleman tahun 2014 berdasarkan Hasil Proyeksi Penduduk SP2010 sebesar 1.163.970 jiwa terdiri dari laki-laki 583.195 jiwa, perempuan 580.775 jiwa. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, jumlah


(43)

penduduk Kabupaten Sleman terus mengalami peningkatan dengan komposisi jenis kelamin yang hampir seimbang. Laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 1,92 persen. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 2014 tercatat sebesar 2.025 jiwa per km2. Rasio ketergantungan anak (Child

Dependency Ratio) Kabupaten Sleman tahun 2014 sebesar 31. Rasio ketergantungan lanjut usia (Old Dependency Ratio) Kabupaten Sleman tahun 2014 sebesar 10. Secara total rasio ketergantungan di Kabupaten Sleman sebesar 41. Ini berarti setiap 100 orang penduduk usia produktif di Kabupaten Sleman harus menanggung sekitar 41 orang usia non produktif. Sebanyak 53,26 persen perempuan di Kabupaten Sleman melakukan perkawinan pertamanya pada usia 19-24 tahun.

b. Kesehatan

Keadaan kesehatan penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 2014, dari hasil Susenas menunjukkan angka kesakitan penduduk antara lain disebabkan oleh batuk dan pilek dengan angka kesakitan masing-masing 191 dan 176, yang artinya dalam setiap 1.000 penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan terdapat 191 orang yang mengeluh sakit batuk dan sebanyak 176 orang sakit pilek. Keluhan kesehatan lainnya yang relatif besar adalah panas dengan angka kesakitan sebesar 107 orangdari 1000 penduduk . Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang paling sering dialami oleh penduduk di Kabupaten Sleman adalah penyakit yang bersifat musiman seperti batuk, pilek, dan panas. Umumnya penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang memadai. Indikator Persentase Persalinan Ditolong Tenaga Terdidik sebesar 100 persen dari jumlah balita sebanyak 89.688 anak. Angka tersebut meliputi 44,97 persen persalinan yang ditolong oleh dokter,55,03 persen ditolong oleh bidan. Pada tahun 2014 kesadaran masyarakat Sleman akan pentingnya ASI Ekslusif bagi anak ternyata cukup tinggi, yang diperlihatkan dengan cukup tingginya persentase anak yang memperoleh ASI Ekslusif (42 persen).

c. Pendidikan

Persentase melek huruf penduduk Kabupaten Sleman, menurut hasil Susenas tahun 2014 tercatat 95,11 persen. Secara umum, kemampuan baca-tulis


(44)

penduduk laki-laki lebih besar daripada penduduk perempuan. Angka melek huruf penduduk laki-laki sebesar 98,62 persen, sedangkan bagi penduduk perempuan sekitar 92,02 persen.

Kecenderungan orang tua untuk memasukkan anaknya bersekolah di SD/MI sebelum mereka berumur 7 tahun menyebabkan nilai APK SD/MImencapai 116,78 persen pada tahun 2014. Nilai APK tersebut lebih tinggi dibandingkan kondisi tahun 2013 yang mencapai114,77 persen. APK SMP/MTsdi Kabupaten Sleman pada tahun 2014 mencapai 111,41 persen. APK SMA/SMK/MA sekitar 86,39 persen.

APM SD/MI KabupatenSleman pada tahun 2014 mencapai 102,07persen, APM SMP/MTs adalah 81,63persen, APM SMA/SMK/MA pada tahun 2014 adalah 57,73 persen.

Tingginya nilai APK maupun APM Kabupaten Sleman tahun 2014 merupakan cerminan tingkat kesadaran masyarakat yang sudah cukup tinggi untuk menyekolahkan anaknya.

Angka Putus Sekolah dihitung dari jumlah anak usia sekolah yang sudah mengenyam suatu jenjang sekolah tetapi tidak berhasil menamatkan jenjang sekolah tersebut. Angka putus sekolah juga dapat dibedakan menurut jenjang pendidikan menjadi SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.

Jumlah anak putus sekolah pada usia SD/MI (7-12 tahun) di Kabupaten Sleman pada tahun 2014 tercatat sebanyak 42 anak. Angka tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan keadaan tahun 2013 yang berjumlah 29 orang. Jenjang SMP/MTs 18 orang . Pada jenjangSMA/SMK/MA, jumlah putus sekolah tercatat paling besar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya, baik pada tahun 2014 maupun tahun 2013. Pada tahun 2014 jumlah anak putus sekolah jenjang SMA/SMK/MA sebanyak 58 orang atau meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya41 orang.

