Pengertian Sosial Ekonomi

2.8. Pengertian Sosial Ekonomi

Pengertian sosial ekonomi tidak dapat dibahas secara bersamaan, kedua kata ini, dalam pengertiannya selalu dibahas secara tersendiri. Istilah sosial (social dalam bahasa inggris) dalam ilmu sosial memiliki arti yang berbeda beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme dengan istilah departemen sosial, jelas kedua-duanya menunjukkan makna yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekantoapabila istilah sosial pada ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat, sosialisme suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemikiran umum atas alat alat produksi dan jasa jasa dalam bidang ekonomi (Fairchild dalam Supardan, 2009: 296).

Istilah sosial pada departemen sosial, menunjukkan pada kegiatan-kegiatan dilapangan sosial. Artinya kegiatan kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti tuna karya, tuna susila, tuna wisma, orang jompo, anak yatim piatu, dan lain-lain. Selain itu Soekanto mengemukakan bahwa istilah sosial pun berkenaan dengan pelaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses-proses sosial(Soekanto dalam Supardan, 2009:27).

Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu “Oikos” atau “Oiku” dan “Nomos” yang berarti peraturan rumah tangga. Pengertian ekonomi dengan kata lain adalah semua yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga, tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu “Oikos” atau “Oiku” dan “Nomos” yang berarti peraturan rumah tangga. Pengertian ekonomi dengan kata lain adalah semua yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga, tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar

Definisi sosial pada dasarnya bisa diartikan sebagai kemasyarakatan, dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan yang menghadirkan orang lain dalam kehidupan manusia. Kehadiran orang lain itu bisa bersifat nyata maupun tidak nyata. Kehadiran manusia secara nyata bisa dirasakan baik melalui audio dan visual. Sedangkan untuk kehadiran manusia tidak nyata bisa berupa imajinasi, kenangan, khayalan, dan lain sebagainya. Defenisi sosial ini terkait pada hubungan-hubungan manusia dengan lingkungan masyarakat, manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan kelompoknya, dan manusia dengan organisasi yang diikutinya. Hal ini juga berkaitan langsung dengan istilah bahwa manusia merupakan makhluk sosial di muka bumi. Karena manusia tidak bisa hidup sendirian dan pasti akan selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya sehari-hari (http://www.anneahira.com/definisi-sosial.htm. Diakses pada tanggal 28 februari 2014 pukul 09.15).

Pengertian sosial ekonomi dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain lain. Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem (sistem sosial), yaitu keseluruhan bagian bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam satu kesatuan.

Kedudukan sosial ekonomi seseorang dilihat dari pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pendapatan "Pendapatan" dapat didefinisikan sebagai upah, gaji, keuntungan, sewa, dan setiap aliran pendapatan yang diterima. Namun, cara lain untuk melihat generasi 1. Pendapatan "Pendapatan" dapat didefinisikan sebagai upah, gaji, keuntungan, sewa, dan setiap aliran pendapatan yang diterima. Namun, cara lain untuk melihat generasi

Pendapatan dapat dilihat dalam dua istilah, relatif dan mutlak. Pendapatan mutlak, sebagaimana diteorikan oleh ekonom John Maynard Keynes, adalah hubungan yang seiring dengan kenaikan pendapatan, sehingga akan konsumsi, tetapi tidak pada tingkat yang sama. Pendapatan relatif menentukan seorang atau tabungan keluarga dan konsumsi berdasarkan pendapatan keluarga dalam kaitannya dengan orang lain. Pendapatan adalah sebuah ukuran yang umumnya digunakan sebagai status sosial ekonomi masyarakat karena relatif mudah untuk mengetahui seorang individu.

Keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi dapat mengumpulkan kekayaan dan tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok (tersier) tetapi pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier sambil dapat mengkonsumsi dan menikmati kemewahan. Sedangkan keluarga dengan pendapatan yang rendah hanya bisa memenuhi kebutuhan pokoknya (tersier), bahkan mereka terkandang meminjam uang dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

2. Pendidikan "Tingkat pendidikan" sesuai dengan status sosial ekonomi karena merupakan fenomena “cross cutting” untuk semua individu. Pencapaian pendidikan individu dianggap sebagai cadangan untuk semua prestasi dalam hidup, yang tercermin melalui nilai-nilai atau derajatnya. Akibatnya, pendidikan memainkan sebuah peran dalam pendapatan.

Pendidikan memberikan dorongan dan dengan demikian meningkatkan penghasilan. Sebagaimana disampaikan pada grafik, derajat tertinggi, gelar profesional dan doktor, membuat pendapatan mingguan tertinggi sementara mereka tanpa ijazah sekolah tinggi terhukum secara finansial. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi berhubungan dengan hasil ekonomi dan psikologis yang lebih baik yaitu pendapatan lebih, kontrol yang lebih, dan dukungan sosial dan jaringan yang lebih besar.

