Gambaran Umum
3.6.3 Ekspor Subsektor Fashion Menurut Provinsi Asal
Bila dikaji dari provinsi asal barang, selama periode 2010–2016 ekspor subsektor fashion lebih banyak diproduksi di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Peran ekspor kelima provinsi tersebut terhadap total ekspor subsektor fashion di tahun 2010 adalah 95,84 persen, sedangkan di tahun 2016 kontribusinya mencapai 96,81
merupakan pelabuhan muat terbesar ekspor subsektor fashion sejak tahun 2010 hingga 2016
% Provinsi Asal Barang
Nilai FOB (Juta US$)
Perubahan 2010
2016 2016 thd 2015
Jawa Barat
4 655,7 -0,70 Banten
2 648,4 9,69 Jawa Tengah
2 022,0 -1,13 DKI Jakarta
919,2 -1,00 Jawa Timur
308,4 -3,02 Provinsi Lainnya
347,7 -29,02 Total
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
£ Provinsi asal barang lainnya adalah Jawa Tengah dimana nilai ekspor
subsektor fashion di tahun 2010 mencapai nilai US$1.061,1 juta dengan Produk dari
industri pakaian berat bersih 73,6 ribu ton, sedangkan di tahun 2016 nilainya mencapai jadi (konveksi) US$2.022,0 juta dengan berat bersih 104,0 ribu ton. Ekspor subsektor
dari tekstil fashion juga banyak diproduksi di Provinsi DKI Jakarta. Pada tahun merupakan 2010 nilainya mencapai US$1.447,9 juta, berat bersih 103,4 ribu ton.
komoditas terbesar yang Sementara itu nilainya mengalami penurunan di tahun 2016 hingga diekspor dari menjadi US$919,2 juta dengan berat bersih 76,7 ribu ton. Jawa Barat
Gambar 22. Perkembangan Berat Bersih Ekspor Subsektor Fashion Menurut Provinsi Asal Barang, 2010–2016
Gambar 23. Nilai FOB Ekspor Subsektor Penerbitan, 2010–2016
Selama tahun
40 2010 hingga
30 2016 ekspor
subsektor ini
SU
10 mengalami
20 000 ib
0 % perkembangan
R a i(
15 000 -10
yang cukup
il N
fluktuatif
Nilai Ekspor Subsektor Penerbitan (Ribu US$)
Perubahan (%)
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah Ekspor subsektor penerbitan memiliki kontribusi sebesar 0,13 persen
terhadap keseluruhan ekspor ekraf pada tahun 2016 atau dengan kata lain menduduki urutan keempat dari tujuh subsektor. Selama tahun 2010 hingga 2016 ekspor subsektor ini mengalami perkembangan yang cukup
Gambar 24. Perkembangan Berat Bersih Ekspor Subsektor Penerbitan, 2010–2016
£ To
Perkembangan 20 t( %
B e berat bersih 6000 ekspor
ra
4000 -20
subsektor
penerbitan
memiliki pola -60 yang sama
0 -80
dengan nilai
ekspornya
Berat Bersih Ekspor Subsektor Penerbitan (Ton)
Perubahan (%)
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah Menurut KBLI 2015, ekspor subsektor penerbitan mencakup 17 kelompok
komoditas. Namun dari tahun 2010 hingga 2016 ekspor subsektor ini hanya terdiri dari 7 kelompok komoditas seperti yang terlihat pada Tabel
26. Pada tahun 2016 kelompok komoditas dengan peranan terbesar yaitu kegiatan jasa penunjang pencetakan (KBLI 18120) sebesar 38,14 persen atau senilai US$9.979,6 ribu. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 6.097,18 persen jika dibandingkan dengan ekspor tahun 2015 yang hanya sebesar US$161,0 ribu.
