Initial Public Offering IPO

xxxiii Perusahaan yang mempunyai rasio leverage tinggi akibat besarnya jumlah hutang dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan earnings management karena perusahaan terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran hutang pada waktunya, perusahaan akan berusaha menghindari dengan membuat kebijaksanaan yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberikan posisi bargaining yang relative lebih baik dalam negosiasi atau penjadwalan ulang utang perusahaan Jiambalvo, 1996 Debt to Asset Ratio menunjukan besarnya hutang dibandingkan dengan asset. Asset perusahaan menggambarkan seluruh modal yang tertanam dalam perusahaan. Para kreditur menginginkan Debt to Asset Ratio yang rendah karena semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi kreditur. Perusahaan yang mempunyai angka rasio Debt to Asset yang tinggi akan sulit untuk mengajukan pinjaman baru kecuali perusahaan menurunkan dulu rasio ini dengan cara menambahkan modal sendiri.

2.1.4 Initial Public Offering IPO

Permasalahan yang sering dihadapi oleh semua perusahaan adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia modal hanya terdiri dari beberapa investor. Penambahan dana misalnya dengan masuknya investor baru, tentu tidak secara xxxiv langsung peningkatan likuiditas kepemilikan, selama modal saham yang ada tidak bisa secara bebas diperjualbelikan. Dalam perkembangannya, bila perusahaan menjadi lebih besar dan semakin membutuhkan tambahan modal untuk memenuhi aktivitas oprasionalnya, menjual saham pada investor perorangan merupakan salah satu pilihan. Sekali saham perusahaan tersedia di pasar, likuiditas saham akan semakin meningkat yang memungkinkan perusahaan akan mengeluarkan saham baru lagi dan mendapatkan tambahan modal dengan relatif lebih mudah dan biaya rendah. Kondisi ini tentu saja lebih baik dibandingkan dengan bila harus mengandalkan pemilik lama untuk menyuntikkan dana atau modal yang diperluhkan sebagaimana dapat kita temukan pada perusahaan perorangan. Menjual saham ke pasar modal go public merupakan salah satu alternatif pendanaan yang diminati. Ada beberapa motivasi bagi perusahaan yang melakukan go public, yang umum adalah untuk pendanaan pertumbuhan perusahaan. Kim Daljono, 2000 mengemukakan ada dua alasan mengapa perusahaan melakukan IPO, yakni karena pemilik lama ingin mendiversifikasikan portofolio mereka dan perusahaan tidak memiliki alternatif sumber dana yang lain untuk membiayai proyek investasinya. Apapun motivasi go public, perusahaan mengiginkan dana yang terkumpul dari IPO bisa maksimum maka perusahaan tersebut menyerahkan masalah yang berkaitan dengan IPO kepada underwriter. Initial Public Offering adalah mekanisme yang harus dilakukan perusahaan saat melakukan penawaran saham pertama kalinya kepada khalayak ramai di pasar xxxv perdana. Selain adanya biaya penawaran floting fees yang harus ditanggung, sebagian orang masih menganggap bahwa IPO masih merupakan salah satu cara termudah dan termurah bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana sebagai konsekuensi dari semakin besarnya atau berkembangnya perusahaan serta meningkatkan kebutuhan investasi.

2.1.5 Alasan, Keuntungan dan Kerugian Perusahaan