Seksi Promosi Kesehatan
7.2.1. Seksi Promosi Kesehatan
A. Kelurahan Siaga
Kelurahan Siaga adalah Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Kelurahan Siaga dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 564/Menkes/SK/VIII/2006.
Pengembangan Kelurahan Siaga dilaksanakan melalui pembentukan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yaitu salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk dalam rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang meliputi kegiatan peningkatan hidup sehat (Promotif), pencegahan penyakit (Preventif), pengobatan (Kuratif) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader dan tenaga sukarela lainnya. Pada tabel berikut ini dapat terlihat data Poskeskel di kota Padang sampai dengan tahun 2010.
Tabel 7.2.
Data Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d tahun 2010
No PUSKESMAS
POSKESKEL
THN SUMBER DIBANGUN
DANA
2006 APBD Padang.
Seberang
1 - Kel. Seb. Padang
2 Pemancungan
- Kel. Bt.Arau
2007 APBD
3 Rawang
- Kel. Teluk Bayur
2010 PNPM
- Kel. Rimbo Kaluang
4 Padang Pasir 2010 APBD
- Kel Kp.Pondok
Swadaya
- Kel. Ulak Karang
5 Ulak Karang
- Kel. Kb Marapalam
2007 APBD
7 Lapai
- Kel.Kp.Olo
2007 APBD
- Kel Gn. Sarik
- Kel. Sei Sapih
APBD 2009 APBD
8 Belimbing
- Kel. Ps. Lalang
APBD 2006 APBD
- Goa
- Kel. Lb Lintah
9 Ambacang APBD
- Kel Ps. Ambacang
2010 APBD
- Kel. Kt.Luar,
- Kel. Limau Manis
2008 APBD
- Kel. Pisang
APBD
- Kel. Indarung
2008 Swadaya
11 Lubuk Kilangan 2009
- Kel. Tarantang
Swadaya
- Kel. Tj. Aur
12 Lubuk Begalung 2008 APBD
- Kel. Cangkeh
APBD
13 Bungus
- Kel.Bungus Barat
2008 APBD
14 Air Dingin
- Kel. Koto Panjang
2007 APBD
Jumlah
23 Kelurahan
Untuk pelaksanaan Kelurahan Siaga di Kota Padang sudah dibangun 19 Poskeskel pada Tahun 2009 dan pada tahun 2010 bertambah 4 Poskeskel lagi . Sumber dana pembangunan Poskeskel bukan saja berasal dari APBD tapi juga swadaya masyarakat dan dana dari PNPM mandiri.
Dalam rangka pengembangan Kelurahan Siaga baru telah dilakukan kegiatan Sosialisasi kepada Lurah, Tokoh Masyarakat dan Sektor Terkait. Pada tabel berikut dapat dilihat jumlah dokter, bidan dan kader yang sudah dilatih untuk kelurahan siaga di kota Padang sampai dengan tahun 2010.
Tabel 7.3.
Data dokter, Bidan dan Kader Kelurahan Siaga Yang Telah Dilatih
Sampai Dengan Tahun 2010
No PUSKESMAS DOKTER BIDAN KADER
1 Seberang Padang 1 2 4 2 Pemancungan
0 2 10 3 Rawang
0 3 4 4 Padang Pasir
1 5 10 5 Ulak Karang
0 2 56 6 Alai
1 4 4 7 Air Tawar
0 9 6 15 Lubuk Kilangan
0 7 13 16 Lubuk Begalung
1 10 150 17 Pengambiran
0 5 4 18 Bungus
1 3 4 19 Lubuk Buaya
1 7 6 20 Air Dingin
JUMLAH 12 86 345
Berdasarkan tabel di atas, jumlah dokter yang sudah dilatih sampai tahun 2010 adalah 12 orang, bidan 86 orang dan kader 345 orang. Dari 86 orang bidan yang dilatih kelurahan siaga 7 orang sudah pindah dari kota Padang karena diterima sebagai di luar kota Padang.
Tabel 7.4.
Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Padang Tahun 2010
PURNAMA MANDIRI NO
JML % JML % 1 Air Tawar
3 2 66.7 1 33.3 0 0 0 0 2 Ulak Karang
0 0 0 0 3 Alai
0 0 0 0 0 4 Seb Padang
4 3 75 1 25 0 0 0 0 5 Rawang Barat
10 9 90 1 10 0 0 0 0 8 Padang Pasir
10 8 80 2 20 0 0 0 0 9 Lubuk Buaya
7 5 71.4 2 28.6 0 0 0 0 10 Air Dingin
9 8 88.9 1 11.1 0 0 0 0 17 Lubuk kilangan
7 5 71.4 2 28.6 0 0 0 0 18 Lubuk Begalung
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Pratama sebanyak 76 persen, Madya 24 persen, sedangkan untuk tingkat Purnama dan Mandiri belum ada.
B. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Pesantren merupakan kelompok masyarakat yang harus dibina, yang mempunyai warga belajar yang disebut santri. Para santri ini jumlahnya cukup banyak sehingga nantinya diharapkan memiliki kemampuan sebagai inovator moral, spritual dan intelektual yang bernuansa Islami.
