Komparasi Pengelolaan Dana Asuransi Haji
1. Komparasi Pengelolaan Dana Asuransi Haji
Pendaftaran haji dilakukan dan dikelola oleh pemerintah agar tidak ada yang saling bersaing dalam mendapatkan keuntungan semata. Pemerintah sebagai penguasa tertinggi akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada para calon jamaah haji, salah satu diantara usahanya adalah menjaminkan resiko atas seluruh dari masing-masing jamaah haji dari mulai berangkat dari rumah masing-masing sampai pulang kembali ke rumah mereka masing- masing.
Dalam hal menjaminkan resiko para jamaah haji saat ini pemerintah memberikan kepercayaan kepada perusahaan asuransi yang berlandaskan asas hukum dan pengelolaan yang syariah. Agar tidak terjadi kesalahan dalam hal jaminan resiko maka pemerintah hanya menunjuk salah satu dari asuransi syariah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Diantara perusahaan-perusahaan asuransi syariah yang pernah dipercaya pemerintah untuk mengcover para jamaah haji adalah perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Unit Syariah pada tahun 2002 dan tahun 2003, dan PT Asuransi Syariah Mubarakah pada tahun 2007 sampai tahun 2009.
Kedua perusahaan tersebut mempunyai keunggulan dalam hal mekanisme pengelolaan dana asuransi haji yang mana akan dibandingkan antara keduanya oleh peneliti dalam tabell berikut:
Tabel 4.5 Komparasi Pengelolaan Dana Asuransi Haji
No. Keterangan
PT. Asuransi Syariah
AJB Bumiputera 1912
harus Besar premi yang harus dibayarkan oleh nasabah senilai dibayarkan oleh nasabah Rp. 100.000,- yang diambil secara senilai Rp. 75.000,- yang langsung dari hasil pembayaran diambil secara langsung dari ONH calon jamaah haji kepada hasil pembayaran ONH calon Departemen Agama
haji kepada Departemen Agama
2 Investasi Investasi yang dilakukan yaitu Investasi dilakukan pada pada sektor riil seperti rumah obligasi syariah dikarenakan sakit, usaha tekstil dan lain-lain. obligasi syariah mempunyai Hal ini dikarenakan perusahaan jumlah margin fee yang tetap menginginkan
bagi
hasil dan jelas returnnya serta
pendapatan investasi secara terus perusahaan
memperoleh menerus dan harta menjadi pengembalian yang utuh atas produktif.
investasinya.
3 Keuntungan Pembagian keuntungan dengan Pembagian keuntungan system bagi hasil menggunakan dengan system bagi hasil akad mudharabah dengan nisbah menggunakan
akad 70% untuk nasabah dan 30% mudharabah dengan nisbah untuk perusahaan asuransi. Akan 70% untuk nasabah dan 30% tetapi jika tidak terjadi klaim pada untuk perusahaan asuransi. nasabah, maka premi dan hasil Jika tidak terjadi klaim pada investasi akan dimasukkan ke nasabah, maka premi dan dalam rekening tabarru‟ yang hasil
investasi akan akan digunakan sebagai dana dimasukkan
ke dalam
kebajikan
menolong rekening tabarru‟ yang akan nasabah lain yang tertimpa digunakan sebagai
kebajikan untuk menolong nasabah lain yang tertimpa musibah.
4 Klaim Pemberian dana santunan klaim Pemberian dana santunan pada ahli waris dilihat dari usia rata-rata
sebesar Rp.
nasabah
meninggal. 30.000.000,- yang diambil Semakin tua usianya, maka dari kumpulan dana tabarru‟ semakin sedikit dana santunan anggota yang sudah diniatkan yang diperoleh. Usia 18 tahun untuk menolong peserta yang keatas + Rp. 40.000.000,- dan lain. Besar dana santunan di usia 65 tahun + Rp. 18.000.000,- tentukan berdasarkan jumlah yang diambil dari kumpulan dana klaim. Semakin besar klaim
yang
tabarru‟ .
yangv terjadi, semakin kecil dana santunan yang diterima.
Perbedaan premi yang terdapat pada kedua perusahaan asuransi syariah tersebut berada dalam hal nominalnya saja. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ery dari PT Asuransi Syariah Mubarakah hari jum‟at tanggal 2 April 2010 menyatakan bahwa besarnya premi
untuk asuransi haji adalah Rp 100.000,-. Berbeda dengan AJB Bumiputera 1912 divisi Syariah, menurut Bapak Zainul hari rabu tanggal 14 April 2010 premi asuransi haji adalah sebesar Rp 75.000,-. Kedua premi tersebut diambil dari pembayaran calon jamaah haji secara tunai kepada Departemen Agama.
Kemudian dana premi yang telah terkumpulkan, baik yang terkumpulkan oleh Asuransi Syariah Mubarakah atau AJB Bumiputera 1912 Syariah, dana tersebut akan dikelola atau diinvestasikan oleh pihak asuransi ke sector-sektor riil. Perbedaan yang peneliti dapat dari kedua perusahaan tersebut dalam hal investasi adalah Asuransi Syariah Mubarakah tidak menginvestasikan dana yang terkumpul dalam bentuk obligasi syariah, saham dan sebagainya, tetapi hanya langsung ke sector-sektor riil seperti usaha tekstil, rumah sakit dan lain-lain. Sedangkan AJB Bumiputera 1912 Syariah selain menginvestasikan ke sector-sektor riil, mayoritas investasi yang dilakukan adalah dalam bentuk obligasi syariah.
Pembagian hasil keuntungan investasi dari kedua perusahaan asuransi syariah tersebut adalah sama dengan akad yang sama, yaitu Pembagian hasil keuntungan investasi dari kedua perusahaan asuransi syariah tersebut adalah sama dengan akad yang sama, yaitu
Begitu juga jika ada klaim dari ahli waris. Pemberian dana santunan juga tergolong sama di antara keduanya yaitu kurang lebih delapan belas juta rupiah sampai dengan empat puluh juta rupiah. Berdasarkan hasil wawancara di kedua perusahaan tersebut peneliti mengetahui bahwa pada Asuransi Syariah Mubarakah pemberian dana klaim dilihat umur dari peserta haji dahulu, semakin tua umur maka dana klaim semakin sedikit. Sedangkan pada AJB Bumiputera rata-rata ahli waris akan mendapatkan dana tiga puluh jutaan jika jamaah meninggal dunia.