Penduduk Kabupaten Sleman yang telah menyelesaikan pendidikan SD/MI sederajat ke atas mencapai lebih dari 93 persen. Sebagian besar penduduk Kabupaten Sleman yang berumur 15 tahun ke atas, mempunyai ijazah tertinggi SMA/MA, disusul ijazah SMP/MTs dan SMK. Sedangkan hanya sekitar 19,19 persen penduduk yang mempunyai ijazah D1 ke atas.


(45)

d. Ketenagakerjaan

Pada tahun 2014 dari sekitar 905.284 penduduk usia kerja, sebanyak 616.023 adalah angkatan kerja. Mereka adalah kelompok penduduk yang telah berkecimpung di dalam dunia kerja ataupun siap masuk ke dunia kerja yang ditandai dengan aktivitas mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha. Dari rasio antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja diperoleh angka 68,05 persen, yang berarti dalam setiap 100 penduduk usia kerja Kabupaten Sleman, 68 orang diantaranya merupakan mereka yang bekerja atau mencari pekerjaan/ mempersiapkan usaha. Rasio ini dikenal sebagai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).

Gambaran ketenagakerjaan di Kabupaten Sleman pada tahun 2014 tercatat sebanyak 905.284 penduduk usia kerja yang terdiri dari 453.217 laki-laki dan 452.067 perempuan. Dari sekitar 905.284 penduduk usia kerja, sebanyak 616.023 adalah angkatan kerja. Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Sleman pada tahun 2014tercatat sebesar 4,21 persen.

Menurut lapangan usaha, sebagian besar penduduk di Kabupaten Sleman bekerja di sektor perdagangan dan hotel serta sektor jasa-jasa yang masing-masing menyerap pekerja sebanyak 27,69 persen dan 25,45 persen pada tahun 2014. Sektor lainnya yang juga relatif besar dalam menyerap pekerja adalah sektorindustri pengolahan, sektor pertanian dan sektor bangunan yang masing-masing menyerap pekerja sekitar 14,88 persen, 14,14 persen dan 6,52 persen. Selain kelima sektor tersebut, sektor lainnya secara keseluruhan hanya menyerap pekerja sekitar 11,32 persen.

Pada tahun 2014 jumlah pekerja dengan status berusaha sendiri mencapai 14,34 persen. Umumnya mereka terkonsentrasi di sektor industri rumah tangga dan sektor perdagangan. Penduduk yang berusaha dengan dibantu orang lain sebesar 14,62 persen. Karakteristik usaha mereka tidak banyak berbeda dengan mereka yang berstatus berusaha sendiri, yakni banyak berkecimpung di sektor pertanian, industri rumah tangga dan perdagangan. Yang berstatus sebagai karyawan, yakni mencapai 56,81 persen, yang berstatus sebagai pekerja tidak dibayar pada tahun 2014 sebesar 7,31 persen. Umumnya mereka adalah pekerja keluarga yang membantu kepala keluarga berusaha di sektor pertanian, industri, dan perdagangan.


(46)

Di Kabupaten Sleman pada tahun 2014, sekitar 22,96 persen penduduk yang bekerja merupakan setengah penganggur dengan komposisi 18,28 persen laki-laki dan 29,28 persen perempuan.

Sebagian besar setengah penganggur biasanya berada di sektor pertanian untuk pekerja laki-laki, sedangkan perempuan biasanya berada di sektor perdagangan. Dari sekitar 25.943 orang penganggur, lebih dariseparuhnya yakni sekitar 14.689 orang (56,62 persen) adalah berpendidikan SMU/MA/SMK. Adapun yang berpendidikan Akademi/ Perguruan Tinggi sebesar 29,78 persen.

e. Perumahan dan Lingkungan Hidup

Dilihat dari luas bangunan, sebagian besar rumah di Kabupaten Sleman yakni sekitar 69,40 persen memiliki luas kurang dari 100 m2pada tahun 2014.

