Produkproduk Modifikasi Pati
B. Produkproduk Modifikasi Pati
Menurut Oates et, al (2002) produkproduk pati termodifikasi merupakan hasil dari modifikasi secara fisik, kimia dan turunanturunan pati. Produkproduk pati yang dimodifikasi secara kimia yaitu thin boiling starch , dekstrin, pati oksidasi, pati eter, pati ester, pati cross linked dan pati hasil ikatan silang. Pati termodifikasi secara fisik yaitu pati pregelatinisasi, pati dengan pemanasan dan sagu mutiara dan tapioka mutiara. Produk pati hidrolisis dan turunan pati yaitu maltodekstrin, sweeteners (glukosa dan fruktosa), polyols (sorbitol dan mannitol), asam amino dan asam organik (misalnya Menurut Oates et, al (2002) produkproduk pati termodifikasi merupakan hasil dari modifikasi secara fisik, kimia dan turunanturunan pati. Produkproduk pati yang dimodifikasi secara kimia yaitu thin boiling starch , dekstrin, pati oksidasi, pati eter, pati ester, pati cross linked dan pati hasil ikatan silang. Pati termodifikasi secara fisik yaitu pati pregelatinisasi, pati dengan pemanasan dan sagu mutiara dan tapioka mutiara. Produk pati hidrolisis dan turunan pati yaitu maltodekstrin, sweeteners (glukosa dan fruktosa), polyols (sorbitol dan mannitol), asam amino dan asam organik (misalnya
Pati Cassava
● Pati pregelatinisasi ● Pati dengan pemanasan ● Sagu mutiara dan tapioka mutiara
Pati termodifikasi secara fisik Pati termodifikasi secara kimia Pati hidrolisis dan turunannya
● Thin boiling starch ● Dekstrin ● Pati eter ● Pati ester ● Cross linked starch ● Pati hasil ikatan silang ● Maltodekstrin ● Sweeteners (glukosa dan fruktosa) ● Polyol (Sorbitol dan Mannitol) ● Asam amino ● Asam organik
Gambar.14. Produk pati termodifikasi dan turunannya dari Cassava
Menurut Tjokroadikoesoemo (1986) produkproduk modifikasi pati yaitu thin boiling starch , pati teroksidasi, pregelatinized starch , cross linked atau cross bonding starch
dan turunanturunan pati.
Thin Boiling Starch
Pati ini biasanya dibuat dengan cara mengasamkan suspensi pati sampai pH tertentu, dan memanaskannya pada kondisi suhu tertentu sampai diperoleh derajat konversi atau modifikasi yang diinginkan. Sebagian dari pati ini terhidrolisis menjadi
dekstrin, maka viskositas larutan menjadi rendah. Setelah derajat konversi yang diinginkan tercapai, pati termodifikasi tersebut dikeringkan setelah terlebih dahulu dinetralkan. Kegunaan utama dari Thin boiling starch adalah dalam pembuatan
gypsum wallboard serta sizing tekstil.
Pati Teroksidasi
Pati teroksidasi dibuat dengan cara Thin boiling starch tetapi sebagai pengganti asam, sebagai bahan pengoksidasi diganti dengan natrium hipoklorit. Pengguna pati ini adalah industri kertas dengan kualitas tinggi.
Pregelatinized Starch
Pati ini dibuat dengan cara memasak pati, mengeringkannya dengan cara menggiling lewat rolrol yang dipanaskan. Jika pati ini terkena air maka dengan mudah akan larut tanpa memasaknya kembali. Dalam industri kertas, pati ini digunakan
sebagai makanan instant, serta sebagai pengontrol terhadap viskositas lumpur pengeboran dalam pengeboran minyak bumi.
Cross Linked atau Cross Bonding Starch
Pada pati ini, pati mengalami perlakuan kimiawi dengan berbagai macam bahan kimia misalnya boraks, epikloridin, fosfor oksiklorida, sejumlah senyawa fosfor lain
aldehid dan dialdehida serta berbagai pereaksi lain yang kurang penting. Adanya perlakuan kimia ini dapat menambah kekuatan butirbutir pati sehingga tidak mudah aldehid dan dialdehida serta berbagai pereaksi lain yang kurang penting. Adanya perlakuan kimia ini dapat menambah kekuatan butirbutir pati sehingga tidak mudah
yang lain adalah untuk pembuatan makanan bayi dan salad dressing . Kegunaannya di luar pangan sangat beraneka regam, termasuk di dalamnya memberi sifat kedap air pada kotakkotak kardus, sizing tekstil dan kertas serta dalam pembuatan pasta tertentu untuk kepentingan percetakan, pembuatan plester dan lem, lumpur
pengeboran minyak bumi, cat dan lainlain.
