7. Proses manufacturing yang lebih singkat 8. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator
9. Memperbaiki moral dan kepuasan pekerja
10. Mempermudah aktivitas supervisi 11. Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran
12. Mengurangi faktor yang bisa merugikan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi.
Jenis-Jenis Tata Letak
Menurut Tarigan 2007, susunan mesin dan peralatan pada suatu pabrik sangat ditentukan oleh tipe produksinya. Susunan mesin dan peralatan yang baik
dapat membantu perusahaan dalam melakukan proses produksi, dimana material handling dapat ditekan seminimum mungkin, sehingga menghasilkan proses
produksi yang efektif dan efisien. Berdasarkan klasifikasi tata letak mesin dan peralatan maka dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tata Letak berdasarkan aliran produk product layout Pada product layout, mesin dan peralatan disusun menurut urutan
proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk sehingga terdapat aliran material yang kontinu sesuai dengan kebutuhan pabrik. Jenis tata
letak ini digunakan pada industri-indutri yang menghasilkan mass product. Tata letak berdasarkan aliran produk product layout dapat kita lihat
pada Gambar 1.
Universitas Sumatera Utara
Gudang Bahan
Baku
Mesin Bubut
Mesin Bubut
Mesin Bubut
Mesin Bubut
Mesin Drill Mesin
Pelengkung Mesin Drill
Mesin Perata Mesin
Gerinda Mesin
Drill Mesin
Drill
Mesin Drill
Proses Perakitan
Assembly Gudang
Produk
Jadi
Gambar 1. Product layout
2. Tata Letak berdasarkan aliran proses process layout
Pada process layout, semua mesin-mesin dan peralatan yang memiliki fungsi yang sama dikelompokkan dalam suatu daerah atau departemen tertentu,
oleh karena itu hanya terdapat satu jenis proses di setiap bagian departemen. Biasanya process layout digunakan oleh perusahaan yang melakukan proses
produksi berdasarkan job order produk yang dihasilkan tidak sama dan terbatas jumlahnya serta menurut pesanan konsumen. Tata Letak berdasarkan aliran
proses process layout dapat kita lihat pada Gambar 2.
Gudang bahan
Baku Mesin
Bubut Mesin
Bubut Mesin
Drill Mesin
Las Mesin
Las Mesin
Bubut Mesin
Bubut Mesin
Drill Penge-
catan Peng-
catan Mesin
Perata Mesin
Perata Mesin
Gerinda Pera-
kitan Mesin Perata
Mesin Gerinda Perakitan
Gudang Produk
Jadi
Gambar 2. Process layout
3. Tata Letak berdasarkan posisi fixed position layout
Pada fixed position layout, material atau benda yang akan dikerjakan berada posisi yang tetap. Seluruh mesin, peralatan, operator dan bahan-bahan tambahan
dibawa ke lokasi tersebut. Bahan baku utama biasanya cukup berat dan posisinya
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat dipindah-pindahkan. Tata letak ini biasanya digunakan dalam industri galangan kapal atau pembuatan pesawat terbang. Tata Letak berdasarkan posisi
fixed position layout dapat kita lihat pada Gambar 3.
Gudang
Bahan
Baku Mesin Las
Mesin Gerinda
Mesin Keling
Mesin Potong
mesin Gerinda
Mesin Pengecet
Gudang
Produk
Jadi Lokasi
Gambar 3. Fixed position layout
4. Tata Letak berdasarkan kelompok produk group technology layout
Pada group technology layout, mesin-mesin dan peralatan ditempatkan berdasarkan kesamaan bentuk komponen yang dikerjakan, bukan berdasarkan
produk akhir. Karena bentuk komponen yang hampir sama, maka proses produksinya hampir sama. Tata Letak berdasarkan kelompok produk group
technology layout dapat kita lihat pada Gambar 4.
Gudang bahan
Baku Mesin
Bubut Mesin
Perata Mesin
Press Mesin
Bubut Mesin
Drill Mesin
Press Gudang
Produk Jadi
Mesin Press
Mesin Gerinda
Pera- kitan
Mesin Las
Peng- catan
Mesin Drill
Pera- kitan
Mesin Gerinda
Mesin Drill
Pera- kitan
Mesin Drill
Mesin Gerinda
Gambar 4. Group
technology
layout
Jenis-Jenis Pola Aliran Bahan
Menurut Wignjosoebroto 2003, ada beberapa bentuk umum dari pola aliran bahan maupun aktivitas proses produksi, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Bentuk garis lurus Straight Line Bentuk seperti ini umumnya dapat digunakan jika proses produksi yang
dilakukan relatif pendek, sederhana dan hanya menyangkut beberapa komponen saja atau beberapa peralatan produksi. Bentuk garis lurus Straight
Line dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Bentuk garis lurus Straight Line
2. Bentuk zig-zag Bentuk ini digunakan apabila proses produksi relatif lebih panjang dari
ruangan yang yang digunakan, maka untuk memperoleh aliran yang lebih panjang, maka dibuat aliran berbelok-belok. Bentuk zig-zag dapat dilihat
seperti pada Gambar 6.