Secara lebih rinci, terdapat sekitar 22,80 persen rumah memiliki luas kurang dari 20m2. Masih agak tingginya rumah tangga yang memiliki luas relatif sempit

tersebut memerlukan penanganan yang serius, mengingat luas rumah akan menentukan ruang gerak penghuninya dalam melakukan aktivitas sehari-hari di rumah

Sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Sleman memanfaatkan sumur terlindung sebagai sumber air minum yaitu sebesar 55,40 persen. Disisi lain, persentase rumah tangga yang menggunakan air kemasan sebagai sumber air minum tercatat sekitar32,73 persen. Mereka yang mengandalkan sumur tak terlindung sebagai sumber air minum tercatat masih ada 1,94 persen rumah tangga. Untuk tempat buang air besar, sekitar 69,44 persen rumah tangga di Kabupaten Sleman menggunakan penampungan tinja dengan jarak 10 meter atau lebih dari sumber air minum. Adapun rumah tangga yang menggunakan penampungan tinja dengan jarak kurang dari 10 meter terhadap sumber air minum tercatat masih relatif tinggi yakni sekitar 21,56 persen. Selebihnya, sekitar 9 persen rumah tangga tidak mengetahui jaraknya.

Sementara kalau dilihat dari kepemilikan fasilitas tempat buang air besar pada tahun 2014, di Kabupaten Sleman hampir dua per tiga warganya sudah memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri yaitu sekitar 71,55 persen. Kemudian diikuti fasilitas yang digunakan bersama sebesar 24,03 persen.


(47)

f. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pada tahun 2014, sekitar 43,12 persen penduduk Kabupaten

Slemanmengeluarkan biaya konsumsi rata-rata per kapita >= Rp

1.000.000,00(lihat Tabel 3.15). Kemudian diikuti oleh mereka yang memiliki pengeluaran di antara Rp 750.000,00 – Rp 999.999,00 yakni sekitar 11,68 persen. Sementara itu, persentase terendah rumah tangga yaitu 0,09 persen terdapat pada penduduk yang memiliki pengeluaran antara Rp 150.000,00 – Rp 199.999,00 sebulan.

g. Kemiskinan

Garis kemiskinan di Kabupaten Sleman pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 329.272,00 per kapita per bulan, atau mengalami peningkatan 10,80 persen dibandingkan tahun 2013. Tren peningkatan garis kemiskinan tidak terlepas dari laju inflasi yang menggambarkan tingkat kenaikan harga barang-barang kebutuhan masyarakat.

Pada tahun 2014 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sleman diperkirakan mencapai 112,3 ribu orang atau sebesar 9,38 persen. Terjadi penurunan angka kemiskinan sebesar 0,30 persen dibandingkan tahun 2013 dimana angka kemiskinannya mencapai 9,68persen. Penurunan ini dapat

menggambarkan sebagai keberhasilan dari kebijakan program-program

pengentasan kemiskinan yang gencar dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten.

.

3. Buku Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2014

Penyusunan Buku IPM merupakan salah satu bentuk publikasi statistik bidang sosial yang rutin dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. IPM merupakan besaran agregat PNB, tingkat harapan hidup, serta kemampuan baca tulis dan lamanya sekolah yang digunakan sebagai tolok ukur kesejahteraan masyarakat suatu bangsadi berbagai penjuru dunia.

a. Maksud dan Tujuan

Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk mengukur pencapaian kualitas pembangunan manusia di Kabupaten Sleman melalui pengamatan pada aspek yang menjadi indikator dalam penghitungan IPM, yakni kesehatan, pendidikan dan


(48)

pendapatan penduduk. Hasil ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah serta pengguna data lainnya tentang posisi pembangunan manusia di Kabupaten Sleman.

b. Ruang Lingkup dan Cakupan

Ruang lingkup wilayah dalam pembahasan buku mencakup IPM Kabupaten Sleman yang dibandingkan dengan IPM kabupaten/kota lainnya di DIY. Periode waktu dalam analisis fokus pada IPM tahun 2014 dan beberapa tahun sebelumnya

sebagai pembanding. Cakupan dalam pembahasan meliputi ketiga

aspek/komponen penyusun IPM beserta indikator pendukungnya.Ketiga

aspek/komponenini meliputi kesehatan, pendidikan, dan pendapatan.

c. Sumber Data

Data yang digunakan dalam pembahasan ini sebagian besar berasal dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2011-2014, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011-2014, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2011-2014, Inflasi tahun 2011-2014 dan beberapa data penunjang yang berasal dari dinas/instansi seperti Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, Dinas Kesehatan dan instansi lainnya. Sebagai sumber data pokok, adalah data hasil kegiatan Susenas tahun 2014.

d. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan buku IPM ini dibagi menjadi tujuh (7) bab yang terdiri dari: Bab I, Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan cakupan, dan sistematika penulisan. Bab II, Metode BaruPenghitungan IPM, berisi konsep, ruang lingkup pembangunan manusia, dan pengukuran indeks pembangunan manusia. Bab III, Gambaran Umum, berisi kondisi geografis, kependudukan, dan ketenagakerjaan. Bab IV, Tinjauan Ekonomi, berisi tentang struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita, dan inflasi.Bab V, Kesehatan, berisi tentang angka harapan hidup, angka kematian bayi, dan angka kesakitan.Bab VI, Pendidikan, berisi antara lain rasio murid – kelas, rasio murid – guru, tingkat partisipasi sekolah, rata-rata lama sekolah, dan angka melek huruf.Bab VII, Posisi Pembangunan Manusia, berisi


(49)

uraian mengenai penggabungan beberapa indikator menjadi satu indeks komposit yaitu IPM.Bab VIII, Penutup, berisi tentang kesimpulan terkait IPM.

Secara ringkas isi Buku IPM tahun 2014 adalah sbb :

Konsep dan definisi : Untuk penghiitungan IPM tahun 2014 menggunakan metode baru. Konsep pembangunan manusia .UNDP merumuskan konsep pembangunan manusia sebagai perluasan pilihan bagi penduduk yang dilihat sebagai proses upaya kea rah perluasan pilihan atau sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut. Konsep ini mengkaji manusia dari dua sisi yakni : meningkatkan kapabilitas fisik atau pembentukan kemampuan berfungsi manusi melalui jalur perbaikan taraf kesehatan,pengetahuan,dan ketrampilan. Sisi kedua : bagaimana meanfaatkan kapabiltas atau kemampuan yang dimilki untuk melakukan aktivitas yang sifanya produktif.

Konsep ini diajukan oleh Mahbub ul Haq dan Amartya sen. Menurut mereka perluasan pilihan hanya mungkin direalisasikan jika penduduk minimal memiliki tiga aspek mendasar yakni : peluang panjang umur dan sehat, pengetahuan dan ketrampilan memadai serta peluang untuk merelasisikan pengetahuan yang hakiki

dalam kegiatan yang produktif yang mampumeningkatkan daya belinya.

Pendekatan ini menyempurnakan pendekatan yang telah ada lebih dulu yang lebih menekankan pada spek PDRB perkapita sebagai indicator tunggal untuk mengukur kemajuan pembangunan.

Pengukuran IPM : IPM diukur dengan 3 indkator : dimensi kesehatan : direpresentasikan dengan umur panjang dan sehat. ( uraian tentang ini ). Diukur dengan rumus usia harapan hidup : metode tak langsung menggunakan bantuan perangkat lunak : motpak For windows. Sumber data yang digunakan adalah SUSENAs. Formula angka harapan hidup adalah : model coaled an denemy. Tambahan metode baru adalah : harapan lama sekolah ini mreupakan variable pengganti melek huruf dlm penghitungan IPM, karena angka melek huruf tidk relevan lagi dalam mengukur pendidikan secara utuh. HLS adalah : lamanya tahun sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.

Dimensi Standar Hidup Yang Layak : Standar hidup layak menggambar-kan kualitas kehidupan atau tingkat kesehajteraan yang dinikmati oleh penduduk


(50)

sebagai dampak dari semakin membaiknya kondisi ekonomi maupun tingkat pemerataannya. UNDP menggunakan pendekatan PNBP riil. Tahapan penghi-tungan rata rata pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan. Jumlah komoditas yang digunakan untuk menghitung niai PPP per unit : 96 komoditas yang tercakup dalam SUSENAS. Penyempurnaan metode secara umum memberikan dampak terhadap penurunan level IPM atau level IPM dengan metode baru lebih rendah dibandingkan dengan IPM metode lama.

Gambaran umum : diisi gambaran umum yang terdiri dari : kondisi geografis, kependudukan, Kabupaten Sleman tahun 2010 – 2014.

Ketenagakerjaan : Yang dibahas adalah mengkaitkan beberapa hal antara lain tingkat partisipasi angkatan kerja, tingkat pengangguran terbuka, kualitas tenaga kerja menurut pendidikan, serta daya serap masing masing lapangan usaha. Indikator TPAK dihitung dari rasio antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. TPAK kabupaten Sleman tahun 2014 tercatat 68,05 persen, meningkat dibandingkan tahun 2013.