Pendidikan memainkan peranan penting dalam mengasah keterampilan seorang individu yang membuat dia sebagai orang yang siap untuk mencari dan memperoleh pekerjaan, serta kualifikasi khusus yang mengelompokkan orang dengan status sosial ekonomi tertinggi dari status sosial ekonomi terendah. Annette Lareau berbicara pada gagasan budidaya terpadu, dimana orang tua kelas menengah mengambil peran aktif dalam pendidikan dan pengembangan anak- anak mereka dengan menggunakan kendali mengorganisir kegiatan dan mendorong rasa hak melalui diskusi.

Laureau berpendapat bahwa keluarga dengan pendapatan rendah tidak berpartisipasi dalam gerakan ini, menyebabkan anak-anak mereka memiliki rasa kendala. Sebuah divisi dalam pencapaian pendidikan dengan demikian lahir dari dua perbedaan dalam membesarkan anak. Secara teori, keluarga berpenghasilan rendah memiliki anak yang tidak berhasil sedangkan anak-anak berpenghasilan menengah, yang merasa berhak, argumentatif, dan lebih siap untuk kehidupan dewasa.

3. Pekerjaan "Pekerjaan yang bergengsi" sebagai salah satu komponen status sosial ekonomi, terdiri dari pendapatan dan pencapaian pendidikan. Status pekerjaan 3. Pekerjaan "Pekerjaan yang bergengsi" sebagai salah satu komponen status sosial ekonomi, terdiri dari pendapatan dan pencapaian pendidikan. Status pekerjaan

Pekerjaan dirangking oleh jajak pendapat (antara organisasi lainnya) dan pendapat dari masyarakat umum yang disurvei. Beberapa pekerjaan yang paling bergengsi adalah dokter dan ahli bedah, pengacara, insinyur kimia dan biomedis, spesialis komputer, dan komunikasi analis. Pekerjaan ini, dianggap dikelompokkan dalam klasifikasi status sosial ekonomi tinggi, memberikan lebih banyak pekerjaan menantang dan kemampuan dan kontrol yang lebih besar terhadap kondisi kerja. Pekerjaan dengan peringkat yang lebih rendah adalah pekerja pramusaji makanan, petugas counter, bartender dan pembantu, pencuci piring, tukang sapu, pelayan dan pembantu rumah tangga, pembersih kendaraan, dan tukang parkir. Pekerjaan yang kurang dihargai juga dibayar secara signifikan kurang dan lebih melelahkan, secara fisik berbahaya, dan memberikan otonomi yang kurang.

Masyarakat dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi berdasarkan pendapatan, pendidikan, pekerjaan yaitu sebagai berikut:

1. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang menerima

pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal. Untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain.

2. Golongan masyarakat berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung.

3. Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatannya itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain (http://tenagasosial.blogspot.com /2013/08/faktor-yang-mempengaruhi-status-sosial.html.Diakses pada tanggal 28 februari 2014 pukul 10.00).

Melihat kedudukan seseorang di tengah-tengah masyarakat, banyak faktor yang harus diperhatikan, baik dari sudut pandang sosial maupun ekonomi. Sebab dari dalam suatu masyarakat pasti terdapat sesuatu yang dihargai dan dipandang masyarakat mungkin berupa, perumahan, makanan, rekreasi, kesehatan maupun lingkungan.

a. Kesehatan Istilah kesehatan itu sendiri didalam Undang-Undang Nomor.9 tahun 1960, tentang pokok-pokok, bab I pasal 2 didefinisikan sebagai berikut: “yang di maksud dengan kesehatan dalam undang-undang ini adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohaani (mental), dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Difinisi mental tersebut sangat mirip dengan definisi yang dianut oleh organisasi kesehatan sedunia sebagai berikut: “health is defined as

a state of complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the absence of disease of infirmity ”. Istilah ini telah sedikit berubah didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bab 1 pasal 1 sebagai berikut: “kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis”. Ketiga definisi tersebut memberi arti a state of complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the absence of disease of infirmity ”. Istilah ini telah sedikit berubah didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bab 1 pasal 1 sebagai berikut: “kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis”. Ketiga definisi tersebut memberi arti

b. Lingkungan Bagi manusia lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik

berupa benda hidup maupun benda mati, banda nyata maupun abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut. Lingkungan itu sangat luas, oleh karenanya saringkali dikelompokkan untuk mempermudah pemahamannya. Tergantung kebutuhan, lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara sebagai berikut:

1. Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkunan tidak hidup (abiotis).