Di pesantren Kota Padang terdapat sebanyak 2.330 orang santri dengan guru yang telah dilatih tentang Poskestren sebanyak 4 orang. Kader Poskestren yang ada berjumlah 39 orang.
Tabel 7.5. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Padang Tahun 2010
NO Puskesmas Pesantren Kestren Pratama
Madya
Purnama % Mandiri %
0 0 0 0 0 0 2. Lbk Buaya
1. Andalas
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3. Air Dingin
Berdasarkan tabel diatas, dari 12 pesantren hanya 6 pesantren yang memiliki poskestren. Tingkat perkembangan Poskestren di Kota Padang adalah Pratama 66.6 %, Madya dan Purnama masing-masing 16.6 %.
Grafik. 7.1. Strata Perkembangan Poskestren DKK Padang Tahun 2010
C. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Upaya kesehatan kerja menjadi penting pada era industrialisasi sekarang ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin banyak yang biasanya tetap diiringi oleh maraknya tenaga kerja informal. Salah satu wujud kegiatan UKK adalah dibentuknya Pos UKK disektor informal dan pelaksanaan K 3 di sektor formal. Pos UKK merupakan bentuk operasional dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang implementasinya mencakup:
Adanya kerjasama lintas sektoral Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja Adanya peran serta masyarakat
Kegiatan spesifik yang menjadi ciri pokok Pos UKK adalah sebagai berikut:
a. Adanya komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi tentang ergonomic, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, gizi kerja, kebugaran, penanggulangan stress, hipertensi, bahaya merokok, pencegahan penyakit menular, keracunan makanan dan lainnya yang berhubungan dengan keselamatan kerja.
b. Kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan peran masing-masing sesuai dengan profesi dan fungsi sektor yang berkaitan.
c. Pelayanan dasar kesehatan kerja antara lain meliputi P3K, P3P, pemantauan, penggunaan alat pelindung dan upaya penyehatan lingkungan kerja.
d. Jumlah UKK yang ada di Kota Padang adalah 1.148 buah yang terdiri dari berbagai jenis UKK seperti : Pabrik Makanan minuman, bengkel, tukang jahit/border, perabot, batu merah dan lain-lain.
e. Berdasarkan hasil pembinaan ke puskesmas, didapatkan hasil bahwa belum semua puskesmas melakukan kegiatan pembinaan dan pembentukan Pos UKK. Jumlah Pos UKK yang aktif tahun 2010 adalah sebanyak 3 buah yaitu di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
D. Tanaman Obat Keluarga (Toga)
Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebuah lahan atau pekarangan yang dimanfaatkan untuk mananam tanaman yang berkhasiat sebagai obat. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebuah lahan atau pekarangan yang dimanfaatkan untuk mananam tanaman yang berkhasiat sebagai obat. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan
Tabel 7.6.Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Taman Obat
Keluarga Puskesmas sekota Padang Tahun 2010
Jumlah
Strata
NO Puskesmas
TOGA
% Purnama % 1. Air Tawar
Pratama
Madya
46 13 28.3 20 43.5 13 28.3 2. Ulak Karang
0 0 0 0 4. Seberang Padang
0 0 0 0 5. Rawang Barat
24 6 25 11 45.8 7 29.2 8. Padang Pasir
84 61.8 41 30.1 11 8.1 9. Lubuk Buaya
36.5 0 0 10. Air Dingin
0 0 0 0 0 0 0 17. Lubuk Kilangan
45 36.9 77 63.1 0 0 18. Lubuk Begalung
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat perkembangan TOGA pada umumnya masih strata Pratama yaitu sebanyak 75.7 %, Madya 19.9 % sedangkan Purnama 3.5 %.
E. Satuan Karya Bakti Husada (SBH)
SBH (Satuan Karya Bakti Husada) merupakan bentuk partisipasi generasi muda khususnya pramuka di dalam bidang kesehatan. SBH merupakan bentuk wadah pramuka untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kesempatan untuk membaktikan diri pada masyarakat untuk mencapai masyarakat yang sehat.
Kegiatan yang telah dilakukan oleh SBH Kota Padang yaitu pembinaan SBH Kecamatan se Kota Padang, yang pesertanya adalah Kwartir Ranting sekota Padang. SBH aktif di Kota Padang 2 buah yaitu diwilayah kerja Puskesmas Belimbing dan Andalas, dengan tingkat perkembangan strata Pratama.
F. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dalam gedung dan diluar gedung.
1. Penyuluhan dalam gedung . Kegiatan penyuluhan dalam gedung di Puskesmas se Kota Padang dilaksanakan sebelum jam pelayanan dimulai. Target penyuluhan dalam gedung adalah 2 kali dalam seminggu per puskesmas dengan jumlah total kegiatan penyuluhan sebanyak 3204 kali yang terdiri dari berbagai topik penyuluhan sesuai dengan rencana kerja penyuluhan masing-masing puskesmas.
2. Penyuluhan luar gedung Penyuluhan luar gedung adalah penyuluhan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas seperti di Posyandu Balita, Posyandu Usila, Kegiatan UKS , Mushalla, Mesjid, Kantor Lurah dan lain- lain.