KBLI Deskripsi KBLI 2015 Perubahan 2015
2015 2016 2016 thd 2015
(8) (9) (10) 18111 Industri Percetakan Umum
4 245,2 -42,20 18112 Industri Percetakan Khusus
1,1 3,6 221,24 18120 Kegiatan Jasa Penunjang
6 097,18 Pencetakan
58110 Penerbitan Buku
3 775,8 -36,99 58130 Penerbitan Surat Kabar,
250,7 292,4 16,64 Jurnal dan Buletin atau Majalah
58190 Aktivitas Penerbitan
7 866,5 -7,88 Lainnya
59202 Aktivitas Penerbitan Musik
45,6 3,6 -92,18 dan Buku Musik
28 602,7 22 210,7 21 200,0 27 159,6 15 983,6 22 334,5 26 166,8 17,16 Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Total
3.7.1 Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut Negara Tujuan
Negara tujuan utama ekspor subsektor penerbitan pada tahun 2010 hingga 2016 antara lain Hongkong, Filipina, Malaysia, Amerika Serikat, Singapura, Inggris, Jepang, India, Iran dan Pakistan. Pada Tabel 27 dan Gambar 25 dapat dilihat bahwa negara tujuan terbesar pada tahun 2016 adalah Hongkong dengan nilai ekspor mencapai US$5.875,9 ribu, nilai ini mengalami peningkatan sebesar 1.402,43 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebagian besar ekspor ke Hongkong merupakan kelompok kegiatan jasa penunjang pencetakan (KBLI 18120) yang mencapai US$5.541,0 ribu. Selama tiga tahun terakhir, ekspor ke Hongkong cenderung mengalami peningkatan.
Tabel 27. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut 10 Negara Tujuan Utama, 2010–2016
% Negara Tujuan
Nilai Ekspor (Ribu US$)
Perubahan 2010
2016 2016 thd 2015
1 402,43 Filipina
Hongkong 705,4
5 489,9 11,07 Malaysia
3 064,6 91,05 Amerika Serikat
1 750,4 24,99 Singapura
1 425,8 -1,98 Inggris
1 034,8 38,37 Jepang
1 026,8 56,62 India
743,2 12,47 Iran
537,6 37,39 Pakistan
450,4 -6,11 Lainnya
4 767,4 -50,37 Total
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
£ Selain ke negara-negara di Asia, ekspor subsektor penerbitan juga
mencapai negara Amerika Serikat. Sebagian besar ekspor ke negara ini Negara tujuan
terbesar ekspor merupakan kelompok aktivitas penerbitan lainnya (KBLI 58190) yang
subsektor mencapai US$1.568,2 ribu pada tahun 2016. Perkembangan ekspor ke penerbitan Amerika Serikat cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2010
pada tahun
2016 adalah hingga 2014, sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan 2016 adalah hingga 2014, sedangkan pada tahun 2015 mengalami penurunan
Gambar 25. Pangsa Pasar Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut Negara Tujuan, 2016
18,22% Hongkong
Selain negara Asia dan
Filipina
Malaysia 1,72%
Australia,
Amerika Serika ekspor
2,84% Singapura
subsektor
Inggris
penerbitan
3,92% Jepang
juga mencapai
negara Amerika
India
Serikat
5,45% Iran Pakistan
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah Ekspor ke India pada tahun 2012 mencapai US$238,0 ribu dan terus
mengalami pengingkatan hingga US$743,2 ribu pada tahun 2016. Komoditas utama ekspor ke India adalah kelompok aktivitas penerbitan lainnya (KBLI 58190) yang mencapai US$628,6 ribu pada tahun 2016.
Udara Ngurah Rai di Bali.
Tabel 28. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut 10 Pelabuhan Muat Utama, 2010–2016
% Pelabuhan Muat
Nilai Ekspor (Ribu US$)
Perubahan 2010
2016 2016 thd 2015
Tanjung Priok
6 893,6 17 442,3 153,02 Soekarno-Hatta (U)
4 878,5 -21,96 Tanjung Emas
2 332,7 14,59 Tanjung Perak
686,7 -89,83 Husein Sastranegara (U)
2 856,37 Sekupang
179,3 388,16 Ngurah Rai (U)
135,4 -20,69 Achmad Yani
39 157,40 Halim Perdana Kusuma (U)
53,2 -3,36 Juanda (U)
52,4 -43,60 Lainnya
24,1 34,48 Total Ekspor
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Pada tahun 2015 sebesar 30,87 persen ekspor subsektor penerbitan
Pada tahun 2016 dimuat dari Pelabuhan Tanjung Priok dan 30,22 persen dimuat dari sebesar 66,66 Pelabuhan Tanjung Perak. Komposisi tersebut berubah pada tahun 2016 persen ekspor yaitu sebesar 66,66 persen ekspor subsektor penerbitan dimuat dari
subsektor Pelabuhan Tanjung Priok kemudian diikuti oleh Bandar Udara Soekarno
penerbitan
dimuat dari Hatta sebesar 18,64 persen, sedangkan Pelabuhan Tanjung Perak Tanjung Priok berkontribusi sebesar 2,62 persen.
