Pemaparan Dan Analisisi Data Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Belajar Siswa MAN Kota Blitar
D. Pemaparan Dan Analisisi Data Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Belajar Siswa MAN Kota Blitar
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment dengan bantuan SPSS for windos di peroleh data sebagai berikut:
1. Hasil Uji Hipotesis
Uji hepotesis dilakukan dengan menggunakan tehnik product moment dari Uji hepotesis dilakukan dengan menggunakan tehnik product moment dari
Variabel Mean Std. Dev
kepemimpina n Motivasi
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jika r hitung > r tabel maka instrumen
tersebut valid. Artinyan instrument yang digunakan layak diujikan untuk mengetahui motivasi belajar siswa MAN Kota Blitar.
Selanjutnya untuk mengetahui korelasi antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan motivasi belajar siswa secara umum, peneliti menggunakan rumus analisis korelasi product moment.
2. Pengujian Hipotesis
Sebagaiman telah diungkapkan dalam rumusan masalah bahwa yang akan dicari dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh antara gaya kepemimpinan demokratis dengan motivasi belajar siswa .
Secara teoritik permasalahan tersebut telah diajukan jawaban dalam Secara teoritik permasalahan tersebut telah diajukan jawaban dalam
Ha : ada pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan motivasi belajar siswa Ho : tidak ada pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan motivasi belajar siswa Untuk menguji hipoesis ini digunakan tehnik analisis dengan menggunakan rumus product moment yang hasilnya 0.483 > 0.001 (sig dg 5 %). Hal ini berarti Ho ditolak dengan iterval kepercayaan 5 % dan ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara gaya kepemimpinan dengan motivasi belajar siswa di MAN Kota Blitar dan ini menunjukkan bahwa Ha diterima.
Data yang disajikan diperoleh dari hasil interview dan observasi terhadap kepemimpinan kepala madrasah dengan Bapak Hasyim selaku kepala madrasah di MAN Kota Blitar.
Sebagaimana diketahui bahwa gaya kepemimpinan kepala madrasah sangat berperan dalam memberikan tujuan yang akan dicapai. Keberhasilan suatu lembaga bergantung pada kepemimpina kepala madrsah karena kepala madrasah merupakan pemimpin dalam lembaga pendidikan maka harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan untuk madrasah.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada pengaruh signifikan antara keseluruhan ketiga gaya kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dengan nilai (f = 16.033, sig = 0.000 < 0.05).
Besarnya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi sebesar R 2 x 100 =
24 %. Ini berarti bahwa gaya kepemimpiann kepala madrasah terhadap motivasi sebesar 24 %. Sedangkan 76 % di pengaruhi factor lain. Menurut peneliti jika kepala madrasah sebagai penentu kebijakan sekolah maka bukan hanya gaya kepemimpinan saja yang mempengaruhi. Akan tetapi dari factor sikap, dan sifat yang dimiliki merupakan factor pendukung yang tak kalah 24 %. Ini berarti bahwa gaya kepemimpiann kepala madrasah terhadap motivasi sebesar 24 %. Sedangkan 76 % di pengaruhi factor lain. Menurut peneliti jika kepala madrasah sebagai penentu kebijakan sekolah maka bukan hanya gaya kepemimpinan saja yang mempengaruhi. Akan tetapi dari factor sikap, dan sifat yang dimiliki merupakan factor pendukung yang tak kalah
Dengan melihat tabel diatas urutan gaya kepemimpinan kepala madrasah yang paling mempengaruhi motivasi belajar siswa saat ini adalah sebagai berikut: Gaya kepemimpinan kepala madrasah demokratis dengan nilai 0.367 (sig= 0.000), gaya kepemimpinan laissez-fire dengan nilai 0.313 (sig =0.000), dan gaya kepemimpinan kepala madrasah yang otokrasi dengan nilai 0.140 (sig = 0.069).
`Dari table diatas dapat diprediksi jika motivasi yang dihasilkan seperti saat ini maka gaya kepemimpinan kepala madrasah yang sesuai adalah gaya kepemimpinan kepala madrasah yang laissez-fire.
Menurut peneliti berdasarkan tabel diatas bahwa gaya kepemimpinan masing-masing mempunyai efek bagi kelangsungan belajar siswa sendiri. Kepala madrasah yang menerapkan gaya demokrasi cenderung membuat murid merasa dihargai dan diperhatikan dengan sering meminta pendapat para murid atau bahkan melibatkan para murid dalam menentukan kebijakan sekolah. Sedangkan gaya
Kepemimpinan yang laissez-fire biasa membentuk siswa untuk bertanggung jawab terhadap kepercayaan guru karna dalam gaya ini seorang pemimpin memberikan kebijakan penuh kepada bawahan.akan tetapi kelemahan gaya ini adalah jika siswa yang tidak mempunyai kesadaran akan tanggung jawab dan amanah akan menyia-nyiakan kepercayaan ini bahkan bisa mengakibatkan siswa menjadi lepas control.
Gaya yang ketiga yakni gaya kepemimpinan yang otokrasi. Akan menimbulkan dampak keterpaksaan dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Karna semakin dikekang siswa akan semakin berani melawan dan bisa mengakibatkan hilangnya semangat untuk belajar karna merasa tidak dipaksa. Karna motivasi tidak aakn timbul dengan paksaan melainkan timbul dari dalam diri dan kesadaran.