Komposisi penduduk bekerja. : penduduk bekerja menurut pendidikan tinggi, menurut lapangan usaha, menurut status pekerjaan. ( tampilkan tabel indicator ketengakerjaan di Kabupaten Sleman tahun 2010 – 2014. Tingkat pengangguran terbuka : bagian dari angkatan kerja yang tidak terserap oleh pasar tenaga kerja termasuk dalam pengangguran.

Konsep pembangunan manusia : UNDP merumuskan konsep embangunan manusia sebagai perluasan pilihan bagi penduduk yang dilihat sebagai proses upaya kea rah perluasan pilihan atau sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut. Konsep ini mengkaji manusia dari dua sisi yakni : meningkatkan kapabilitas fisik atau pembentukan kemampuan berfungsi manusi melalui jalur perbaikan taraf kesehatan,pengetahuan,dan ketrampilan. Sisi kedua : bagaimana meanfaatkan kapabiltas atau kemampuan yang dimilki untuk melakukan aktivitas yang sifanya produktif. Konsep ini diajukan oleh Mahbub ul Haq dan Amartya sen. Menurut mereka perluasan pilihan hanya mungkin direalisasikan jika penduduk minimal memiliki tiga aspek mendasar yakni : peluang panjang umur dan sehat, pengetahuan dan ketrampilan memadai serta peluang untuk merelasisikan

pengetahuan yang hakiki dalam kegiatan yang produktif yang mampu


(51)

telah ada lebih dulu yang lebih menekankan pada spek PDRB perkapita sebagai indicator tunggal untuk mengukur kemajuan pembangunan.

A. Tinjauan ekonomi :

PDRB yang disajikan dalam buku ini merupakan PDRB seri 2010 yang dihitung menggunakan tahun dasar baru (2010=0) dan telah mengadopsi Sistem

Neraca Nasional (SNA) 2008. PDRB ini telah dihitung sampai level

kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Sleman dan sudah dirilis mulai tahun 2014. Dampak perubahan tahun dasar dan penggunaan SNA 2008 akan menaikkan level PDRB dan merubah struktur perekonomian, karena cakupan yang bertambah dan dalam penyajiannya jumlah kategori lapangan usaha bertambah lebih banyak.

1) PDRB ADHB dan ADHK 2010

Berdasarkan penghitungan menggunakan pendekatan SNA 2008 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Sleman tahun 2014 tercatat sebesar Rp 31,01 triliun. Nilai PDRB tersebut memberi andil sebesar 33,19 persen terhadap perekonomian DIY pada tahun 2014. Andil tersebut juga menjadi yang terbesar di antara PDRB kabupaten/ kota lainnya di seluruh DIY. Secara riil atau Atas Dasar Harga Konstan (ADHK 2010), nilai PDRB tersebut setara dengan Rp 26,74 triliun.

2) Struktur Ekonomi

Struktur perekonomian yang dihitung menggunakan andil setiap kategori terhadap PDRB ADHB menunjukkantidak ada lapangan usaha yang mendominasi struktur perekonomian Kabupaten Sleman selama tahun 2010-2014. Semua lapangan usaha memiliki kontribusi di bawah 15 persen terhadap total perekonomian Kabupaten Sleman. Lima lapangan usaha yang memiliki andil terbesar dalam perekonomian Kabupaten Sleman tahun 2014 adalah kategori usaha industri pengolahan sebesar 13,90 persen, konstruksi sebesar 10,77 persen, akomodasi dan makan minum sebesar 9,95 persen, jasa pendidikan sebesar 9,49 persen, dan pertanian sebesar 8,87 persen. Kondisi ini berbeda dengan angka PDRB dengan pendekatan SNA 1968 (PDRB seri 2000) yang


(52)

didominasi oleh empat lapangan usaha yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor jasa-jasa; sektor industri pengolahan; dan sektor pertanian.

3) Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi dihitung dari perubahan nilai PDRB atas dasar harga konstan (PDRB riil). Dengan menghilangkan pengaruh perubahan harga, nilai pertumbuhan yang diperoleh benar-benar merepresentasikan pertambahan kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan dan bukan pertambahan yang disebabkan oleh perubahan harga.