Gambar 26. Peranan Nilai Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut Pelabuhan Muat Utama, 2015–2016
Pada tahun
2016 Bandar Udara Soekarno
Hatta menjadi pelabuhan
muat terbesar
kedua ekspor
subsektor
penerbitan
Tanjung Priok
Soekarno-Hatta (U)
Tanjung Emas
Tanjung Perak
Husein Sastranegara
Lainnya
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Ekspor dari Pelabuhan Tanjung Emas cenderung meningkat dari tahun 2013 hingga 2016, sedangkan pada 2011 dan 2012 mengalami penurunan sebesar 30,92 persen dan 40,89 persen. Ekspor subsektor penerbitan pada tahun 2016 mencapai US$2.332,7 ribu atau meningkat 14,59 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan kontribusi sebesar 8,91 persen terhadap total ekspor subsektor penerbitan. Sebagian besar ekspor dari pelabuhan ini merupakan kelompok aktivitas penerbitan lainnya (KBLI 58190) senilai US$2.288,8 ribu pada 2016.
Ekspor subsektor penerbitan dari Pelabuhan Tanjung Perak pada tahun 2016 sebesar US$686,7 ribu atau mengalami penurunan sebesar 89,83 persen dari tahun sebelumnya. Pelabuhan muat terbesar tahun 2016 selanjutnya adalah Bandar Udara Husein Sastranegara, ekspor Ekspor subsektor penerbitan dari Pelabuhan Tanjung Perak pada tahun 2016 sebesar US$686,7 ribu atau mengalami penurunan sebesar 89,83 persen dari tahun sebelumnya. Pelabuhan muat terbesar tahun 2016 selanjutnya adalah Bandar Udara Husein Sastranegara, ekspor
Tabel 29. Perkembangan Nilai Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut 10 Provinsi Asal Utama, 2010–2016
% Provinsi Asal
Nilai Ekspor (Ribu US$)
Perubahan 2010
2016 2016 thd 2015
14 466,3 286,70 DKI Jakarta
Jawa Barat
5 639,3 -10,29 Jawa Tengah
3 796,2 -42,55 Banten
1 111,4 -17,53 Jawa Timur
641,0 -83,92 Bali
277,8 -3,20 Kepulauan Riau
199,7 298,51 Nusa Tenggara Timur
4 459,42 Sumatera Utara
4,2 580,03 DI Yogyakarta
1,2 -52,17 Lainnya
2,3 -94,00 Total
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Ekspor subsektor penerbitan dari provinsi asal DKI Jakarta pada tahun
Ekspor dari 2015 mencapai US$6.286,3 ribu dan mengalami penurunan sebesar 10,29 Jawa Barat persen menjadi US$5.639,3 ribu pada tahun 2016. Selama tahun 2010 mencapai nilai hingga 2016 lebih dari 21,00 persen ekspor subsektor penerbitan berasal
US$14.466,3 dari DKI Jakarta. Ekspor dari provinsi ini sebagian besar merupakan
ribu pada tahun 2016 kelompok penerbitan buku (KBLI 58110) yang mencapai US$3.265,4 ribu ribu pada tahun 2016 kelompok penerbitan buku (KBLI 58110) yang mencapai US$3.265,4 ribu
Gambar 27. Peranan Nilai Ekspor Subsektor Penerbitan Menurut Provinsi Asal Utama, 2015–2016
Pada tahun
2016 kontribusi
ekspor terbesar
berasal dari
Jawa Barat yaitu
55,28 persen Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Jawa Barat DKI Jakarta
Jawa Tengah
Banten
Jawa Timur
Lainnya
Provinsi asal terbesar selanjutnya adalah Jawa Timur yang mencapai US$641,0 ribu pada tahun 2016 atau turun 83,92 persen dari tahun 2015 yang mencapai US$3.987,4 ribu. Ekspor utama dari Jawa Timur adalah kelompok industri percetakan umum (KBLI 18111) yang sebesar US$407,1 ribu pada 2016.
