Parameter yang dijadikan Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Limbah RSUD Dr. Moewardi Surakarta

C. Parameter yang dijadikan Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Limbah RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Di dalam pelaksanaan pengelolaan limbah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terdapat pedoman penerapan standar baku mutu diantaranya adalah :

1. Implementasi Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang ini mengendepankan adanya pembangunan di berbagai sektor dengan tetap memperhatikan lingkungan/pembangunan yang berwawasan lingkungan. Sama juga halnya pembangunan sektor kesehatan yakni rumah sakit juga perlu menjaga dan memperhatikan lingkungan, terlihat di dalam pasal 14 yang berbunyi ”untuk menjamin pelestarian lingkungan setiap usaha dan/atau kegiatan dalam hal ini rumah sakit dilarang melanggar mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup . ” kemudian pasal 17 yang isinya ”setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun”. Upaya tersebut diatas telah dilakukan juga oleh RSUD Dr.

Moewardi Surakarta dalam pengelolaan lingkungan khususnya mengenai masalah limbah.

UU. No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dikaitkan pula dengan berbagai peraturan perundang-undangan yang menjadi pelengkap dan pendukung undang-undang tersebut. Secara garis besar, berbagai peraturan dan perundangan lingkungan hidup tersebut, merupakan suatu kesatuan sistem yang diawali dengan perencanaan,

pengawasan dan pengendaliannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa undang-undang ini memuat norma hukum lingkungan hidup. Selain itu, Aturan ini akan menjadi landasan/menjadi payung untuk menilai dan menyesuaikan semua peraturan perundang-undangan dibawahnya yang memuat ketentuan tentang lingkungan hidup yang berlaku.

pemanfaatan, pengembangan,

pemulihan,

2. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah

Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah, dalam pasal 8 menyebutkan bahwa setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang membuang air limbah ke lingkungan wajib :

a. Melakukan pengelolaan air limbah sehingga mutu air limbah yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui batas Baku Mutu Air Limbah yang telah di tetapkan.

b. Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan saluran pembuangan air limbah yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan.

c. Tidak melakukan pengeceran air limbah, termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan air limbah.

d. Memasang alat ukur debit, melakukan pengukuran dan pencatatan debit (laju aliran) air limbah tersebut.

e. Memeriksa kadar parameter baku mutu air limbah secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan ke laboratorium lingkungan yang telah di rujuk oleh Gubernur.

f. Memisahkan saluran tentang catatan tentang debit dan kadar parameter baku mutu air limbah sebagaimana dimaksud pada huruf d dan huruf e sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali kepada Gubernur melalui Bupati/Walikota.

Berdasarkan hasil studi pustaka dan interview yang dilakukan oleh peneliti bahwa pihak RSDM Surakarta :

6. Telah melakukan upaya pengelolaan air limbah dengan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), walaupun masih ada beberapa yang berada diatas ambang batas, tetapi upaya pengelolaan limbah tetap dilakukan.

7. Telah membuat saluran yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan.

8. Tidak melakukan pengeceran air limbah, termasuk mencampurkan bekas air pendingin ke dalam aliran pembuangan air limbah.

9. Sudah melakukan pengukuran debit air limbah, mengenai debit limbah RSDM untuk kapasitas 704 tempat tidur, maka limbah RSDM terendah adalah 5,2 liter dan tertinggi sebesar 5,6 liter. Mengenai kualitas air limbah buangan, bisa dilihat pada tabel 6 tentang kualitas air limbah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dan untuk laporan parameter mutu air limbah dikirim ke DKK Solo (Dinas Kesehatan Kota) setiap 6 bulan, laporan sanitasi untuk kegiatan IPAL dilakukan 1 tahun sekali dikirim ke Propinsi.

Tabel 5. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan Rumah Sakit

Kadar No