Turunanturunan Pati
Turunan pati (starch derivative ) adalah semua pati yang termodifikasi secara kimiawi, yaitu yang rantai glukosanya telah rusak atau terputus. Salah satu tujuan
derivatisasi adalah untuk meningkatkan stabilitas dispersi koloid dari pati, menyesuaikan sifatsifat koloid sesuai dengan aplikasi. Turunan pati dibuat untuk
kepentingan industri, yaitu bila produkproduk yang dihasilkannya memilki sifatsifat fisik dan kimia yang memerlukan perlakuan khusus. Turunanturunan pati yang banyak digunakan adalah pati hidroksialkil dan penggantipenggantinya yaitu pati hidroksietil dan hidroksipropil. Pati ini memiliki suhu
gelatinisasi rendah, mudah lumer dan terdispersi, memberikan sifat kohesi dan kejernihan pasta yang dihasilkannya serta menekan kecenderungan retrogradasi. Pati hidroksialkil banyak digunakan sebagai surface sizing pada industri kertas, paper coating, wrapsizing, finishing dan printing serta untuk menganji benang. Dalam industri
pangan pati ini sebagai pie filling, salad dressing dan pengental. Turunan turunan pati lain yang sudah dikenal yaitu dekstrin. Dekstrin adalah
produk hidrolisa zat pati, berbentuk zat amorf berwarna putih sampai kekuningan. Prinsip pembuatan dekstrin adalah memotong rantai panjang pati dengan katalis asam
atau enzim menjadi molekulmolekul yang berantai lebih pendek dengan jumlah unit glukosa dibawah sepuluh. Dalam industri pangan dekstrin digunakan untuk meningkatkan tekstur bahan pangan. Dekstrin memiliki kemampuan untuk membentuk
lapisan, contohnya pelapisan kacang dan coklat untuk mencegah migrasi minyak. Selain itu dekstrin juga digunakan untuk meningkatkan kerenyahan.
Dekstrin merupakan salah satu bentuk turunan pati hasil dari modifikasi pati. Rantairantai dekstrin sangat kecil karena telah dihidrolisis, baik secara asam maupun
enzimatis. Penggunaan dekstrin sangat luas dalam dunia perindustrian. Pada industri kertas, dekstrin berfungsi sebagai pelapis dan pembentuk permukaan kertas yang
halus, mempunyai daya rekat yang baik. Dalam industri tekstil, dekstrin digunakan sebagai pengganti pati. Dalam industri farmasi sebagai bahan pembawa (carrier ) obat
dalam pembuatan tablet yang mudah larut dalam air (liur) bila tablet tersebut dimakan. High Fructose Syrup (HFS) yang merupakan salah satu produk turunan pati adalah sirup dekstrosa yang dihasilkan melalui pengenceran, dekstrinasi dan sakarifikasi pati memakai katalisator sistem enzim. Kandungan dekstrosa di dalam
sirup yang akan diolah sebaiknya tidak kurang dari 93 % berat kering. HFS merupakan larutan pekat (sirup) dengan derajat kemurnian yang amat tinggi, bebas dari ionion logam maupun ionion beracun lainnya. Tabel 21 akan menampilkan sifat fisik dan
kimia dari HFS. HFS mempunyai kelebihan yaitu : (1) lebih menekankan rasa buah karena hadirnya fruktosa dalam komposisi HFS, terutama sangat terasa pada minumanminuman rasa buah sitrun (2) Tidak terjadi perubahanperubahan komposisi kandungan gula sehingga perubahan rasa akibat inversi yang terjadi pada minumanminuman yang menggunakan sukrosa tidak terjadi (3) HFS dijual dalam
bentuk cairan sehingga pengolahan pendahuluan dan pelarutab tidak diperlukan lagi (4) Campuran HFS dan sakarin dapat menaikkan kadar kemanisan larutan karena efek sinergisme, disamping itu dapat menetralkan rasa pahit yang sering timbul pada
larutan 100% sakarin. Tabel 21. Sifat Fisik dan Kimia HFS
Sifat Fisik dan Kimia
Komposisi
Kandungan bahan kering
Warna Maks 35 RBU (maks 0,003 CIRF) Kandungan Karbohidrat
99,95 % bahan kering
Kadar abu
0,05 Kemanisan pada konsentrasi 15 % Sama dengan sukrosa
bahan kering
DE 96
Dekstrosa
Ionion logam
Standar bakteriologi sama dengan gula cair sesuai dengan American
Bottlers Association Bakteri Mesophilik
Maks 200/10 g
Ragi
Maks 20/10 g
Kapang
Maks 10/10 g
Sumber : Tjokroadikoesoemo, 1986
Menurut Tjokroadikoesoemo (1986) kegunaan HFS yaitu sebagai pemanis dan karena sifatsifat kimia, fisika, kadar kemanisan dan stabilitas rasanya, maka HFS makin banyak dimanfaatkan di dalam industri, terutama industriindustri minuman ringan berkarbon atau tidak berkarbon, sirup, es krim, soda fontain, toppings, pengalengan buahbuahan, jam, selai, roti, kuekue, permen dan sebagainya. Selain yang telah dijelaskan diatas, pati dapat diturunkan menjadi produkproduk lain misalnya sorbitol. Sorbitol menurut Bolen dan Mc Cracken, 1990 di dalam Purba dkk (1993) yaitu gula alkohol yang mempunyai potensial dan dapat diproduksi secara
enzimatik dengan mengkonversi glukosa atau fruktosa. Sorbitol pertama kali ditemukan pada buah tanaman hutan daerah subtropik yaitu Pyrus aucuparia atau Sorbus aucaparia (keluarga Roseceae ). Sorbitol terdapat secara luas di alam, terutama dalam ganggang/rumput laut, di dalam buah jenis berry, buahbuahan jenis buni dan juga pada apel, pear serta plum (sudarmadji, 1982). Dalam buah apel sorbitol
terbukti mempunyai peranan besar sebagai pengganti karbohidrat dan selama penyimpanan pada temperatur rendah, dapat dibuktikan bahwa fruktosa diubah
menjadi sorbitol. Bahan pemanis sorbitol yang dikenal dengan nama resmi Dsorbitol, mempunyai namanama lain seperti Dglucitol, sorbit, sorbol, sorbicolon, sorbo,
sorbostyl, nivitin, cholaxine, karion, sionit, sionon, sorbilande, diakarmon dan namanama lain sebagai merek dagang (Sudarmadji, 1982). Struktur kimia sorbitol
ditampilkan pada Gambar 15.