3.8 Subsektor Seni Rupa
Ekonomi kreatif merupakan salah satu strategi pembangunan ekonomi dan industri yang bisa diandalkan selain sektor manufaktur dan jasa. Apalagi, industri berbasis ide, teknologi, seni, dan kekayaan intelektual itu memiliki banyak sentra industri kreatif yang potensial, misalnya, Bandung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Bali, dan lainnya.
subsektor seni rupa menyumbang devisa rata-rata setiap tahunnya sebesar US$7,3 juta.
Tabel 31. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Seni Rupa,
% Subsektor/Komoditas (HS)
FOB (Ribu US$)
Perubahan
2013 2014 2015 2016 2016 thd 2015
Lukisan, gambar dan gambar pastel,
5 069,6 8 849,6 10 252,9 10 374,1 5 286,9 2 762,4 2 756,4 -0,22 dibuat seluruhnya dengan tangan (HS 9701100000)
Ukiran, cetakan dan litograf asli
0,0 1,4 - (HS 9702000000)
Arca dan patung asli, selain dari
181,5 263,0 273,3 282,0 3,18 logam, batu, plastik, kayu dan tanah liat (HS 9703009000)
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Dalam kurun waktu enam tahun rata-rata pertumbuhan ekspor subsektor seni rupa mencapai 0,27 persen. Namun demikian pertumbuhan setiap tahunnya cukup berluktuatif. Tahun 2011 tercatat pertumbuhan sebesar 58,80 persen, kemudian meningkat di tahun 2012 mencapai 62,95 persen. Pada tahun 2013 nilai ekspor subsektor seni rupa mengalami penurunan sebesar 27,56 persen. Selanjutnya pada tahun 2014 dan 2015, nilai ekspor subsektor seni rupa berturut-turut mengalami penurunan sebesar 47,42 persen dan 45,31 persen. Kemudian pada tahun 2016 nilai ekspor subsektor seni rupa meningkat sebesar 0,14 persen.
Gambar 28. Perkembangan Nilai dan Berat Ekspor
(HS 9701100000). Tercatat di tahun 2011 ekspor komoditas ini meningkat sebesar US$3.780,0 ribu menjadi US$8.849,6 ribu dan tahun 2012 meningkat sebesar US$1.403,3 ribu menjadi US$10.252,9 ribu. Komoditas ukiran, cetakan dan litograi asli (HS 9702000000) juga mengalami peningkatan sebesar US$52,4 ribu pada tahun 2012 meskipun pada tahun sebelumnya sempat mengalami penurunan sebesar US$468,1 ribu.
3.8.1 Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Negara Tujuan
Kawasan Asia merupakan tujuan utama ekspor seni rupa Indonesia. Sejak tahun 2010 hingga 2016 kawasan Asia menjadi pangsa pasar ekspor ekraf subsektor seni rupa dengan rata-rata peranan sebesar 60,70 persen, disusul kawasan Eropa dengan rata-rata peranan sebesar 18,78 persen; kawasan Amerika dengan rata-rata peranan sebesar 11,89 persen; Australia dengan rata-rata peranan sebesar 7,50 persen; dan Afrika dengan rata-rata peranan sebesar 1,13 persen.
Gambar 29. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Kawasan Negara, 2015–2016
Kawasan Asia merupakan
tujuan utama AMERIKA
EROPA
2015 : US$0,7 Juta 2016 : US$0,7 Juta
ekspor seni rupa
2015 : US$0,6 Juta 2016 : US$0,6 Juta
ASIA
Indonesia
2015 : US$1,3 Juta
Dominasi Asia nampak terlihat 80
jelas pada tahun 70 % 2013 dengan 60
capaian ekspor 50 seni rupa 40 sebesar 85,93 30 persen dari total 20 ekspor seni rupa 10
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah Hal yang menarik adalah ekspor ke kawasan Amerika dan Australia,
dimana hal kontradiktif terjadi pada kedua kawasan ini. Ketika kawasan Asia naik maka kawasan ini terjadi penurunan, demikian pula sebaliknya jika kawasan Asia menurun, maka kedua kawasan ini naik. Dapat disimpulkan bahwa antara kawasan Asia dan Eropa serta Amerika merupakan pasar yang saling subtitusi.