2. Lingkungan alamiah, dan lingkungan bantuan (manusia).

3. Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal

4. Lingkungan biofisis dan lingkungan pisikososial.

5. Lingkungan air (hydrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah (litosfir), lingkungan biologis (biosfir). Dan lingkungan sosial (sosiosfir).

6. Kombinasi dari klasifikasi-klasifikasi tersebut. Bagaimanapun lingkungan itu dikelompokkan, pada prinsipnya, lingkungan (air, udara, tanah, sosial dan lain-lain.) tidak dapat dipisah-pisahkan, karena tidak mempunyai batas yang nyata dan merupkan suatu kesatuan ekosistem (Slamet: 2009, 35-36).

c. Makanan Makanan adalah sumber energi satu-satunya bagi manusia. Karena jumlah penduduk yang terus berkembang, maka jumlah produksi makananpun harus terus bertambah melebihi jumlah penduduk ini, apabila kecukupan pangan harus tercapai. Seperti telah dikemukakan terdahulu, permasalahan yang timbul dapat diakibatkan kualitas dan kuantitas bahan pangan. Hal ini tidak boleh terjadi atau tidak dikehendaki karena orang makan itu sebetulnya bermaksud menjadi sakit karena itu dengan demikian sanitasi makanan menjadi sangat penting.

Makanan tidak saja bermanfaat bagi manusia, tetapi juga sangat baik untuk pertumbuhan mikroba yang patogen. Oleh karena itu, untuk mendapat keuntungan yang maksimum dari makanan, perlu dijaga sanitasi makanan. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dikelompokkan menjadi, keracunan makanan, dan penyakit bawaan makanan (Slamet: 170-171).

d. Perumahan Undang-Undang Nomor.4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.Bagi sebuah lingkungan perkotaan, kehadiran lingkungan perumahan sangatlah penting dan berarti karena bagian terbesar pembentuk stuktur munculnya permasalahan pada suatu permukiman akan menimbulkan dampak langsung terhadap permasalahan perkotaan secara menyeluruh. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa baik atau buruknya sistem perkotaan dipengaruhi oleh baik-buruknya lingkungan permukiman.

Secara makro dalam melakukan pembangunan, khususnya pembangunan perumahan dan permukiman, seharusnya dilakukan sinkronisasi antara dua sistem, Secara makro dalam melakukan pembangunan, khususnya pembangunan perumahan dan permukiman, seharusnya dilakukan sinkronisasi antara dua sistem,

Delapan aspek utama yang terkait dalam perumahan dan permukiman. Kedelapan aspek ini dilihat dalam perbedaan skala (makro-mikro) dan perbedaan subjek permasalahan (supply-demand) sebagaimana filosofi dan metodologinya. Pada subjek permasalahan kebutuhan perumahan aspek utama yang terkait mulai dari model lokasi perumahan dan pengambilan keputusan pada tingkat daerah (Pemda).

Subjek permasalahan supply perumahan, aspek utama yang terkait mulai dari studi tentang perumahan nasional, pemerintah, institusi pendidikan sampai kepada peraturan properti yang membentuk pola pengembangan lahan supply perumahan pada tingkat daerah, untuk mempelajari perumahan dan permukiman secara efektif, termasuklah mempelajari analisis mayor sektor dari perekonomian naional, perubahan demografi, migrasi dan kebebasan sosial, dengan kata lain menyentuh semua aspek dalam lingkungan hidup dan lingkungan pekerjaan (Dwira, 2008: 1)

e. Rekreasi Kata rekreasi berasal dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti

"membuat ulang". Secara umum, pengertian rekreasiadalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali rohani dan jasmani seseorang. Rekreasi adalah sebuah "membuat ulang". Secara umum, pengertian rekreasiadalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali rohani dan jasmani seseorang. Rekreasi adalah sebuah

Jay B. Nash memberikan gambaran bahwa aktivitas rekreasi adalah pelengkap dari kerja, oleh karena itu rekreasi adalah kebutuhan semua orang. Demikian, penekanan dari aktivitas rekreasi adalah dalam nuansa “menciptakan kembali” (recreation) orang tersebut, ada upaya revitalisasi jiwa dan tubuh yang terwujud karena ‘menjauh’ dari kegiatan rutin dan kondisi yang menekan dalam kehidupan sehari-hari. Landasan kependidikan dari rekreasi karenanya kini diangkat kembali, sehingga sering diistilahkan dengan pendidikan rekreasi, tujuan utamanya adalah mendidik orang dalam bagaimana memanfaatkan waktu senggang mereka (http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-rekreasi-dan-jenis-rekreasi.html di akses pada tanggal 25 maret 2014 pukul 13.03).

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA KARYAWAN PT. TELKOM INDONESIA, Tbk KANDATEL JEMBER

3 102 19

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12