CH 2 OH
CH 2 OH Gambar 15. Struktur kimiawi Sorbitol
Sudarmadji (1982) menjelaskan bahwa kristal sorbitol mengandung 0,5 atau 1 molekul H 2 O. Kemanisannya antara 0,50,6 kali tingkat rasa manis gula tebu. Kandungan kalori pangan sorbitol adalah 3,994 kkal setiap gram yang setara dengan
kalori gula tebu yaitu 3,940 kkal setiap gramnya. Sorbitol dapat larut dalam air (sampai
83 %), juga larut dalam alkohol panas dan sedikit larut dalam alkohol dingin. Sorbitol sangat stabil terhadap asam, enzim dan terhadap suhu sampai 140 o C, diproduksi dalam bentuk yang berbedabeda untuk penjualan ke setiap pabrik gula.
Sifat kristalin lainnya yaitu berwarna putih, tidak menguap, berbentuk bubuk dengan kecenderungan untuk menyerap air dari udara. Pada konsentrasi yang sama, sorbitol lebih kental daripada gliserol, tetapi kurang kental terhadap sirup glukosa.
Larutanlarutan sorbitol bersifat nertal. Sorbitol seperti dekstrosa, menghasilkan rasa dingin pada lidah, hasilhasil yang bervariasi dapat diperoleh dengan mengubah
tingkat konsentrasinya (Purba, dkk.1993) Sorbitol disintesa dengan cara mereduksi Dfruktosa dan Dglukosa dengan bantuan enzim Liditol (iditol) dehidrogenase yang mengkatalisis reaksi bolak balik dari sorbitol menjadi fruktosa. Enzim aldosa reduktase mengkatalisis reduksi glukosa menjadi sorbitol. Kedua enzim dihasilkan dari mikroba yang meliputi khamir dan bakteri. Khamir dan bakteri yang telah dikenal sebagai penghasil sorbitol adalah
Candida boidinii dan Zymomonas mobilis . Khamir yang menghasilkan sorbitol ini Candida boidinii dan Zymomonas mobilis . Khamir yang menghasilkan sorbitol ini
untuk menghasilkan NADH. NADH ini digunakan oleh khamir sebagai sumber energi untuk mereduksi glukosa menjadi sorbitol (Purba, dkk 1993). Reaksi biosintesa
sorbitol oleh khamir ditampilkan pada Gambar 16. Glukosa + NADH +
aldosa reduktase Sorbitol + NAD Fruktosa + NADH +
Sorbitol + NAD
iditol dehidrogenase
Gambar 16. Biosintesa Sorbitol oleh khamir
Produk turunan pati lainnya yaitu manitol. Manitol merupakan polihidrat alkohol (gula alkohol) yang merupakan turunan karbohidrat dan hanya mengandung grup hidroksil sebagai grup fungsional. Menurut Fennema (1985) fungsi spesifik gula
alkohol yaitu untuk mengontrol viskositas dan kristalisasi. Dmanitol adalah monosakarida yang mudah larut dalam air. Penambahan manitol pada medium dapat
mengubah osmolaritas medium sehingga terjadi pengaturan perpindahan zatzat makanan. Lebih dari 60 % manitol yang terbentuk adalah berasal dari sintesa lansung dari glukosa dengan jalur :
Glikosa
Hexosa phosphate
Manitol
Harga manitol saat sekarang ini sangat mahal dikarenakan biaya produksi yang tinggi terutama pada proses skala besar. Hal ini dikarenakan manitol telah terbukti
lebih efisien dalam merangsang pertumbuhan jumlah tunas baru pada kultur jaringan.
CH 2 OH
CH 2 OH Gambar 17. Struktur Kimia Manitol