PDRB atas dasar harga konstan tahun 2014(2010=100) Kabupaten Sleman tercatat sebesar Rp. 26,74 triliun, sehingga nilai tambahperekonomian tumbuh sebesar 5,41 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp

25,37 triliun. Level pertumbuhan tersebut mengalami perlambatan jika

dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 5,89 persen. Secara umum, perlambatan ini disebabkan oleh guncangan eksternal berupa kondisi perekonomian global dan nasional yang lesu dan mengalami perlambatan akibat perang mata uang.

Pada tahun 2014, semua kategori lapangan usaha di Kabupaten Sleman memiliki pertumbuhan positif kecuali kategori pertanian yang mengalami kontraksi sebesar 4,76 persen akibat penurunan nilai tambah pada lapangan usaha tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

Kategori lapangan usaha yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi selama tahun 2014 adalah secara berturut-turut adalah kategori jasa keuangan dan asuransi (11,18 %); jasa perusahaan (9,03 %); jasa pendidikan (8,57 %); real estat (8,37 %); dan jasa kesehatan (8,01 %)’ Semua kategori lapangan usaha tersebut merupakan bagian dari sektor tersier atau jasa-jasa. Sementara, pertumbuhan kategori lapangan usaha lainnya (terutama sektor primer dan sekunder) bervariasi di bawah 7 persen.

Dari sisi andil terhadap pertumbuhan, kategori lapangan usaha yang memberikan sumbangan tertinggi adalah industri pengolahan sebesar 0,71. Andil pertumbuhan terbesar berikutnya disumbang oleh kategori konstruksi; informasi dan komunikasi; jasa pendidikan; dan akomodasi dan makan minum dengan andil masing-masing sebesar 0,61; 0,56; 0,54; dan 0,52. Sektor pertanian yang


(53)

sebesar 0,4, karena share terhadap perekonomian Sleman masih cukup besar. Kategori lapangan usaha lainnya memberikan andil pertumbuhan dengan level yang bervariasi di bawah 0,5 sejalan dengan kontribusinya dalam perekonomian Sleman.

4) PDRB per Kapita

Secara nominal, PDRB per kapita Kabupaten Sleman terus meningkat dari Rp 17,12 juta pada tahun 2008 menjadi Rp 26,68 juta pada tahun 2014. Sementara itu, nilai PDRB perkapita riil pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp 23,00 juta dan menunkukkan kecenderungan yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Sejak tahun 2008 PDRB perkapita riil mengalami pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 3,79 persen. Peningkatan level PDRB perkapita riil ini dapat memengaruhi terjadinya perbaikan daya beli penduduk karena secara kuantitas konsumsi mereka meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dengan asumsi hasil pertumbuhan dinikmati sepenuhnya oleh penduduk Sleman.

Pola konsumsi penduduk berdasarkan kelompok makanan maupun non makanan secara tidak langsung menggambarkan tingkat kesejahteraannya. Berdasarkan pola konsumsi hasil Susenas 2014, konsumsi makanan penduduk

Kabupaten Sleman memiliki proporsi sebesar 44,17 persen. Sementara,

konsumsi non makanan penduduk memiliki proporsi sebesar 55,83 persen. Kondisi tersebut menggambarkan secara ekonomi penduduk Kabupaten Sleman masuk kategori relatif sejahtera karena konsumsi non makanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi makanan. Dalam empat tahun terakhir, konsumsi penduduk Kabupaten Sleman didominasi oleh pengeluaran non makanan.

5) Inflasi

Pada tahun 2014 laju inflasi mengalami perlambatan bila dibandingkan tahun 2013. Inflasi yang terjadi pada tahun 2014 sebesar 5,85 persen atau mengalamiperlambatan bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 6,92 persen. Bila dilihat pada kelompok pengeluaran, kenaikan inflasi dan perlambatan inflasi cukup bervariasi. Tinggi rendahnya inflasi bervariasi pada masing-masing kelompok pengeluaran.


(54)

Pada tahun 2014 kelompok pengeluaran transpor dan komunikasi juga mengalami inflasi terbesar yaitu sebesar 8,41 persen.Kelompok pengeluaran bahan makanan mencapai 7,85 persen. Kelompok perumahan sebesar 6,16 persen. Kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman dan rokok mengalami inflasi sebesar 4,35 persen. Kondisi ini mengalami perlambatan bila dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 8,48 persen. Kelompok pengeluaran kesehatan juga mengalami inflasi pada tahun 2014 yaitu sebesar 3,50 persen atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 2,24 persen.

Kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 3,11 persen. Kelompok

pengeluaran yang mengalami inflasi terendah adalah kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olah raga.