Gambar 31. Pangsa Pasar Ekspor Subsektor Seni Rupa, 2015–2016
2016 Pangsa
pasar ekspor
subsektor seni
rupa tahun 2016 44,97% yang mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2015
Negara Tujuan Perubahan 2010
2015 2016 2016 thd 2015
586,8 787,1 34,13 Amerika Serikat
Singapura
457,4 586,8 28,30 Hongkong
464,1 300,6 -35,23 Inggris
44,4 295,6 565,17 Australia
372,1 274,9 -26,12 Jepang
53,1 74,5 40,30 Jerman
228,4 70,0 -69,36 Tiongkok
57,2 51,2 -10,48 Belanda
185,0 44,0 -76,20 Malaysia
38,6 43,1 11,67 Lainnya
548,5 512,1 -6,64 Total
Sumber: Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah Dari Tabel 32 terlihat bahwa sepuluh negara tujuan utama ekspor
subsektor seni rupa pada tahun 2016 antara lain Singapura, Amerika Serikat, Hongkong, Inggris, Australia, Jepang, Jerman, Tiongkok, Belanda dan Malaysia. Sepuluh negara tersebut memiliki peranan sebesar 83,15 persen terhadap total ekspor subsektor seni rupa tahun 2016. Perubahan tertinggi nilai ekspor subsektor ini tahun 2016 terhadap 2015 adalah Inggris sebesar 565,17 persen, sedangkan perubahan terendah adalah Belanda sebesar 76,20 persen.
Gambar 32. Pangsa Pasar Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Negara Tujuan Utama, 2010–2016
(HS 9701100000). Amerika Serikat juga merupakan negara tujuan utama ekspor subsektor
seni rupa kedua setelah Singapura. Nilai ekspor ke Amerika Serikat mencapai US$586,8 ribu pada tahun 2016 atau meningkat 28,30 persen dari tahun 2015 yang hanya sebesar US$457,4 ribu. Sebagian besar ekspor ke Amerika Serikat merupakan komoditas lukisan gambar dan gambar pastel dibuat seluruhnya dengan tangan (HS 9701100000) yang mencapai 84,97 persen pada tahun 2016.
3.8.2 Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Pelabuhan
Muat
Pelabuhan utama untuk ekspor ekraf subsektor seni rupa tahun 2016
Pelabuhan terbesar melalui Pelabuhan Tanjung Perak. Pada tahun 2016 nilai utama untuk ekspornya meningkat sebesar 4,45 persen bila dibandingkan dengan ekspor ekraf tahun 2015 menjadi US$1,1 juta. Selanjutnya Bandar Udara Soekarno-
subsektor seni Hatta sebesar US$626,8 ribu atau turun 3,04 persen melanjutkan rupa tahun 2016 terbesar melalui penurunan tahun 2015 sebesar 79,85 persen.
Pelabuhan Tanjung Peraki
Tabel 33. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Pelabuhan Muat, 2010–2016
% Pelabuhan Muat
Nilai Ekspor (Ribu US$)
Perubahan
2016 2016 thd 2015
1 118,2 4,45 Soekarno-Hatta (U)
Tanjung Perak
626,8 -3,04
Pelabuhan Tanjung Emas, Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Pelabuhan Benoa/Loloan dan Bandar Udara Adi Sucipto.
Ekspor subsektor seni rupa tahun 2016 yang melalui Pelabuhan Benoa/ Loloan mengalami peningkatan paling tinggi yaitu sebesar 642,03 persen jika dibandingkan ekspor ekraf tahun 2015. Sedangkan ekspor ekraf subsektor seni rupa melalui Pelabuhan Tanjung Priok mengalami penurunan nilai yang paling tinggi yaitu sebesar 11,90 persen.
3.8.3 Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Provinsi Asal
Provinsi asal utama ekspor ekraf subsektor seni rupa tahun 2016 adalah Bali dengan nilai ekspor sebesar US$1.476,4 ribu atau 48,57 persen dari keseluruhan ekspor ekraf subsektor seni rupa. Walaupun memiliki nilai ekspor tertinggi namun ekspor ekraf subsektor seni rupa dari Bali mengalami penurunan sebesar 4,62 persen jika dibandingkan dengan tahun 2015.
Tabel 34. Perkembangan Nilai FOB Ekspor Subsektor Seni Rupa Menurut Provinsi Asal Barang, 2010–2016
% Provinsi Asal
Nilai Ekspor (Ribu US$)
Perubahan Barang
2015 2016 2016 thd 2015
1 476,4 -4,62 DKI Jakarta
Bali
837,6 728,1 -13,07 DI Yogyakarta
2016 mencapai US$292,3 ribu atau 9,62 persen terhadap keseluruhan ekspor ekraf subsektor seni rupa.