Gambar 6. Bentuk zig-zag
3. Bentuk U Dapat diterapkan bila diharapkan produk jadinya mengakhiri proses pada
tempat yang relatif sama dengan awal proses karena alasan-alasan tertentu, misalnya keadaan fasilitas transportasi, pemakaian mesin bersama, dan lain-
lain. Bentuk U dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Bentuk U
Universitas Sumatera Utara
4. Bentuk Melingkar Bentuk ini digunakan apabila produk yang telah selesai diproduksi
diharapkan kembali ke tempat awal dilakukannya kegiatan produksi atau bagian penerimaan dan penyimpanan berada pada lokasi yang sama.
Misalnya pada penerimaan dan pengiriman terletak pada satu tempat yang sama seperti pada Gambar 8.
Gambar 8. Bentuk Melingkar
5. Bentuk Sudut Ganjil Bentuk sudut ganjil ini digunakan apabila diinginkan untuk mendapatkan
garis aliran yang pendek di antara daerah kerja, jika pemindahannya mekanis, jika keterbatasan ruangan tidak memberikan kemungkinan pola lain atau jika
lokasi permanen dari fasilitas yang ada menuntut pola seperti itu. Adapun gambarannya dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Bentuk Sudut Ganjil
Efisiensi dan efektifitas kegiatan proses produksi juga sangat didukung oleh kondisi tata letak yang digunakan. Pada setiap kasus, unsur-unsur yang memasuki
sistem diproses dan meninggalkan sistem dalam kondisi yang berubah. Tujuan utama dalam perencanaan untuk memperoleh kegiatan produksi yang efisien
adalah merancang aliran unsurbahan yang akan mempermudah perpindahan bahan secara efisien Tarigan, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Ditinjau dari segi aliran bahan yang terjadi, perusahaan menerapkan pola aliran bahan berbentuk melingkar. Pola ini diterapkan karena diharapkan produk
yang telah selesai diproduksi dapat kembali ke tempat yang relatif sama atau berdekatan dengan awal prosestempat bahan baku. Hal ini dikarenakan oleh
beberapa sebab seperti berikut ini: 1. Keterbatasan jalan untuk transportasipengangkutan, dimana tempat kendaraan
masuk sama dengan jalan keluar. 2. Lintasan lebih panjang dari ruangan yang dapat, untuk itu dibuat berbelok agar
diperoleh lintasan aliran yang lebih panjang dalam bangunan dengan luas, bentuk dan ukuran yang terbatas Apple, 1990.
Material Handling 1.
Definisi Material Handling
Pemindahan bahan atau material istilah ini diterjemahkan dari material handling adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan
memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi. Aktivitas ini sendiri sebetulnya merupakan aktivitas yang diklarifikasikan “non produktif”
sebab tidak memberikan nilai perubahan apa-apa terhadap material atau bahan yang dipindahkan. Disini tidak akan terjadi perubahan bentuk, dimensi maupun
sifat-sifat fisik atau kimiawi dari material yang dipindahkan. Disisi lain justru kerugian pemindahan bahan atau material tersebut akan menambah biaya cost.
Dengan demikian sedapat-dapatnya aktivitas pemindahan bahan tersebut dieliminir atau paling tepat untuk menekan biaya pemindahan bahan tersebut
adalah memindahkan bahan pada jarak yang terpendek dengan mengatur tata letak fasilitas produksi atau departemen yang ada Purnomo, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Susteyo 2010 istilah material handling sebenarnya kurang tepat kalau diterjemahkan sekedar “memindahkan” bahan. Berdasarkan perumusan
yang dibuat oleh American Material Handling Society AMHS, pengertian mengenai material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi
penanganan handling, pemindahan moving, pembungkusanpengepakan packing, penyimpanan storing
sekaligus pengendalianpengawasan controlling dari bahan atau material dengan segala bentuknya. Dalam kaitannya
dengan aktivitas pemindahan, maka proses pemindahan bahan ini akan dilaksanakan dari satu lokasi ke lokasi yang lain baik secara vertikal, horizontal,
maupun lintasan yang berbentuk kurva. Demikian pula aktivitas ini bisa dilaksanakan dalam suatu lintasan yang
tepat atau berubah-ubah. Material yang dipindahkan bisa berbentuk gas, cairan, atau padat. Dalam pengertian umum khususnya dikaitkan dengan industri
manufakturing aktivitas pemindahan bahan ini lebih ditujukan untuk memindahkan material dalam bentuk fisik dan padat Wignjosoebroto, 2003.
Pemindahan bahan adalah bagian dari sistem industri yang memberi pengaruh tentang hubungan dan kondisi fisik dari bahanmaterial atau produk
terhadap proses produksi tanpa adanya perubahan-perubahan dan kondisi material itu sendiri. Pemindahan bahan ini juga merupakan suatu seni atau ilmu di dalam
memindahkan, membungkus, atau menyimpan bahan dalam segala bentuknya yang ada. Prinsip di dalam menetapkan sistem konsep “the best handling is no
handling at all”. Material handling adalah aliran bahan yang harus direncanakan secermat-cermatnya sehingga material akan bisa dipindahkan pada saat dan
menuju lokasi yang tepat Wignjosoebroto, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2. Prinsip-Prinsip