B. Tinjauan Pendidikan 1). Rasio Murid-Kelas

Rasio murid-kelas SD/MI dan Paket A Kabupaten Sleman pada tahun 2014 tercatat sebesar 24, artinya setiap kelas menampung rata-rata 24 murid. Secara rata-rata SD negeri menampung 25 siswa per kelas, SD swasta menampung 24 siswa per kelas dan MI menampung 22 siswa per kelas. Untuk tingkat SMP/MTs dan Paket B, rasio murid-kelas sebesar 30 murid per kelas pada tahun 2014. Angka ini berarti setiap kelas pada tingkat SLTP sederajat menampung sebanyak 30 siswa. Nilai rasio ini cenderung mengalami penurunandalam lima tahun terakhir, dari33 pada tahun 2010 menjadi 30 pada tahun 2014. Kondisi ini terjadi karena adanya tren penurunan jumlah murid sedangkan jumlah kelas yang tersedia relatif tetap. Pada tingkat SMA/MA/SMK, rasio murid-kelas tercatat sebesar 26 orang per kelas pada tahun 2014. Rasio ini relative sama bila dibandingkan dengan rasio tahun 2013 yang juga sebesar 26. Kondisi ini mengindikasikanpeningkatan jumlah murid masih sebanding dengan peningkatan jumlah kelas yang tersedia.

2). Rasio Murid-Guru

Pada tahun 2014 di tingkat SD/MI dan Paket A, rasio murid-guru sebanyak 15, kondisi ini sedikit meningkat jika dibandingkandengan kondisi pada tahun 2013 yaitu sebanyak 14 murid untuk setiap guru.


(1)

No INDIKATOR KINERJA UTAMA REALISASI 2011 REALISASI 2012 REALISASI 2013 REALISASI 2014 REALISASI 2015

1 2 3 4 5

pada Renja SKPD 54/2010 6 Persentase program

pada RKA SKPD yang sesuai dengan usulan PPAS

Belum Menerapkan Permendagri

54/2010

100% 100% 100% 100%

7 Persentase kegiatan dalam RKA SKPD yang Sesuai dengan usulan Kegiatan pada Renja SKPD

Belum Menerapkan Permendagri

54/2010

90% 93,98% 97,71% 100%%

8 Persentase rencana kegiatan dalam Renja SKPD yang terlaksana melalui DPA SKPD

Belum Menerapkan Permendagri

54/2010

90% 93,98% 97,71% 100%%

9 Persentase kecamatan yang sudah tercakup

88,23% 88,23% 88,23% 94,11% 100%

dalam RDTR

10 Tersedianya informasi mengenai rencana tata ruang (RTR) wilayah kabupaten beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital.

Belum ada indicator

SPM tersebut

88,23% 88,23% 94,11% 100%

11 Keterwakilan masyarakat dalam forum Belum ada data 8 Komponen 100% 8 Komponen 100% 8 Komponen 100% 8 komponen 100% perencanaan partisipatif/Musrenbang 12 persentase keterlibatan

masyarakat dalam

Belum ada data

131,25% 86,68% 82,35% 76,94% proses perencanaan pembangunan 13 Keterlibatan perempuan dalam proses perencanaan pembangunan Belum ada data

28,05% 28,14% 28,57% 25,64%

14 Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan pemanfaatan ruang minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR

Belum ada indicator

SPM tersebut


(2)

No INDIKATOR KINERJA UTAMA REALISASI 2011 REALISASI 2012 REALISASI 2013 REALISASI 2014 REALISASI 2015

1 2 3 4 5

dan pemanfaatan ruang

4.1.7 Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK)

No Aspek Fokus No IKK Rumus

Perhitungan

Capian Kinerja

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Ketentraman dan ketertiban umum daerah 3 Keberadaan Perda RTRW

Ada / Tidak ada Perda RTRW

Perda No 12 Tahun 2012 tentang tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2012-2031 Ada Bappeda 2 Keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan kebijakan pemerintah Sinkronisasi pelaksanaan pembangunan nasional dan daerah kewenangan keuangan 13 Kesesuaian prioritas pembangunan Jumlah prioritas pembangunan daerah dibagi jumlah prioritas pembangunan nasioan 11:11 X 100% =100% Prioritas Pembangunan daerah dalam RKPD tahun 2014 yang mendukung prioritas pembangunan nasuional sebanyak 11 prioritas 100% Bappeda


(3)

4.2 Data Prestasi

4.2.1 Sleman Juara I Reka Cipta Bhakti Nugraha Tahun 2015

Bappeda sebagai leading sector dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Sleman pada tahun 2015 mendapatkan penghargaan ditingkat Provinsi, yakni sebagai terbaik I Reka Cipta Bhakti Nugraha Tahun 2015. Penghargaan ini merupakan penghargaan sebagai kabupaten/kota terbaik diantara empat kabupaten dan kota di DIY dari sisi perencanaan pembangunan daerah dengan melihat Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015.