3. Penyuluhan Keliling Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan keliling dilaksanakan baik oleh Puskesmas maupun dari bagian Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang dengan frekwensi penyuluhan sebanyak 626 kali. Frekwensi penyuluhan keliling ini belum menggambarkan kegiatan seluruh Puskesmas di Kota Padang, karena 3. Penyuluhan Keliling Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan keliling dilaksanakan baik oleh Puskesmas maupun dari bagian Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang dengan frekwensi penyuluhan sebanyak 626 kali. Frekwensi penyuluhan keliling ini belum menggambarkan kegiatan seluruh Puskesmas di Kota Padang, karena
4. Promosi Kesehatan melalui media
A. Media cetak
1. Poster Poster yang dicetak dan disebarluaskan oleh DKK Padang dan Puskesmas sebanyak 1293 lembar yang memuat tentang PHBS, DBD, Filariasis dan lain-lain.
2. Leaflet Leaflet dicetak tahun 2010 oleh DKK Padang sebanyak 6891 lembar tentang filariasis, DBD, Campak , PHBS dan lain-lain .
3. Fotocopy selebaran untuk kegiatan penyuluhan keliling tentang penyakit DBD dan campak.sebanyak 2500 lembar.
4. Spanduk Spanduk yang dicetak oleh DKK Padang yaitu sebanyak 125 buah dengan tema tentang Program Kesehatan dan Hari Besar Kesehatan.
5. Cetak CD dan kaset Promosi CD dan kaset penyuluhan dicetak oleh DKK Padang yang menggunakan jasa production house (PH) sebanyak 21 buah. Setiap Puskesmas dibagikan CD penyuluhan yang berisikan drama pendek tentang penanggulangan penyakit Demam Berdarah.
B. Media Elektronik
Promosi kesehatan melalui media elektronik berupa dialog interaktif di Padang TV. Selama tahun 2010 dilakukan 2 kali dengan topik :
• Capaian Padang Sehat 2010
• Persiapan Kota Padang menuju Perda Kawasan Tanpa Rokok dan pengaruh asap rokok terhadap kesehatan.
G. Posyandu
Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling populer dan memberikan konstribusi terhadap percepatan penurunan angka kematian ibu dan payi. Secara kwantitatif perkembangan Posyandu di Kota Padang sangat menggembirakan. Jumlah Posyandu dari tahun ke tahun selalu meningkat.tahun 2007 Posyandu berjumlah 811, tahun 2008 berjumlah 822 dan tahun 2009 berjumlah 864, tapi pada tahun 2010 mengalami sedikit penurunan yaitu berjumlah 854 buah posyandu yang benar- benar aktif. Bila ditinjau dari segi kwalitas, masih banyak permasalahan yang ditemukan, untuk itu pembinaan dalam meningkatkan peran serta masyarakat selalu terus ditingkatkan.
Tabel 7.7.Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Posyandu
Se-Kota Padang Tahun 2010
NO Puskesmas
Jumlah
Strata
Posyandu Pratama % Madya
Purnama
% Mandiri %
1. Air Tawar 24 0 0 13 54.2 8 33.3 3 12.5 2. Ulak Karang
29 0 0 10 34.5 15 51.7 4 13.8 3. Alai
29 0 0 6 20.7 11 37.9 12 41.4 4. Seberang
23 0 0 8 34.8 11 47.8 4 17.4 Padang 5. Rawang Barat
25 0 0 9 36.0 13 3 3 12 6. Pemancungan
37 0 0 3 8.1 25 67.6 9 24.3 7. Andalas
88 0 0 16 18.2 53 60.2 19 21.6 8. Padang Pasir
70 0 0 40 57.1 25 37.5 5 7.1 9. Lubuk Buaya
76 0 0 35 46.1 26 34.2 15 19.7 10. Air Dingin
41 0 0 9 22 29 70.7 3 7.3 Kilangan 18. Lubuk
61 0 0 5 8.2 44 72.1 12 19.7 Begalung 19. Pengambiran
Strata Posyandu DKK Padang Tahun 2010.
Kegiatan Posyandu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu oleh kader Posyandu. Jumlah kader Posyandu di Kota Padang adalah sebanyak 3256 orang, dengan jumlah kader rata-rata 3-4 orang perposyandu. Tahun 2010 dilaksanakan lomba penyuluhan kesehatan oleh kader posyandu se Kota Padang yang dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2010.
H. Pengobatan Tradisional (Batra)
Berkembangnya pengobatan tradisional di Kota Padang, belum sepenuhnya dilakukan penataan secara menyeluruh, sehingga diperoleh pelayanan pengobatan tradisional masih apa adanya dan belum sepenuhnya mendapat pembinaan, serta masih diragukan bila ditinjau dari segi hygienis, seyogianya dilakukan penataan yang menyeluruh dan bertahap agar pelayanan pengobatan tradisional aman digunakan, bermutu, bermanfaat, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum. Jumlah pengobatan tradisional di Kota Padang sebanyak lebih kurang 590 orang.