Atas keberhasilan Kabupaten Sleman dalam meraih penghargaan sebagai terbaik I Reka Cipta Bhakti Nugraha, Sleman berhak maju ke tingkat nasional mewakili DIY pada ajang penilaian perencanaan pembangunan terbaik atau Pangripta Nusantara.

Penghargaan anugerah Reka Cipta Bhakti Nugraha Tahun 2015 diserahkan langsung oleh Gubernur DIY Sultan HB X pada hari Rabu, tanggal 1 April 2015 di Hotel Inna Garuda. Penyerahan penghargaan tersebut diberikan pada acara penutupan Musrenbang Pemda DIY. Reka Cipta Bhakti Nugraha merupakan bagian tahapan penilaian terhadap kabupaten/kota untuk diusulkan pada seleksi anugerah Pangripta Nusantara Tingkat Nasional.


(4)

Menurut Ketua Tim Penilai Independen Tingkat Propinsi, Dr. Murti Lestari, M.Si, nilai tertinggi yang diperoleh Sleman karena Sleman telah berhasil menerapkan e-government, menciptakan inovas-inovasi dalam perencanaan pembangunan dan memiliki keberanian untuk melakukan terobosan.

Pemberian anugerah Reka Cipta Bhakti Nugraha Tahun 2015 kepada kabupaten/kota bertujuan untuk mendorong setiap daerah untuk menyiapkan dokumen rencana pembangunan secara lebih baik, kosisten, komprehensif, terukur dan dapat dilaksanakan. Disamping itu juga menciptakan insentif bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan perencanaan yang lebih baik dan bermutu.

4.2.2. Sleman Raih Pangripta Nusantara Terbaik Ke-2 Tingkat Nasional

Pemkab Sleman berhasil meraih penghargaan Pangripta Nusantara terbaik ke-2 tingkat nasional setelah berhasil meraih peringkat terbaik I Reka Cipta Bhakti Nugraha Tahun 2015 tingkat provinsi pada awal bulan April yang lalu. Penghargaan tersebut diberikan pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan pada Rabu, 29 April 2015 di Hotel Bidakara Jakarta Selatan.

Pada acara ini hadir juga Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dan sejumlah menteri. Sleman berhasil memperoleh penghargaan Pangripta Nusantara Terbaik ke-2, diserahkan oleh Menteri PPN selaku ketua Bapenas. Perolehan


(5)

penghargaan ini dinilai dari 4 parameter dan 16 indikator. Penghargaan ini diraih Sleman atas prestasi dalam penyusunan perencanaan pembangunan terbaik yang diberikan dalam penyusunan rencana kerja pemerintah daerah. Tujuan pemberian penghargaan ini adalah untuk mendorong pemerintah daerah dalam menyiapkan perencanaan pembangunan yang lebih baik, konsisten, komprehensif, terukur dan dapa dilaksanakan dengan baik.

4.3 Foto Kegiatan SKPD

Forum Konsultasi Publik RKPD Tahun 2016

tanggal 19 Januari 2015 Paparan Camat Tahun 2015 Tanggal 5Maret 2015

Forum SKPD Tahun 2015 tanggal 26 Februari 2015 sampai dengan 5 Maret

2015

Musrenbang RKPD Tahun 2016 tanggal 25 Maret sampai dengan 26 Maret 2015


(6)

BAB V

Penutup

rofil Bappeda Kabupaten Sleman tahun 2015 mencakup informasi data tentang kelembagaan, kepegawaian, sarana prasarana tata laksana dan data pencapaian dari program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Bappeda di tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

Informasi/data yang disajikan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan analisis untuk perbaikan perencanaan maupun pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun berikutnya dan perbaikan kinerja SKPD Bappeda.

Dalam penyusunan profil ini masih diperlukan perbaikan dan penyempur-naan, namun demikian kami berharap buku profil ini dapat bermanfaat. * * *